Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andhika Ridwan Achmadi
Abstrak :
Latar belakang: Pendidikan kedokteran merupakan proses yang panjang dan memiliki banyak rintangan. Dalam menempuh pendidikan kedokteran yang menantang, mahasiswa kedokteran memerlukan suatu karakter yang disebut resilience sebagai suatu karakter yang dapat menentukan ketahanan seseorang terhadap suatu tekanan. Berdasarkan beberapa studi, resilience seseorang dikatakan memiliki hubungan dengan kepribadiannya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar resilience dengan kepribadian sesuai dengan teori Big Five Personality pada mahasiswa kedokteran tingkat preklinik. Metode: Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan sampel acak dari mahasiswa preklinik tingkat 1, 2, dan 3 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2019. Total sampel yang mengisi kuesioner CD-RISC dan Big Five Personality Test adalah 607 responden. Hasil: Terdapat korelasi yang bermakna antara resilience dengan empat macam komponen kepribadian berdasarkan teori Big Five. Korelasi bermakna tersebut adalah ketika resilience dihubungkan dengan komponen extraversion (r=0,342, p<0,001), agreeableness (r=0,203, p<0,001), conscientiousness (r=0,251, p<0,001), dan openness (r=0,333, p<0,001). Sebaliknya, resilience tidak memiliki korelasi bermakna dengan satu komponen kepribadian berdasarkan teori Big Five, yaitu neuroticism (p>0,05). Simpulan: Didapatkan hubungan antara resilience dengan kepribadian dengan konsep Big Five. Meski demikian, hubungan tersebut tidak seluruhnya merupakan korelasi yang signifikan. Korelasi signifikan didapatkan pada hubungan resilience dengan komponen kepribadian extraversion, agreeableness, dan conscientiousness. Sebaliknya, komponen kepribadian neuroticism tidak memiliki korelasi signifikan dengan resilience. ......Background: Resilience is required for undergraduate medical students to bounce back from plausible adversities and to overcome challenges in their education. Studies show that resilience capacity is determined by multiple factors, including personality. Aim: This study aims to assess relationship between resilience and students’ personality from the lens of Big Five Personality framework in preclinical year undergraduate medical students. Methods: This was a cross-sectional study with total sampling approach. The study involved year 1-3 undergraduate medical students in Faculty of Medicine Universitas Indonesia. All respondents were required to complete CD-RISC and Big Five Personality questionnaires. The data collection was completed in January – February 2019. 607 responds are in this study. Results: A total of 607 respondents voluntarily participated in the study (85,13% response rate). There were significant low correlations between resilience and four components of Big Five Personality: resilience and extraversion (r=0,342, p<0,001), agreeableness (r=0,203, p<0,001), conscientiousness (r=0,251, p<0,001), and openness (r=0,333, p<0,001). On the other hand, there was no significant correlation between neuroticism and resilience (p>0,05). Conclusion: This study highlights that there is relationship between resilience and extraversion, agreeableness, conscientiousness and openness as part of Big Five Personality framework. The greater score of these personality aspects, the better the resilience. The low significant correlations suggest that personality is only one among multiple factors that may influence student’s resilience. Despite this, attention towards students’ personality and its relationship with resilience is relevant to optimize students’ adaptation and its support in medical schools.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Rahardi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herlina
Abstrak :
Masa transisi menuju perguruan tinggi melibatkan berbagai perubahan kompleks yang harus dihadapi oleh para mahasiswa baru. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepribadian Big Five, khususnya openness to experience dan penyesuaian diri mahasiswa di Perguruan Tinggi pada masa pembelajaran daring. Responden penelitian ini adalah 205 mahasiswa tahun pertama berusia 18–22 tahun, yang belum pernah berkuliah sebelumnya. Kepribadian openness to experience diukur dengan Big Five Inventory (BFI), dan penyesuaian diri mahasiswa diukur dengan Student Attitude and Perception Survey (SAPS). Teknik analisis Pearson Correlation digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kedua variabel, r(205) = 0,49, p < 0,01, two tailed. Ditemukan pula effect size medium. Dengan demikian, mahasiswa dengan tingkat kepribadian openness to experience yang tinggi cenderung akan memiliki tingkat penyesuaian diri yang baik pula. Implikasi dari penelitian ini yaitu mendorong mahasiswa untuk lebih terbuka terhadap banyak hal baru di lingkungan kampus yang berguna dalam membantu proses penyesuaian ......The transition into higher education involves many complex changes that must be challenging for freshman students. This study aims to examine the relationship between Big Five personality, especially openness to experience personality trait, and college adjustment among first-year students in higher education during online learning situations. The respondents were 205 first-year students, ranging from 18–22 years old who never had any experience of studying in college. Openness to experience was measured using Big Five Inventory (BFI), and college adjustment was measured using Student Attitude and Perception Survey (SAPS). The hypothesis was tested using Pearson Correlation. Results showed that there is a positive and significant relationship between openness to experience trait and college adjustment, r(205) = 0,49, p < 0,01, two tailed. Medium effect size was also found. Thus, students who have a higher level of openness to experience trait will tend to have better college adjustment. The implication of this study is to encourage students to be more open to new things in the college environment that can be useful for their adjustment process.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Joshepina Dwinandasulistya
Abstrak :
Agentic engagement atau keterlibatan agentik berperan penting dalam proses belajar dan pencapaian prestasi pemelajar. Untuk terlibat dalam proses belajar secara aktif, salah satu faktor yang dapat menjadi kendala pemelajar adalah merasa malu atau tidak percaya diri untuk berbicara di depan orang banyak. Dalam hal ini kepribadian diasumsikan berhubungan dengan keterlibatan pemelajar di dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepribadian dan agentic engagement. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa aktif dari universitas yang berlokasi di Jabodetabek. Agentic Engagement Scale (AES) digunakan untuk mengukur variabel agentic engagement. Kepribadian akan diukur menggunakan instrumen Mini IPIP-BFM-25. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson pada 294 partisipan, ditemukan korelasi yang positif dan signifikan antara dimensi extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan openness to experience terhadap agentic engagement. Implikasi hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah dalam ilmu Psikologi Pendidikan dan menambah wawasan bagi pemelajar maupun pengajar tentang agentic engagement dalam mengoptimalkan proses pembelajaran. ......Agentic engagement plays an important role in the learning process and achievement of learners' achievements. To be actively involved in the learning process, one of the factors that can be an obstacle for learners is to feel embarrassed or not confident to speak in front of a crowd. In this case the personality is assumed to be related to the involvement of the learner in the classroom. This study aims to see the relationship between personality and agentic engagement. The participants of this study are active students from universities located in Jabodetabek. The Agentic Engagement Scale (AES) is used to measure agentic engagement variables. Personality will be measured using the Mini IPIP-BFM-25 instrument. Based on the results of the Pearson correlation test in 294 participants, a positive and significant correlation was found between the dimensions of extraversion, agreeableness, conscientiousness, and openness to experience to agentic engagement. The implications of the results of this study can enrich the treasures in educational psychology and add insight for learners and teachers about agentic engagement in optimizing the learning process.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Aquino Tyas Primusanto
Abstrak :
ABSTRAK
Pembuatan skripsi merupakan sesuatu hal yang khas umumnya dikeijakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studinya. Dalam pengeijaan skripsi ini, tentu saja mahasiswa menemui kesulitan-kesulitan yang biasanya menyangkut standar pengeijaan yang diciptakan oleh mahasiswa sendiri.

Walupun nilai dari hasil pengerjaan skripsi itu sendiri kecil, mahasiswa biasanya mengalami tekanan dalam pengerjaannya. Tekanan internal, yang berasal dari diri mahasiswa itu sendiri, biasanya berkaitan dengan standar waktu serta kualitas dari mahasiswa, dan juga kemandirian yang dituntut dari mahasiswa sesuai dengan taraf perkembangannya yaitu pada masa dewasa muda. Sedangkan tekanan ekstemal biasanya timbul dari keluarga dan teman, di mana dari lingkungan sosial tersebut muncul beliefbelief negatif mengenai keterlambatan dalam pengeijaan skripsi.

Kecemasan dapat timbul pada mahasiswa dari situasi yang mencakup tekanantekanan internal dan ekstemal tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa pada dasarnya kecemasan dapat timbul dari perasaan seseorang bahwa performanya dievaluasi dan kegagalan adalah suatu hal yang mungkin teijadi (Atkinson, 1964). Selain itu ketidakjelasan situasi pada mahasiswa, seperti kurangnya data mengenai skripsi dan informasi-informasi penunjang lainnya, juga dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan pada mahasiswa memang tidak saja teijadi hanya pada saat pembuatan skripsi, tapi juga situasi-situasi lainnya. Namun yang membuat penelitian ini dirasa perlu adalah keterkaitan kecemasan mahasiswa dalam pembuatan skripsi dengan tipe kepribadiannya. Tipe kepribadian memiliki efek yang khas pada perilaku individu dalam situasi-situasi tertentu, seperti pada pembuatan skripsi ini. Dari penelitian ini, diharapkan dapat dilihat keterkaitan tipe kepribadian dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam pembuatan skripsi, di mana efeknya pada performa pembuatan skripsi dapat berupa cepat lambatnya proses pembuatan skripsi itu sendiri.

Tipe kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian yang diperkenalkan oleh Eysenck. Tipe kepribadian dari Eysenck ini meliputi tipe-tipe unstable introvert, unstable extrovert, stable introvert dan stable ekstravert. Tipe kepribadian Eysenck ini digunakan karena memang pada pengembangannya Eysenck juga meneliti fenomena kecemasan sebagai fiingsi dari tipe kepribadian. Asumsi Eysenck adalah bahwa tipe kepribadian introvert terasosiasikan dengan kecemasan. Sedangkan untuk dasar pengukuran kecemasan, dipergunakan konsep kecemasan dari Spielberger mengenai state dan trait anxiety. State anxiety pada penelitian ini aka dipergunakan untuk merepresentasikan kecemasan mahasiswa dalam pembuatan skipsi dan trait atrxiety merepresentasikan kecemasan mahasiswa dalam kehidupannya seharihari.

Tujuan penelitian ini adaiah untuk meneliti hubungan antara tipe kepribadian menurut teori kepribadian Eysenck dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam pembutan skripsi. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbandingan tingkat kecemasan yang ada antara mahasiswa sesuai dengan tipe kepribadiannya dalam proses pembuatan skripsi.

Alat ukur yang digunakan untuk pengklasifikasian/pengukuran tipe kepribadian adaiah Eysenck Personality Inventory. Sedangkan untuk mengukur tingkat kecemasan mahasiswa dalam pembuatan skripsi digunakan State-Trait Anxiety Inventory Form Y. Yang menjadi subyek penelitian ini adaiah mahasiswa berstatus aktif, tidak terancam Drop Out, berada pada masa dewasa awal, dan berada pada bab 2,3, atau 4 dalam pengeijaan skripsinya. Metode statistik yang digunakan adaiah t-test untuk melihat signifikansi perbedaan antara state dan trait anxiety, anova one way untuk melihat adanya perbedaan antara tipe kepribadian dalam hal kecemasan pada proses pembuatan skripsi serta F-test untuk melihat signifikansinya.

Pada akhirnya hasil penelitian ini menyatakan bahwa memang teijadi perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan mahasiswa dalam pembuatan slaipsinya {state anxiety) dan tingkat kecemasan mahasiswa sehari-hari {trait atixiety). Hasil lainnya adaiah memang ada perbedaan antara tipe-tipe kepribadian dalam hal kecemasan pada proses pembuatan skripsi, dan tipe kepribadian unstable introvert\ah yang berbeda secara signifikan dengan tipe kepribadian lainnya dalam hal tingkat kecemasan dalam proses pembuatan skripsi. Hasil ini mengantar kepada beberapa kemungkinan penjelasan, yang salah satunya adaiah tipe kepribadian introvert, dalam hal ini unstable introvert, memang memilih situasi yang secara potensial membuatnya cemas.

Dari hasil-hasil penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran. Beberapa di antaranya adaiah perlunya penelitian ini dilakukan secara purposif dan mendalam dengan metode kualitatif agar lebih dapat diketahui secara mendetail faktor-faktor dalam situasi pembuatan skripsi yang dapat menimbulkan kecemasan. Selain itu perlu diteliti lebih lanjut lagi mengenai sampai sejauh mana kecemasan dapat menurunkan atau justru meningkatkan kinerja mahasiswa dalam pembuatan skripsi. Dengan demikian dapatlah dipikirkan bentuk treatment yang tepat bagi tiap tipe kepribadian untuk dapat mengontrol tingkat kecemasannya.
2000
S2833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Ramady Prabowo
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepribadian terhadap minat mahasiswa dalam memilih karir menjadi akuntan publik melalui pendekatan Myers ndash;Briggs Type Indicator MBTI . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan survei kepada mahasiswa program sarjana akuntansi yang aktif dan terdaftar di Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada periode 2015/2016 dengan rentang angkatan 2011 sampai dengan 2013. Data diuji dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi kepribadian yang berhubungan dengan pengambilan informasi dan pembuatan keputusan yakni fungsi sensing dan thinking memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa untuk menjadi akuntan publik.
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the impact of personality towards student rsquo s interest in choosing career to be public accountant through Myers ndash Briggs Type Indicator MBTI approach. This research is conducted by doing a survey to undergraduate accounting students at Departement of Accounting, Faculty of Economics and Business University of Indonesia in the period of 2015 2016 with student batch ranged from 2011 to 2013. The data is tested and run by SPSS. The result shows that theres a certain personality preference, from dimension that responsible in taking information and decision making, which is sensing and thinking significant influence towards student rsquo s interest in choosing career to be public accountant.
2017
S66530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library