Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andry Kurniawan
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu menganalisis gaya kepemimpinan situasional pada level pengawas di PT. LCI khususnya pada proyek LTJO?The New AEJ. Sehingga, dapat menjadi dasar pertimbangan dalam peningkatkan peran kepempimpinan keselamatan di sektor konstruksi serta penerapan program Strive For L.I.F.E leadership. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Assessment Procedures (RAP), yaitu teknik pengumpulan data kualitatif untuk memperoleh gambaran atau informasi yang mendalam tentang gaya kepemimpinan situasional pada level pengawas dalam penerapan program Strive For L.I.F.E leadership di PT. LCI pada proyek LTJO?The New AEJ secara cepat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk menganalisis gaya kepemimpinan situasional pada level pengawas terhadap perilaku keselamatan pekerja konstruksi dalam penerapan program Strive For L.I.F.E leadership di PT. LCI khususnya pada proyek LTJO-The New AEJ tahun 2015, yaitu gaya kepemimpinan mengarahkan (directing) dan gaya kepemimpinan mendelegasikan (delegating).
ABSTRACT
This research has the common goal is to analyze the situational leadership model at the supervisory level at PT. LCI, on LTJO-The New AEJ project. It can be a basic consideration in enhancing the safety kepempimpinan role in the construction sector as well as the application of Strive For LIFE program leadership. This study used a qualitative research design to the type of research Rapid Assessment Procedures (RAP), the qualitative data collection techniques to obtain a picture or in-depth information about situational leadership model at the supervisor level in the implementation of Strive For L.I.F.E leadership program at PT. LCI on LTJO project-The New AEJ quickly. Based on the results of research conducted to analyze the situational leadership style at the supervisory level to conduct safety of construction workers in application Strive For LIFE leadership program at PT. LCI, on LTJO-The New AEJ 2015 project, namely the direct leadership model (directing) and delegating leadership model (delegating)., This research has the common goal is to analyze the situational leadership model at the supervisory level at PT. LCI, on LTJO-The New AEJ project. It can be a basic consideration in enhancing the safety kepempimpinan role in the construction sector as well as the application of Strive For LIFE program leadership. This study used a qualitative research design to the type of research Rapid Assessment Procedures (RAP), the qualitative data collection techniques to obtain a picture or in-depth information about situational leadership model at the supervisor level in the implementation of Strive For L.I.F.E leadership program at PT. LCI on LTJO project-The New AEJ quickly. Based on the results of research conducted to analyze the situational leadership style at the supervisory level to conduct safety of construction workers in application Strive For LIFE leadership program at PT. LCI, on LTJO-The New AEJ 2015 project, namely the direct leadership model (directing) and delegating leadership model (delegating).]
2015
T43501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Agnes Imelda Wulandari
Abstrak :
ABSTRAK
Institusi X merupakan institusi pendidikan non gelar yang terus berusaha untuk menjadi salah satu yang terbaik dalam dunia pendidikan non gelar di Indonesia. Dengan visi untuk menjadi referensi dan preferensi bagi mitra bisnis dan karyawannya, institusi X berupaya menangkap permintaan pasar dengan menawarkan program pengembangan sumber daya manusia yang siap digunakan di tempat kerja yang mendukung kinerja perusahaan. Tidak tercapainya target pada tahun 2015 serta pensiunnya dua manajer senior secara bersamaan tanpa ada kader turut berperan dalam mempercepat terjadinya restrukturisasi dalam institusi X. Masalah berkembang ketika tim kerja yang baru ini harus memformulasikan SOP untuk timnya. Ketidakjelasan tugas, peran, kurangnya arahan dan pengawasan, serta terhambatnya komunikasi dalam tim karena komposisi tim yang kurang tepat membuat penugasan SOP semakin sulit. Di saat bersamaan, pimpinan sebagai salah satu faktor yang berperan dalam proses pengembangan tim diperlukan untuk mendorong dan memotivasi tim terkait dengan restrukturisasi yang dilakukan. Rancangan intervensi yang diajukan untuk meningkatkan efektivitas tim adalah dengan workshop dan kegiatan mentoring mengenai tugas, peran, dan SOP kepada tim yang direstrukturisasi.
ABSTRACT
Institution X is a non-degree educational institution that strives to be one of the best in the fields of the non-degree education in Indonesia. With a vision to become a reference and preference for business partners and employees, Institution X attempts to capture the market demand by offering human resource development program that is ready to be used in the workplace to support the company's performance. Not achieving its targets in 2015, and the retirement of its two senior managers at the same time without regeneration are some factors to speed up the restructuring process. Problems appear when the new working team has to formulate its own SOP. Unclear tasks, ambigous roles, lack of direction and supervision, and the ineffective communication within the team formulating the SOP assignment makes it more difficult to realize the team effectiveness. At the same time, leadership as one of the factors that plays an important role in the development process of the team is required to encourage and motivate the team members related to the restructuring. The design of interventions is proposed to improve team effectiveness by providing workshops and mentoring activities regarding the tasks, roles, and SOP to the restructured team.
2016
T45787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nasrullah
Abstrak :
Himpunan Mahasiswa Islam HMI merupakan organisasi Islam pertama di kalangan mahasiswa yang lahir dua tahun pasca kemerdekaan negara Republik Indonesia yang bertepatan pada tanggal 5 Februari 1947 Masehi. HMI selalu hadir memberikan solusi dalam setiap gejolak dan persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Kajian ini akan mendeskripsikan bagaimana kepemimpinan situasional pada organisasi kemasyarakatan pemuda dengan studi kasus kepemimpinan Akbar Tanjung selaku Ketua Umum PB HMI pada tahun 1972-1974. Metode penelitian adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Hasil kajian menunjukkan kepemimpinan Akbar Tanjung memenuhi empat indikator kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard 1969 dalam Nurbaiti 1997 dan Rivai 2007 . Dalam perjalanan proses berorganisasi, Akbar Tanjung telah berhasil membawa HMI menjadi OKP yang dikenal dan disegani bahkan ditakuti oleh PKI pada masa itu. Sikap Akbar Tanjung yang peduli dan mengayomi kepada kader HMI, keberpihakannya kepada rakyat lemah pada setiap gejolak yang terjadi dalam sejarah perjuangan bangsa, berpartisipasi dalam setiap agenda pembaruan nasional, selalu mengirimkan kader-kader terbaiknya untuk terlibat dalam berbagai aktifitas pergerakan, serta selalu mempromosikan pemikiran HMI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui peran politiknya di negara Republik Indonesia, menjadikan Akbar Tanjung dan juga HMI menjadi tokoh pemuda dan tokoh politik legendaris yang sangat berpengaruh di Indonesia. Selain itu, Akbar Tanjung memiliki karakter yang toleransi, bijaksana, mudah bergaul, serta selalu amanah dan komitmen terhadap amanah organisasi yang telah dilimpahkan kepadanya serta kritis dan rasional terhadap kebijakan bangsa. Pembelajaran inilah yang dapat menjadi catatan bagi Ketua Umum HMI berikutya, sehingga HMI menjadi OKP yang terus disegani. ...... HMI is the first Islamic organization in students rsquo community held in 5 February 1947, 2 years after Indonesia rsquo s Independent day. HMI provides consistently the solutions to solve the problem happened in our country. This research will try to describe how the situational leadership system in the youth organization through case study of Akbar Tanjung rsquo s leadership as the leader of PB HMI from 1972 to 1974. The method used in this research is qualitative descriptive using deepen interview method and literature study. Analysis research illustrates that the leadership of Akbar Tanjung could complete the four situational leadership parameter related to Hersey and Blanchard in 1969 inside Nurbaiti, 1997 and Rivai, 2007 . In the running process at this organization. Akbar Tanjung has succeeded to lead HMI as an honored organization that is afraid by PKI at that time. His caring attitude toward all his members, and his attention to the weak society in every single problem which happen in nation effort history, the participation in each reformation moment, take his best members out in various activities, and also promote the ideas owned by HMI throughout people rsquo s life through the political participation in Indonesia, encourage Akbar Tanjung and also HMI to be young figure and famous politic legend who has an influence in Indonesia. In the other side, Akbar Tanjung has a good character, wise, easy going, and always trusted , strong commitment in leading the organization and critical person and rational to every nation policy. This lesson is likely to be information for the following leader, therefore, HMI being regarded OKP.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasoetion, Karina
Abstrak :
Tugas akhir ini merupakan Iaporan kegiatan penulis yang disusun untuk memberikan rekomendasi dalam meningkatkan ketrampilan kepemimpinan situasional bagi pimpinan karyawan PT Citra Marga Nusaphala Pcrsada Tbk yang menempati posisis Eselon II dan Ill. Pclatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja para karyawan, sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang diperbaharui pada tahun 2001. PT CMNP Tbk mengalami ujian yang sangat berat akibat dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 yang masih terasa hingga kini. Perubahan kondisi sosial dan instabilitas politik berdampak pula terhadap kinerja perusahaan antara lain dikaitkannya keberadaan Citra Marga dengan stigma masa Ialu. Dalam rangka mengatasi permasalahan ini, maka berbagai kebijakan dan langkah-langkah strategis mulai diambil, sehingga perusahaan dapat bangkit dan berkembang. Pada 6 Juni 2001, diputuskan bahwa PT CMINP Tbk akan memperluas bidang usaha mereka ke dalam usaha infrastruktur lainnya seperti telekomunikasi, transportasi, propeni, pembangunan sarana jalan, pipanisasi, pengadaan lisrlik, air, minyak dan gas dan lain-lainnya. Perluasan bidang usaha juga mendorong PT CMNP Tbk mengadakan reorganisasi dan perubahan visi dan misi yang terangkurn di dalam program jangka panjang yang disebut “Cirra Marga Prima 2025”. Konsekuensi dari reorganisasi ini adalah dituntutnya para karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka. Kinerja karyawan sangat tergantung kepada atasan, yang dipercaya dapat membantu pemenuhan kebutuhan karyawan dalam mengembangkan diri dalam bekerja dan dapat memotivasi kerja mereka sehingga akan meningkatkan produktifitas dan menciptakan lingkungan kerja yang baik. Fakta yang telah diuraikan di atas menimbulkan berbagai pemikiran di dalam pemikiran penulis, yaitu: Untuk membantu pemenuhan kebutuhan perkembangan diri karyawan, maka dibutuhkan pimpinan yang dapat menjadi fasilitator Pimpinan yang efektif dipercaya mampu diagnosa kebutuhan karyawannya dan mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka sesuai dengan tuntutan lingkungan kerja. Kunci dari seluruh organisasi adalah kinerja dari karyawannya, dan kualitas kinerja karyawan sangat tergantung kepada sikap mereka terhadap atasannya. Itu sebabnya motivasi menjadi bagian yang sangat penting dalam menentukan kinerja karyawan karena motivasi menggambarkan mengapa seseorang memilih perilaku tertentu untuk mencapai tujuan pribadi ataupun organisasi. Untuk periode 2001-2005 yang temanya adalah Reposizioning for Suvtainable Growth, peningkatan produktivitas tidak dapat dilakukan karena keseluruhan pendapatan diperoleh hanya dari bidang usaha JIUT. Ada baiknya pada periode ini dilakukan peningkatan kualitas pelayanan konsumen. Usaha peningkatan produktiiitas dapat dilakukan pada periods berikutnya, yaitu saat bidang usaha infrastruktur lainnya sudah berjalan. Dari perhitungan statistik yang dilakukan, hasilnya adalah kuesioner terbukti valid dan reliable. Dimana gaya kepemimpinan yang dorninan pada Eselon II adalah coaching (50%), dan Eselon III adalah supporzing (59,1%). Pada pengujian hipotesa, terbukti ada hubungan antara kepemimpinan situasional dan motivasi kerja yang hasil perhitungan Chi-Square untuk Eselon Il adalah 0,036 dan eselon III adalah 0.0l5. Sedangkan penggolongan tingknt perkembangan (D) untuk Eselon II dan III rata-rata adalah D2 (76%) dan D3 (l4%). Ada beberapa solusi yang dapat diajukan oleh penulis. Pertama adalah menjalankan pelatihan coaching yang tujuannya adalah untuk meningkatkan ketrampilan kepemimpinan situasional. Kemudian penulis juga merekornendaslkan agar dilakukan peningkatan kualitas pelayanan yang dilaksanakan oleh karyawan eselon IV, karena langsung berhubungan dengan pelanggan jalan tol Tujuannya adalah untuk meningkatkan company image.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Rahmandita
Abstrak :
ABSTRAK<>br> Penelitian ini adalah tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala Perpustakan Perguruan Tinggi Gayo. Perpustakaan Perguruan Tinggi Gayo telah berkembang menjadi perpustakaan dengan kualitas yang baik dalam waktu singkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala perpustakaan dalam menyelenggarakan Perpustakaan Perguruan Tinggi Gayo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan menjadikan Perpustakaan Perguruan Tinggi Gayo sebagai kasus yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan langsung dan wawancara kepada Kepala Perpustakaan, pustakawan, dan tenaga Perpustakaan Perguruan Tinggi Gayo. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala perpustakaan adalah kepemimpinan situasional yaitu kepala perpustakaan dapat memimpin dengan gaya yang berbeda pada situasi yang berbeda. Kepala perpustakaan telah memimpin dengan menggunakan gaya directing, coaching, dan supporting. Namun, kepala perpustakaan belum menggunakan gaya delegating dalam kepemimpinannya, karena tingkat kesiapan anggota yang di persepsikannya belum memadai.
ABSTRACT<>br> This thesis discusses the leadership style of the head of the library of Perguruan Tinggi Gayo. The library of Perguruan Tinggi Gayo has been developing rapidly into a good library. The purpose of this study is to determine the leadership style of the head librarian in leading the library of Perguruan Tinggi Gayo. This study uses a qualitative approach, and put the library of Perguruan Tinggi Gayo as the single case for research. The data collection techniques use observation and interviews of the head of libraries, librarians and library workers of the library of Perguruan Tinggi Gayo. The research concludes that the leadership styles used by the head of the library is situational leadership, that is the head lead using different style of leadership for different situations. It showed that the head of the library has been using the telling, selling, and participating style of leadership. However, the head of the library has not been using delegating style of leadership, presumably because he perceived that the readiness level his members is inadequate.
2017
S70173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library