Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rangga Kristanto
Abstrak :
Pengendalian terhadap temperatur dan kelembaban pada rumah kaca sangat penting agar tamnaman pada rumah kaca dapat tumbuh denga baik, apalagi untuk tumbuhan tertentu kestabilan temperatur dan kelembaban mutlak diperlukan agar tidak mengalami masalah pada perkembangannya. Tanaman bunga seperti Krisan (chrysanthemum) banyak dibudidayakan pada rumah kaca. Tanaman ini memerlukan suhu antara 20 derajat C - 26 derajat C untuk pertumbuhan dan 16 derajat C - 18 derajat C untuk pembungaan. Kelembaban udara yang optimal untuk pertumbuhan krisan adalah 70% - 90% [1]. Kalau saja temperatur dan kelembaban di dalam rumah kaca tersebut keluar dari batas ideal, maka hal ini akan mengganggu pertumbuhan dari bunga krisan tersebut. Pada rumah kaca, bukan hal yang tidak mungkin terjadi perubahan temperatur dan kelembaban yang sangat drastis. Hal in bisa disebabkan oleh banyak hal, terutam aoleh kondisi lingkungan di rumah kaca. Misalnya cuaca yang panas, jika terjadi dalam waktu yang relatif lama, maka hal ini akan mempengaruhi kondisi di dalam rumah kaca tersebut. Hal serupa juga bisa terjadi dengan kelembaban relatif, jika terjadi perubahan yang ekstrem, maka tanaman tertentu akan terganggu pertumbuhannya. Untuk itu kestabilan temperatur dan kelembaban dalam rumah kaca perlu dijaga agar tanaman yang ditanam dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam upaya untuk menjaga kestabilan temperatur dan kelembaban dalam rumah kaca, dapat dibuat suatu alat yang akan mengendalikan temperatur dan kelembaban secara otomatis. Dengan adanya otomatisasi ini, tentu saja hal ini akan membantu pekerjaan manusia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Dharma Putra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Rahardjo
Abstrak :
Dalam penelitian ini dibahas secara garis besar pemodelan suatu ruangan yang dikondisikan (didinginkan atau dipanaskan). Pendekatan model tersebut dengan orde 1. Model dari ruang berpendingin ini menggambarkan kondisi temperatur udara dari beberapa ruang dari 2 lantai. Sebagai pengendali digunakan sebuah PLC, yang mendapatkan masukan dari 2 buah modus analog untuk membuka dan menutup simulator katup suplai air dingin dari AHL1, dan AHL2. Model temperatur ruang berpendingin diprogramkan pada komputer (PC) dan keluarannya dikirimkan ke PLC. Selanjutnya PLC akan mengaktifkan katup (secara simulasi) yang berpoteasi untuk mendinginkan atau memanaskan ruangan. Dead time yang terjadi pads sistem pendingin udara ruang temyata sangat berpengaruh pada besar kecilnya amplitudo penyimpangan temperatur dari temperatur referensi. Pada kasus temperatur referensi sebesar 25 °C dan perbadingan antara dead time (Td) dan time constant (T) 1110 didapat amplitudo sebesar -F- 2,5°C, yang berarti menjadikan beda temperatur maksimum dan minimum sebesar 5°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggriawan Rayzadmiko
Abstrak :
Telah berhasil dibangun pengendali temperatur probe dingin pada sistem karakterisasi material termoelektrik menggunakan kendali PID dengan metode tuning IMC dan telah diuji pada tiga temperatur, yaitu 10°C, 15°C, dan 20°C. Pada temperatur 10°C berhasil stabil dengan gangguan laju konduksi 8,8 W, temperatur 15°C berhasil stabil dengan gangguan laju konduksi 18 W, dan temperatur 20°C berhasil stabil dengan gangguan laju konduksi 19 W. Pengujian tersebut membutuhkan temperatur dingin konstan dan temperatur panas sebagai pemberi gangguan. Untuk membuat temperatur dingin digunakan sel peltier dengan daya 30 W, sementara untuk membuat gangguan panas digunakan empat elemen pemanas konfigurasi paralel dengan daya total 95 W. Selain itu, penelitian ini dilakukan dalam vakum dengan tekanan 2162 uHg. Menggunakan mikrokontroler untuk memproses pengendalian temperatur probe dingin dan untuk mengirim output pengendalian menuju sel peltier juga membaca temperatur pada probe dingin. Output pengendalian berupa sinyal PWM yang dapat divariasikan duty cycle-nya. ......A cold probe temperature controller on thermoelectric material characterization system has been successfully built using PID control with the IMC tuning method and has been tested at three temperatures: 10°C, 15°C, and 20°C. At a temperature of 10°C successfully stabilized with a conduction rate disturbance of 8,8 W, at a temperature of 15°C successfully stabilized with a conduction rate disturbance of 18 W, and at a temperature of 20°C successfully stabilized with a conduction rate disturbance of 19 W. The test requires a constant cold temperature and hot temperature as a disturbance. To create cold temperatures, a peltier cell with a power of 30 W is used, while to create a heat disturbance, four heating elements are used in parallel configuration with a total power of 95 W. In addition, this research was carried out in a vacuum with a pressure of 2162 uHg. Using a microcontroller to process the temperature control of the cold probe and to send the control output to the peltier cell also reads the temperature on the cold probe. The control output is in the form of a PWM signal whose duty cycle can be varied.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library