Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maha Indra Atmaja
"Pertumbuhan telekomunikasi mengalami perkembangan yang tinggi. Menara BTS
dibutuhkan untuk memberikan layanan kepada konsumen. Lokasi menara BTS ada
yang membentuk mengelompok dengan ciri yang khas berbeda antar providernya.
Ciri khas yang dimaksud dapat dilihat dari kerapatan menara BTS, letak menara BTS,
dan jumlah menara BTS. Bagaimana karakteristik lingkungan menara BTS pada Kota
Administrasi Jakarta Timur? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
lingkungan menara menara BTS pada Kota Administrasi Jakarta Timur.
Menggunakan metode penelitian deskriptif dan kualitatif untuk mendapatkan
korelasi antar-ciri pengelompokkan lokasi menara BTS dengan pendekatan
keruangan dikaitkan dengan kerapatan bangunan dan kerapatan jalan. Karakteristik
lingkungan Menara BTS PT. Telkomsel, PT. Indosat, PT Excelcomindo Pratama dan
menara BTS gabungan pada Kota Administrasi Jakarta Timur di dominasi oleh kelas
lingkungan menara BTS rendah yang tersebar dari bagian utara, tengah dan selatan
Kota Administrasi Jakarta Timur, sedangkan untuk kelas lingkungan menara BTS
sedang terkonsentrasi pada bagian tengah Kota administrasi Jakarta Timur, dan kelas
lingkungan menara BTS tinggi hanya tersebar pada bagian utara Kota Administrasi
Jakarta Timur."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aulia
"Saat ini frequensi timbulnya penyakit menular (re-emerging diseases), yang dibawa oleh nyamuk sebagai vektornya (seperti malaria, DBD, dan Chikungunya) semakin meningkat. Salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian adalah perkembangan Chikungunya yang jumlah kasusnya cenderung meningkat serta penyebarannya semakin luas. Kabupaten Ciamis bagian Selatan merupakan wilayah pertama yang terjangkit virus chikungunya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pola spasial penderita chikungunya di Kabupaten Ciamis Bagian Selatan dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, penggunaan tanah, ketinggian, dimana persebaran terbanyak yang terjadi pada wilayah bagian tengah daerah penelitian. Berdasarkan pola spasial yang terjadi dapat terlihat arah pergerakan persebaran penderita secara timeseries dari bulan Januari hingga Desember 2009, dimana arah persebarannya berawal dari bagian selatan menuju wilayah bagian utara daerah penelitian."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34187
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Nala
"Suhu permukaan sangat erat kaitannya dengan tutupan lahan, kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan. Kecenderungannya adalah suhu permukaan yang tinggi berada di tutupan lahan daerah terbangun dengan kerapatan vegetasi rendah serta kerapatan bangunan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi distribusi suhu permukaan yang ada di Metropolitan Mebidang. Langkah analisis dilakukan dengan teknik superimposed peta untuk masing-masing variabel dan analisis statistik dengan Pearson Product Moment untuk melihat hubungan antara variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu permukaan tinggi terkonsentrasi di Kota Medan, dimana sebagai pusat wilayah terbangun dengan kerapatan bangunan tinggi, serta ditemukan konsentrasi suhu permukaan tinggi di pusat-pusat kota seperti Kota Binjai dan Kota Lubukpakam. Distribusi suhu permukaan tinggi lebih homogen di daerah terbangun, serta suhu permukaan rendah berada di tutupan lahan bervegetasi dengan kerapatan vegetasi tinggi. Analisis statistik menunjukkan adanya korelasi positif antara suhu permukaan dengan variabel penelitian, dimana semakin tinggi kerapatan vegetasi semakin rendah suhu permukaan serta semakin tinggi kerapatan bangunan semakin tinggi suhu permukaan."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S34184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hanif Rahmawati
"Pembangunan serta perkembangan kota di Indonesia terus berlangsung, menyebabkan peningkatan akan kebutuhan lahan terutama lahan untuk pemukiman. Peningkatan kebutuhan lahan menyebabkan perubahan tutupan lahan yang akan mempengaruhi suhu permukaan daratan di daerah tersebut, contohnya di Kota Malang Raya dimana suhu di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial suhu permukaan daratan di Kota Malang Raya, kaitannya dengan ketinggian, tutupan lahan, kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan yang dilakukan dengan penginderaan jauh menggunakan Citra Landsat pada perekaman tahun 1996, 2001, 2013 dan 2016.
Hasil penelitian menunjukan suhu permukaan daratan tertinggi berada di pusat Kota Malang dan Kota Batu sebagai pusat wilayah terbangun dengan kerapatan bangunan tinggi dan kerapatan vegetasi yang rendah. Suhu permukaan daratan tertinggi >27O C berada pada wilayah ketinggian.

The construction and cities development in Indonesia still continues, that leads to increase land needs especially lands for living. The increased of landcover needs caused the lands changed which will affect the land surface 39 s temperature in the area, for example in the cities of Malang Raya that temperatures in urban areas tend to be higher than the surrounding area.
This research aims to know the spatial pattern of land surfaces temperature in the cities of Malang Raya, relation to land cover, vegetation density and built up density. Landsat Imagery do use on a recording in 1996, 2001, 2013 and 2016 as well as in relation to the difference in height in this region.
Research results showed the highest land surface temperature is in the centre of Malang and Batu city as the center of the build up area with high dencity of buildings low vegetation. The highest land surface temperature 27C is also located in the region of
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yossy Racka Permana
"Lahirnya jaringan 4G LTE dengan segala kelebihannya dapat menjanjikan komunikasi data bergerak super cepat. Saat ini di Kota Depok telah hadir teknologi 4G LTE yang dapat dinikmati oleh beberapa kalangan. Namun, pada kenyataanya ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sinyal 4G. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kualitas sinyal dengan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti jarak BTS ke titik sampel, kerapatan bangunan, dan penggunaan tanah. Penggunaan analisis keruangan secara deskriptif menghasilkan suatu model keruangan kualitas sinyal 4G LTE di Kota Depok.
Hasil penelitinan menunjukkan bahwa kualitas sinyal yang baik terdapat pada daerah yang dekat dengan BTS di sekitar permukiman dengan tingkat kerapatan bangunan yang rendah. Kualitas sinyal yang kurang baik berada di bagian Timur dan Barat Kota Depok, Untuk model keruangan kualitas sinyal 4G di Kota Depok menunjukan bahwa daerah dengan kualitas sinyal 4G yang baik berada pada daerah yang dekat dengan BTS di sekitar permukiman dengan kerapatan bangunan yang rendah.

The rise of 4G LTE networks with all the benefits can promise super fast mobile data communications. Currently in Depok has been present 4G LTE technology that can be enjoyed by a few people. However, in reality there are many factors that can influence of signal 4G quality This study aims to determine the relationship between signal quality with influencing factors such as BTS distance to sample point, building density, and land use. The use of spatial analysis descriptively resulted in a spatial model of signal quality 4G LTE in Depok City.
The results of the research indicate that good signal quality is present in areas close to base stations in the settlements with low building density. Quality of signal are in the East and West Depok City. For the spatial model of signal quality 4G in Depok City shows that areas with good 4G signal quality are located in areas close to the BTS in the vicinity of settlements with low building densities.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Apriani
"Polusi udara masih menjadi masalah terbesar di kota-kota besar terutama di wilayah perkotaan seperti Kota Bekasi, dimana polutan udara tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menciptakan model spasial yang dapat menggambarkan persebaran dan distribusi polutan di Kota Bekasi.
Metode yang digunakan yaitu dengan pengolahan data spasial citra Landsat 8 menjadi data suhu permukaan daratan, NDBI kerapatan bangunan, dan NDVI kehijauan. Dengan melakukan analisis spasial uji korelasi antara polutan udara SO2, CO dan TSP dengan suhu permukaan daratan, kerapatan bangunan dan kehijauan dapat diketahui hubungan diantara keempat variabel tersebut yang kemudian dibuat model spasial kualitas udara untuk mengetahui sebaran polutan udara menurut variasi nilai suhu permukaan daratan, kerapatan bangunan dan kehijuan.
Analisis berbasis grid dilakukan untuk mengetahui karakteristik tutupan lahan sehingga jika ditemukan persamaan karakteristik tutupan lahan pada variasi temporal yang berbeda, model spasial tersebut dapat digunakan untuk memprediksi sebaran polutan dimasa yang akan datang.
Hasil penelitian ini yaitu model distribusi spasial konsentrasi SO2, CO dan TSP yang menunjukkan pola yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Bekasi terutama pada suhu permukaan daratan dan kerapatan bangunan yang relatif tinggi serta kehijauan yang relatif rendah dan karakteristik tutupan lahan yaitu permukiman, industri dan jasa/komersial.

Air pollution is still the biggest problem in the big cities, especially in urban areas such as Bekasi city. Air pollutants are harmful to human health and the environment. The purpose of this research is to create a spatial model that can describe the distribution of pollutants in Bekasi City.
The method is by processing spatial data of Landsat 8 image into land surface temperture, NDBI building density , and NDVI greenness . By doing spatial analysis of correlation test among air pollutants SO2, CO and TSP with land surface temperature, the density of the building and the greenness can be seen the relationship among the four variables which made spatial model of air quality.
Grid based analysis is used to determine the land cover characteristics thus if similarity of land cover characteristics in different temporal variations are found, the spatial model can be used to predict future pollutant distribution.
The result of this research is spatial distribution model of SO2, CO and TSP concentration which shows scattered pattern almost in all area of Bekasi City especially at relatively high of land surface temperature and density of building and relatively low greening and land cover characteristic which is settlement, industry and services commercial.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Arista
"Polusi udara merupakan masalah penting yang terjadi di banyak daerah perkotaan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa 91% orang di dunia menghirup udara yang tidak sehat. Kota-kota besar di Indonesia memang tidak luput dari masalah polusi udara khususnya kota Bandung. Sebagai kota metropolitan terbesar di Jawa Barat, Kota Bandung terus mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan bertambahnya luas lahan terbangun dan penurunan luas kawasan hijau. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan berupa penurunan kualitas udara. Ditunjang dengan kondisi fisik Kota Bandung yang berupa cekungan sehingga sulit ditiup angin untuk menghilangkan konsentrasi pencemar yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara spasial sebaran pencemar di Kota Bandung dan menganalisis hubungan sebaran pencemar dengan pola sebaran suhu permukaan tanah, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kadar pencemar dan citra Landsat 8 bulan kemarau tahun 2018.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode spasial berupa Interpolasi Terbalik Jarak Terbalik, Suhu Permukaan Tanah, Indeks Bangun Beda Normalisasi, dan Indeks Vegetasi Beda Normalisasi. Uji statistik menggunakan korelasi dan regresi Pearson Product Moment. Survei lapangan dilakukan untuk memverifikasi data tutupan lahan sebagai pengganti kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model spasial sebaran konsentrasi pencemar menunjukkan pola yang hampir sama pada bulan kemarau tahun 2018 yaitu suhu permukaan tanah dan kerapatan bangunan yang relatif tinggi serta kerapatan vegetasi yang relatif rendah, kandungan pencemar yang tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa suhu permukaan tanah, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi memiliki korelasi yang cukup kuat dengan pencemar dan hasil regresi menunjukkan bahwa suhu permukaan tanah, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi berpengaruh signifikan terhadap pencemar.

Air pollution is an important problem that occurs in many urban areas. The World Health Organization (WHO) states that 91% of people in the world breathe unhealthy air. Big cities in Indonesia are not free from air pollution problems, especially the city of Bandung. As the largest metropolitan city in West Java, the City of Bandung continues to experience an increase in population growth which results in an increase in the area of ​​built land and a decrease in the area of ​​green areas. This can cause problems in the form of decreased air quality. Supported by the physical condition of the city of Bandung in the form of a basin so that it is difficult to blow the wind to remove the existing pollutant concentration.
This study aims to spatially analyze the distribution of pollutants in the city of Bandung and to analyze the relationship between the distribution of pollutants and the distribution patterns of soil surface temperature, building density and vegetation density. The data used in this study are pollutant levels and Landsat 8 images of the dry months of 2018.
The method used in this study is a spatial method in the form of Reverse Interpolation, Land Surface Temperature, Normalization Difference Build Index, and Normalized Difference Vegetation Index. Statistical test using Pearson Product Moment correlation and regression. Field surveys were conducted to verify land cover data as a substitute for vegetation density and building density. The results showed that the spatial model of the distribution of pollutant concentrations showed a similar pattern in the dry month of 2018, namely relatively high ground temperature and building density and relatively low vegetation density, high pollutant content.
The results of statistical tests show that soil surface temperature, building density and vegetation density have a strong enough correlation with pollutants and the regression results show that soil surface temperature, building density and vegetation density have a significant effect on pollutants.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cantika Liviona Dzikra Aziz
"

Kota Cirebon mengalami perkembangan wilayah yang cukup pesat, seperti adanya akses tol-Cipali yang terhubung langsung dengan DKI Jakarta (Ibu Kota Negara). Hal tersebut mengakibatkan perubahan tutupan lahan yang luas dari vegetasi menjadi non-vegetasi, yang memicu pengingkatan suhu permukaan daratan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan suhu permukaan daratan yang diakibatkan adanya perubahan tutupan lahan di Kota Cirebon pada tahun 2015-2019. Perubahan tutupan lahan dan perubahan suhu permukaan daratan diperoleh dari citra Landsat. Penelitian ini juga menganalisi pengaruh NDVI dan NDBI dengan suhu permukaan daratan pada tahun 2015 dan 2019 dengan 93 titik sampel yang dipilih dengan stratified random sampling dan menggunakan metode regresi linear berganda. Analisis perubahan suhu permukaan daratan dengan perubahan tutupan lahan dilakukan dengan metode overlay peta. Hasil analisis menunjukan secara spasial pusat kota memiliki suhu yang sangat tinggi. Perubahan suhu permukaan daratan yang terjadi pada sekitar kota terutama yang mengarah ke selatan bersamaan dengan perubahan tutupan lahan nya. Hasil uji regresi linear berganda suhu permukaan daratan dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi, dan kerapatan bangunan.


Cirebon City is experiencing rapid regional development, such as the access of Cipali highway which is connected to DKI Jakarta (Capital City). It has an effect on cover land changes from vegetation to non-vegetation, which can increase on land surface temperature. The Purpose of this study to analysis land surface temperature changes caused by land cover changes in the city of Cirebon in 2015-2019. Land cover changes and land surface temperature changes processed with Landsat. This study also analysis the effect of NDVI and NDBI with land surface temperature in 2015 and 2019, with 93 sample points selected by stratified random sampling and using multiple linear regression methods. Analysis of land surface temperature changes with land cover changes is carried out by overlay map method. The analysis showed the spatial city centre has a very high temperature. Land surface temperature changes that occur in the city center, especially those leading to the south along with land cover changes. The results of multiple linear regression tests of land surface temperature are influenced by vegetation density and building density.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Anfasa Putra
"Pertambahan penduduk yang tinggi di Kota Bandar Lampung menyebabkan alih fungsi lahan dari lahan vegetasi menjadi lahan terbangun. Pada akhirnya luasan lahan vegetasi akan menurun yang juga berpengaruh terhadap meningkatknya suhu perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kerapatan bangunan, kerapatan vegetasi, suhu permukaan udara dan karakterisik serta pola spasial dari Local Climate Zone (LCZ) di Kota Bandar Lampung. Data yang digunakan adalah citra Landsat 8 OLI/TIRS dan citra Googole Earth tahun 2021. Selain itu pengukuran suhu udara juga ditempuh dengan cara survei lapang. Pengolahan data Local Climate Zone (LCZ) menggunakan LCZ Generator WUDAPT. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kota Bandar Lampung didominasi oleh kerapatan bangunan sedang yang berada pada bagian tengah kota serta kerapatan vegetasi sedang pada bagian Barat. Suhu permukaan udara paling tinggi sebesar 35°C pada wilayah perumahan dan terendah sebesar 15,68°C pada kawasan hutan. Teridentifikasi 14 klasifikasi Local Climate Zone (LCZ), antara lain tujuh tipe bangunan dan tujuh tipe tutupan lahan. Kepadatan bangunan tertinggi berada pada zona compact low-rise, kerapatan vegetasi tertinggi terdapat pada zona dense tree, sedangkan suhu permukaan daratan tertinggi pada zona open low-rise. Pola spasial dari Local Climate Zone di Kota Bandar Lampung adalah mengelompok berdasarkan karakteristik fisik dan morfologi kota.

The rapid growth of the population in Bandar Lampung has led to a change in the land's usage from vegetation to built-up land. In the end, less vegetation will be present, which also results in higher temperatures in urban. This study intends to identify the state of the city's building density, vegetation density, land surface temperature, and the characteristics and spatial patterns of the LCZ in Bandar Lampung. The data was collected using images from Landsat 8 OLI/TIRS and Google Earth 2021. Additionally, a field survey was used to measure the air temperature. The LCZ Generator WUDAPT is used to process LCZ data. The findings revealed that Bandar Lampung was dominated by medium-density buildings in the city's center and medium-density vegetation in its western. The highest LST at residential areas is 35°C, while forest areas have the lowest LST at 15,68°C. There are 14 LCZ classifications, covering seven building types and seven land cover types. The dense tree zone has the highest vegetation density, the open low-rise zone has the highest land surface temperature, and the compact low-rise zone has the highest building density. The spatial pattern of the LCZ is classified based on physical characteristics and city morphology."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Safitri
"Fenomena keberadaan penyakit chikungunya di Kecamatan Bogor Tengah
ini menyebabkan timbulnya beberapa permasalahan. Adapun masalah yang akan
dibahas adalah bagaimana pola persebaran penderita penyakit chikungnya dan
faktor-faktor apa yang mempengeruhi pola tersebut. Analisis yang digunakan
adalah dengan menggunakkan korelasi peta persebaran penderita penyakit
chikungunya dengan kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, aksesibilitas,
sumber air, musim, dan jumlah tempat pelayanan kesehatan. Adapun hasil dari
penelitian ini adalah pola wilayah persebaran penderita penyakit chikungunya di
kecamatan bogor tengah pada tahun 2008 tersebar di bagian utara dengan
persebaran penderita tinggi dan sedang. Sedangkan persebaran penderita
chikungunya rendah terdapat di bagian selatan dari wilayah penelitian."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S33890
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>