Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ashrina Nailulmuna Haikal
Abstrak :
Kepribadian dan kejiwaan seorang individu dapat dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Baik atau buruknya pengaruh tersebut tergantung dari peristiwa yang dialaminya. Dalam hal ini, peristiwa buruk dapat menimbulkan perasaan trauma yang menjadi dasar berkembangnya sebuah fobia. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berfokus kepada kepribadian dan kejiwaan tokoh Abel dalam novel Jakarta Sebelum Pagi terkait dengan fobia yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kepribadian dan kejiwaan tokoh Abel diungkapkan dan bagaimana faktor-faktor yang membangun kepribadian dan kejiwaan tokoh Abel. Kedua hal tersebut dianalisis dengan memperhatikan fobia yang diderita oleh tokoh Abel. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan kepribadian tokoh Abel yang terbuka dan bersahabat, tegar dan mandiri, bertekad dan berpendirian kuat, berani, berhati-hati, dan antisipatif. Sementara itu, kejiwaan tokoh Abel ditunjukkan melalui pengalaman traumatis penyebab timbulnya fobia terhadap sentuhan dan suara, sifat paranoid dan perasaan tidak aman, anggapan bahwa dunia luar adalah ancaman, dan upaya melakukan suatu tindakan untuk ketenangan diri sendiri. Kepribadian dan kejiwaan Abel diungkapkan melalui interaksinya dengan orang-orang di sekitarnya. Sementara itu, faktor yang membangun kondisi tersebut di antaranya adalah kesadaran yang dimiliki oleh Abel atas fobianya sendiri.
Personality and psychological condition of an individual can be influenced by many things, including events that occur around them. Whether the influence is good or not depends on the event that they experience. In this case, a bad event can create a traumatic feeling that is a basic reason for a phobia. Based on this description, this study focuses on personality dan psychological condition of a character named Abel in the novel Jakarta Sebelum Pagi in relation to his phobia. This study aims to explain how the personality and psychological condition of Abel are exoressed and how the factors that build it. Those two things are analyzed by considering Abel's phobia. This study uses qualitative method and psychology literature approach. The result shows the personality of Abel who is open and friendly, tough and independent, determined, courageous, cautious, and antisipatory. Meanwhile, the psychological condition of Abel is shown through traumatic experience that caused phobia to touch and sound, paranoid and feelings of insecurity, a belief that the outside world is a threat, and some actions that taken for self calm. The personality and psychological condition of Abel are expressed through his interactions with people around him. Meanwhile, one of the factors that contributed to build it is the awareness that Abel has of his own phobia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jacinta Fransisca Rini
Abstrak :
Pola asuh orang tua memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian seorang anak. Bagaimana orang tua mengasuh anak banyak dipengaruhi oleh pengalaman pribadi di masa Ialu yang membentuk karakter dan kepribadiannya.
Para orang tua berinteraksi dengan anak dan kedekatan yang terjalin antara mereka amat mempengaruhi persepsi anak terhadap dirinya. Orang tua yang menunjukkan sikap dan tindakan abusive, otoriter, menanamkan rasa malu dan bersalah pada anak sejak dini, merupakan umpan balik yang negatif dan dipersepsi sebagai penolakan yang disebabkan kekurangan dan kelemahan dirinya.
Orang tua yang abusive, dikatakan menerapkan aturan secara kaku disertai hukuman yang menyiksa. Siksaan yang dialami oleh seorang anak, tidak hanya menimbulkan trauma secara fisik (mengalami hambatan perkembangan Fisik dan intelectual), tapi juga secara psikis karena ia akan hidup dalam ketakutan, kemarahan, kebencian, kesedihan, kecemasan, keputusasaan dan ketidakberdayaan atas perlakuan orang tua yang tidak adil. Semua pengalaman emosional yang traumatis dalam kehidupan bersamanya dengan orang tua dapat mendorong berkembangnya gangguan kepribadian paranoid di masa selanjutnya.
Pada umumnya, penderita gangguan kepribadian paranoid dikatakan oleh para ahli, memiliki orang tua yang abusive. Menurut DSM IV, gangguan kepribadian paranoid bam menampakkan manifestasinya di awal masa dewasa.
Masalahnya, manifestasi gangguan kepribadian paranoid di masa dewasa mempengaruhi seluruh aspek kehidupan individu tersebut, termasuk kehidupan berkeluarga. Sikap dan perilaku individu paranoid akan mempengaruhi pola asuh dan interaksinya baik dengan anak-anak maupun pasangan. Penelitian ini menemukan, bahwa pola asuh yang negatif di masa Ialu tidak hanya mempengaruhi pembentukan karakter individu, namun mempengaruhi cara individu tersebut mendidik dan mengasuh anaknya sendiri di masa selanjutnya.
Penelitian ini menemukan adanya pola-pola yang sama seperti yang terdapat pada generasi sebelumnya, seperti dalam pemilihan pasangan, cara berinteraksi dengan pasangan, cara interaksi dan pengasuhan terhadap anak. Terlihat dalam penelitian ini bagaimana gangguan kepribadian paranoid yang dialami subyek utama penelitian, menyebabkan distimgsi pada keluarga, seperti yang dialami pula dalam keluarga asalnya dahulu. Hal yang membedakan adalah adanya intervensi penanganan terhadap gangguan kepribadian paranoid serta sikap positif yang ditunjukkan pihak keluarganya sendiri (bukan keluarga asal) terhadap subyek utama penelitian ini yang membawa pengamh terhadap pengembalian fungsi keluarga ke arah yang lebih baik.
Penelitian yang bersifat generasional ini pada dasarnya menarik untuk dipelajari dan dilakukan penggalian secara lebih dalam terhadap seluruh anggota keluarga agar dapat menemukan mata rantai yang jelas antara karakter, sikap dan perilaku orang tua terhadap persoalan kejiwaan dan kepribadian yang dialami anggota keluarga yang Iain. Saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya, agar penelitian selanjutnya benar-benar bisa mencari dan menemukan informasi dari anggota keluarga Iain, baik dad satu generasi maupun antar generasi agar lebih bisa mengenali pola-pola yang nampak, yang dapat memberikan pengaruh baik positif maupun negatif pada pembentukan kepribadian seseorang.
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library