Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Romi`at
"Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2003-2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan yang dianalisis adalah 5 variabel penentu yaitu nilai PDRB ADHK 2000, upah minimum, pendidikan SD&SMP, pendidikan SMA dan jumlah pengangguran dengan menggunakan model panel data. Hasil regresi model panel memperlihatkan bahwa seluruh variabel independen secara statistik signifikan mempengaruhi kemiskinan. Variabel PDRB ADHK 2000 dan pendidikan SMA signifikan negatif sedangkan variabel upah minimum, pendidikan SD&SMP serta pengangguran signifikan positif. Dari hasil regresi pengaruh variabel PDRB ADHK 2000 sebesar -0,349896, variabel upah minimum sebesar 0,170965, variabel pendidikan SD&SMP sebesar 0,039336 dan variabel pendidikan SMA sebesar -0,852296 serta pengangguran sebesar 0,286976. Dari kelima variabel independen, variabel Pendidikan SMA paling signifikan mempengaruhi kemiskinan.
Berdasarkan hasil tersebut saran yang diusulkan adalah PDRB dan pendidikan jenjang yang lebih tinggi (SMA keatas) harus terus ditingkatkan. Untuk PDRB yang mana kenaikan nilai PDRB melambangkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sehingga hendaknya ke depan dapat dilaksanakan pembangunan yang berorientasi pada pemerataan pendapatan serta pemerataan hasil-hasil ekonomi keseluruh golongan masyarakat. Sedangkan pendidikan perlu ditingkatkan, kedepan masyarakat disetiap kabupaten/kota berpendidikan minimal tamat SMA/SMK. Dengan demikian semua mendapat pendidikan yang lebih tinggi dari pada pendidikan dasar, sehingga tingkat kemiskinan dapat diturunkan. Memberikan jaminan pendidikan bagi orang miskin serta meningkatkan fasilitas-fasilitas pendidikan secara merata tidak hanya terpusat di suatu daerah tetapi merata ke seluruh daerah. Kebijakan upah minimum perlu dikaji secara mendalam, meskipun tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan taraf hidup pekerja/buruh sehingga terhindar dari kemiskinan, namun pada saat upah minimum meningkat pengangguran akan meningkat, menyebabkan kemiskinan meningkat pula. Kebijakan upah minimum tersebut harus diikuti oleh kebijakan pendukung lainnya. Tingkat pengangguran perlu diturunkan sekecil mungkin melalui upaya-upaya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru atau melalui pemberdayaan masyarakat seperti kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

This study aims to analyze the factors that affect poverty in the Province of Bangka Belitung of the year 2003-2011. Factors that affect poverty determinant variables analyzed were 5 the variabel of GDP ADHK 2000, minimum wage, education SD&SMP, education SMA and unemployment using panel data models. Panel regression model showed that all the independent variables were statistically significantly affect poverty. Variable GDP ADHK 2000 and high school education significant negative while variable minimum wage, education and elementary and junior high and unemployment significantly positive. From the results of the regression variables influence GDP ADHK 2000 was -0.349896, minimum wage variable was 0.170965, the variable of primary education and junior high school variable 0.039336 and education high school -0.852296 and the unemployment rate of 0.286976. Of the five independent variables, the most significant variable high school education affecting poverty.
Based on these results the proposed suggestion is GDP and a higher level of education (high school and above) should be improved. For GDP which represents the increase in the value of GDP increase in economic growth that should be implemented in the future development of income-oriented equity and equal economic outcomes throughout the community group. While education needs to be improved, future society in every district / city minimum education completed high school / vocational school. Thus all got an education higher than elementary education, so that poverty can be reduced. Guarantee the education of the poor and improving educational facilities evenly not only concentrated in one area but evenly throughout the area. Minimum wage policy should be examined in depth, although the ultimate goal is to improve the lives of workers / laborers so avoid poverty, but at the minimum wage increases unemployment will increase, leading to increased poverty anyway. Minimum wage policy should be followed by other supporting policies. The unemployment rate needs to be reduced as small as possible through the efforts of the development of new growth centers or through community empowerment as the policies set by the central government."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T32756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Teresia Karolinda
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsekuensi kawin anak terhadap kemiskinan dan keragaman pengaruh kedua variabel tersebut menurut provinsi. Hal tersebut menarik untuk dilihat mengingat adanya variasi baik tingkat kemiskinan maupun tingkat perkawinan anak antar provinsi di Indonesia. Potensi endogenitas dalam penggunaan kawin anak diatasi dengan menggunakan variabel instrumen lama tahun sekolah, persentase perempuan usia 20-24 tahun yang menikah pada usia anak per provinsi dan kohor kelahiran. Penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2019 dengan unit analisis sebanyak 171.886 individu yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode regresi biprobit (bivariate probit). Hasil analisis menunjukkan bahwa kawin anak merupakan variabel endogen yang dipengaruhi oleh lama tahun sekolah, persentase perempuan usia 20-24 tahun yang menikah pada usia anak di suatu provinsi dan kohor kelahiran. Kawin anak terbukti signifikan memengaruhi peluang perempuan menjadi miskin di seluruh provinsi. Efek kawin anak terhadap meningkatnya peluang miskin ditemukan bervariasi antar provinsi. Peluang jatuh dalam kemiskinan bagi perempuan yang berstatus kawin anak lebih besar pada kohor kelahiran muda dibanding kohor lainnya. Selain itu variabel kontrol seperti jumlah anggota rumah tangga, tempat tinggal di perdesaan, pendidikan suami, status bekerja istri dan status bekerja suami terbukti signifikan memengaruhi kemiskinan.

This study aims to analyze child marriage on poverty and the diversity of the effects of these two variables by province. This is interesting to see given considering the variation in both the poverty rate and child marriage rate between provinces in Indonesia. The potential for endogeneity in the use of child marriage is overcome by using the instrument variables for years of the schooling, percentage of women aged 20-24 years who are married under 18 years old in a province and the birth cohort. This study uses data from National Socio Economic Survey (Susenas) 2019 as many as 171,886 individuals which are then analyzed using the bivariate probit regression method. The results show that child marriage is an endogenous variable that is influenced by years of schooling, percentage of women aged 20-24 years who are married under 18 years old in a province and the birth cohort. Child marriage has been shown to significantly affect women's chances of becoming poor in all provinces. The effect of child marriage on increasing poverty was found to vary between provinces. The probability of falling into poverty for women with child-married status is greater in the young birth cohort than in the other cohorts. In addition, control variables such as number of household members, residence in rural areas, husband's education, wife's working status and husband's working status have been shown to significantly affect poverty. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library