Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Butarbutar, Andreas
Abstrak :
[ABSTRAK
Konflik agraria semakin hari semakin sering terjadi, ini dikarena oleh sumber daya tanah yang semakin terbatas dibanding dengan pertumbuhan tingkat penduduk. Dampak lainnya adalah nilai tanah yang semakin mahal membuat tanah menjadi ajang perebutan bagi pihak-pihak tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode wawancara mendalam (in-depth interview). Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 orang. Menurut Ronny Rahman Nitibaskara konflik memiliki cakupan yang cukup luas, meliputi pertentangan atau bentrokan, persaingan, atau gangguan oleh kelompok secara fisik atau benturan antar kekuatan-kekuatan yang sulit didamaikan atau pertentangan-pertentangan dalam tataran kualitas seperti ide-ide, kepentingan atau kehendak. Semua makna konflik tersebut, tampaknya pada waktu belakangan ini cukup ramai terjadi di Indonesia. Mediasi adalah salah satu proses alternatif penyelesaian masalah diluar pengadilan untuk dapat tercapai suatu solusi (perdamaian) yang saling menguntungkan para pihak. Dengan konflik dapat diselesaikan dengan saling menguntungkan dari kesepakatan mediasi tersebut diharapkan dapat menunjang ketahanan wilayah.
ABSTRACT
Agrarian conflicts increasingly frequent, this dikarena by land resources are more limited than the growth rate of the population. Another effect is that the more expensive land values make the scene of the seizure of land for certain parties. The method used in this study using qualitative methods with in-depth interviews (indepth interview). Informants were used in this study as many as 10 people. According to Ronny Rahman Nitibaskara conflict has broad enough coverage, covering conflict or clash, competition, or interference by the group physically or clashes between the forces that are difficult be reconciled or contradictions in the level of quality of such ideas, interests or the will. All the meanings of the conflict, it seems at times quite crowded lately occurred in Indonesia. Mediation is one of the alternative process issues out of court settlement to be reached a solution (peace) the parties mutually beneficial. With the conflict can be resolved with mutual benefits of the mediation agreement is expected to support the resilience of the region , Agrarian conflicts increasingly frequent, this dikarena by land resources are more limited than the growth rate of the population. Another effect is that the more expensive land values make the scene of the seizure of land for certain parties. The method used in this study using qualitative methods with in-depth interviews (indepth interview). Informants were used in this study as many as 10 people. According to Ronny Rahman Nitibaskara conflict has broad enough coverage, covering conflict or clash, competition, or interference by the group physically or clashes between the forces that are difficult be reconciled or contradictions in the level of quality of such ideas, interests or the will. All the meanings of the conflict, it seems at times quite crowded lately occurred in Indonesia. Mediation is one of the alternative process issues out of court settlement to be reached a solution (peace) the parties mutually beneficial. With the conflict can be resolved with mutual benefits of the mediation agreement is expected to support the resilience of the region ]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fedyani Saifuddin
Pusat Pengkajian Strategi Nasional, 2011
MK-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarso
Abstrak :
Pendahuluan
Dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia dari penindasan penjajah selama kurang lebih 350 tahun, telah dirumuskan suatu cita-cita nasional yang sangat luhur seperti yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut :

membentuk suatu Pamerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indanesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraaan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial?1)

Sebagai bangsa yang telah merdeka dan berdaulat, bangsa Indonesia berkewajiban dan telah bertekad untuk mewujudkan cita-cita tersebut melalui Pembangunan Nasional di segala bidang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta menggunakan cara pandang Wawasan Nusantara. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan Nasional adalah terwujudnya Masyarakat Indonesia yang adil, makmur, maju dan sejahtera di seluruh tanah air. Pembangunan Nasional dilaksanakan secara terencana, terkoordinasi, bertahap, dan berkesinambungan yang dijabarkan kedalam Pembangunan Jangka Pendek, Jangka Sedang, dan Jangka Panjang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam setiap tahap pembangunan adalah makin meningkatnya kesejahteraan, keamanan dan kecerdasan seluruh masyarakat serta makin meningkatnya kemampuan bangsa Indonesia untuk melaksanakan pembangunan tahap berikutnya. Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang dilakukan secara terencana guna meningkatkan kondisi kehidupan yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Oleh karena itu pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan dan berlanjut terus menuju terwujudnya cita-cita nasional. Saat ini bangsa Indonesia telah mampu menyelesaikan Pembangunan jangka Panjang 25 tahun Pertama (PJPT I) yang akan berakhir pada bulan Maret 1994, dan selanjutnya akan memasuki Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun Tahap Kedua (PJPT II) atau memasuki Tahap Tinggal Landas.

Hasil-hasil pernbanguan selama PJPT I secara nyata telah dapat meningkatkan,taraf hidup, kesejahteraan, dan keamanan masyarakat. Namun dilihat secara keseluruhan hasil-hasil yang telah dicapai belum optimal. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap belum optimalnya hasil-hasil pembangunan adalah kualitas dari penduduk atau sumber daya manusia yang masih rendah. Sumber daya manusia sebagai subyek atau pelaku pembangunan merupakan faktor yang sangat panting dan menentukan dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional.

Di dalam GBHN dinyatakan bahwa : Jumlah penduduk yang sangat besar apabila dapat dibina dan diarahkan sebagai tenaga kerja yang efektif akan merupakan modal pembangunan yang besar dan sangat menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan disegala bidang.

Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk terbesar dunia dengan jumlah penduduk sesuai sensus tahun 1990 sebanyak 179.321.641 orang. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia juga masih cukup tinggi, meskipun sudah ada penurunan dari 2,3 person pada kurun waktu 1971-1980 menjadi 1,97 person dalam kurun waktu 1980-1990. Dengan angka pertumbuhan yang masih tinggi diperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan mencapai 216 juta orang. Dengan jumlah penduduk yang demikian besar, dan angka pertumbuhan yang tinggi maka kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, sarana dan prasarana serta kebutuhan yang lain akan terus menerus meningkat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat tersebut, pembangunan bidang ekonomi dituntut harus mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan dapat menciptakan lapangan kerja yang luas. Agar hasil-hasil pemba ngunan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat serta dapat meningkatkan kemampuan pembangunan pada tahap berikutnya, maka laju angka pertumbuhan penduduk harus dapat ditekan dan dikurangi. Hingga saat ini jumlah penduduk yang demikian besar belum dapat dijadikan tenaga kerja yang efektif karena kualitasnya yang masih rendah. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang rendah justru merupakan beban bagi pembangunan.

Keberhasilan pembangunan karena didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi telah dapat dibuktikan oleh beberapa negara Asia yang kemajuannya demikian pesat seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan?

1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meitra Mivida Nurliansuri Rachmanda
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui dampak konflik yang terjadi di Lampung Selatan yaitu Kecamatan Way Panji terhadap ketahanan Wilayah/Daerah dan implikasinya terhadap ketahanan nasional. Latar belakang pemilihan judul dan objek penelitian tentang konflik di Way Panji, karena konflik tersebut sudah menjadi konflik yang berskala nasional dengan melibatkan bukan hanya kedua desa yang terlibat konflik melainkan sudah melibatkan bahkan sampai ke Banten. Penelitian ini menggunakan motode pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian adalah deskriptif dan menggunakan data primer dan sekunder, yang didapat dari unit yang analisis (informan). Hasil penelitian menunjukan bahwa, terjadinya konflik etnis di Kecamatan Way Panji adalah akibat adanya kesenjangan sosial, dimana masyarakat Balinuraga sebagai pendatang menguasai sektor ekonomi, sedangkan masyarakat Agom yaitu masyarakat asli Lampung hanya sebagai penonton dari kekuasaan dan sumber-sumber kemakmuran di Kecamatan tersebut. Substansinya adalah karena tidak meratanya kesejahteraan yang dirasakan oleh penduduk asli yang mayoritas beretnis Lampung, dan sebaliknya masyarakat pendatang tingkat kesejahteraannya lebih baik, karena keuletan dan sikap stuggle mereka yang membuat mereka maju dalam status sosial ekonomi yang menimbulkan kecemburuan, kemudian konflik yang pada awalnya dapat diredam, akhirnya tidak dapat diredam dan menjadi konflik berskala nasional. Konflik etnik yang terjadi di Kecamatan Way Panji menimbulkan dampak yang sangat besar, antara lain korban jiwa, harta benda, dan hancurnya infrastruktur fisik dan sosial di wilayah konflik tersebut. Ditinjau dari eksistensi sebuah negara, maka konflik etnik tersebut tentunya akan menjadi sebuah ancaman terhadap keutuhan NKRI karena sudah melibatkan bukan hanya etnis Lampung dan etnis Bali melainkan beberapa etnik lain seperti Banten, Medan dll. Kondisi tersebut dapat melemahkan ketahanan wilayah tersebut, karena wilayah menjadi tidak kondusif dan tidak terkendali khususnya pada aspek kehidupan yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi dan pertahanan keamanan. ......This research aims to study the effects of the conflicts in South Lampung sub district namely Way Kanji to the region resilience and its implications to national resilience. The reason why to study Way Panji conflict is because the conflict has become national scale which involves not only two villages but its spread to the villages around the region. This study uses a qualitative approach method with descriptive nature and use of primary and secondary data obtained from informants. The results showed that, ethnic conflict in Way Panji is due to the existence of social inequality, which Balinuraga society as immigrants dominate economic sectors, while indigenous people of Lampung, Agom, was just as viewers of the power and resources of the prosperity of the district. The problem is the inequality of prosperity felt by the majority of the indigenous population in Lampung, and as the immigrant community life prosper because they struggle tenacity and attitude that make them advance in their socioeconomic status raises jealousy, therefore conflicts that can initially be muted, finally break lose and become a conflict of national scale. Ethnic conflict that occurred in Way Kanji raises huge impact in physical and social infrastructure in the region. Viewed from the existence of a state, the ethnic conflict is certainly going to be a threat to the integrity of the Republic because it is not only involved the people of Lampung and Bali but also some other ethnic groups such as Banten, Medan, etc.. This condition can weaken region’s resistance, because the region is not conducive and uncontrolled especially in relation to social, economic and defense security.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Sulistyo Kuncoro
Abstrak :
Tesis ini membahas kepatuhan masyarakat dalam mendapatkan e KTP dengan studi kasus pada penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur. Penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan observasi, wawancara mendalam, survey dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Program e KTP di Kota Administrasi Jakarta Timur, meliputi: sosialisasi ke masyarakat, memberikan undangan ke masyarakat, perekaman data diri masyarakat, pencetakan dan pendistribusian e KTP. Penduduk Jakarta Timur yang sudah melakukan perekaman e KTP 1.806.998 jiwa atau 85,68%, sedangkan masih terdapat 301.902 jiwa atau 14,32% yang belum melakukan rekam e KTP. Penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur patuh dalam mendapatkan e KTP karena harapan akan suatu imbalan yaitu manfaat dari e KTP dan usaha untuk menghindarkan diri dari hukum yang mungkin dijalankan, meskipun tidak ada sangsi bagi penduduk yang tidak melakukan perekaman e KTP. Pemerintah melakukan upaya untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam mendapatkan e KTP di Jakarta Timur melalui: 1)Surat Edaran terkait percepatan perekaman e KTP, 2)E KTP mobile, 3)Pelayanan malam hari pada jam 19.00 s.d. 22.00 WIB. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program E KTP meliputi kendala internal dan eksternal. Keterkaitan kepatuhan masyarakat dalam mendapatkan E- KTP dilihat dari perspektif ketahanan wilayah di Jakarta Timur yaitu apabila seluruh penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur wajib e KTP melakukan perekaman data e KTP maka data e KTP dapat dimanfaatkan oleh Kepolisian Resort Metro Jakarta Timur didalam meningkatkan keamanan wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur yang dapat mendukung ketahanan wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur yang akan mendukung ketahanan nasional. ...... The thesis will discuss the case study regarding the compliance of society in acquiring e-KTP in East Jakarta. The research uses analysis descriptive method through observation, depth interview, survey, and literature study. The result of this research shows that the e-KTP Program in East Jakarta includes: socializing, inviting, data recording, issuing, and distributing e-KTP to the society. There are 1.806.998 people or 85.68% of the population in East Jakarta have already undertaken e-KTP recording. On the other hand, there are 301.902 people or 14.32% of population have not yet done it. The inhabitant recording themselves in hope that there will be a reward for them, such as the benefit of e-KTP and to elude them from the possible penalty, even though there are no legal punishment for it yet. The Government has attempted to increase the society's compliance in issuing their e-KTP through certain effort, such as: 1) form letter regarding the acceleration of e-KTP recording, 2) mobile e-KTP, 3) night services, from 19.00 to 22.00 WIB. However, there are internal and external obstacles within this program. The relationship of the society's compliance in e-KTP in regional resilience perception is when the inhabitant of East Jakarta has issued their e-KTP where the data will be able to be used by Kepolisian Resort Metro Jakarta Timur in increasing the regional resilience. This will indirectly support the national resilience.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Petrus
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai kesiagaan masyarakat menghadapi kejadiaan tindak kejahatan seksual terhadap anak ndash; anak yang dikenal dengan istilah Paedophilia. Yang saat ini sering terjadi dan sudah dikategorikan menjadi keadaan darurat dengan diundangkannya Perpu Nomor 1 tahun 2016 menjadi Perubahan kedua terhadap Undang ndash; undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan akibat kejadian ndash; kejadian tersebut mengakibatkan ketakutan dan rasa tidak aman ditengah ndash; tengah masyarakat yang dikenal dengan istilah Fear of Crime. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan hubungan antar variabel tentang Paedophilia dan Fear Of Crime terhadap Kesiagaan masyarakat di tinjau dari perspektif Ketahanan Wilayah di tempat yang tingkat terjadi kejahatanPaedophiliapaling tinggi di Provinsi DKI Jakarta yaitu di kota Jakarta Timur dengan melalui survei dan wawancara terstruktur. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang mengandalkan angka ndash; angka dalam bentuk skor dan hasil perhitungan statistik sebagai dasar untuk analisis. Untuk mendapatkan skor tersebut digunakan metode survei lapangan dengan wawancara terstruktur dengan cara menyebar angket kuisioner kepada responden yang diambil secara purposivedi Kecamatan Ciracas Kota Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel bebas yaitu Paedophilia dan fear of crimeberkorelasi kuat dan sedang terhadap variabel terikat yaitu Kesiagaan masyarakat, hal ini diketahui dari hasil analisis data yang menggunakan analisis korelasi, determinasi dan regresi baik secara tunggal maupun secara simultan. Dengan diketahuinya hasil analisis hubungan variabel yang kuat dan berpengaruh signifikan, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya peningkatan Kesiagaan masyarakat khususnya terhadap kejahatan Paedophilia. ...... This research focuses on community preparedness to face the incidence of acts of sexual crimes against children known by the term pedophilia, which is currently often the case and is classified as a state of emergency with the enactment of Government Regulation No. 1 of 2016 became second change toLaw number 23 of 2002 on Protection of Children and the consequences of events events that lead to fear and insecurity in the middle of the community known as the fear of Crime. This study aims to obtain empirical data and relationships between variables of pedophilia and Fear Of Crime against Preparedness society in the review from the perspective of durability Region in place of the crime pedophilia highest in Jakarta is in the city Jakarta through surveys and structured interviews. This study used quantitative research approaches that rely numbers in the form of scores and statistical analysis as a basis for analysis. To gain score method is used with a structured interview survey by distributing questionnaires to the respondents to the survey taken by purposive in East Jakarta District Ciracas. The results showed that the independent variables are pedophilia and fear of crime are strongly correlated to the dependent variable and the preparedness of society, it is known from the analysis of data using correlation analysis, and regression determination either singly or simultaneously. By knowing the analysis of the relationship between a strong and significant effect, the results of this study can be used as a reference in an effort to increase community preparedness, especially against crime pedophilia.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Notrisye Torensi Thomas
Abstrak :
ABSTRAK
Kasus Kenakalan Remaja sering terjadi di sekitar kita. Seperti Tawuran antarpelajar, Geng Motor, Bolos Sekolah, Melawan Orang Tua dan lain-lain semuanyaberdampak tidak baik dan sangat merugikan baik untuk Remaja itu sendiri maupunbagi orang lain. Fenomena Kenakalan Remaja dengan Narkoba terhadap KetahananWilayah Kota Bogor merupakan Fenomena yang akan diteliti.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Fenomena Kenakalan Remajadengan Narkoba terhadap Ketahanan Wilayah Kota Bogor Studi Kasus di SatuanNarkoba Polres Bogor Kota. Penelitian ini menggunakan Metode Fenomenologi ,dengan Pendekatan Deskriptif Kualitatif. Data yang diperoleh dari Observasi,Dokumentasi, Wawancara Mendalam Deep Interview dan Study Literatur.Penelitian ini mengacu pada Teori Psikologi dan Teori Kriminologi yangberhubungan erat dengan kasus-kasus Kenakalan Remaja.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang Negative dan sangatsignifikan dari variabel Kenakalan Remaja Juvenile Delinquency , denganKetahanan Wilayah. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengaruhFenomena Kenakalan Remaja dengan Narkoba terhadap Ketahanan Wilayah KotaBogor bisa berdampak pada tingginya tingkat Kriminalitas, Keamanan, danKenyamanan Kota Bogor serta berdampak pula pada perkembangan Remaja baiksecara Physik maupun Psykis.Untuk menekan angka Kenakalan Remaja diperlukan Peran Orang Tua agar lebihmeluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak remajanya, Peran Guru agarmemaksimalkan Jadwal Kegiatan belajar mengajar, Peran Lingkungan agar lebihmeningkatkan keamanan dan memperketat jam malam bagi remaja, Sedangkan PeranPemerintah menyediakan sarana dan prasarana bagi remaja untuk memanfaatkanwaktu luang seperti Sarana Olah Raga, Lapangan Futsal atau Taman Pintar sebagaitempat untuk berinteraksi dengan teman sebayanya.
ABSTRACT
Juvenile Delinquency Case always happen around Us. Like Students Brawl,Motorcycle Gang, Skipped from The School, Against Older People, etc. All of thiswill be negative impact and harm for the Juvenile himself although for anotherpeople. Juvenile Delinquency Phenomenom with Drugs Toward The Resilience ofthe Bogor City Region. Constitute of the Phenomenom will be researchedThe Purposes of this research is to analysis The Juvenile Delinquency Phenomenomwith Drugs toward The Resilience of The Bogor City Region, Study Case atNarcotics Unit Polres Bogor Kota. This Research use The Method ofPhenomenology with a Descriptive Qualitatif Approach. The data taken from theObservation, Documentation, Deep Interview, and Study Literature.This research is refer to the Theory of Psycology and The Theory of Criminology thatclosely related to the cases of Juvenile DelinquencyThe result of this research show there were negative impacts and very significantfrom the variable of Juvenile Deliquency with Drugs toward the Resilience of theBogor City Region. It show that the impact from The Juvenile DelinquencyPhenomenom with Drugs toward the Resilience of the Bogor City Region.will beimpact to the level criminality, Security and convenience of Bogor City and also willbe impact to development of good teen physic or psykis.In order to press the numbers of Juvenile Delinquency it takes on the role of parents,to spent time for their children. Role of The teachers to maximize the schedule ofteaching and learning activities, Role of environment tighten curfew especially forteens, While the role of the Government providing the facilities and theinfrastructure for the adolescents to take advantage of the free time as means of SportFasilities, Futsal Field, Smart Park as a place to interact with peers.
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library