Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asti Citra Pertiwi
"Penelitian mengenai analisis kerapatan dan persebaran vegetasi mangrove menggunakan teknologi penginderaan jauh berlokasi di Pulau Tunda, Kabupaten Serang, Provinsi Banten perlu dilakukan untuk memberikan informasi dan data ilmiah mengenai vegetasi mangrove di Pulau Tunda. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui komposisi spesies vegetasi mangrove, kerapatan vegetasi mangrove, dan zonasi vegetasi mangrove. Penelitian ini telah dilakukan pada 1--5 April 2016. Metode penelitian yang digunakan antara lain purposive sampling, metode transek garis berpetak, dan pengolahan citra landsat 8 OLI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi mangrove sejati terdiri atas 9 spesies dari 7 famili, sedangkan mangrove asosiasi terdiri atas 9 spesies dari 8 famili. Kerapatan vegetasi mangrove berdasarkan transfomrasi NDVI (0,194) dan EVI (0,085) termasuk ke dalam kelas kerapatan mangrove jarang dan tingkat kesehatan mangrove rendah. Koefisien korelasi antara NDVI (0,147) dan EVI (0,007) dengan luas basal area berkolerasi positif tetapi tergolong rendah. Zonasi mangrove sejati yang paling dominan ialah 1) Rhizophora stylosa, 2) Excoecaria agallocha, dan 3) Sonneratia caseolaris, sedangkan zonasi mangrove asosiasi ialah 1) Pongamia pinnata, 2) Morinda citrifolia, dan 3) Pandanus odoratissima. Mangrove di Pulau Tunda memiliki kelas kerapatan jarang dan persebaran acak.

Research on analysis of the density and distribution of mangrove vegetation using remote sensing technology in Tunda Island, Serang Regency, Banten Province, was needed to give information and scientific data about mangrove vegetation in Tunda Island. The study aims to know species composition of mangrove vegetation, mangrove vegetation density, and mangrove vegetation zonation. The study was conducted on 1st -- April 5th, 2016. The method was used purposive sampling, partition line transect, and landsat satellite image 8 OLI processing.
The results showed that true mangrove composition consist of 9 species from 7 families, while associate mangrove consist of 9 species from 8 families. Mangrove vegetation density based transformation of NDVI (0,194) and EVI (0,085) was considered as rare class of mangrove density and mangrove healthy as low grade. Correlation coefficient between NDVI (0,147) and EVI (0,007) with basal area was considered as positive correlation but low grade correlation. The most dominant zonation of true mangrove vegetation were 1) Rhizophora stylosa, 2) Excoecaria agallocaha, and 3) Sonneratia caseolaris, while zonation of associate mangrove were 1) Pongamia pinnata, 2) Morinda citrifolia, and 3) Pandanus odoratissima. Mangrove in Tunda Island has rare class of density and random distribution.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Julia
"ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pH awal medium CT terhadap kerapatan sel Cyanobacteria genus Synechococcus HS-7 dan HS-9 yang diinkubasi pada suhu 35 C telah dilakukan. Penelitian dilakukan selama 22 hari dari hari ke-0 t0 hingga hari ke-21 t21 . Penghitungan kerapatan sel dilakukan setiap hari t0 mdash;t21 , sedangkan pengukuran kandungan klorofil dilakukan selama 10 hari pada t0, t1, t2, t3, t4, t7, t10, t14, t17, dan t21. Terdapat 5 variasi perlakuan pH yang digunakan, yaitu pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, dan pH 9. Setiap perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Pengamatan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh kemudian diuji menggunakan analisis statistika Spearman dan Friedman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pH awal medium CT berpengaruh terhadap kerapatan sel Synechococcus HS-7 dan HS-9. Synechococcus HS-7 dan HS-9 dapat tumbuh baik pada pH 7. Berdasarkan uji analisis statistik, terdapat korelasi antara kerapatan sel dengan kandungan klorofil Synechococcus HS-7 dan HS-9, serta nilai pH awal medium CT yang berbeda tidak berpengaruh terhadap kerapatan sel Synechococcus HS-7 dan HS-9.

ABSTRACT
Research that aims to know the effect of initial pH variation of CT medium to the cell density of Cyanobacteria genus Synechococcus HS 7 and HS 9 were grown at temperature 35 C had been performed. The study was done for 22 days from day 0 t0 to day 21 t21 . Cell density calculations were performed everyday t0 mdash t21 while the measurement of chlorophyll content was performed for 10 days at t0, t1, t2, t3, t4, t7, t10, t14, t17, and t21. There were 5 variations of pH that used in this research pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, and pH 9 . Each treatment carried out in 3 replications. Observations were done qualitatively based on the cell density while quantitatively based on statistical analysis using Spearman and Friedman tests. The results showed that the initial pH variation of CT medium affected the growth of Synechococcus HS 7 and HS 9. Synechococcus HS 7 and HS 9 grew well at pH 7. Based on statistical analysis there were correlation between the cell density and chlorophyll content, and the initial pH variation of the CT medium did not affect the growth of Synechococcus HS 7 and HS 9."
Lengkap +
2017
S68383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maha Indra Atmaja
"Pertumbuhan telekomunikasi mengalami perkembangan yang tinggi. Menara BTS
dibutuhkan untuk memberikan layanan kepada konsumen. Lokasi menara BTS ada
yang membentuk mengelompok dengan ciri yang khas berbeda antar providernya.
Ciri khas yang dimaksud dapat dilihat dari kerapatan menara BTS, letak menara BTS,
dan jumlah menara BTS. Bagaimana karakteristik lingkungan menara BTS pada Kota
Administrasi Jakarta Timur? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
lingkungan menara menara BTS pada Kota Administrasi Jakarta Timur.
Menggunakan metode penelitian deskriptif dan kualitatif untuk mendapatkan
korelasi antar-ciri pengelompokkan lokasi menara BTS dengan pendekatan
keruangan dikaitkan dengan kerapatan bangunan dan kerapatan jalan. Karakteristik
lingkungan Menara BTS PT. Telkomsel, PT. Indosat, PT Excelcomindo Pratama dan
menara BTS gabungan pada Kota Administrasi Jakarta Timur di dominasi oleh kelas
lingkungan menara BTS rendah yang tersebar dari bagian utara, tengah dan selatan
Kota Administrasi Jakarta Timur, sedangkan untuk kelas lingkungan menara BTS
sedang terkonsentrasi pada bagian tengah Kota administrasi Jakarta Timur, dan kelas
lingkungan menara BTS tinggi hanya tersebar pada bagian utara Kota Administrasi
Jakarta Timur."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Nala
"Suhu permukaan sangat erat kaitannya dengan tutupan lahan, kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan. Kecenderungannya adalah suhu permukaan yang tinggi berada di tutupan lahan daerah terbangun dengan kerapatan vegetasi rendah serta kerapatan bangunan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi distribusi suhu permukaan yang ada di Metropolitan Mebidang. Langkah analisis dilakukan dengan teknik superimposed peta untuk masing-masing variabel dan analisis statistik dengan Pearson Product Moment untuk melihat hubungan antara variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu permukaan tinggi terkonsentrasi di Kota Medan, dimana sebagai pusat wilayah terbangun dengan kerapatan bangunan tinggi, serta ditemukan konsentrasi suhu permukaan tinggi di pusat-pusat kota seperti Kota Binjai dan Kota Lubukpakam. Distribusi suhu permukaan tinggi lebih homogen di daerah terbangun, serta suhu permukaan rendah berada di tutupan lahan bervegetasi dengan kerapatan vegetasi tinggi. Analisis statistik menunjukkan adanya korelasi positif antara suhu permukaan dengan variabel penelitian, dimana semakin tinggi kerapatan vegetasi semakin rendah suhu permukaan serta semakin tinggi kerapatan bangunan semakin tinggi suhu permukaan."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S34184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Grizzly Pradipta Singhasana Enshito
"Pemanasan global memiliki penyebab antara lain adalah hilangnya vegetasi untuk pembangunan. Kota Depok adalah salah satu kota penyangga Ibukota DKI Jakarta dan terjadi pembangunan yang menyebabkan berkurangnya tutupan vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran suhu permukaan daratan dan hubungannya dengan kerapatan vegetasi. Data kedua variabel didapat dengan pengolahan citra Landsat OLI-TIRS.
Hasil penelitian menunjukkan suhu permukaan daratan yang tinggi di Kota Depok memiliki pola persebaran yang dipengaruhi oleh penutup lahan rendahnya kerapatan vegetasi. Suhu permukaan daratan yang tinggi menyebar dan mengumpul pada bagian pusat, selatan, dan utara pada wilayah penelitian. Tutupan lahan yang memiliki suhu tinggi adalah lahan terbangun dan tutupan lahan yang memiliki suhu rendah adalah vegetasi.

Global warming has a cause which one of them is loss of vegetation for the development. Depok City as one of the city buffer of DKI Jakarta and having development that causing loss of vegetation. This study aims to determine the pattern of land surface temperature distribution and its relation to vegetation density index. The data of both variables were obtained by Landsat 8 OLI TIRS image processing.
The results showed that high land surface temperature in Depok City rsquo s distribution pattern was influenced by land cover and low vegetation density index. High surface temperature were spreading over all areas and gathered at north, center, and south of study area. Land cover that have high temperature are built up and low temperature is vegetation.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi Medium Jus
Daging Daun Lidah Buaya (JDDLB) terhadap kerapatan sel dan kadar
protein mikroalga Chlorella di Ruang Kultur Alga Laboratorium Taksonomi
Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA UI selama 7 hari. Penelitian bersifat
eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 3
perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu konsentrasi Medium JDDLB 15%,
MJDDLB 25%, dan MJDDLB 35%. Penghitungan rerata kerapatan sel
menunjukkan bahwa seluruh perlakuan mengalami peningkatan kerapatan
sel dan mencapai puncak pada waktu yang tidak sama, berkisar pada hari
ke-4 dan ke-6. Uji Kruskal-Wallis terhadap data rerata kerapatan sel
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh konsentrasi medium terhadap
kerapatan sel Chlorella. Penghitungan kadar protein menunjukkan bahwa
seluruh perlakuan mengalami peningkatan kadar protein. Peningkatan
tertinggi terjadi pada hari ke-4 pengukuran. Uji Kruskal-Wallis terhadap data
rerata kadar protein menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
konsentrasi medium terhadap kadar protein Chlorella."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2009
S31555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradisamia Dwi Putri
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas tentang sejarah Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) dalam pemenangan Sekbergolkar pada Pemilu 1971 di Sumatera Barat dan sejarah Golongan Karya Sumatera Barat. LKAAM merupakan organisasi masyarakat Sumatera Barat yang dibentuk pada tahun 1966. Organisasi ini dibentuk untuk mewadahi Niniak mamak Sumatera Barat. Organisasi ini pada mulanya berperan aktif dalam pembersihan pengaruh PKI di Sumatera Barat. Sekbergolkar juga merupakan suatu organisasi mayarakat yang termasuk dalam golongan kekaryaan, Sekbergokar diresmikan pada tahun 1964 dan Sekbergolkar Sumatera Barat dibentuk pada tahun 1965. Sekbergolkar Sumatera Barat juga ikut berperan aktif dalam membersihkan pengaruh PKI di kalangan masyarakat. Pada dasarnya tujuan organisasi ini memiliki kesamaan, sama-sama ingin memberantas pengaruh PKI di Sumatera Barat. Keikutsertaan Sekbergolkar pada pemilu 1971 menjadi pengalaman pertama bagi Sekbergolkar yang pada saat itu belum terlalu dikenal oleh masyarakat Sumatera Barat. Sekbergolkar menyusun strategi dan bekerjasama dengan LKAAM untuk memenangkan Sekbergolkar dalam pemilu 1971. Dengan adanya LKAAM sekiranya telah menghantarkan Sekbergolkar Sumatera Barat meraih suara tertinggi di Sumatera Barat.

ABSTRACT
This paper thoroughly discusses the history of Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) in the winning of Sekbergolkar during the 1971 election in West Sumatra and the history of Golongan Karya in West Sumatera. LKAAM is a West Sumatera community organization established in 1966. This organization was formed to accommodate Niniak Mamak of West Sumatra. This organization initially played an active role in cleansing the influence of the PKI in West Sumatra. Sekbergolkar is also a community organization that belongs to the Golongan Karya. Sekbergokar was established in 1964 and Sekbergolkar West Sumatra was formed in 1965. Sekbergolkar West Sumatra also played an active role in cleaning up the PKI influence among the people. Basically, the purpose of this organization have similarities, both wanted to eradicate the influence of the PKI in West Sumatra. Sekbergolkar's participation in the 1971 election became the first experience for Sekbergolkar which at that time was not well known by the people of West Sumatra. Sekbergolkar formulated a strategy and cooperated with LKAAM to win Sekbergolkar in the 1971 election. With LKAAM if it had delivered West Sumatera's Sekbergolkar won the highest vote in West Sumatra."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Syifa Luthfia Machar
"Telah dilakukan penelitian tentang analisi vegetasi hutan mangrove di Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Tujuan penelitian yaitu mengetahui dominansi, kerapatan, frekuensi dan mengetahui nilai INP. Mangrove yang ada di kecamatan Gerung. Pengamatan dilakukan dengan metode kuadran transek. Pengamatan dilakukan pada 6 stasiun pengamatan, dengan masing-masing tiap stasiun terdiri dari 3 titik kuadran.penelitian menggunakan metode transek kuadran. Nilai kerapatan tertinggi pada tingkat semai dan tumbuhan bawah yaitu spesies Derris trifoliata 53,1%, spesies yang memiliki nilai kerapatan tertinggi pada tingkat pancang yaitu Albizia chinensis 23,49%, spesies yang memiliki nilai kerapatan tertinggi pada tingkat pohon yaitu Sonneratia alba 36,67% . Nilai frekuensi pada tingkat semai dan tumbuhan bawah yaitu pada spesies Eleusine Sp 31,37%. Spesie yang memiliki nilai frekuensi tertinggi pada tingkat pancang yaitu sonneratia alba 19,49%, dan spesies yang memiliki nilai tertinggi pada tingkat pohon yaitu Cocus nucifera 31,35%. Sedangkan dominansi yang paling tinggi ada pada spesies Barringtonia asiatica 32,40%. Nilai INP tertinggi pada tingkat semai dan tumbuhan bawah yaitu spesie Derris trifoliata 41,80%, pada tingkat pancang yaitu spesies Sonneratia alba 43,72%, dan pada tingkat pohon spesies yang memiliki nilai INP tertinggi yaitu Cocus nucifera 79,68%.
Analysis of mangrove forest vegetation in Gerung District, West Lombok Regency. The research objective was to determine the dominance, density, frequency and determine the value of INP. Mangroves in Gerung district. Observations were made using the transect quadrant method. The highest density value at seedling and understorey level was Derris trifoliata species 53.10%, the species that has the highest density value at the sapling level was Albizia chinensis 23.49%, the species that has the highest density value at the tree level was Sonneratia alba 36.67 %. Frequency values at seedling and understorey level were Eleusine Sp 31.37%. The species that has the highest frequency value at the sapling level was sonneratia alba 19.49%, and the species that has the highest value at the tree level was Cocus nucifera 31.35%. Whereas the highest dominance was in the species of Barringtonia asiatica 32.40%. The highest INP value at seedling and understorey level was Derris trifoliata species 41.80%, at the sapling level was Sonneratia alba species 43.72%, and at the tree level the species that has the highest INP value was Cocus nucifera 79.68%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Puteri Naura
"Partikel PM2.5 dianggap sebagai salah satu polutan paling berbahaya sebab polutan ini dapat memicu berbagai permasalahan kesehatan, mulai dari peradangan saluran pernapasan hingga kematian dini. PM2.5 dihasilkan dari proses pembakaran pada kendaraan bermotor, pembangkit listrik tenaga batubara, hingga terbentuk di udara melalui reaksi kimia. Di Jakarta Selatan, sebagian besar polutan PM2.5 dihasilkan dari sektor transportasi akibat tingginya volume kendaraan yang bervariasi secara temporal. Disamping itu, vegetasi dianggap mampu mengurangi konsentrasi PM2.5 melalui penyebaran dan pengendapan partikelnya di daun. Dampak mengkhawatirkan dari PM2.5 menyebabkan pemantauan nilai PM2.5 di udara menjadi penting. Beberapa metode pemantauan yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan inventarisasi sumber pencemar dan sensor pemantau. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pola spasiotemporal nilai PM2.5 sektor transportasi di Jakara Selatan, dan kaitannya dengan kerapatan vegetasi. Metode yang digunakan untuk memetakan nilai PM2.5 adalah interpolasi kriging. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi kerapatan vegetasi menyebabkan nilai PM2.5 inventarisasi semakin rendah, sedangkan pengukuran PM2.5 sensor cenderung tidak mengikuti pola kerapatan vegetasi tertentu. PM2.5 inventarisasi juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada hari kerja dibandingkan hari libur, sementara pengukuran PM2.5 sensor justru memberikan hasil yang berlawanan akibat pengaruh faktor meteorologis.

PM2.5 particles are considered one of the most dangerous pollutants because they can trigger various health problems, ranging from inflammation of the respiratory tract to premature death. PM2.5 is produced from the combustion process in motorized vehicles, coal-fired power plants, and is formed by chemical reactions in the air. In South Jakarta, most PM2.5 pollutants are generated from the transportation sector due to the high volume of vehicles which varies temporally. Besides that, vegetation is considered capable of reducing PM2.5 concentrations through the dispersion and deposition of its particles on the leaves. The worrying impact of PM2.5 makes PM2.5 monitoring important. Several monitoring methods that can be done are by using pollutant sources inventory and monitoring sensors. Therefore, this study was conducted to analyze the spatiotemporal patterns of the transportation sector’s PM2.5 values in South Jakarta, and their relation to vegetation density. The method used in this research is kriging interpolation. The results show that the higher the vegetation density, the lower the inventory PM2.5 value, while the PM2.5 sensor measurements tend not to follow a particular pattern of vegetation density. Inventory PM2.5 also shows higher values on weekdays compared to weekends, while PM2.5 sensor measurements give opposite results due to meteorological factors’ influence. 

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>