Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratiwi Widyasari
Abstrak :
Pembuatan program intervensi ini bertujuan untuk memhentuk kemampuan bantu diri makan menggunakan sendok bagi anak tuna netra-rungu bemsia 6 tahun 2 bulan dengan mctode modifikasi perilaku. Pronquing dan fading merupakan teknik pembentukan perilaku yang dilakukan karena teknik tcrsebut merupakan teknik yang paling panting ketika akan mcngajarkan kemampuan bantu diri makan (Snell, 1983). Selain itu, dipergunakan pula teknik shaping karena anak mendapatkan kemandiriannya dalam mcnampilkan kcmampuan bantu diri melalui tahapan-tahapan (Venkatesan, 2004). Dalam pelaksanaarmya, disertakan pula program intewcnsi cara berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat untuk aktivitas makan agar guru dan orangtua dapat berkomunikasi secara konsisten dengan subyek. Intervensi dilakukan di mmah dan dilaksanakan oleh peneliti dan orangtua. Hasil yang didapatkan setelah program intervensi dijalankan adalah adanya peningkatan kemampuan subyek dalam menggunakan sendok ketika aktivitas makan. Suhyek juga terlihat mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah dengan menjalankan program intervensi secara berkesinambungan dengan dua orang peneliti atau lebih, penggunaan sendok yang lebih sesuai dengan kebutuhan anak, serta pelibatan ahli dan tenaga profesional yang bergcrak di bidang tuna netra-rungu. ......The aim of this intervention program is to shape self-help skill in eating with a spoon for deatlblind child aged 6 year 2 months using behavior modification method. Prompting and fading are the techniques used to shape behavior because those techniques are the most important in teaching self-help eating skill (Snell, 1983). Moreover, shaping technique is also used because children will learn independence in showing self-help skill through numerous phases (Venkatesan, 2004). In implementing the intervention program, it is necessary to include the sign language program for eating activity to facilitate teachers and parents to be able to communicate with the subject consistently. Intervention was conducted by a researcher and subject`s parents at subject’s home. Result of the intervention program shows there is an increase in subject’s self-help skill in using spoon while eating. Subject also begins to show an ability to communicate with sign-language. For liirther interventions, a few suggestions are made, such as implementing the intervention program continuously with two or more researchers, the use of a spoon which is in line with the need ofthe child, and the involvement of experts and professionals in deaf-blind children.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34042
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aryuni Novita Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Anak yang mengalami keterbelakangan mental perlu mempersiapkan dirinya untuk menghadapi usia dewasa (Wenar & Kerig, 2000). Mereka harus mempelajari berbagai fungsi, seperti fungsi inteligensi, komunikasi, sosialisasi, dan keterampilan hidup sehari-hari agar dapat hidup dengan lebih baik dalam lingkungan sosial (Michael & McCormick, 2007). Oleh karenanya, program terpenting bagi anak terbelakang mental adalah melatih mereka dalam kemampuan hidup sehari-hari atau yang biasanya disebut dengan kemampuan adaptif (Lucksasson, dkk., dalam Ormrod, 2006).

Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi dan data dasar yang diambir pada N, anak yang mengalami keterbelakangan mental sedang dengan usia 14 tahun 3 bulan, diketahui bahwa ia belum dapat menguasai berbagai kemampuan adaptif terutama keterampilan mandi dan berpakaian.

Program intervensi didasarkan pada pendekatan modifikasi perilaku dengan teknik rantaian perilaku yaitu teknik rantaian perilaku total dengan pemberian arahan secara bertahap. Tujuan dari penerapan program intervensi adalah membantu N meningkatkan keterampilan mandi dan berpakaian. Program intervensi ini diadakan dalam 10 kali pertemuan dan disusun dalam sebuah rancangan program intervensi yang terdiri atas tiga bagian yaitu : 1) Data Dasar; 2) Program Intervensi; 3) Evaluasi Program.

Hasil intervensi secara umum menunjukkan bahwa program intervensi efektif untuk meningkatkan keterampilan mandi dan berpakaian pada N. Beberapa rantaian dalam perilaku mandi tidak dapat dilakukan N karena adanya keterbatasan fisik.
ABSTRACT
Mentally retarded children have to prepare theirselver for adulthood (Wenar & Kerig, 2000). They have to learn various skills such as thinking, communication, socialization and everyday life skills in order to live better in their social environment (Michael & Mccormick, 2007). Thus, in giving program for children with mentally retarded children is the most important thing is to train their everyday life skill or usually called as adaptation skill (Lucksasson et al., in Ormrod, 2006).

Based on psychological examination and baseline data taken at N who is moderately mentally retarded and 14 years and 3 months old, it is shown that she hasn’t master a number of adaptive skills, especially that of bathing and dressing skill.

The intervention program is based on behaviour modification technique which will be used in chaining of behaviour which is total task presentation chaining with gradually prompt The aim of the intervention program is to help N improve her bathing and dressing skill. The intervention program is conducted 10 times and consist of three parts, namely: 1) Baseline data; 2) Intervention program 3) Evaluation program.

The result of the intervention program in general shows that intervention program is effective to improving her bathing and dressing skill. A few chain of bathing skill can’t be done by N becaused of limited physical ability.
2008
T37630
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library