Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
El Bram Apriyanto
Abstrak :
Peneliti membandingkan dua karya drama: Les Chaises karya Eugene Ionesco (Prancis) dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia Kereta Kencana karya W. S. Rendra.Perbandingan dititikberatkan pada persamaan dan perbedaan kedua karya, dari persamaan dan perbedaan itu disimpulkan bahwa W. S. Rendra ternyata melakukan pengkhianatan. Artinya, ia tidak menerjemahkan dengan setia. Banyak elemen dalam Les Chaises absen dalam Kereta Kencana, sebaliknya banyak elemen dalam Kereta Kencana absen dalam Les Chaises.
Abstract
Researcher compares two plays: Les Chaises of Eugene Ionesco (France) and it's translated version in bahasa Indonesia Kereta Kencana of W. S. Rendra. The focus of comparison is to find similiarity and difference between both plays, based on those things researcher then concludes that W. S. Rendra did a treason on this work of translation. Means that he did tranlate not faithfully. There are lot of elements in Les Chaises that are absent in Kereta Kencana, vice versa there are lot of elements in Kereta Kencana absent in Les Chaises.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S227
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herny Mulyani
Abstrak :
Teater merupakan baqian kehidupan manusia yang selalu terkait dan terlibat dalam segala aspek kehidupan. Disadari atau tidak, disengaja ataupun tidak, dari sejarah ketika kehidupan dimulai dan peradaban menyentuh kehidupan manusia, maka terjadilah teater. Bahkan menurut para ahli, teater pada zaman nenek moyang, teater berupa upacara-upacara persembahan, kurban, kelahiran dan kematian. Dalam perkembangannya teater sebagai seni dimulai pada tiga babak, teater tradisional, teater modern dan teater kontemporer. Walaupun sekarang tidak jelas lagi batasan nyata antara ketiganya, Bengkel Teater Rendra dianggap mewakili sebagai bentuk teater modern dan juga kontemporer yang tidak meninggalkan kaidah-kaidah tradisi. Melihat pertunjukkan-pertunjukkan dari Bengkel teater Rendra, dapat dilihat bahwa Rendra dengan kelompok yang diusungnya herusaha untuk menipiskan batas-batas tersebut. Melalui interpretasi subjektif yang' ditangkapnya Rendra berusaha merepresentasikan realitas simbolik yang dianggap mewakili realitas objektif. Salah satu pementasan yang spektakuler adalah "Kereta. Kencana?, sebuah pementasan yang' mengandalkan kepiawaian dua aktor saja dengan setting yang sangat sederhana. Dalam pementasan yang naskah aslinya berbahasa Perancis (les Chaises) dan. ditulis oleh 'seorang' hiran Rumania, terdapat representasi simbolik yang diajukan oleh Bengkel Teater Rendra. Seperti layaknya orang yang bercinta -meminjam istilah rendra- pementasan ini hanyalah Sebuah penawaran, suatu proposal yang diajukan kepada khalayak, sebuah proses kreativitas, dengan pengamatan dan perenungan yang panjang. Apakah khalayak -dalam hal ini penonton akan menerimanya sebagai suatu ajuan, kritik ataupun hihuran, terlepas dari kemampuan interpretasi, pengalaman dan imajinasi penonton sendiri. Seperti sebuah pepatah umum dalam teater, suatu pementasan teater adalah sebuah rumah berpintu banyak, semua tamu dipersilahkan masuk lewat pintu mana saja.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library