Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Amadeo Christoffer
"Casting Aluminium telah menjadi salah satu material terpenting dalam industri. AC4C adalah salah satu dari banyak paduan Silikon-Aluminium yang digunakan ketika ketahanan terhadap korosi, kemampuan castability yang baik dan rasio kekuatan-terhadap-berat yang tinggi diperlukan. Paduan aluminium AC4C yang digunakan sebagai string set dibuat dengan komposisi Al 92,69% berat, Si 6,76% berat, Mn 0,25% berat, Fe 0,21% berat, Ag 0,09% berat. Terdapat penelitian tentang peningkatan ketahanan korosi dari casting aluminium yang sangat bervariasi dari metode casting yang digunakan, perawatan, penambahan impuritas, dan perlakuan pada permukaan. Dalam penelitian ini, sampel AC4C dianodisasi dalam larutan H2SO4 7,5 °C 5 M dalam 30, 60, dan 90 menit dengan sumber listrik DC 5V yang mengalirkan rapat arus 22,6mA/cm2 . Setelah itu, sampel disegel (sealing) dalam air mendidih selama 15 menit sebelum diuji perilaku korosinya. Pengujian dilakukan dengan melakukan polarisasi potensiodinamik dalam larutan NaCl 3,5% untuk setiap sampel. Difraksi sinar-X digunakan untuk menentukan fase dan struktur kristal sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatkan waktu anodisasi, didapatkan perubahan pada perilaku korosi material AC4C. Hasil menunjukkan bahwa dengan peningkatan waktu anodisasi, laju korosi menurun dari nilai awal yaitu 2,01 x 10-1 mm/tahun menjadi 2,72 x 10-2 mm/year.

Al-Si is one of many Silicon-Aluminium alloy used when corrosion resistance, good castability and high strength-to-weight ratio are required. This Al-Si alloy were used as string set were made with composition of Al 92.69 wt%, Si 6.76 wt%, Mn 0.25 wt%, Fe 0.21 wt%, Ag 0.09 wt%. There have been many studies on improving corrosion resistance of casting aluminium vary widely from the casting methods used, treatments, adding impurities, and surface finishing. In this research, AC4C samples were anodized in 7.5 °C H2SO4 solution in 30, 60, and 90 minutes with DC of 5V potential. Afterwards, samples were sealed in boiling water for 15 minutes before being tested for its corrosion behavior. Tests were carried out by performing potentiodynamic polarization in 3.5% NaCl solution for each sample. X-ray diffraction were used to determine the phases and crystal structure of the samples. The results show that by increasing the anodization time, the corrosion rate decreases from the initial of 2,01 x 10-1 mm/year to 2,72 x 10-2 mm/year.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Qonita
"Pemilihan biomaterial yang dapat digunakan dalam aplikasi bahan implan perlu berdasarkan pada kompabilitas tubuh manusia, sehingga bahan implan memiliki sifat optimal yang akan bertahan lama tanpa menunjukkan penolakan selama ditanam dalam tubuh manusia. Paduan Co-Cr-Mo merupakan salah satu bahan yang dapat diaplikasikan sebagai implan biomedis. Karena paduan ini telah memenuhi persyaratan bahan yang dapat digunakan sebagai implan tubuh, seperti ketahanan korosi yang tinggi. Sintesis paduan Co-20.3Cr-6.1Mo dengan penambahan variasi unsur mangan sebesar 5 wt% dan 7.5 wt%. Paduan diberikan perlakuan metode panas selama 65 jam pada temperatur 700 oC. Pemberian perlakuan panas diharapkan dapat meningkatkan sifat ketahanan korosi, sifat mikro dan sifat mekanik paduan. Karakterisasi dilakukan menggunakan difraksi sinar-X, serta pengujian ketahanan korosi menggunakan Potensio Dinamis dalam temperatur ruang dan temperatur 38 oC. Pola difraksi sinar-X dan ketahanan korosi menunjukkan hasil yang berbeda untuk masing-masing sampel. Hasil menunjukkan bahwa struktur dan ketahanan korosi paduan ini sangat dipengaruhi akibat adanya pemberian perlakuan panas pada paduan. Dimana paduan yang mengalami heat treatment memiliki laju korosi yang lebih baik dibandingkan spesimen tanpa mengalami heat treatment.

The selection of biomaterials that can be used in implant material applications needs to be based on human body compatibility, so that implant material has optimal properties that will last a long time without showing rejection during implantation in the human body. Co-Cr-Mo alloy is a material that can be applied as a biomedical implant. Because this alloy has met the requirements of materials that can be used as body implants, such as high corrosion resistance. Synthesis of Co-20.3Cr-6.1Mo alloy with the addition of manganese elements 5% by weight and 7.5% by weight. This alloy is given a heat treatment method for 65 hours at a temperature of 700 oC. Provision of heat treatment is expected to increase corrosion resistance, microstructure and mechanical properties of the alloy. Characterization was carried out using X-ray diffraction, as well as corrosion resistance testing using Dynamic Potensio at room temperature and 38 oC. X-ray diffraction patterns and corrosion resistance show different results for each sample. The results show that the structure and corrosion resistance of these alloys is greatly affected due to the heat treatment given to the alloy. Where the alloys undergoing heat treatment have a better corrosion rate than specimens without undergoing heat treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Muhammad Habieb
"Karakteristik lapisan anodik oksida hasil anodisasi sangat dipengaruhi oleh jenis elektrolit dan input tegangan yang digunakan selama proses anodisasi. Pada penelitian ini dilakukan anodisasi paduan Ti-6Al-4V di dalam larutan kalsium hidroksida pada kondisi variasi tegangan 10, 20, dan 30 V. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku korosi paduan akibat perlakuan anodisasi. Proses anodisasi dilakukan pada suhu 25°C selama 20 detik. Proses anodisasi direkam dengan menggunakan digital multimeter untuk menghasilkan kurva arus terhadap waktu anodisasi. Karakterisasi komposisi fasa dan unsur yang terbentuk setelah anodisasi dilakukan dengan uji XRD and EDS. Uji korosi dilakukan dengan metode elektrokimia menggunakan mode: open circuit potential (OCP), polarisasi potensiodinamik (PDP), dan spektroskopi impedansi (EIS). Dari hasil karakterisasi komposisi unsur menggunakan EDS menunjukkan fasa Oksigen yang tinggi pasca anodisasi menandakan bahwa pembentukan lapisan oksida telah terbentuk. Hasil kekerasan Vickers menunjukkan bahwa nilai kekerasan sampel Ti-6Al-4V berada pada rentang 325-380 HV. Sampel dengan variasi tegangan tertinggi (30V-Ca) memiliki ketahanan korosi tertinggi (Icorr=1,16 x10-6A/cm2; Ecorr=-0,18 V). Dalam uji imersi selama 31 hari pada larutan Ringer yang dimodifikasi belum terlihat fasa apatit dalam hasil XRD, hal ini dikarenakan permukaan paduan logam titanium yang inert baik sebelum dan setelah proses anodisasi.

The characteristics of the anodized anodic oxide layer are strongly influenced by the type of electrolyte and the input voltage used during the anodization process. In this study, the anodization of Ti-6Al-4V alloy in calcium hydroxide solution was conducted under various stress conditions of 10, 20, and 30 V. This study analyzed the corrosion behavior of the alloy due to anodizing treatment. The anodization process was conducted at a temperature of 25°C for 20 seconds. The anodization process was recorded using a digital multimeter to produce a current versus anodization time curve. The characterization of the phase and elemental compositions formed after anodization was conducted using XRD and EDS tests. Corrosion tests were conducted by electrochemical methods using the following modes: open circuit potential (OCP), potentiodynamic polarization (PDP), and impedance spectroscopy (EIS). The results of the characterization of elemental composition using EDS showed a high oxygen phase after anodization, indicating that the formation of an oxide layer had been formed. The sample with the highest voltage variation (30V-Ca) had the highest corrosion resistance (Icorr=1.16 x10-6A/cm2; Ecorr=-0.18 V). In the immersion test for 31 days in the modified Ringer's solution, the apatite phase was not visible in the XRD results, which was due to the inert surface of the titanium metal alloy both before and after the anodization process"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Nick Holson M
"Satu set baja JIS G4404 SKD61 di carbonitriding dengan tujuan meningkatkan karakteristik mekanik maupun ketahanan korosi. Proses Carbonitriding dilakukan di dalam furnace dengan suhu 750°C, 850°C, 950°C selama 120, 240, dan 360 menit untuk mengevaluasi pengaruh waktu selama perlakuan Carbonitriding terhadap kualitas lapisan carbonitriding. Evolusi mikrostruktur dari senyawa dan lapisan difusi dipelajari dengan memindai analisis difraksi mikroskop elektron. Dari karakterisasi mekanis, peningkatan kekerasan mikro diamati terutama secara kontinyu dengan berbagai parameter komposisi powder nitrogen dan karbon untuk menemukan kekerasan mikro yang lebih baik serta ketahanan korosi pada temperature tinggi. Pengujian korosi dengan metode EIS menunjukan bahwa mekanisme Carbonitriding dengan berbagai variasi parameters agar terbentuk pasif layer yang dapat menghambat laju korosi permukaan baja JIS 4404 memperlihatkan hasil yang berbeda beda. Metode penelitian ini mendapatkan hasil yang paling baik adalah metode sample C4N yang menghasilkan laju korosi 0,04 mm/year sedangkan hasil yang paling buruk adalah C2N2 yang menghasilkan laju korosi 0,9 mm/year. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa white layer compound yang terbentuk dari hasil carbonitriding membuat nilai laju korosi menjadi excellent yang dapat dibandingkan dengan laju korosi dalam mpy dengan beberapa satuan metris dimana laju korosi 0,02 < 0,1 mm/year.

A set of JIS G4404 SKD61 steels were Carbonitriding with the aim of improving their performance as matrices and pins. The Carbonitriding process was performed in furnace at 750°C, 850°C,950°C for 120, 240, and 360 minutes in order to evaluate the effect of time during the Carbonitriding treatment on the quality of the Carbonitriding layer. Microstructural evolution of the compound and diffusion layers were studied by scanning electron microscopy diffraction analysis. From mechanical characterization, improving micro hardness was observed mainly a continuous with variety parameters nitrogen and carbon compositions In order to find better micro hardness and find the best corrosion resistant in hight temperature corrosion term. Corrosion testing using the EIS method shows that the carbonitriding mechanism with various parameters to form a passive layer which can reduce the corrosion rate of the JIS 4404 steel surface shows different results. This research method gets the best results is the sample method C4N which produces a corrosion rate of 0.04 mm / year while the worst result is C2N2 which produces a corrosion rate of 0.9 mm / year. The results showed that the white layer compound formed from the results of carbonitriding made the corrosion rate excellent, which could be compared with the corrosion rate in mpy with several metric units where the corrosion rate was 0.02 <0.1 mm / year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Budi Arman
"Pengecatan untuk perlindungan sementara terhadap suatu barang selama proses pengiriman dan atau penyimpanan dapat digunakan dengan cat berbahan dasar bituminous, toluene, alkyd resin dan aliphatic hydrocarbon. Analisa dilakukan untuk mengetahui performa dari variasi komposisi bituminous dan tebal lapisan cat dengan menggunakan pengamatan mikroskopik, uji kabut garam, uji permeabilitas dan kekuatan adesi.
Hasil pengujian menunjukan bahwa penambahan bituminous akan mengurangi ukuran dan jumlah pori sehingga menurunkan permeabilitas terhadap uap air, namun juga mengurangi gaya adhesi. Untuk penambahan tebal lapisan cat juga tidak meningkatkan peforma dari coating, karena menimbulkan pori yang cukup besar sehingga meningkatkan permeabilitasnya akibat dari tidak homogennya proses selama pengeringan. Dari pengujian sembur kabut garam, tidak begitu menjelaskan perbedaan dari variasi pengujian ini.

A temporary protective coating for materials or goods during shipping and or warehousing period could be used a coating with base composition from bituminous, toluene, alkyd resin and aliphatic hydrocarbon. Analysis is conducted to collect the information of coating performance by variant of bituminous composition in coating itself and variant of drying film thickness. The method of research are using microscopic (SEM), salt spray test, water vapor permeability and pull off test.
The result of test showed that adding the bituminous material will decrease size and quantity of porosity to reducing the permeability and also will reduce the adhesion force. From the dry film thickness site, having a thicker layer film is not warranted in increasing the performance of coating, because inhomogeneous of curing process. The porosity will be growth up and increasing the permeability. The results of salt spray test not really explain the difference value from these variants."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T28317
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hari Suryawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Riastuti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Astrini Wulandari
"Berbagai penelitian telah dilakukan terhadap proses canai untuk mendapatkan material dengan sifat mekanis yang baik namun nilai ekonomisnya tetap tinggi. Penghalusan ukuran butir ferit melalui kontrol proses termo mekanikal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk peningkatan sifat mekanik baja karbon rendah. Pada penelitian ini slab baja karbon rendah dideformasi dengan metode warm rolling, kemudian diuji kekerasan dan ketahanan korosi-nya melalui hydrogen charging test. Salah satu penguatan material terhadap serangan difusi hidrogen adalah dengan penghalusan butir ferit melalui proses deformasi. Sehingga dapat dibuat suatu hubungan antara deformasi dengan perubahan struktur mikro ferritic dan ketahanan korosi baja karbon rendah.
Ukuran butir yang diperoleh dalam penelitian ini diukur dengan metode garis intercept. Hasilnya berupa ukuran diameter butir baja karbon rendah yang lebih kecil dibanding dengan diameter butir baja karbon rendah yang tidak dideformasi. Sementara ketahanan korosi baja karbon rendah terhadap pengaruh proses difusi hidrogen untuk benda uji yang ukuran butirnya lebih kecil cenderung meningkat. Peningkatan kekuatan-nya diamati melalui pengujian kekerasan setelah sebelumnya benda uji diaplikasi ke dalam larutan 0,5M H2SO4 + 100 mg/L Thiourea CS(NH2)2 selama 10 menit.

Various studies have been carried out on rolling process to achieve materials with good mechanical properties but its economic value remains high. Grain refinement through thermo-mechanical process control is one of many methods used to improve low carbon steel mechanical properties. On this paper, low carbon steel is deformed with warm rolling method, then the deformed material is applied to hardness test and corrosion resistance test against hydrogen charging. Hydrogen introduction into material may occur in many ways and one of physical properties of material against this introduction is through microstructure refinement of ferrite grain size by deformation process. So there is a connection between the deformation with the change in ferritic microstructure and corrosion resistance of low carbon steel.
The grain size was measured by intercept line method. The result is grain size of the deformed steel is smaller than the undeformed one. In addition, there is an improvement of corrosion resistance of low carbon steel with smaller grain size against hydrogen diffusion. The improvement can be seen from the result of hardness test. Before the hardness test began, the deformed specimen are introduced to 0,5M H2SO4 + 100 mg/L Thiourea CS(NH2)2 solution for 10 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1637
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andy Saputra
"Studi ini mempelajari tentang ketahanan korosi dari baja tahan karat duplex 2205 dan baja tahan karat feritik 410S terhadap konsentrasi larutan sodium klorida. Mekanisme korosi yang terjadi disebabkan oleh potensial breakdown Eb dan potensial proteksi Ep yang nilainya didapat selama pengujian polarisasi siklik. Variabel dari penelitian ini adalah konsentrasi dari larutan sodium klorida yang dipersiapkan pada konsentrasi 1 , 2 , 3,5 ,4 ,5 berat masa. Pengujian polarisasi siklik menghasilkan kurva untuk masing - masing material baja tahan karat pada setiap konsentrasi larutan NaCl dimana masing - masing kurva tersebut menunjukan nilai Eb dan Ep secara berurutan.Ketahanan korosi terbaik didapat pada konsentrasi 1 sodium klorida dan ketahanan korosi terburuk didapat pada larutan dengan konsentrasi 3,5 untuk kedua material baja tahan karat 2205 dan baja tahan karat 410S. Korosi sumuran terjadi pada baja tahan karat 410S namun tidak pada baja tahan karat 2205.

Corrosion resistance of duplex stainless steels 2205 type and ferritic stainless steel 410S type were investigated due to the influence of the concentration of sodium chloride solution. The corrosion mechanism was caused by the breakdown potential Eb and protection potential Ep during the cyclic polarization testing. Aqueous sodium chloride solution with concentration of 1 , 2 , 3.5 , 4 , 5 w.t were prepared as the variable of the investigation. The cyclic polarization testing results the curves for both stainless steels in every concentration of NaCl solution which showed potential that indicate the onset of Eb and Ep respectively.The highest corrosion resistance was achieved in 1 sodium chloride solution and the lowest was in 3.5 sodium chloride solution for both 2205 ss and 410S ss. Pitting corrosion occurred in 410S SS but not in 2205 SS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>