Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ledia Hanifa A. Moechsoen
"Bangsa Indonesia dikenal akan keragaman budayanya. Keragaman ini menuntut adanya perhatian yang sungguh-sungguh untuk membangun pemahaman antar budaya. Pendidikan multikultur sebagai sebuah upaya terstruktur yang dirancang untuk memahami, menerima dan membangun hubungan yang konstruktif dengan orang atau kelompok yang berasal dari kultur lain (Hoopes dan Pusch, 2000) menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Manusia memiliki kecenderungan untuk mengkategorisasi ingroup- outgroup secara kaku berdasarkan satu dimensi sudut pandang. Keadaan ini dapat mendorong pada sikap yang tidak toleran terhadap outgroup. Untuk membangun sikap yang lebih toleran perlu diarahkan pada proses dekategorisasi dengan membangun kesadaran untuk mereferensikan diri pada multi identitas (Brewer dalam Oskamp, 2000). Intervensi yang dilakukan dalam bentuk pelatihan bertujuan untuk meningkatkan toleransi siswa SLTP terhadap outgroup dalam ketiga aspek toleransi, yaitu respect dan appreciate, accept sena empathy. Modul pelatihan didasarkan pada aspek-aspek pendidikan multikultur yang menitikberatkan pada pendekatan dekategorisasi dengan memberikan pemahaman tentang persepsi, memampukan siswa untuk menganalisis diri, kebutuhan dan strategi kelompok lain dalam sessi Cultural SGMAWGVEHCSS. Tahap selanjutnya adalah mengenali nilai-nilai yang dianut serta relatifitasnya terhadap nilai lain dalam sessi Value. Serta pembekalan ketrampilan berkomunikasi dengan orang lain dalam sessi komunikasi. Meskipun evaluasi secara kuantitatif terhadap pre dan post test dengan uji t pada los 0,05 tidak menunjukkan hasil yang signifikan, tetapi evaluasi kualitatif, evaluasi materi dan umpan balik peserta menunjukkan adanya proses dekategorisasi yang mengarahkan subyek pada kecenderungan sikap yang lebih loleran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahmi Pradana
"Sebagai dampak globalisasi, isu keragaman budaya memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, khususnya dalam kesusastraan. Sapardi Djoko Damono membawa topik tersebut ke novelnya berjudul Segi Tiga. Penelitian ini berfokus kepada isu keragaman budaya yang ditampilkan pada Segi Tiga. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah keragaman budaya dan konflik yang timbul akibat keragaman tersebut dalam cerita. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan: (1) penggambaran keragaman budaya dalam novel dan (2) konflik yang disebabkan oleh keragaman budaya dalam novel. Hasil penelitian ini adalah terdapat representasi keragaman budaya yang ditampilkan oleh tokoh-tokoh dalam novel Segi Tiga, terutama pada tokoh Suryo dan Noriko. Suryo dihadapkan pada nilai-nilai kepriayian yang dibawa oleh keluarganya, tetapi kemudian dibentur oleh budaya modern setelah ia tinggal bersama keluarga Tia di Jakarta. Sementara itu, Noriko memiliki keterikatan pada budaya Jawa sebagai budaya yang dipelajari selama ia menetap di Solo dan Jepang sebagai budaya tanah kelahirannya. Keragaman budaya tersebut dapat menyebabkan beberapa konflik dalam cerita, yaitu selisih paham yang terjadi pada keluarga Suryo dalam menanggapi dampak internet dan krisis identitas yang dialami oleh Noriko.

As a result of globalization, the issue of cultural diversity affects various aspects of today's social life, especially in literature. Sapardi Djoko Damono brings this topic to his novel titled Segi Tiga (Triangle). This research focuses on the issue of cultural diversity presented in Segi Tiga. The problems discussed in this study are cultural diversity and the conflicts that arise as a result of this diversity in the story. This study uses a descriptive method with a qualitative approach which aims to explain: (1) the depiction of cultural diversity in the novel and (2) the conflict caused by cultural diversity in the novel. The results of this study are that there are representations of cultural diversity displayed by the characters in the novel Segi Tiga, especially in the characters Suryo and Noriko. Suryo was confronted with the values ​​of the nobility brought up by his family, but then collided with modern culture after he lived with Tia's family in Jakarta. Meanwhile, Noriko has an attachment to Javanese culture as a culture that she learned during her stay in Solo and Japan as the culture of her homeland. This cultural diversity can cause several conflicts in the story, namely differences in understanding that occur in the Suryo family in response to the impact of the internet and Noriko's identity crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library