Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
Yogyakarta:
2006
070 MPJ
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Sariah
"Kajian ini membahas kesetaraan gender dalam tuturan yang digunakan pada novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. yang dikaji secara pragmatik untuk merekam jejak kesetaraan gender dalam novel sejarah. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif-deskriptif. Data dikumpulkan dengan cara menyimak dan mencatat tuturan yang mengandung kesetaraan gender yang terdapat dalam novel tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesetaraan gender dalam tuturan yang digunakan pada novel tersebut mengandung empat tuturan ilokusi dalam sumber penelitian pada novel Kuantar ke Gerbang, yaitu asetif, ekspresif, direktif, dan komisif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur ilokusi Searle (1979). Tindak tutur asertif, ekspresif, direktif, dan komisif yang digunakan mengekspresikan bentuk dan makna kesetaraan gender melalui tokoh Inggit dan Kusno yang merupakan dua tokoh sentral dalam novel tersebut. Sebagai novel yang berhubungan dengan peristiwa sejarah, pergerakan pemuda meraih kemerdekaan Indonesia mengalami banyak tekanan dari penguasa, Pemerintah Hindia Belanda. Tokoh Inggit sebagai seorang perempuan memiliki pemikiran dan perilaku yang menunjukkan kemajuan dan antikejumudan. Wanita ulet dan merdeka yang lebih mengutamakan kebahagiaan bukan kemewahan. Tuturan yang digunakan dalam novel tersebut mengandung makna kesetaraan gender yang menjadi dasar bahwa sejak awal berdirinya Republik Indonesia sudah didasarkan pada isu-isu kemandirian dan kemajuan wanita meskipun tuturan tersebut hanya terekam dari dua tokoh Inggit dan Kusno."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:2 (2023)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Yu, Un-suk
Kyonggi-do P?saju-si : P'urun Sup , 2009
KOR 323.4 YUU i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Safira Raharjo
"
ABSTRACTStudi ini bertujuan mempelajari hubungan antara kesetaraan gender dan transisi fertilitas di negara OECD sebagai negara maju. Studi ini melihat apakah kesetaraan gender dalam keluarga memiliki pengaruh positif terhadap perubahan fertilitas di negara-negara maju yang memiliki angka fertilitas rendah. Regresi panel fixed effects model dilakukan dengan data panel 28 negara OECD antara tahun 2000-2012 untuk melihat pengaruh kesetaraan gender terhadap fertilitas. Hasil analisis menemukan bahwa peningkatkan kesetaraan gender dalam institusi keluarga berasosiasi positif dengan fertilitas di negara-negara dimana kesetaraan gender dalam institusi individu sudah tinggi. Temuan ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh McDonald 2000 yang menyatakan bahwa fertilitas akan mencapai tingkat yang sangat rendah jika kesetaraan gender dalam institusi individu tinggi, namun tetap rendah dalam institusi keluarga.
"hr>"
"b>ABSTRACT
"
This study aims to find a relationship between gender equity and fertility transition in OECD countries as developed nations. This study looks at whether gender equity in family institutions have a positive effect on fertility in developed nations with low fertility. A fixed effects panel regression is used with panel data from 28 OECD countries between the years 2000 2012 to see whether gender equity has an effect on fertility. Results of the analysis show that an increase in gender equity in family institutions have a positive effect on fertility in countries where gender equity in individual institutions is high. This finding aligns with McDonald rsquo s 2000 theory which states that fertility will reach very low levels when gender equity is high in individual institutions is high low in family institutions.gender equity, social institutions, fertility"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Venty Arkina
"Isu tentang perempuan dan kesetaraan gender telah menjadi polemik yang masih ada sampai hari ini. Hal ini sering kali berkaitan dengan identitas perempuan akan dirinya secara utuh. Fenomena hijab masih menjadi polemik di negara Jerman. Penelitian ini akan membahas analisis perempuan imigran Turki di Jerman melalui sebuah video tentang hijab. Dalam penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui bagaimana identitas perempuan muslim di Jerman sebagai seorang minoritas dan perempuan dalam the second sex. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan mengaitkan teori the second sex karya Simone de Beauvoir. Hasil dari penelitian dapat disumpulkan bahwa menurunnya penggunaan hijab di Jerman tidak hanya dipengaruhi oleh pilihan pribadi, namun juga dipengaruhi oleh faktor sosial. Isu penggunaan hijab di Jerman terjadi karena perbedaan sudut pandang antara Uni Eropa dengan umat Islam. Tantangan yang dihadapi perempuan berhijab di Jerman tidak hanya karena busana hijab yang digunakannya, tetapi juga faktor lingkungan, seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan. Pandangan dikotomis yang berkembang di masyarakat juga membuat penilaian baik dan buruk ini diturunkan dari generasi ke generasi. Bahkan tidak jarang mesogini yang terjadi berasal dari perempuan ke perempuan lainnya.
The issue of women and gender has become a polemic that still exists today. This is often related to the identity of women about themselves as a whole. The hijab phenomenon is still a polemic in Germany. This study will discuss the analysis of Turkish immigrant women in Germany through a video about hijab. In this study, it is expected to find out how the identity of Muslim women in Germany is as miniorities and women in the second sex. The method used is descriptive analytical method associated with the theory of the second sex by Simone de Beauvoir. The results of the study can be concluded that the reduction in the use of hijab in Germany is not only influenced by personal choices, but also influenced by social factors. Issue of the use of hijab in Germany occurs because of the different points of view between the European Union and Muslims. The challenges of hijab women in Germany are not only because of the hijab they wear, but also social factors, such as the difficulty to get a job. The dichotomy view that develops in society for judging good and bad has passed down from generation to generation. In fact, it is not uncommon for misogyny to occur from one woman to another."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Zaenul Mahmudi
Malang: UIN-Maliki Press, 2009
297.27 ZAE s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fitria Pratiwi
"Tesis ini merupakan analisis kesusastraan dari novel Cok Sawitri yang berjudul Tantri: Perempuan yang Bercerita (2011) menggunakan teori gynocritics. Cerita tantri yang sudah akrab sebagai tradisi lisan maupun karya sastra klasik Bali, dihadirkan kembali oleh Cok Sawitri dengan mengubah nilai-nilai di dalamnya. Kesetaraan gender, serta perubahan konstruksi maskulinitas maupun femininitas tampak dalam novel ini. Representasi konsep maskulinitas dan femininitas oleh tokoh-tokoh novel diungkapkan untuk melihat permasalahan pertarungan (kontestasi) gender dalam novel ini.
Melalui teori gynocritics milik Elaine Showalter yang mengkaji hubungan antara budaya dan karya dari penulis perempuan (women's writing and women's culture), ditemukan sebuah perubahan konstruksi maskulinitas yang sudah langgeng dalam masyarakat dan budaya patriarkal Bali. Selain itu, teori Connell tentang maskulinitas mengungkapkan bahwa nilai maskulinitas berubah dan berbeda sesuai masyarakat yang menghidupinya. Melalui rekonstruksi maskulinitas dan femininitas dalam penokohan yang terjadi dalam novel ini terlihat bahwa nilai-nilai maskulinitas maupun femininitas masyarakat dan budaya Bali tidaklah tetap, tetapi dapat dinegosiasi dan dikontestasikan sehingga menghasilkan konstruksi baru.
This thesis is an analysis of the Cok Sawitri literary novel titled Tantri: Perempuan yang Bercerita (Tantri: Women of Storytelling (2011)), using the theory of gynocritics. Tantri story is a familiar Bali story as an oral traditions and classical literature, brought back by Cok Sawitri by changing the values in it. Gender equality as well as the construction changes of masculinity and femininity appears in this novel. Representation of the concept of masculinity and femininity by figures disclosed novel to see the fight the problem (conflict) gender in this novel. Through Elaine Showalter's gynocritics theory that examines the relationship between culture and the work of women writers (women's writing and women's culture), founded a change in the construction of masculinity that has been sustained in a patriarchal society and culture of Bali. In addition, theories about Connell masculinity revealed that masculinity was changing and different values according to the people who live it. Through the reconstruction of the masculinity and femininity in characterizations that occurred in the novel is seen that the values of masculinity and femininity society and culture is not fixed, but can be negotiated and contested so as to produce a new construction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31844
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Ulla Nuchrawaty
"Kesetaraan gender masih menjadi tantangan bagi bangsa kita. Hal itu dikarenakan masih banyak terjadi praktek ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender di berbagai sektor, baik di sektor ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Kaum perempuan menjadi korban ketidakadilan tersebut. Kenyataan itu melahirkan kebudayaan dan peradaban yang negatif bagi bangsa. Diperlukan sarana yang efektif guna mewujudkan kesetaraan gender untuk membangun peradaban bangsa yang unggul. Yakni, melalui partai politik. Melalui langkah langkah transformatif berbasis gender yang dilakukan oleh partai politik, diharapkan akan mampu menyiapkan peradaban bangsa yang lebih baik di masa yang akan datang."
Jakarta: Lembaga Pangkajian MPR RI, 2018
342 JKTN 008 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Agnes Nabila
"Kondisi kesetaraan gender dalam pendidikan di Indonesia merupakan isu yang terus mengalami kemajuan, meskipun begitu hal tersebut belum sejalan dengan kondisi kesetaraan gender secara global. Berdasarkan Global Gender Gap Index (GGGI) tahun 2021, Indonesia masih menempati urutan 101 dari 156 negara dengan skor 0,688 atau 68,8 persen kesetaraan gender. Peringkat Indonesia dalam sub indeks GGGI, terutama dalam capaian pendidikan, berada pada posisi cenderung di bawah. Penelitian ini mengkaji kondisi ketidaksetaraan gender dalam pendidikan dan dampaknya terhadap kemiskinan di Indonesia pada tingkat kabupaten/kota. Dengan menggunakan data panel dari tahun 2012 hingga 2021, analisis ini mengungkap variasi dalam ketimpangan gender dalam pendidikan di berbagai kabupaten/kota. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara ketidaksetaraan gender dalam pendidikan, yang diukur menggunakan rasio rata-rata lamanya sekolah perempuan dibandingkan laki-laki, dengan indikator kemiskinan, yang menandakan bahwa peningkatan kesetaraan gender dalam pendidikan dapat membantu upaya pengentasan kemiskinan. Penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan kontekstual untuk mengatasi tantangan dan peluang yang spesifik di berbagai wilayah. Rekomendasi kebijakan mencakup promosi kesetaraan gender dalam pendidikan, penghapusan stereotip gender, dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, akses internet, dan program bantuan sosial dalam upaya pengentasan kemiskinan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembuatan kebijakan untuk mencapai kesetaraan gender dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.
The condition of gender equality in education in Indonesia is an issue that continues to make progress, although it is not yet aligned with the global gender equality situation. Based on the Global Gender Gap Index (GGGI) in 2021, Indonesia still ranks 101 out of 156 countries with a score of 0.688 or 68.8 percent gender equality. Indonesia's ranking in the GGGI sub-index, particularly in educational attainment, is relatively lower. This research examines the condition of gender inequality in education and its impact on poverty in Indonesia at the district/city level. By using panel data from 2012 to 2021, the analysis reveals variations in gender disparities in education across different districts/cities. The research findings show a significant negative relationship between gender inequality in education, measured by the ratio of average years of schooling for females compared to males, and the poverty indicator, indicating that an increase in gender equality in education can contribute to poverty alleviation efforts. The research emphasizes the importance of a contextual approach to address specific challenges and opportunities in different regions. Policy recommendations include promoting gender equality in education, eliminating gender stereotypes, and considering factors such as economic growth, population size, internet access, and social assistance programs in poverty alleviation efforts. This research is expected to contribute to policy-making efforts to achieve gender equality and poverty reduction in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Amanda Herawaty Sekara
"Sebagai salah satu produk budaya populer yang paling digemari, film tidak semata-mata hanya berperan sebagai hiburan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai suatu wadah untuk menyoroti isu-isu sosial dan budaya yang telah atau sedang terjadi saat proses pembuatan film tersebut terjadi. Salah satu film Rusia yang mengangkat isu sosial adalah film Человек, который удивил всех/Pria yang Mengejutkan Semua Orang yang secara tersirat mengangkat isu keseteraan gender dalam masyarakat Rusia modern. Penelitian ini membahas isu sosial dalam film tersebut yaitu kesetaraan peran wanita dan pria dalam lingkup rumah tangga serta bagaimana hal tersebut berhubungan dengan realita sosial di masyarakat Rusia abad 21.
As one of the most favorable popular cultural products, films do not merely act only as entertainment for the public, but also as a forum to highlight social and cultural issues that have occurred, or were currently occurring during the film-making process. One of the Russian films that raises social issues is The Man Who Surprised Everyone, which implicitly raises the issue of gender equality in modern Russian society. This research discusses social issues in the film The Man Who Surprised Everyone, namely the equality of the roles of women and men in the household sphere and how it relates to social reality in Russian society in the 21st century."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library