Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muthia Pramesti, Author
"Studi ini bertujuan untuk menganalisis domain personal (konflik pekerjaan-keluarga, tingkat stress, dukungan sosial) dan domain kepuasan atas pekerjaan (kepuasan kerja, kepuasan finansial) terhadap kepuasan hidup. Desain penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode sampling non-probability secara purposive. Populasi ditetapkan menjadi 2 kategori, yaitu buruh pabrik garmen di KBN Cakung, DKI Jakarta dan buruh konveksi di PIK Penggilingan, DKI Jakarta. Kriteria sampel yang ditetapkan adalah buruh perempuan yang sudah menikah, bekerja minimal selama 1 tahun dan bekerja di bagian produksi. Terdapat 350 responden dari pabrik garmen dan 279 responden dari pabrik konveksi. Periode pengumpulan data dilakukan selama bulan Mei sampai September 2021. Pada model kepuasan hidup buruh perempuan di pabrik garmen dan konveksi menunjukkan kemiripan hasil uji. Perbedaan diperlihatkan pada pengaruh dukungan sosial terhadap kepuasan hidup, konflik pekerjaan-keluarga terhadap kepuasan finansial, dan peran mediasi kepuasan finansial antara konflik pekerjaan-keluarga dan kepuasan hidup. Studi ini menyimpulkan bahwa domain kepuasan atas pekerjaan berpengaruh pada kepuasan hidup buruh pada kedua kategori sampel. Kepuasan finansial berpengaruh positif lebih kuat dibandingkan kepuasan kerja. Kepuasan finansial juga terbukti berpengaruh positif signifikan pada kepuasan kerja. Pada buruh garmen, domain personal tidak berpengaruh pada kepuasan hidup. Pada buruh konveksi, domain personal yang berpengaruh pada kepuasan hidup, hanyalah dukungan sosial. Ditemukan peran mediasi pada domain kepuasan (kepuasan kerja dan kepuasan finansial) antara domain personal (konflik pekerjaan-keluarga, tingkat stress dan dukungan sosial) dan kepuasan hidup. Namun, pada buruh pabrik garmen, kepuasan finansial tidak terbukti memediasi konflik pekerjaan-keluarga dan kepuasan hidup

This study aims to analyze the personal domain (work-family conflict, stress level, social support) and the domain satisfaction on the job (job satisfaction, financial satisfaction) on life satisfaction. The research design used was a quantitative approach with a purposive non-probability sampling method. The population is divided into 2 categories, namely garment factory workers at KBN Cakung, DKI Jakarta and factory workers at PIK Milling, DKI Jakarta. The sample criteria set are female workers who are married, work for at least 1 year and work in the production department. There were 350 respondents from garment factories and 279 respondents from clothing factories. The data collection period was carried out from May to September 2021. The life satisfaction model for female workers in garment and garment factories shows similar test results. Differences are shown in the effect of social support on life satisfaction, work-family conflict on financial satisfaction, and the mediating role of financial satisfaction between work-family conflict and life satisfaction. This study concludes that the domain of job satisfaction affects the life satisfaction of female workers in both categories. Financial satisfaction has a stronger positive effect than job satisfaction. Financial satisfaction is also proven to have a significant positive effect on job satisfaction. For garment workers, the personal domain has no effect on life satisfaction. For convection workers, the only personal domain that influences life satisfaction is social support. It is found a mediating role in the satisfaction domain (job satisfaction and financial satisfaction) between the personal domain (work-family conflict, stress level and social support) and life satisfaction. However, for garment factory workers, financial satisfaction was not proven to mediate work-family conflict and life satisfaction"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Rebekka Tiramine
"Hubungan modal sosial dengan kepuasan finansial dan standar hidup di lima negara ASEAN, yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand dengan menggunakan model regresi Ordinal Logit yang mencakup dummy negara dan interaksi antara dimensi modal sosial (kepercayaan, keanggotaan, dan kontribusi aktif), diambil dari data World Survey Values 2017-2022. Hasil interaksi modal sosial menunjukkan bahwa modal sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan finansial dan standar hidup individu di Singapura dan Malaysia, yang tercermin dalam peningkatan kepuasan finansial dan standar hidup. Sebaliknya, di Indonesia, Filipina, dan Thailand, pengaruh modal sosial lebih lemah atau tidak signifikan. Berdasarkan teori Why Nations Fail, perbedaan dalam budaya dan struktur sosial serta inklusifitas negara mempengaruhi cara modal sosial berkembang dan berdampak pada kesejahteraan individu. Negara-negara yang memiliki budaya tight seperti Singapura dan Malaysia menunjukkan pengaruh positif yang lebih kuat. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya modal sosial dalam mencapai kepuasan finansial dan standar hidup yang lebih baik, dengan memperhitungkan konteks sosial dan budaya tiap negara.

The relationship of social capital on financial satisfaction and living standards in five ASEAN countries Singapore, Malaysia, Indonesia, the Philippines, and Thailand is examined using an Ordinal Logit regression model that includes country dummies and interactions between dimensions of social capital (trust, membership, and active contribution), based on data from the World Values Survey 2017-2022. The results of the social capital interactions indicate that social capital has a significant impact on financial satisfaction and living standards in Singapore and Malaysia, reflected in higher financial satisfaction and living standards. In contrast, in Indonesia, the Philippines, and Thailand, the impact of social capital is weaker or not significant. Based on the theory of Why Nations Fail, differences in culture and social structure, as well as the inclusiveness of the country, influence how social capital develops and impacts individual well-being. Countries with a tight culture, such as Singapore and Malaysia, show a stronger positive influence. These findings underscore the importance of social capital in achieving greater financial satisfaction and living standards."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library