Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 429 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadan Samsudin
Abstrak :
Pengembangan sumber daya manusia menghendaki adanya suatu falsafah pengelolaan yang tidak hanya mengakui pentingnya efisiensi dan efektivitas kerja saja, tetapi harus juga mengakui pentingnya nilai seorang pegawai sebagai individu. Untuk menilai seberapa besar tingkat kepuasan kerja pegawai kepada organisasi maka dipandang perlu suatu penilaian pengukuran kepuasan kerja pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan kerja dari faktor-faktor yang rnenyebabkan kepuasan kerja dan menganalisis faktor utama yang menyebabkan kepuasan kerja pegawai Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Penelitian ini dilakukan terhadap 98 responden dari semua unit organisasi yang merupakan sampel dari populasi para pegawai di kantor Ditjen HKI Jl. Daan Mogot Km.24 Tangerang. Teknik pengambillan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Teknik analisis yang dipakai dalam menganalisis data adalah teknik analisis faktor untuk mengetahui faktor-faktor utama yang menyebabkan tingkat kepuasan kerja pegawai Ditjen HKI. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa di Ditjen HKI tingkat kepuasan kerja berdasarkan dimensi kepuasan kerja yang tertinggi sampai dengan terendah adalah dimensi dukungan rekan kerja (supportive colleagues) yang memiliki mean skor tingkat kepuasannya 3,59, dengan tingkat konsistensi jawaban responden 81,49%; dimensi Kecocokan antara kepribadian dan pekerjaan (the personality-job fit) yang memiliki mean skor tingkat kepuasannya 3,51, dengan tingkat konsistensi jawaban responden 72,31%; dimensi pekerjaan yang menantang mental (mentally challenging work) yang memiliki mean skor tingkat kepuasannya 3,06, dengan tingkat konsistensi jawaban responden 77,24%; Dimensi kondisi kerja yang mendukung (supporfive working conditions) yang memiliki mean skor tingkat kepuasannya 3,03, dengan tingkat konsistensi jawaban responden 74,89%; dan Dimensi Penghargaan yang adil (equitable rewards) yang memiliki mean skor tingkat kepuasannya 2,77, dengan tingkat konsistensi jawaban responden 72,26%. Indikator variabel yang memberikan kepuasan kerja dengan mean skor tingkat kepuasan kerja tertinggi sampai terendah adalah aktivitas (3 ,67), hubungan rekan kerja (3,6); minat (3,6); hubungan atasan (3,S3); bakat (3,52); inovasi (3,46); kemandirian (3,37); sikap kerja(3,29); pencapaian prestasi (3,03); gaji dan insentif (2,85); lingkungan kerja (2,S0); penghargaan terhadap prestasi (2,71); kebijakan organisasi (2,59); pengembangan diri (2,5); fasilitas kerja (2,41). Dari hasil analisis faktor terhadap 30 pertanyaan, dapat diketahui bahwa di Ditjen HKI terdapat 8 faktor utama yang berperan dalam memberikan kontribusi terhadap tingkat kepuasan kerja yang mencakup 72,097% dari seluruh variabel hasil pengolahan data. Delapan faktor yang dominan berperan sebagai sumber kepuasan kerja pegawai Ditjen HKI adalah faktor penghargaan dan kebijakan organisasi, faktor pengembangan diri, faktor inovasi dan hubungan rekan kerja, faktor kemampuan dan kepribadian, faktor kemandirian dan sikap kerja, faktor insentif sesuai dengan bobot dan prestasi kerja, faktor hubungan dan Lingkungan kerja, dan faktor penempatan kerja dan pemotongan insentif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunus Hadith Pranoto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aspek kecerdasan emosional dan kepuasan kerja terhadap kinerja personil penyidik pada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Aspek kecerdasan emosional sebagai variabel bebas yang pertama terdiri dari indikator kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial. Sedangkan untuk aspek kepuasan kerja sebagai variabel bebas kedua terdiri dari indikator pekerjaan yang menantang, reward yang sesuai, kondisi kerja yang mendukung dan dukungan rekan kerja. Penelitian ini dilakukan terhadap 74 responden yang menjadi sampel dari populasi 230 personil penyidik pada Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya. Pemilihan sampel dilakukan dengan tehnik simple random sampling. Sedangkan untuk penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui tehnik survey menggunakan kuesioner tertutup. Tehnik analisa data menggunakan analisis regresi dan regresi ganda. Hasil analisis regresi digunakan mengetahui hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat, sedangkan analisis regresi ganda untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa (1) terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara aspek kecerdasan emosional dan kinerja personil penyidik pada Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya, (2) terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara aspek kepuasan kerja dan kinerja personil penyidik pada Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya, (3) terdapat hubungan yang sigifikan dan positif antara aspek kecerdasan emosional dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja personil penyidik pada Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya.
This research aims to determine the relationship between aspects of emotional intelligence and job satisfaction on the performance of the investigators personnel in the Directorate of Specials Criminal Investigation at Jakarta Police. Aspects of emotional intelligence as the first independent variable consisted of indicators of selfawareness, self-regulation, motivation, empathy and social skills. As for the aspect of job satisfaction as a second independent variable consisted of indicators is challenging work, rewards are appropriate, supportive working conditions and support colleagues. This research was conducted on a sample of 74 respondents from the population of 230 investigator personnel in the Directorate of Specials Criminal Investigation at Jakarta Police. The sample selection is done by simple random sampling technique. Whereas for this study using quantitative methods of data collection through a survey technique using the enclosed questionnaire. Techniques of data analysis using regression and multiple regression analysis. Regression analysis is used to know the relationship between each independent variable and the dependent variable, while multiple regression analysis to determine the relationship jointly between the independent variables on the dependent variable. The survey results revealed that (1) there is a significant and positive relationship between emotional intelligence and performance aspects of the investigators personnel in the Directorate of Specials Criminal Investigation at Jakarta Police, (2) there is a significant and positive relationship between job satisfaction and performance aspects of the investigators personnel in the Directorate of Specials Criminal Investigation at Jakarta Police., (3) there is a positive relationship between aspects sigifikan and emotional intelligence and job satisfaction together on performance of the investigators personnel in the Directorate of Specials Criminal Investigation at Jakarta Police.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S10657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ipon Susanti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kepuasan kerja dengan komitmen pegawai tidak tetap pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Pegawai yang terpuaskan akan cenderung memenuhi komitmennya terhadap organisasi dan akan memunculkan loyalitas pada organisasi. Kepuasan kerja dalam penelitian ini diukur melalui beberapa aspek berdasarkan teori Spector, antara lain: supervisi, rekan kerja, pay, operating condition, contingent rewards, nature of work, fringe benefits, dan komunikasi. Komitmen pegawai tidak tetap diukur melalui tiga komponen komitmen berdasarkan teori Allen dan Meyer, antara lain: affective commitment, continuance commitment dan normative commitment. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan metode penelitian kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah pegawai tidak tetap di Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebanyak 55 orang dengan teknik penarikan sampel probabilita cluster random sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi dengan uji statistik somersd. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen pegawai tidak tetap pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
ABSTRACT
The purpose of this research is to understand the correlation between job satisfaction and commitment of non-permanent civil servants of Transportation Division of DKI Jakarta. Satisfied employees tend to be committed and show their loyalty to the organization. Job satisfaction is measured in this research through several aspects based on Spector theory, among others: supervision, coworkers, pay, operating condition, contingent rewards, nature of work, fringe benefits, and communication. The commitment of non-permanent civil servants is measured through three components of commitment based on Allen and Meyer theory, among others: affective commitment, continuance commitment, and normative commitment. This research is an explanative research with quantitative method. Research sample is 55 non-permanent civil servants at Transportation Division of DKI Jakarta with probability cluster random sampling technique. Analysis used in this research is the analysis of correlation with somersd statistic test. The result of this research shows the correlation between job satisfaction and commitment of non-permanent civil servants of Transportation Division of DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8791
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Annie Farida
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada Bagian Ekspor Impor, di Direktorat Luar Negeri, Bank Indonesia - Jakarta, dimana bentuk kompensasi yang diterima oleh karyawan dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis, yaitu kompensasi l imbalan intrinsik dan ekstrinsik. Adapun tujuan penelitian adalah untuk melihat hubungan antara karakteristik responden dengan persepsi karyawan terhadap kompensasi dan kepuasan kerja, serta untuk mengetahui faktor-faktor kompensasi mana yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian bersifat deskriptif dan asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana data atau instrumen berupa skala ordinal yang merupakan pemahaman-pemahaman yang bersifat kuantitatif akan diterjemahkan ke dalam bentuk angka-angka agar dapat dianalisis, dengan menggunakan program statistik SPSS (Statistical Product and Service Station), versi 10,1. Sedangkan metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yang memerlukan alternative jawaban dengan skala Likert sebagai skala pengukuran. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 38 (tiga puluh delapan) orang responden yang seluruhnya berada pada Bagian Ekspor - Impor di Direktorat Luar Negeri, Bank Indonesia ? Jakarta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 34 (tiga puluh empat) orang atau 89,47 persen merupakan sample penelitian. Hasil pengolahan data dan pembahasan menunjukkan bahwa dari 2 (dua) jenis kompensasi/imbalan tersebut, kompensasi/imbalan ekstrinsik (X2) mempunyai pengaruh yang lebih kuat dan memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap kepuasan kerja karyawan, terdiri dari : penetapan lima hari kerja dalam seminggu, program pemeliharaan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya, program pinjaman multiguna, program Tabungan Hari Tua (THT) yang bermanfaat bagi karyawan untuk persiapan menjalani masa pensiun serta tunjangan di luar gaji. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa bila semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan karyawan akan imbalan ekstrinsik (X2), maka pencapaian tingkat kepuasan kerja karyawan akan semakin tinggi dan hal tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan. Sehingga dapat disarankan - agar perusahaan senantiasa berupaya untuk memenuhi kebutuhan karyawan, karena bila kepuasan kerja karyawan tercapai, prestasi kerjanya akan meningkat, keluhan di tempat kerja akan berkurang, perpindahan karyawan akan berkurang dan tingkat kemangkiran di tempat kerja juga akan turun, yang kesemuanya pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas perusahaan.
The aim of this research is to know the influence of compensation on the work satisfaction of employees in the Department of Export and Import, at The Directorate of Foreign Affairs, Bank Indonesia-Jakarta, where the forms of compensation received by the employees are distinguished into 2 (two) kinds, namely intrinsic compensation and extrinsic compensation. Besides the aim of this research is also to look at the relation between the characteristic of the respondents and the perception of the employees concerning compensation and work satisfaction as well as to know which compensation factors mostly influenced the level of the work satisfaction of the employees. This research is a descriptive and associative research tahr use an instrument or data such as an ordinal scale as a qualitative data that will be translated into numeric analysis by using statistical program, SPSS version 10,1 (Statistical Product and Service Station). In collecting data, this research using a questionnaire with structured statement ( Likert Scale) . How ever, the total amount of the population is about 38 (thirty eight) respondent that are the employees in the Department of Export and Import, at the Directorate of Foreign Affairs , Bank Indonesia - Jakarta. From that population, about 34 (thirty four) respondent or more less 89,47 percent are the sample of this research. Based on the result of data processing and discussion we can find out that there are 2 (two) kinds of compensation components, the extrinsic compensation (X2) is the stronger and is able to give a higher contribution in the effort to increase the work satisfaction of employees. The said extrinsic compensation is the stipulation of the length of working days in a week, the health maintenance program received by employees and their family, multi purpose loan program to meet the need of employees for houses, vehicles or other needs, Old Age Savings (THT) program useful for employees to prepare going throe pension period and allowances outside salary. As the result of the discussion, it can concluded that each addition to the extrinsic compensation (X2) given by the company to employees, the said alteration shall increase the working satisfaction of employees. And in other words, the higher the capability of the enterprise to meet the needs of the employees both from the kind and the amount of extrinsic compensation given, the stronger is its influence on the increase of the performance satisfaction of employees. On the other kind, if the working satisfaction of the employees has been achieved it is hoped that the job achievement of employees will increase and the complaints arising in the working place will decrease, less employees will exit from the company, the level of truancy at the working place will decrease, all of which ultimately will increase efficiency, effectiveness and productivity in the company as an effort to increase the quality of banking service to the people in need of it.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Marihot B.
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja tenaga paramedis di RSUD X. Selain itu, juga untuk mengetahui tinglat kepuasan kerja tenaga paramedis RSUD X, mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja sehubungan dengan perbedaan karakteristik individual tenaga paramedis di RSUD X, dan mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja sehubungan dengan perbedaan karakteristik kerja tenaga paramedis di RSUD X. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tenaga paramedis di RSUD X umumnya merasa puas dalam melakukan pekerjaannya. Adapun perbedaan karakteristik individu dan adanya perbedaan karakteristik pekerjaan tidak selalu diikuti oleh adanya perbedaan kepuasan kerja. Perbedaan pemenuhan kebutuhan yang bermakna lebih banyak tampak pada perbedaan karakteristik individu dibandingkan dengan perbedaan karateristik pekerjaan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbodo Prabowo
Abstrak :
Era globalisasi telah berlangsung, persaingan yang semakin ketat antar perusahaan dan organisasi. Mutu produk bahkan mutu proses menjadi perhatian utama para konsumen. Pengembangan konsep Total Quality Management menjadi relevan untuk memenuhi tuntutan tersebut (Ibrahim, 2000). Bentuk implikasi kesadaran mutu yang melibatkan karyawannya adalah Gugus Kendali Mutu (GKM). Namun hanya beberapa Gugus Kendali Mutu yang bertahan, walau program tersebut dirasa penting. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran apakah kepuasan keqa dan komitmen kerja berpengaruh terhadap keaktifan dalam Gugus Kendali Mum dan seberapa besar pengaruhnya. Subyek penelitian ini adalah karyawan pabrikasi PT Indofood Sukses Makmur Divisi Noodle Branch Semarang. Jumlah subyek untuk uji coba alat sebanyak 75 orang dan untuk penelitian 90 orang. Untuk mengungkap keaklifan Gugus Kendali Mutu dengan angket Gugus Kendali Mutu dengan aspek frekwensi dan intensitas mengikuti kegiatan Gugus Kendali Mutu. Untuk mengungkap kepuasan kerja dengan menggunakan angket Kepuasan Kerja dengan aspek kepuasan kerja terhadap pekerjaaxg imbalan, promosi, supervisi, rekan sekerja. Sedangkan angket Komitmen Organisasi dengan menggunakan aspek afective commitment, normative commitment dan conrimzance orelasi positif signitikan hanya ditemukan pada korclasi antara kepuasan terhadap pekerjaan dengan keaktifan Gugus Kendali Mutu. Sedangkan kepuasan kerja terhadap imbalan, promosi, supewisi, rekan sekcrja tidak berkorelasi secara signiiikan dengan keaktifan Gugus Kendali Mutu. Hasil penelitian ini juga menemukan hubungan positif yang signifikan antara komitmen organisasi dengan keaktifan Gugus Kendali Mutu dengan mengendalikan kepuasan kerjanya (r = 282; p =.004). Korelasi positif sangat signifxkan juga ditemukan antara normative commitment dengan kcaktifan Gugus Kcndali Mutu (r =.254, p =.O08), continuance commitment dengan keaktifan Gugus Kendali Mutu (r= 292, p =.003). Hanya saja tidak ada korelasi antara ajective commitment dengan keaktifan Gugus Kendali Mutu.(r = .l37; p =o99). Temuan - temuan diatas menarik untuk didiskusikan yaitu sumbangan kepuasan kelja dan komitmcn organisasi terhadap kealctifan Gugus Kendali Mutu sebesar 89%, yang berarti keaktifan Gugus kendali Mutu ditentukan oleh 99.1% di luar variabel tersebut. Korelasi antara kepuasan kerja, afective commitment yang rendah dengan keaktifan Gugus Kendali Mutu diduga karena pola keanggotaan Gugus Kendali Mutu yang bukan kcsukarelaan, keanggotaan yang merupakan gabungan dari pekerjaan yang terkait, masih perlu dorongan dari manajemen karena kegiatan tersebut tidak menyatu dengan kegiatan rutin. Dengan melihat pola korelasi antara kepuasan kerja, komitmen organisasi dengan keaktifan Gugus Kendali Motu, maka dalam penelitian ini pola. hubungan ketiga variabel tersebut merupakan suatu umtan kepuasan kmja - komitmen organisasi - keaktifan Gugus Kendali Mutu. Kepuasan Kerja berpengaruh pada komitmen organisasi dan komitmen organisasi akan berpengaruh pada keaktifan Gugus Kendali Mutu.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T 5884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavia Risna Damayanti
Abstrak :
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa pelaksanaan Evaluasi Kinerja di PT. X, yang merupakan salah satu organisasi terkemuka di Indonesia, yang telah berjalan selama ini. Hal ini cukup penting bagi PT. X sendiri, mengingat dalam aturan yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut sejak perusahaan memisahkan diri dari manajemen induk yang lama, bahwa Evaluasi Kinerja mempakan suatu alat yang dipergunakan untuk menetapkan kenaikan tunjangan dan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk promosi para karyawannya.

Evaluasi kinerja yang dimaksudkan di sini adalah apa yang sering disebut dengan Performance Appraisal, yaitu serangkaian prosedur untuk mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan karyawan sebagai ternilai, untuk kemudian dijadikan dasar bagi pengembangan selanjutnya.

Penulisan ini merupakan penulisan studi kasus, karena kasus yang diangkat adalah kasus yang terjadi dalam satu perusahaan yaitu PT. X.

Hasil penulisan menunjukkan bahwa pelaksanaan evaluasi kinerja yang dilaksanakan di P.T. X selama ini dianggap formalitas, karena teryata hasilnya benar-benar digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam hal penentuan besarnya kenaikan tunjangan dan promosi. Selain itu, bentuk alat evaluasi kinerja yang digunakan tidak sesuai untuk tujuan tersebut. Sehingga, penulis mengajukan usulan untuk pelaksanaan evaluasi kinerja yang tailormade untuk PT. X.

Meskipun penulis mengajukan usulan untuk perbaikan pelaksanaan evaluasi kinerja di PT. X. namun, belum dapat dlkatakan sempuma, mengngat berbgai keterhatasan yang dijumpai dalam berbagai hal, seperti keterbatasan data. Untuk itu disarankan agar usulan yang diajukan, disempurnakan dengan menguji-cobakannya di lapangan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>