Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Prawbowo
Abstrak :
BSTRAK Proyek Pqoanisasi BBM Kertapati - Jambi di Sumatra Bagian Selatan yang saat ini terhenti dikaji kembali kelayakannya,' baik dari segi kebutuhan operasional maupun secara ekonomi. Untuk itu dikumpulkan data realisasi kebutuhan BBM depot Jambi dan ongkos angkutannya untuk beberapa tahun terakhir (9 tahun) serta kemampuan penerimaan di depot Jambi sebagai bahan kajian kebutuhan operasional. Hasil analisa menunjukkan bahwa secara operasional sistim pzpanisasi BBM ini sangat diperlukan. Ktjian ekonomi dibuat dengan cara membandingkan biaya proyek yang dmerlukan dengan besarnya penghematan yang didapat bilamana proyek atau sistim pqoanisasi BBM yang dibangun telah dioperasikan, yaitu sebesar biaya angkutan BBM dengan tanker, dikombinasikan dengan angkutan BBM melalui darat dengan truk tanki. Hasil kajian menunjukkan bahwa proyek ini layak secara ekonomi dan dengan umur pakai selama 30 tahun mempunyai nilai NPV sebesar Rp 628,45 milyar, IRR sebesar 19,62 % dan periode pengembalian modal selama I3 tahun. Selanjutnya proyek akan dilaksanakan dengan menerapkan satu pengendalian proyek; untuk itu memerlukan beberapa prasyarat yang harus dqnenuhi; seperti adanya ikatan kerja/kontrak yang melibatkan pihak penjamin (asuransy, organisasi proyek, basis biaya dan waktu, prosedur dan adminitrasi proyek, anggaran contingency/allowance dalam biaya proyek serta bentuk atau model pengendalian yang akan diterapkan. ABSTRACT Kertapati Pipeline Project at South Sumatra that was temporarily terminated in the recent time need to be analyzed whether it is still operationally and economically feasible or not. To determine the project feasibility a short study about the pattern of fuel consumption, supply and distribution cost especially for petrol, kerosene and gas oil needed for Jambi terminal should be made. It requires data on sales volume and distribution cost in the last nine years and also the terminal receiving capacity to predict the future condition of operational needed; and the result is that pqneline project is feasible for built. Economical analysis is made by comparing amount of project cost with revenue of saving when the pnteline system built is already in operations; that is equal with distribution cost by the tanker and tank truck. The result showed that the project is economically feasible and by 30 years IW of use it has NPV of Rp 628.45 billions, IRR 19,62 % and pay back period I3 years.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T 5907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Komariah AS
Abstrak :
Visi Indonesia sehat 2010 merupakan cita-cita baru untuk menciptakan penduduk dan lingkungan yang sehat. Tetapi dalam pelaksanaannya tentunya tidak terlepas dari adanya berbagai kendala, antara lain kendala yang bersumber dari sumberdaya manusia, pembiayaan maupun dari sistem informasikesehatan sendiri. Program pembangunan kesehatan di waktu lampau berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sebagai contoh Indonesia telah berhasil menurunkan angka kematian bayi setiap tahunnya, dengan laju penurunan rata-rata 3,4%. Di bidang fisik pembangunan kesehatan telah berhasil membangun sarana-sarana kesehatan (puskesmas/pustu, rumah sakit). Dibidang pembiayaan telah dikembangkan berbagai model pembiayaan antara lain Dana Sehat, Dana Upaya Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan bertambahnya keluarga miskin yang diperkirakan mencapai 60 %, sehingga membuat rendahnya kemampuan daya beli masyarakat dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keadaan inipun dikhawatirkan akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat oleh karena kurangnya kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit. Untuk mencegah dampak tersebut pemerintah telah melaksanakan berbagai langkah dalam rangka membantu keluarga miskin di Indonesia, salah satunya program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) yang dilaksanakan pertama kali pada tahun 1999/2000. Dananya disalurkan melalui Kantor Pos ke Puskesmas, Rumah Sakit. Diharapkan dengan adanya program ini akan dapat membantu keluarga miskin dalam hal memenuhi kebutuhan akan kesehatan mereka. Namun dalam kenyataannya pemanfaatan layanan kesehatan oleh keluarga miskin masih rendah. Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan telah dilakukan menunjukkan adanya penurunan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh Gakin yaitu dari 87,3% pada periode April 1999 menjadi 32,3% pada September 2001. RSUD Bari Palembang yang berada di Kecamatan Seberang Ulu I juga melaknakan program JPS-BK dengan jumlah gakin 15.842 KK dana yang diperoleh sebanyak Rp 665.942.647,-, tetapi pemanfaatan pelayanan kesehatan di rumah sakit ini masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan (rawat jalan) oleh Gakin dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan rawat jalan RSUD BARI Palembang oleh pemegang Kartu Sehat JPSBK di Kota Palembang. Rancangan penelitian ini adalah penelitian survey, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, pendapatan, jarak, pelayanan kesehatan, fasilitas/tenaga medis, dan prosedur layanan perawatan dengan pemanfaatan rawat jalan RSUD BARI Palembang oleh pemegang Kartu Sehat. Sebagai responden adalah kepala keluarga pemegang kartu sehat JPS-BK di dua kecamatan di kota Palembang berjumlah 200 responden yang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan, pendapatan, pengetahuan, jarak atau kemudahan transportasi, fasilitas atau tenaga medis dan prosedur layanan perawatan kesehatan berhubungan dengan pemanfaatan rawat jalan RSUD Bari Palembang. Sebanyak 23% dari responden pernah memanfaatkan kartu sehatnya. Sedangkan faktar internal yang tidak berpengaruh dengan pemanfaatan rawat jalan di RSUD BARI Palembang adalah umur, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga. Daftar bacaan 30 (1978-2003).
Factors Related to Health Care Utilization of Poor Family in RSUD Bari Palembang at the Sub District of Kertapati and Seberang Ulu, the City of PalembangThe Vision of Health Indonesia 2010 is a new goal to make people and its environmental stay health. However, it meets any obstacles such as human resources, finance, and health information system as well on implementing it. In the past, health development program accomplished to improve public health status. For example, Indonesia has accomplished to decrease infant mortality rate every year with average decrease rate is 3.4%. Also in health sector physical development, Indonesia has succeeded to build health facilities such as hospitals, health centers, and supporting health centers. In finance sector, Indonesia has developed Healthy Fund, Public Health Effort Fund, and Public Health Care Insurance. A long-economy crisis affected the increase of poor families that approximately reaches 60%, resulted the ability to pay of people in fulfilling daily need was low. The circumstance might give negative effect to the level of health status due to lack of people's ability on utilizing health care facilities, particularly hospital. To avoid the above situation, the government has conducted any programs to help poor families in Indonesia. One of them is Social Safety Net-Health Division (SSNHD) program, which initially started in 199912000. The fund of the program is distributed to health centers and hospitals via Post Office. Hopefully it will help poor families to fulfill their health need. In fact, poor families who utilize the health care are still low. Some researches show that there is a decrease on utilizing the health care from 87.3% in April 1997 to 32.3% in September 2001. RSUD Bari Palembang that located in the Sub district of Seberang Ulu 1" also conducted the SSN-HD program for 15,842 head of families and got the fund as much as Rp 665,942,647. Nevertheless, health care utilization in that hospital was low. The aim of the study was to assess the level of health care utilization (outpatient care) of poor family and factors related to it. The study was a survey research that conducted to assess the relationship between age, education, knowledge, occupation, number of family member, revenue, distance, health care, facility/medical staff, procedure of in-patient care, and outpatient care utilization of RSUD Bari Palembang by Healthy Cardholders. The respondent of this study were head of families who were SSN-HD Healthy Cardholders in the City of Palembang. The number of respondents was 200 that selected randomly. The study resulted that factors of education, revenue, knowledge, distance or access, facility or medical staff, and procedure of in-patient care, related to outpatient care utilization in RSUD Hari Palembang. Only 23% of respondents had ever used their Healthy Card. Beside that, internal factors such as age, occupation, and number of the family member did not related to outpatient care utilization in RSUD Bari Palembang. References: 30 (1978-2003)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library