Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suroso
Jakarta: UI-Press, 2007
PGB 0384
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Agung Wijoyo
Jakarta: UI Press, 2016
332.106 NUG m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Ferdinand Dehoutman
Jakarta: Rajawali, 2014
332.042 SAR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Ferdinand Dehoutman
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014
332.042 SAR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanif Rahmadyasa
"Laporan ini membahas mengenai prosedur audit atas laporan keuangan Unit Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan PKBL PT HNF untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2017. Laporan keuangan Unit PKBL disusun berdasarkan Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-02/MBU/WK/2012 tentang Penetapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Berdasarkan proses audit yang dilakukan, tim auditor mendapatkan sejumlah temuan pada akun Piutang Pinjaman Mitra Binaan, Pendapatan Jasa Administrasi, Beban Penyisihan Penurunan Piutang, Dana Pembinaan, dan Beban Administrasi. Adapun temuan tersebut paling banyak disebabkan oleh kesalahan pengakuan yang dilakukan oleh manajemen. Mengacu pada temuan tersebut, tim auditor memberikan saran kepada manajemen Unit PKBL agar membuat pedoman akuntansi yang mengacu kepada Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-02/MBU/WK/2012 tentang Penetapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Sebagai tambahan, penulis juga melakukan analisis atas prosedur audit yang dilakukan oleh tim auditor dalam perikatan dengan Unit PKBL PT HNF. Berdasarkan hasil analisis, tim auditor telah melakukan proses audit sesuai dengan standar audit yang berlaku di Indonesia yaitu Standar Audit SA.

This report explains about the audit procedures for: Unit Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL)" PT HNF's financial statement for the year ended in 31 Desember 2017. Unit PKBL's financial statement is prepared based on "Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-02/MBU/WK/2012 tentang Penetapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan". Based on the audit procedures done, auditors found several findings in accounts such as Partners Receivable, Administration Service Revenue, Allowance For Doubtful Account, Coaching Fund, and Bank Administration Fee. The findings mostly due to recognition failure done by management. Based on those findings, auditors recommend management to create accounting guidelines based on "Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-02/MBU/WK/2012 tentang Penetapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan". In addition, the author also analyze the audit procedures done by auditors during the audit engagement. Based on the analysis, the author noted that auditors had done the correct audit procedures based on "Standar Audit (SA)", the prevailing audit standard in Indonesia."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Bunawan
"ABSTRAK
Industri asuransi sebagaimana industri keuangan Iainnya memerlukan pengawasan dan pengaturan yang ketat karena dl dalam industri ini, adanya pengelolaan uang masyarakat/publik. Masing-masing negara di dunla mengembangkan aturan-aturannya sendiri sebagai rambu-rambu untuk menjaga industri ini.
Di Amerika Serikat ada organisasi yang disebut NAIC yaìtu organisasi dan regulator (otoritas asuransi) dari masing-masing negara bagian yang mengkreasi satu kelompok rasio yang digunakan sebagal alat indikator yang memberikan gambaran tentang suatu perusahaan asuransi. Rasio ini diberi nama IRIS, rasio ini rnemiliki komposisi yang berbeda untuk masing masing jenis asuransi (jiwa serta kerugian).
Tujuan dari penelitian ini adaIah ingin menganalisisnya dan mengeksplorasi rasio ¡ni. Untuk rnemudahkan penganalisisan maka raslo ¡ni akan diaplikasikan pada Asuransi Jiwa ?X?. kemudian hasil dan rasio IRIS ini dibandingkan dengan rasio-rasio yang digunakan oleh Departemen Keuangan RI. Pemilihan Rasio IRIS dibandingkan dengan Rasio dan Departemen Keuangan.
Rasio Pertumbuhan Ekultas (Growth) serta Profitabliltas Raslo pertumbuhan ekuitas dan IRIS lebib spesifik dengan rnembedakan pertumbuhan ekuitas hasil operasi atau dlsebabkan adanya penambahan modal sedangkan raslo pertumbuhan Departemen Keuangarl Rl tidak membedakannya, Dengan menggunakan rasio pertumbuhan yang Ieblh spesifik kita dapat menilal tlngkat keuntungan dari hasil operasi dari suatu perusahaan.
Rasio profitabilitas dari IRIS hanya menilai dari tingkat profitabifltas sedangkan rasio dari Departemen Keuangan lebih menekankan pada komponen beban terhadap pendapatan sehìngga dapat diketahul efisiensi dari suatu perusahaan.
Raslo Investasi
Rasio investasi yang dimiliki IRIS sangat menitikberatkan pada manajemen investasi suatu perusahaan asuransi. Apakah suatu perusahaan melakukan investasi pada bidang bidang yang dianggap beresiko seperti sektor properti atau pada parusahaan afiliasi sendiri. Selain itu ada satu rasio yang mengukur kecukupan hasll Investasi.
Sedangkan raslo dari Departemen Keuangan RI mengukur tlngkat hasil Investasi (yield) tanpa memperhatikan kecukupannya untuk memenuhi kewajlbannya. Tetapi Departemen Keuangan RI memiliki rasio lnvestasl pada kewajiban untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. JadI pada rasio Departemen Keuangan RI yang ditekankan adaIaI kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.
Rasio IRIS memiliki rasio Surplus Relief dimana merupakan rasio yang menggambarkan pengaruh reasuransi pada ekuitas perusahaan. Rasio ¡ni tidak ada pada rasio Departemen Keuangan RI.
Rasio-rasio perubahan dalam operasi, Kelebihan dan rasio IRIS adaiah memiliki rasio ¡ni karena rasio ini untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam kebijakan operasi perusahaan yang dapat dideteksi dan perubahan dalam data-data keuangan perusahaan. Dengan adanya perubahan yang cukup ekstrim pada rasio ini maka reguIator/pengawas asuransi dapat mengetahui adanya perubahan dalam kebijakan operasi. Rasio ¡ni tidak dimiliki oleh Departernen Keuangan RI.
Departemen Keuangan RI memiliki beberapa rasio yang tidak dimiliki oleh IRIS ketiga rasio itu adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan retensi sendiri. Ketiga casio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya terhadap nasabah-nasabahnya balk jangka pendek atau jangka panjang. Rasio dari Departemen Keuangan RI ¡ni memiliki keistimewaan khususnya yaitu rasio solvabilitas (rasio kecukupan modal) yang penghitungannya menggunakan metoda risk based capital. walaupun begitu ada rasio yang dianggap kurang relevan pada indutri asuransi jiwa seperti rasio likuiditas (tetapi sangat relevan untuk perusahaan asumasi kerugian).
Kesimpulan
Berdasarkan pemiliharrnya maka rasio IRIS ini dapat disimpulkan bahwa fungsinya sebagai alat indikator yang memberikan tanda kepada regulator apakah suatu perusahaan asuransi jiwa memerlukan penelitian Iebih lanjut atau tidak daripada suatu alat analisis rasio keuangan yang komprehensif.
Raslo IRIS tidak dapat menunjukkan secara Iangsung apakah suatu perusahaan asuransi sehat/tidak hanya karena gagal memenuhi batasan-batasan nilai suatu rasio-rasionya. Jadi rasio IRIS hanya memberikan indikasi, penelitian lebih lanjut yang ninci pada perusahaan yang bersangkutan akan menunjukkan sehat tidaknya suatu perusahaan asuransi jiwa.
Raslo dari Depantemen Keuangan dalam hal ini lebih jelas menunjukkan apakah suatu perusahaan dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada nasabah-nasabahnya.
Sesuai dengan sifat dan rasio ini yang bersifat sebagai indikator saja maka dalam penghitungannya rasio IRIS ini tidak memerlukan data serinci Risk Based Capital yang digunakan Departemen Keuangan. Karena ¡tu rasio IRIS dapat Iebil mudah digunakan oleh pihak luar tanpa penlu mengetahui data-data perusahaan secara sangat rinci.
Rasio-rasio IRIS selain mendeteksi sisi keuangan juga mendeteksi adanya perubahan kebijakan seperti marketing atau pun investasi yang mungkin akan menyebabkan perubahan kondisi keuangan perusahaan.
Rasio IRIS dikembangkan di negara yang nilai mata uangnya relatif stabil sehingga untuk aplikasi di Indonesia memerlukan beberapa penyesuaian seperti batasan kenormalan suatu rasio.
Saran
Rasio-rasio IRIS harus diteilti lebih lanjut korelasinya dalam mendeteksi perusahaan. perusahaan asuransi jiwa yang akan pailit sehingga keefektifannya dapat diketahui. Untuk batas normal raslo-rasio IRIS juga memerlukan penelitian yang Iebih lanjut karena batas normal dalam karya akhir ¡ni digunakan nilaii yang dipakai di Amerika Serikat."
2002
T1031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Agung Satria Setyawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat literasi keuangan dan persiapan pensiun bagi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan tetap Universitas Indonesia dan menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap perencanaan keuangan untuk pensiun. Literasi keuangan adalah kapasitas untuk membuat penilaian informasi dan mengambil keputusan yang efektif tentang penggunaan dan pengelolaan uang. Teknik Analisis Metode penelitian yang digunakan adalah adalah regresi linear sederhana dan menggunakan statistik deskriptif dengan ukuran pemusatan mean . Responden penelitian ini berjumlah 120 responden yang terdiri dari Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan tetap di Universitas Indonesia. Hasil pada penelitian ini adalah kurangnya literasi keuangan yang baik pada Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan tetap Universitas Indonesia. Peneliti juga menemukan bahwa tingkat persiapan pensiun Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan tetap Universitas Indonesia dalam tingkat sedang. Sehingga ditemukan terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap perencanaan keuangan pensiun pada Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Universitas Indonesia.

This study is to analyze the level of financial literacy and retirement preparation on permanent lecturers and educational staff in University of Indonesia and analyze the effect of financial literacy on retirement planning. Financial literacy is the capacity to make information judgments and make effecttive decisions about financial management. This study uses simple linear regression and descriptive statistic with mean as central tendency. The study was conducted on 120 respondents consist of permanent lecturers and educational staff in University of Indonesia. The results of this study are the level of financial literacy in respondents is less literate and the level of retirement preparation in the medium level. So it was found there was an influence of financial literacy on retirement planning on permanent lecturers and educational staff in University of Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Tan
"Tesis ini membahas Evaluasi Performa Laporan Keuangan Dalam Rangka Meningkatkan Cash Conversion Rate dan Implementasi Strategi Pemasaran Online Pada UMKM Rapino Collection. Serangkaian wawancara dan proses business coaching terstruktur dilakukan dengan pemilik Rapino Collection, di Jakarta. Hasil dari wawancara terstruktur dianalisis dengan menggunakan STP, Marketing Mix, Business Model Canvas, SWOT, Porter's 5 Forces, Gap Analysis dan Pareto Analysis untuk sampai pada masalah yang paling penting untuk dipecahkan.
Temuan menunjukkan bahwa ada tiga masalah utama yang dihadapi UMKM yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan kinerja UMKM, yaitu: 1) kurangnya saluran pemasaran, khususnya melalui media online; 2) Sulitnya pemilik melakukan penagihan piutang usaha yang membuat menurunya performa keuangan; dan 3) belum dilakukannya analisis kesehatan keuangan sebagai patokan pengambilan keputusan. Business coaching ini diharapkan dapat membantu Rapino Collection di dalam meningkatkan kinerjanya.

This thesis discusses about evaluation of financial report performance in order to increase cash convesion cycle and implementation of online marketing strategy on Rapino Collection business. A series of structured interviews and business coaching processes were conducted with the owner of Rapino Collection, in Jakarta. The results of structured interviews were analyzed using STP, Marketing Mix, Business Model Canvas, SWOT, Porter's 5 Forces, Gap Analysis and Pareto Analysis to arrive at the most urgent problems to be solved.
The findings showed that there were three main problems faced by the SME that could be diminished to improve SME performance, which were: 1) lack of marketing channels, especially online media channel; 2); lack of capabilities to collect account recieveable that reduce SME's financial performance; and 3) Analysis of financial performance never been done by SME as a standard of decision making process. This business coaching is expected to help Rapino Collection and other SMEs to improve its performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Otniel Yustisia Kristian
"Salah satu jenis jasa layanan keuangan berbasis Teknologi Informasi yang menunjukkan pertumbuhan yang cepat dan positif adalah layanan jasa Peminjaman Uang Berbasis Teknologi Informasi. Bahwa mengenai Penyelenggaraan Aktivitas Bisnis Peminjaman Uang Berbasis Teknologi Informasi ini sebenarnya telah diatur melalui regulasi berupa Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016. Walaupun telah dibuat regulasi yang khusus mengatur dan mengawasi Penyelenggaraan Layanan Pinjam Memimjam Uang berbasis teknologi informasi, akan tetapi masih terdapat berbagai permasalahan yang dapat timbul terkait dengan layanan tersebut. Permasalahan tersebut antara lain terkait kemungkinan terjadinya perbuatan melawan hukum, permasalahan terkait kerahasian data, dan permasalahan terkait status dari Fintech yang belum terdaftar. Mengenai metode penelitian dalam Penelitian ini, Penulis menggunakan Jenis Penelitian Normatif. Sifat Penelitannya adalah bersifat Deskriptif analitis. Metode Pendekatannya adalah Pendekatan Undang-Undang. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat beberapa bentuk Perlindungan Hukum terhadap Pengguna Layanan Peer to Peer Lending seperti Pemberian Pelayanan Pengaduan, Pembelaan Hukum, serta Perlindungan Hukum Konsumen Untuk Mendapatkan ganti Kerugian. Mengenai permasalahan terkait dengan kemungkinan terjadinya Perbuatan Melawan Hukum dan Pelanggaran Kerahasiaan Data, bahwa Regulasi Hukum yang ada juga telah cukup mengatur terkait pertanggungjawaban Hukum yang dapat dikenakan terhadap pelaku. Walaupun begitu dalam praktiknya masih terdapat adanya Fintech yang belum menaati regulasi hukum yang ada. Selain itu masih terdapatnya Fintech Illegal yang beroperasi tanpa Pengawasan OJK. Oleh karena itu diharapkan adanya tindakan tegas dari OJK serta aparat penegak hukum untuk menindak Fintech Illegal tersebut.

One type of the Financial Services that base on Technology and Information that shows rapid and positive growth is Money Lending Service. The Money Lending Service that Base on Information and Technology, actually has been regulated by the regulation of OJK Regulation No. 77/POJK.01/2016 about The Management of Money Lending Service that Base on Technology and Information. Although the Effectuation of Money Lending Service that Base on Technology and Information has been regulated, but there are still various problem that can arise. The Problems are include the possibility of fraud, the problems that related the data confidentiality, and the problems that related about the status of Fintech that not registered. Regarding the research method, the author uses the Normative Research. The nature of the research is descriptive analytical. The approach method is statue approach. Based on the results of the study, it can be seen that there are several forms of Legal Protection for Consumers of Peer to Peer Lending Service are such as: Giving Complaint Services, Legal Defense, and Compensation. Regarding the problems related to the possibility of fraud and violation of data confidentiality, the existing Legal Regulations have sufficiently regulated the law responsibility that can be imposed on perpetrators. However, in practice, there are many Fintech that have not obeyed the existing legal regulations. In addition, Illegal Fintech are still found and operating without OJK Supervision. Therefore, it is expected that there will be strict action from OJK and Law Enforcement Officers to take action against Illegal Fintech."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T52091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library