Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrini Damayanti
"Latar belakang: Di Indonesia, tingkat kunjungan Antenatal Care (ANC) masih mengalami tantangan serius dengan angka yang terus menunjukkan tingkat partisipasi yang sangat rendah atau kepatuhan pemeriksaan yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh predisposing factors, enablings factors, dan reinforcing factors. Seiring perkembangan teknologi, dalam meningkatkan kepatuhan pemeriksaan ANC tersedia layanan telemedicine.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan karakteristik pada pasien pengguna telemedicine dengan pasien kunjungan langsung terhadap kepatuhan pasien kunjungan antenatal care di RSIA Marissa Palembang
Metodologi penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian mixmethode dengan desain sequential explanatory dengan maksud untuk mengetahui tentang kepatuhan pasien yang menggunakan telemedicine dan yang tidak menggunakan dalam kunjungan rutin antenatal care. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2024 hingga Mei 2024.
Hasil penelitian: Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik pengetahuan, sikap,kondisi lingkungan, dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pemeriksaan antenatal care pada pasien pengguna telemedicine maupun bukan pengguna telemedicine.
Kesimpulan: Telemedicine tidak membuat pasien malas berkunjung, penggunaan telemedicine sangat membantu pasien dengan akses terbatas ke fasilitias kesehatan sehingga program ini direkomendasikan bagi RSIA Marissa sehingga dapat membantu masyarakat dalam hal akses pelayanan kesehatan. Peningkatan faktor enablings dan reinforcing memainkan peran penting dalam meningkatkan angka kepatuhan pemeriksaan antenatal care pada pasien

Background: In Indonesia, the level of Antenatal Care (ANC) visits still faces serious challenges, with participation rates remaining very low and compliance with examinations being inadequate. This situation is influenced by predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors. With the advancement of technology, telemedicine services are available to enhance compliance with ANC examinations.
Objective: To determine the relationship between the characteristics of telemedicine users and in-person patients on compliance with antenatal care visits at RSIA Marissa Palembang.
Methode: This study is a mixed-method research with a sequential explanatory design, aimed at understanding the compliance of patients using telemedicine versus those not using it in routine antenatal care visits. The research will be conducted from March 2024 to May 2024.
Results: There is a significant relationship between the characteristics of knowledge, attitude, environmental conditions, and family support with compliance to antenatal care examinations among both telemedicine users and non-users.
Conclusion: Telemedicine does not make patients reluctant to visit; instead, it greatly assists patients with limited access to healthcare facilities. Therefore, this program is recommended for RSIA Marissa to help the community access healthcare services. Enhancing enabling and reinforcing factors plays a crucial role in improving compliance rates for antenatal care examinations among patients.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Nurlusi Alvina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan puskesmas sehingga pasien  Program Rujuk Balik patuh dalam melakukan kontrol di Puskesmas Kec. Sawah Besar DKI Jakarta. Data Kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen untuk menganalisis upaya yang dilakukan Puskesmas Kec. Sawah Besar sehingga pasien PRB patuh kontrol. Adapun variabel yang digunakan adalah variabel input yang terdiri dari variabel Petugas Kesehatan, Fasilitas Kesehatan. Variabel proses terdiri dari Prosedur Program Rujuk Balik, Monitoring dan Evaluasi. Variabel output terdiri dari kepatuhan kontrol peserta PRB. Dari sisi input, Petugas Kesehatan, Fasilitas Kesehatan teridentifikasi sebagai peran dan upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk bisa memberikan pelayanan yang baik kepada pasien PRB seperti memberikan sosialisasi kepada pasien PRB, sarana dan prasarana yang baik sedangkan dari sisi proses teridentifikasi bahwa Pasien Program Rujuk Balik sudah bisa memahami dengan baik mengenai tahapan dalam melakukan program rujuk balik. Dari kejadian tersebut, dapat diidentifikasikan bahwa upaya yang baik dilakukan oleh puskesmas kec. sawah besar sehingga pasien patuh kontrol.

This study aims to determine the efforts made by puskesmas so that patients of the Refer Back Program are obedient in carrying out control at the Puskesmas Kec. Sawah Besar DKI Jakarta. Qualitative data were obtained through in-depth interviews, observations, and document reviews to analyze the efforts made by the Puskesmas Kec. Sawah Besar so that Program R patients referred to Balik obeyed the control. The variables used are input variables consisting of variables of Health Workers, Health Facilities. Process variables consist of Refer-Back, Monitoring and Evaluation Program Procedures. The output variable consists of the control compliance of participants Program Rand Balik. In terms of inputs, Health Workers, Health Facilities are identified as roles and efforts made by health workers to be able to provide good services to Program Rujuk Balik patients such as providing socialization to patients Program Rujuk Balik, good facilities and infrastructure while in terms of the process it was identified that the Patients of the Referral Program can already understand well about the stages in conducting the referral program. From this incident, it can be identified that good efforts are made by the health center of the large rice field so that the patient complies with the control."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidia Hawaria
"ABSTRAK
Kepatuhan pasien dalam melakukan pengobatan merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan terapi, namun kepatuhan untuk melakukan pengobatan oleh pasien seringkah rendah, termasuk pada terapi antibakteri jangka pendek. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan pasien dalam menggunakan antibakteri yang diresepkan di tiga puskesmas wilayah timur Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan dengan metode studi potong lintang. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang diberikan pada responden berusia 18 tahun ke atas dan menebus resep antibakteri di puskesmas dari tanggal 2 November-1 Desember 2010. Resep berupa sediaan solid per oral yang harus dihabiskan paling lama satu minggu. Berdasarkan data hasil penelitian 35 total responden, 13 responden (37,1%) dinyatakan patuh terhadap penggunaan antibakteri dan 22 responden (62,9%) lainnya yang dinyatakan tidak patuh. Alasan ketidakpatuhan yang paling banyak dikemukakan oleh responden yang tidak menyelesaikan pengobatan adalah sudah merasa sembuh dari penyakit sehingga merasa tidak perlu menghabiskan obat (85,7%). Selain itu, tidak ditemukan adanya hubungan antara faktor sosiodemografis, pengetahuan pasien terhadap obat, pengobatan yang kompleks, dan adanya riwayat penyakit lain dengan kepatuhan terhadap pengobatan. Studi menunjukkan tingginya angka ketidakpatuhan terhadap penggunaan antibakteri. Oleh karena itu, diperlukan adanya edukasi masyarakat mengenai penggunaan antibakteri secara tepat untuk mencegah semakin meluasnya resistensi bakteri.

ABSTRACT
Patient compliance is essential to determine the successful therapy. Yet, poor compliance seems to frequently occur, including compliance to short-term antibacterial therapy. The purpose of this research was to evaluate the patient compliance to antibacterial use prescribed at three public health centers in the eastem region of Tangerang Selatan. A cross sectional study was conducted on people aged 18 or older who filled antibacterial prescription at the public health centers during November 2-December 1, 2010. Prescription should contain solid oral preparations which had to be fmished by a week or less. Out of 35 respondents, 13 respondents (37.1%) were identified as fully compliant while the other 22 (62.9%) failed to meet the criteria of compliance. Most of the respondents who did not finish the medication (85.7%) stated they had been feeling well so that continuing taking medication is not necessary. Sociodemographic factors, patients knowledge to medication, complicated therapy, and presence of other disease are not related to patient compliance to antibacterial use. This study showed high noncompliance rate. Therefore, a public education is urgent regarding the proper use of antibacterial in order to prevent wider spread of bacterial resistance."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S70322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armelia Hayati
"Kepatuhan pasien dalam melakukan pengobatan merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan terapi, namun kepatuhan untuk melakukan pengobatan oleh pasien sering kali rendah, termasuk pada pengobatan tuberkulosis (TB) paru. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan berobat penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas Depok. Desain penelitian menggunakan studi potong lintang dengan 76 responden. Pengambilan data melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner dengan metode consecutive sampling. Sampel adalah penderita TB paru berusia minimal 15 tahun yang telah minum obat minimal selama 2 bulan dan datang berobat pada bulan Februari-April 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 43% responden yang patuh terhadap pengobatan tuberkulosis paru. Ada hubungan antara jarak dan peran keluarga/ pengawas menelan obat (PMO) dengan kepatuhan berobat penderita TB paru, tetapi tidak ada hubungan antara factor sosiodemografis (jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah pendapatan keluarga per bulan), pengetahuan, efek samping obat, riwayat penyakit lain, ketersediaan transportasi dan peran petugas tuberkulosis di puskesmas dengan kepatuhan berobat penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas Depok. Studi menunjukkan tingginya angka ketidakpatuhan berobat pada penderita tuberkulosis paru. Oleh karena itu, peran keluarga/ PMO dalam mengawasi pengobatan perlu ditingkatkan sehingga penyebaran penyakit dan meluasnya resistensi bakteri dapat dicegah.

Compliance of patients in making treatment is one factor that determines the success of therapy, but adherence to treatment by patients is often low, including in the treatment of tuberculosis (TB). The study aims to evaluate treatment compliance of patients with pulmonary tuberculosis in Pancoran Mas Depok District Health Center. Design research using cross sectional study with 76 respondents. Retrieval of data through direct interviews using a questionnaire with a consecutive sampling method. Samples were pulmonary TB patients at least 15 years old who had been taking medication for at least two months and come for treatment in February-April 2011. The results showed that there were 43% of respondents who adhere to the treatment of pulmonary tuberculosis. There is a relationship between the distance and family's role/ supervisor-medication (PMO) with pulmonary TB patient treatment compliance, but there is no relationship between sosiodemografis factors (sex, age, education, occupation, total family income per month), knowledge, drug side effects, history of other diseases, avaibility of transport, and the role of the tuberculosis officer at the health center with pulmonary TB patient treatment compliance in Pancoran Mas Depok District Health Center. Studies show high rates of medication adherence in patients with pulmonary tuberculosis. Therefore, the role of family / PMO in monitoring the treatment needs to be improved so that the spread of disease and spread of bacterial resistance can be prevented."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S121
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nicolaus Novian Wahjoepramono
"MDR-TB menjadi masalah yang penting di Indonesia karena besarnya angka kematian dan morbiditas. Dengan mencari tahu alasan perkembangan tuberculosis menjadi MDR-TB, insidensi dari penyakit mematikan ini dapat dikurangi. Pengumpulan data dilakukan di RS Persahabatan dalam jangka waktu dari Desember 2009 sampai Agustus 2010 dan bertujuan untuk mengukur angka kepatuhan dalam pengobatan tuberculosis primer dan efek dari pembagian OAT secara gratis terhadap kepatuhan pasien. Pasien MDR-TB akan diwawancara secara retrospektif untuk mencari tahu derajat kepatuhan mereka saat pengobatan primer dulu. Hasil wawancara menunjukkan bahwa 46% dari pasien MDR-TB tidak mematuhi regimen pengobatan primer dulu. Angka ini jauh lebih buruk dari data tuberculosis pada umumnya. Hasil juga menyimpulkan bahwa hubungan antara pembagian obat secara gratis dan kepatuhan pasien sebagai non-signifikan.

The problem of Multi-Drug Resistant Tuberculosis in Indonesia is of high importance due to its high mortality and morbidity rate. Finding clues as to how MDR-TB develops from susceptible strains of TB will help Indonesia in eliminating the menace that is MDR-TB. Data collection is done in RS Persahabatan, Jakarta during the period of December 2009 until August 2010, and aims to measure the rate of compliance in the primary TB treatment of confirmed MDR-TB patients. The study also looks at the effect of free medication on patient compliance. Interview sessions will be set for MDR-TB patients to look in retrospect towards their primary TB treatment. Results show that 46% of patients did not comply in their primary treatment, a lot higher than normal. It also proves of the relationship between compliance and the accessibility of free drugs to be non-significant."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Ginanjar
"Terapi Rumatan Metadon Penyalahgunaan NAPZA saat ini sudah sangat memprihatinkan, mayoritas kalangan yang menyalahgunakan yaitu remaja dan dewasa muda. Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya kerusakan fisik maupun mental namun dapat juga merusak generasi penerus bangsa. Heroin merupakan salah satu jenis NAPZA yang sering disalahgunakan. Program Terapi Rumatan Metadon PTRM merupakan salahsatu upaya penanggulangan dampak buruk Harm Reduction dalam menurunkan angka penyalahgunaan NAPZA Heroin dan penyebaran HIV/AIDS. Motivasi dan kepatuhan merupakan faktor penting dalam keberhasilan menjalankan program terapi.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran motivasi dengan kepatuhan pasien program terapi rumatan metadon. Desain penelitian yang digunakan cross-sectional dengan Teknik convenience sampling dengan jumlah 67 responden. Variabel motivasi menggunakan kuesioner Treatment Motivation Questionnaire TMQ yang meliputi 4 item yaitu motivasi internal, motivasi eksternal, interpersonal help seeking, confidence in treatment. Serta variabel kepatuhan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale-8 MMAS.
Uji Analisa data dengan menggunakan deskriptif, hasil penelitian menunjukan gambaran motivasi dan kepatuhan pasien Program Terapi Rumatan Metadon memiliki nilai motivasi internal 5,64, interpersonal help seeking 5,34, confidence in treatment 5,09, dan motivasi internal 3,88 pada range 1-7. Serta sebagian besar pasien memiliki kepatuhan sedang 70,1, kepatuhan tinggi 1,5 , dan kepatuhan rendah 28,4. Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi pelayanan kesehatan untuk lebih meningkatkan pengawasan dan meningkatkan koseling individu sehingga dapat meningkatkan kepatuhan.

Drug abuse now is very alarming, the majority of the abusers are teenagers and young adults. The impact of drug abuse is not only physical or mental damage but also can damage the next generation of the nation. Heroin is one type of drug that is often abused. The Methadone Maintenance Therapy Program PTRM is one of the Harm Reduction program in reducing the number of drug abuse Heroin and the spread of HIV AIDS. Motivation and compliance are important factors in the success of running a therapy program.
The study was conducted to find out the motivation and patient compliance of methadone maintenance therapy program. The research design used cross sectional 67 respondent were recruited using convenience sampling. Motivation variable were assessed using Treatment Motivation Questionnaire TMQ which includes 4 items of internal motivation, external motivation, interpersonal help seeking, and confidence in treatment. The compliance variable was assed using the Morisky Medication Adherence Scale 8 MMAS questionnaire.
The result of research show description of motivation and patient compliance Methadone Maintenance Therapy Program has internal motivation score 5,64, interpersonal help seeking 5,34, confidence in treatment 5.09, and internal motivation 3,88 at range 1 7. Most patients have moderate adherence of 70.1, high adherence 1.5, and low adherence 28.4. The results of this study can be a description for health services to further improve supervision and improve individual counseling so as to improve compliance.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Astuti
"Penyakit Kardiovaskular, termasuk hipertensi merupakan penyebab utama kematian di dunia. Di Indonesia, hipertensi termasuk penyakit kardiovaskular terbanyak. Data dari WHO pada 2015 menunjukkan bahwa 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka ini diprediksi meningkat menjadi 1,5 miliar pada 2025. Di Indonesia 23% dari total 1,7 juta kematian pada 2017 disebabkan oleh hipertensi. Terapi antihipertensi diperlukan untuk mengontrol tekanan darah, tetapi kepatuhan pasien sering kali rendah karena mereka berhenti minum obat setelah merasa sehat. Kurangnya informasi tentang penggunaan obat dan risiko ketidakpatuhan juga berkontribusi terhadap komplikasi penyakit. Pelayanan informasi obat oleh apoteker di apotek penting dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dan pemahaman pasien tentang hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelayanan informasi obat terhadap pasien hipertensi BPJS Program Rujuk Balik (PRB) di Apotek Kimia Farma 364 Cilandak KKO. Hasil menunjukkan bahwa pelayanan informasi obat yang jelas dan rinci dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat, sehingga mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Cardiovascular disease, including hypertension, is the leading cause of death in the world. In Indonesia, hypertension is the most common cardiovascular disease. Data from WHO in 2015 showed that 1.13 billion people in the world suffer from hypertension, and this figure is predicted to increase to 1.5 billion by 2025. In Indonesia, 23% of the total 1.7 million deaths in 2017 were caused by hypertension. Antihypertensive therapy is needed to control blood pressure, but patient compliance is often low as they stop taking medication after feeling well. Lack of information about drug use and the risks of non-adherence also contribute to disease complications. Drug information services by pharmacists in pharmacies are important to improve patient compliance and understanding of hypertension. This study aims to assess drug information services for hypertension patients with BPJS Referral Program (PRB) at Kimia Farma 364 Cilandak KKO Pharmacy. The results show that clear and detailed drug information services can improve patient compliance in taking drugs, thereby reducing the risk of complications and improving patient quality of life.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alberta Jesslyn Gunardi
"Kemunculan dari MDR-TB telah menjadi masalah kesehatan yang penting dan mengancam kontrol TB sedunia. Beberapa faktor resiko dihubungkan dengan perkembangan MDR-TB pada pasien yang pernah menjalani pengobatan TB, termasuk kepatuhan pasien meneruskan pengobatan. Penilitian ini ditujukan untuk mencari bagaimana kepatuhan pasien MDR-TB meneruskan pengobatan sewaktu pengobatan TB yang pertama kali. Selain itu hubungan dengan kepatuhan pasien makan obat sesuai jadwal juga diteliti. Penilitian ini menggunakan metode cross sectional dengan mewawancarai pasien MDR-TB di RS Persahabatan, Jakarta selama bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010 (n=50). Hasil menunjukan bahwa mayoritas pasien patuh meneruskan pengobatan terhadap pengobatan TB yang pertama kali. Penelitian ini menemukan bahwa tidak adanya hubungan antara kepatuhan pasien meneruskan pengobatan dan kepatuhan pasien makan obat sesuai jadwal sewaktu pengobatan TB yang pertama kali.

The emergence of MDR-TB has become an important health issue and threatens TB control worldwide. Various risk factors are identified to contribute the development of MDR-TB from previous TB treatment, including patient adherence. This study aims to find out how the MDR-TB patient adherence during their primary TB treatment. In addition, the association with patient compliance is analyzed. This is a cross-sectional study by interview to MDR-TB patients in Persahabatan Hospital, Jakarta during December 2009 until August 2010 (n=50). Results show that majority of the patients adhere to their primary TB treatment. This study finds there is no association between patient adherence and compliance during primary TB treatment."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Setiawati
"ABSTRAK
Stroke adalah salah satu penyakit yang mempunyai resiko kematian yang
tinggi. Tiemey, dkk (2000) mengatakan bahwa di Amerika stroke merupakan
penyakit urutan ketiga penyebab kematian dalam kurun waktu 30 tahun terakhir
ini dimana sekitar 70 - 80% penderitanya merupakan penderita hipertensi.
(Soen, 1994). Menurut Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran UI, penyakit
Stroke di Indonesia cenderung meningkat. Data Rumah Sakit dari Departemen
Kesehatan Republilk Indonesia di tahun 1996 menunjukan stroke menempati
urutan ketiga dari penyakit yang dirawat di rumah sakit dan masih merupakan
salah satu penyakit tersering yang mengakibatkan kematian pada penderitanya.
Stroke terjadi karena adanya kerusakan pada beberapa area di otak akibat
supply darah ke otak tersebut terganggu sehingga area tersebut tidak mendapat
oksigen (Sarafino, 1998) Dampak dari stroke umumnya bersifat jangka panjang
dan tingkat keparahannya beragam, yang paling parah kematian.
Tindak pencegahan terhadap penyakit stroke perlu untuk dilakukan.
Anjuran medis atau medical regimen dari dokter perlu dijalankan oleh pasien
dengan disiplin. Karena stroke sangat terkait dengan gaya hidup seseorang,
medical regimen yang sering diberikan kepada pasien stroke umumnya juga
menyangkut gaya hidup misalnya merubah pola makan, berhenti merokok atau
melakukan olahraga.
Dalam menaati anjuran-anjuran tersebut, respon tiap pasien stroke
berbeda-beda, ada beberapa yang mematuhi, ada juga yang tidak. Studi
menunjukan bahwa pasien sulit menaati nasehat dokter untuk mengubah gaya
hidup dibandingkan dengan menaati nasehat dokter untuk minum obat (Haynes
dalam Sarafino, 1998). Perbedaan respon terhadap perilaku patuh ini dicoba
dijelaskan dengan berbagai teori, salah satunya yaitu health belief model yaitu
teori yang dikembangkan oleh Rosenstock pada tahun 1966. Ada dua komponen di dalam teori tersebut yaitu yang pertama adalah derajat dimana pasien
mempersepsikan ada atau tidaknya general health value, perceived susceptibility
dan perceived severity. Faktor yang kedua yaitu persepsi bahwa suatu health
practice tertentu akan efektif mengurangi ancaman tersebut. Faktor yang kedua
ini dibagi lagi menjadi dua. Yang pertama yaitu apakah seseorang yakin atau
tidak bahwa health practice akan efektif melawan penyakitnya dan faktor yang
kedua adalah benefit dan barriers yang didapatkan dari melakukan tindakan
kesehatan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kepatuhan
pasien stroke terhadap medical regimen berdasarkan teori health belief model.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
wawancara sebagai metode pengambilan data.
Hasil dari penelitian yang diperoleh adalah bahwa kedua subyek yaitu M
dan H yang mengalami stroke dengan dampak yang cukup lama mengatakan
bahwa peristiwa stroke tersebut telah mengubah pandangan mereka terhadap
makna kesehatan. Arti kesehatan semakin terlihat penting dalam hidup mereka.
Berbeda dengan subyek S yang mengalami stroke dengan dampak jangka
pendek yaitu kurang dari 24 jam. Bagi S kesehatan tetap merupakan sesuatu
yang tidak penting. Selain tingkat keparahan, faktor benefit dan barriers juga
menjadi faktor yang penting untuk menentukan apakah seseorang akan
memutuskan untuk mengambil suatu tindakan untuk mencegah atau melawan
suatu penyakit atau tidak. Ketiga subyek menyetujui bahwa jika suatu medical
regimen dijalankan dengan benar, maka akan efektif dalam mencegah atau
melawan suatu penyakit. Hanya subyek S yang memutuskan untuk tidak
menjalankan medical regimen yang dianjurkan dokter karena ia merasa kenyamanan hidupnya akan terganggu jika ia mematuhinya."
Lengkap +
2003
S3264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sadar Prihandana
"ABSTRAK
Kepatuhan pasien menjadi hal utama dalam keberhasilan perawatan mandiri pada pasien hipertensi. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologi dengan hasil 6 tema, yaitu pengalaman kepatuhan kontrol, pengalaman menangani gejala dan komplikasi, pengalaman kepatuhan minum obat, pengalaman kepatuhan mengelola, kurang patuh berolahraga, dan kendala untuk patuh. Pengetahuan pasien dan peran keluarga dapat meningkatkan kepatuhan kontrol dan minum obat. Kurangnya dukungan keluarga dan aktivitas sosial partisipan merupakan kendala dalam kepatuhan terutama diet dan olahraga. Hasil penelitian berimplikasi untuk konseling hipertensi ketika pasien kontrol serta melibatkan peran anggota keluarga sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pasien hipertensi terhadap perawatan mandirinya.

ABSTRACT
Patient adherence to be the main thing in the success of self-care in patients with hypertension. Research using qualitative research methods and approaches to the phenomenology and had six themes: experience of adherence to visit, experience of dealing with the symptoms and complications, experience of adherence for taking drug, experience of adherence to manage diet, non adherence to exercise, and difficulties in implementing adherence. Knowledge of the patient and family roles could improve adherence for taking drug and visiting routine. Lack of family support and social activities of the participants were difficulties in patients adherence, especially for diet and exercise. The results had implications for counseling patients with hypertension when patients visit the hospital and involve the role of family members as an effort to improve the awareness and adherence of self-care of hypertension"
Lengkap +
2012
T30936
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>