Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bandar Lampung: Lembaga Penelitian UNILA , 1995
631.58 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pantjawati Wulandari
"ABSTRAK
Minuman teh dikonsumsi oleh sabagian besar penduduk Indonesia, terutama di Pulau Jawa, karena rasanya yang nikmat dan efeknya yang menyegarkan tubuh. Sejauh ini belum ada publikasi yang menuliskan adanya mikroorganisme pada teh kering yang dipasarkan di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Dalam penelitian ini diperiksa dan diidentifikasi jenis-jenis kapang yang terdapat pada teh kering yang dibungkus kertas warna hijau dan warna biru merek dagang S, serta dihitung berapa banyak kontaminasinya. Madium yang digunakan adalah Taoge Ekstract Agar, Czapek Dox Agar dan Malt Extract Agar. Perhitungan mikroorganisme dilakukan dengan menggunakan metode Total Plate Count.
Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa teh kering yang dibungkus kertas terkontaminasi oleh berbagai jenis kapang, dan banyak kontaminasinya berkisar antara 33-993 koloni/g pada bungkus warna hijau serta 33-517 koloni/g pada kemasan warna biru."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rini Rachmawati
"DaJam perjalanan waktu, kepadatan penduduk makin lama
fedangkan dilain pihak Bumber daya alam
-..er-cambah„ Akibatnya pemilikan lahan untuk u-^l.a L<=..n.i makxn menyempit, Untuk menutupi kekurannan
.e.,uiu!..u-| h^ yang mendesak, jalan yang ditempuh
ad,.;lcm denyan memalingkan perhatian pada tanah-tanah
•^•^■i'"eng--lereng gunung, Untuk mengataB-i
L X n g g x d p e f 1u k «n u s a h a k on b e i- v a si 1a hte arn u „tama di dataran
Keberhaexlan penerapan konservasi lahan ada yana baik
<...n c.dc< yang txdak baik atau rendah, Perbedaan ini
faktor teknis juga dipenqaruhi
mrnmenn u--a-M'Mx p uasar pe-r't-i^monboamnxg,a nk aaretanua fapketmoirk irsaons iasl eesekoonraonmnl
d.lam rangka pengambxlan keputusan, Faktor sosial ekonor.
i yang dxduga oerpengaruh dalam keberhasi Ian peneranan
ad..l.,l, penuxdxkan petandxi,a jluukaasn pedmalialimka n pleanhaenli tiapne tainnii,
uiiiLU peLa.iix dain pendapatan petani.
Sub DAS Lesti yang menjadi wilayah penelitian merupakan
kon..ei ./asx lahannyl^an atenr ddaapn adt adlaame rakhe byearnhga sbi Iaaikn dpaenn eraypaanng
p a .. ... a 11 f a !■.. c o r --1 a k t o ra kyx ab na gt md ea mr pi en a gd aa rn uya hi np ye arb ,"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Supriyanto
"Abstrak
Keberhasilan budidaya tanaman pangan dalam bidang pertanian dan perkebunan selain dari rekayasa benih, pengolahan lahan juga metode penanaman benih/bibit, Dalam hal Tanaman Sereal yang benihnya berupa biji-bijian, penting memperhatikan jarak tanam, kedalaman lubang tanam, Setidaknya ketiga hal diatas merupakan salah satu faktor penentu kesuburan tanaman, Alat bantu tanam yang akan dibangun merupakan alat tanam biji kedelai semi otomatis yang bermanfaat meringankan kerja petani dalam proses penanaman, Alat ini dibuat dengan tujuan untuk memastikan kedalaman lubang tanam secara seragam (merata) dengan jumlah biji kedelai tetap (sama banyak) dalam setiap lubang sesuai dengan jumlah yang diinginkan oleh penggunanya (operator), Selain itu, alat ini akan dapat mengurangi biaya tanam karena dalam operasinya hanya memerlukan satu orang pekerja, Metode yang digunakan untuk meghasilkan alat bantu tanam ini adalah try and error, yaitu: merancang, membangun, menguji coba dan terakhir implementasi lapangan yaitu pemakaian secara langsung di lahan pertanian, hasil dari penelitian ini adalah sebuah alat bantu tanam kedelai dengan dimensi panjang 1500 mm, diameter tabung 35 mm dan dapat mengeluarkan biji kedelai sebanyak satu butir dalam satu lubang tanam."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Tavip Rahnyoputra
"Muka bumi sehagai sumber daya atau dari segi pemanfaatannya dapat digolongkan kedalam dua wilayah, yaitu a) Wilayah Endapan b) Wilayah Kikisan. Penggolongan kedalam dua wilayah ini didasarkan pada kemungkinan dampak daripada air sebagai unsur yang paling menentukan terhadap kualitas muka bumi atau bentuk medan sebagai tempat hidup manusia, satwa dan tumhuh-tumbuhan, hal yang paling menetukan dampak air itu adalah lereng.
Kedua penggolongan muka bumi tersebut dapat dibagi lagi kedalam penggolongan muka bumi berdasarkan ketinggian, ketinggian dipakai untuk penggolongan muka bumi karena di daerah tropik suhu berubah karena ketinggian. Berdasarkan ketinggian penggolongan muka bumi dapat dibagi kedalam
- Wilayah Dataran Rendah
- Wilayah Pertengahan
- Wilayah Pegunungan
- Wilayah Pegunungan Tinggi
Kabupaten Purwakarta yang terletak pada ketinggian antara 40 - 2.064 meter di atas permukaan laut, memiliki keempat wilayah penggolongan muka bumi. Penggunaan tanah pertanian di kahupaten Purwakarta dapat dibagi menjadi usaha pertanian sawah dan usaha pertanian tanah kering yang terdiri dari usaha tani kebun campuran, tegalan dan perkebunan. Luas usaha pertanian tanah kering yang ada lebih luas dari pada usaha pertanian sawah, hal ini erat hubungannya dengan keadaan fisik wilayahnya yang sebagian besar terdiri dan bentuk medan bergelombang dan berbukit-bukit.
Atas dasar pemikiran di atas penulis ingin mengetahui bagaimana penyebaran usaha pertanian sawah dan pertanian tanah kering di keempat wilayah penggolongan muka bumi di kabupaten Purwakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zilfia Mutia Ranny
"Furosemid merupakan obat diuretik kuat yang memiliki sifat hidrofobik. Formulasi dari obat hidrofobik untuk pemberian secara oral ini merupakan tantangan karena memiliki kelarutan dan disolusi yang buruk.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi dan mengetahui peningkatan kelarutan dari mikrokapsul furosemid menggunakan polimer hidrofilik maltodekstrin DE 10-15. Metode mikroenkapsulasi yang digunakan yaitu semprot kering. Pada penelitian ini perbandingan bobot yang digunakan antara furosemidmaltodekstrin adalah 1:1, 1:2, dan 1:4. Polimer hidrofilik seperti polivinilpirolidon (PVP) dan hidroksipropilmetilselulosa (HPMC) juga digunakan pada formula untuk membandingkan hasil mikrokapsul furosemid-maltodekstrin DE 10-15. Perbandingan bobot furosemid terhadap PVP dan HPMC masing-masing adalah 1:1. Mikrokapsul furosemid ini dikarakterisasi meliputi uji morfologi, distribusi ukuran partikel, uji perolehan kembali, efisiensi penjerapan, penentuan uji kelarutan, analisis termal menggunakan differential scanning calorimetry, dan difraksi sinar-X.
Hasil karakterisasi menunjukkan mikrokapsul furosemid yang dihasilkan memiliki morfologi partikel yang berbentuk bulat sampai tidak beraturan dengan distribusi ukuran partikel berkisar 5,47 ? 17,09 μm. Persentase efisiensi furosemid yang terjerap dalam mikrokapsul berkisar 88,21 ? 111,91%. Pada hasil analisis DSC dan XRD menunjukkan mikrokapsul furosemid mengalami transformasi dari bentuk kristal ke bentuk amorf. Hasil uji kelarutan furosemid dalam mikrokapsul menunjukkan peningkatan daripada senyawa
furosemid murni.

Furosemid, a loop diuretic drug is a hydrophobic drug which is poorly soluble in water. The formulation of hydrophobic drug for oral drug delivery is challenging due to poor solubility and poor dissolution of this drug.
The primary goal of this study was to characterize and to improve solubility of furosemid by microencapsulation with certain maltodextrin DE 10-15 using spray drying technique. In current research, three weight ratio of furosemide to maltodextrin DE 10-15 being used are 1:1, 1:2, and 1:4. Hydrophillic polymer such as polyvinyl pyrrolidone (PVP) and hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) also were used to compare microcapsules of furosemide with maltodextrin DE 10-15. Weight ratio both PVP and HPMC being used are 1:1. Furosemide microcapsules was characterized in terms of morphology, particle size distribution, recovery factor, entrapment efficiency, dissolution test, thermal analysis using differential scanning calorimetry, and X-ray diffraction.
The result of characterization showed that the morphology of spray dried microcapsules were in spherical to irregular shape and the particles size range was about 5,47 ? 17,09 μm. Furosemide was incorporated into the microcapsules with entrapment efficiency of range between 88,21 ? 111,91%. The results of thermal analysis using differential scanning calorimetry and X-Ray diffraction showed that furosemide transformed from the crystalline state to amorphous state. From the prepared microcapsules results have shown that solubility has been improved from its spray dried microcapsules in comparison to pure furosemide."
Depok: [Universitas Indonesia, ], 2011
S33206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ambo Upe
Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2002
553.63 AMB b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"agung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berpeluang sebagai sumber lapangan kerja dan
pendapatan petani, sekaligus menopang program ketahanan pangan di perdesaan. Jagung dapat menjadi bahan
pangan alternatif penghasil karbohidrat setelah padi, juga sebagai bahan baku industri makanan ringan maupun
pakan ternak. Usaha tani jagung umumnya belum dikelola secara optimal sehingga produktivitasnya rendah.
Modifikasi sistem pertanaman pada usaha tani jagung di lahan kering merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
produktivitas lahan dan sekaligus pendapatan petani melalui penganekaragaman produk yang dihasilkan pada satu
siklus pertanaman, yaitu biji dan brangkasan. Hasil penelitian di beberapa lokasi menunjukkan bahwa modifikasi
pertanaman melalui pengaturan jarak tanam dan panen brangkasan secara bertahap melalui penjarangan, yang
disertai dengan pengolahan brangkasan menjadi pakan ternak sangat layak diusahakan dengan nilai B/C lebih dari
2 dan meningkatkan pendapatan petani 2−3 kali lipat dibanding cara konvensional. Di samping itu, cara ini juga
dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan menciptakan lapangan kerja bagi rumah tangga tani, bila
pengelolaannya dilakukan secara terintegrasi dengan ternak sapi. Sistem ini diharapkan dapat menjadi suatu model
pengelolaan pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan antara tanaman jagung dan ternak sapi pada usaha tani
di lahan kering."
630 JPPP 30:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>