Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatriz Dianita
Abstrak :
Permasalahan pertama dalam skripsi ini adalah tentang bagaimana deskripsi pergantian gaya bahasa, baik secara situasional maupun secara metaforikal, dalam drama Pygmalion. Permasalahan kedua adalah tentang sejauh mana pilihan dan pergantian gaya bahasa tersebut dipengaruhi oleh konteks situasi komunikasi (meliputi latar, topik, dan hubungan peran di antara partisipan), dan perubahan motivasi dalam diri pembicara. Korpus data diambil dari drama Pygmalion, karya George Bernard Shaw. Drama tersebut dijadikan korpus penelitan skripsi ini karena ketika membacanya penulis temukan sejumlah pergantian gaya bahasa, dan penulis merasa ditantang untuk melakukan analisis dari sudut sosiolinguistik. Dasar teoretis yang dipakai dalam analisis korpus adalah teori klasifikasi gaya bahasa yang dikemukakan Martin Joos, yaitu bahwa gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi lima tingkat formalitas: gaya bahasa beku (frozen), gaya bahasa resmi (formal), gaya bahasa konsultatif (consultative), gaya bahasa santai (casual), dan gaya bahasa akrab (intimate). Penentuan gaya bahasa ujaran itu dapat dilihat dari pilihan variasi linguistik ujaran, yang meliputi variasi fonologis, leksikal, morfologis, dan sintaksis. Dasar teoretis lain yang digunakan adalah pendapat Muriel Saville-Troike yang menyatakan bahwa pergantian gaya bahasa dipengaruhi oleh variabelkonteks situasi (latar, partisipan dan hubungan peran, serta topik) dan variabel motivasi dalam diri pembicara. Berdasarkan pengamatan terhadap pergantian-pergantian gaya bahasa dalam korpus data, penulis menemukan bahwa pergantian gaya bahasa yang paling banyak dipakai adalah penaikan gaya bahasa santai menjadi gaya bahasa konsultatif (24,48%) dan penurunan gaya bahasa konsultatif menjadi gaya bahasa santai (23,97%). Sedangkan pergantian gaya bahasa yang paling sedikit muncul adalah penaikan gaya bahasa akrab menjadi gaya bahasa resmi (0,51%) dan penurunan gaya bahasa resmi menjadi gaya bahasa akrab (0,51%). Pergantian gaya 'bahasa secara metaforikal (90,30%) jauh lebih banyak daripada pergantian gaya bahasa secara situasional (9,70%). Pergantian gaya bahasa secara metaforikal umumnya dipengaruhi oleh perubahan psikologis atau motivasi dalam diri partisipan. Adapun pergantian gaya bahasa secara situasional disebabkan oleh pergantian partisipan dan hubungan peran atau perubahan topik pembicaraan. Gaya bahasa resmi biasanya dipergunakan apabila hubungan solidaritas belum terjalin baik, topik pembicaraan tergolong scrius, dan lain-lain. Gaya bahasa usaha biasanya dipergunakan dalam pembicaraan biasa, dan apabila pembicara ingin bersikap netral. Gaya bahasa santai dipilih apabila kekuasaaan pembicara lebih besar daripada kekuasan pendengar, ada solidaritas yang besar, topik pembicaraan tergolong ringan. Adapun gaya bahasa akrab cenderung dipergunakan apabila hubungan solidaritas di antara partisipan sangat tinggi, atau ketika pembicara tidak dapat melakukan kontrol terhadap emosinya dengan baik (dalam keadaan marah, gembira, dan sebagainya).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Tjahjani Dwirini R.
Abstrak :
Dalam skripsi ini diperlihatkan bagaimana tokoh utama dalam lakon-lakon yang dibahas sebagai tokoh antihero. Lakon-lakon ini dapat digolongkan sebagai karya realis, yang menganggap karya sastra adalah interprestasi dari kehidupan nyata. Pendekatan yang dilakukan adalah telaan sosio kultural dengan memaparkan mitos American Dream yang dalam kehidupan masyarakat Amerika dan melihat aspek penokonan anti heroik dari tokoh utama. Skripsi ini memperlihatkan bahwa sejumlah aspek anti heroik yang dimiliki oleh kedua tokoh utama dimanfaatkan oleh pengarang Arthur Miller untuk menunjukkan sisi negatif dari mitos American Dream.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang M. Najmuddin
Abstrak :
Menurut teori tindak tutur, jika seorang penutur menyampaikan ujaran yang membuat pendengarnya merasa terhina, dapat dikatakan bahwa penutur tersebut melakukan perlokusi menghina. Tujuan skripsi ini adalah untuk mendapatkan pemerian dan penjelasan mengenai bagaimana dan mengapa perlokusi menghina terjadi dalam 10 data korpus yang dianalisis. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah (problem-salving) dan teknik analisis heuristik. Hasil yang didapatkan memperlihatkan bagaimana keterkaitan aspek-aspek situasi tutur (aspects of speech situation) menurut Leech dalam mempengaruhi penafsiran pendengar atas ujaran penutur sehingga ia menafsirkan ujaran tersebut sebagai tindakan yang menghinanya. Dua faktor diketahui sebagai penyebab ditafsirkannya ujaran penutur oleh pendengar sebagai tindakan yang menghinanya: Faktor eksternal yang berkenaan dengan petunjuk yang ditemukan pendengar dari kaitan antara ujaran penutur dan aspek-aspek situasi tutur. Faktor internal, yang berkenaan dengan pengaruh psikologis yang ada dalam diri pendengar ketika menafsirkan ujaran yang di dengarnya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldjazaira Abimanju
Abstrak :
Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali. Hampir dalam semua kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam melakukan kegiatan khusus seperti kesenian dan mempelajari ilmu pasti, bahasa merupakan medium yang tidak dapat ditinggalkan. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, semua yang berada di sekitar manusia, yaitu peristiwa-peristiwa,binatang-binatang,tumbuh tumbuhan, hasil cipta karya manusia, dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia. Tanggapan tersebut disusun dan diungkapkan kembali kepada orang atau pihak lainnya sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat-istiadat, kebudayaan serta Tatarbelakangnya masing-masing (Keraf, 1981:11).Begitu eratnya hubungan bahasa dan manusia yang menggunakan bahasa, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan. Bahasa terus hidup selama manusia masih tetap menggunakan bahasa (Baugh, 1935:5)...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri R. Wahyu Endah P.
Abstrak :
Salah satu aspek progresif dalam Bahasa Inggris adalah aspek progresif. Aspek ini dinyatakan oleh infleksi -ing pada verbanya yang mempunyai ciri khusus yaitu kesementaraan atau kegiatan yang sedang berlangsung. Namun ternyata ada beberapa makna lain yang dapat kita perikan dengan melihat verha progresif menurut fitur Semantis verbanya. Jernis aspek yang penulis teliti dalam skripsi ini adalah aspek progresif kala kini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan berbagai macam makna aspek progresif kala kini yang terdapat dalam setiap tinjauan Willy Loman ditinjau dari fitur semantis verbanya. Disamping itu penulis bermaksud memberikan pemahaman kepada para pembaca bahwa aspek progresif kala kini bukan hanya mengacu kepada kesementaraan raja tetapi banyak nuansa makna yang dapat diberikan dari aspek, progresif kala kini. Penulis tertarik untuk menyempurnakan drama Death of a Salesman sebagai data karena penulis melihat adanya potensi yang yang besar dari drama ini untuk diteliti yaitu banyaknya ujaran yang berpola progresif kala kini yang diucapkan oleh Willy Loman. Data dianalisis dengan menggunakan teori yang digunakan oleh Leech yang membagi-bagi makna aspek progresif menjadi beberapa kelompok menurut fitur semantis verbanya. Kesimpulan analisis skripsi ini adalah bahwa jumlah aspek progresif kala kini pada ujaran Willy Loman yang mengacu kepada kesementaraan lebih banyak daripada yang mengacu kepada makna aspek progresif yang lain.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Ifkar
Abstrak :
Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah apakah perubahan hubungan sosial antara tokoh Fibbs dan Wills dalam drama Trouble in the Works dapat ditelaah melalui Tindak Ujaran Pengancam Muka (Face Threatening Acts), khususnya yang digunakan oleh Wills. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan statistika, yaitu pendekatan yang didasari atas intuisi terhadap teks yang akan dianalisis, kemudian dikumpulkan data-data kongkret yang mendukung intuisi tersebut. Tujuan skripsi ini adalah membuktikan asumsi (intuisi) penulis bahwa perubahan hubungan sosial antara tokoh Fibbs dan Wills dalam drama Trouble in the Works tersebut dapat ditelaah melalui Ujaran-ujaran Pengancam Muka (FTA) yang digunakan oleh Wills. Teori yang digunakan adalah Analisis Wacana, Teori Tindak Ujaran, Prinsip Kerja Sama, dan Teori Kesantunan Bahasa. Dari hasil analisis ditarik suatu kesimpulan bahwa perubahan hubungan sosial antara tokoh Fibbs dan Wills dalam drama Trouble in the Works dapat ditelaah melalui Ujaran-_ujaran Pengancam Muka, khususnya Ujaran Pengancam Muka Apa Adanya dengan Kesantunan Negatif yang digunakan oleh Wills. Dengan demikian, asumsi penulis terbukti benar.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Satriyo
Abstrak :
Dalam melakukan komunikasi verbal atau berbicara. para pelaku atau pelibat, penutur dan pendengar. tidak hanya melakukan pertukaran informasi. tetapi juga menjaga agar hubungan sosial mereka tidak rusak. Dari sudut pandang Pragmatik, fenomena di alas dapat diamati dengan memakai Teori Kesantunan Bahasa. Teori Kesantunan Bahasa yang penulis gunakan terutama adalah Prinsip Kerjasama Grice, dengan Bidal Percakapannya, dan Tindak Pengancam Muka yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson. Dengan Bidal Percakapan, diamati pelanggaran yang dilakukan dan dikaitkan dengan strategi kesantunan positif dan strategi-strategi Tindak Pengancam Muka Brown dan Levinson. Masalah yang diangkat pada skripsi ini adalah bagaimana mengamati perubahan sikap tokoh Higgins terhadap tokoh Eliza dalam lakon Pygmalion dengan menggunakan Bidal Percakapan dan Tindak Pengancam Muka. Data yang diambil adalah ucapan-ucapan tokoh Higgins terhadap tokoh Eliza yang sesuai dengan tujuan pembahasan yaitu memerikan perubahan sikap, tokoh Higgins terhadap tokoh Eliza dari awal hingga akhir lakon. Dengan mengacu kepada hasil analisis, perubahan sikap tokoh Higgins terhadap tokoh Eliza jelas terlihat. Hal ini tampak dari adanya perubahan prosentasi pelanggaran Bidal Percakapan dan juga pemakaian Tindak Pengancam Muka dengan strategi kesantunan positif yang dilakukan oleh tokoh Higgins pada saat berbicara kepada tokoh Eliza. Tiga bagian percakapan yang diperoleh dari data menunjukkan adanya perbedaan antara bagian awal dan bagian akhir. Perubahan yang muncul adalah tokoh Higgins semakin menunjukkan sikap sopan kepada tokoh Eliza. Dengan demikian dapat dibuktikan asumsi penulis, yang dijadikan sebagai alasan pemilihan topik skripsi ini, bahwa sikap tokoh Higgins terhadap tokoh Eliza berubah.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library