Penelitian ini mencoba untuk melihat dampak elektrifikasi pedesaan terhadap pengurangan jumlah orang miskin di desa-desa terpencil dan pulau-pulau terluar dengan mengambil kasus program elektrifikasi off-grid berbasis energi terbarukan di Indonesia yang dilaksanakan sejak 2011. Menggunakan pendekatan difference-in-differences (DID), penelitian ini menganalisis pengaruh pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan di 217 desa. Hasilnya menunjukkan bahwa secara rata-rata, setelah program elektrifikasi berbasis energi baru terbarukan, tren peningkatan jumlah penduduk miskin dan rentan miskin di desa-desa non-grid lebih rendah sebesar 99 orang jika dibandingkan dengan daerah yang tidak terkena program elektrifikasi berbasis energi baru terbarukan. Hasil ini menggarisbawahi pentingnya program elektrifikasi off-grid berbasis energi baru terbarukan dalam mengurangi kemiskinan.
This study attempts to estimate the impact of rural electrification on reducing the number of poor people in remote non-grid villages and outer islands taking the case of the off-grid renewable energy-based electrification program in Indonesia that was implemented since 2011. Using a difference-in-differences (DID) approach, this study analyzes the effect of renewable energy-based plants in 217 villages. The results show that, on average, after the renewable energy-based electrification program, the increasing trend of the number of poor and vulnerable people in non-grid villages is lower by 99 compared to areas not affected by the renewable energy-based electrification program. These results highlight the importance of off-grid renewable energy-based electrification program in reducing poverty.
"
Kemiskinan energi merupakan masalah bagi negara maju dan berkembang. Oleh karena itu, menyelidiki kondisi kemiskinan energi menjadi keniscayaan bagi setiap negara, mengingat akses energi memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi. Namun, terjadi pandemi COVID-19 yang berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi, meningkatnya jumlah pengangguran, yang pada gilirannya akan meningkatkan jumlah orang yang terpapar kemiskinan. Sehingga muncul dugaan bahwa pandemi COVID-19 juga memperburuk kondisi kemiskinan energi pada level rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak pandemi COVID-19 beserta variabel-variabel determinan kemiskinan energi, yaitu tingkat pengeluaran, wilayah tempat tinggal, jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap kemiskinan energi multidimensi. Adapun pengukuran kemiskinan energi menggunakan Multidimensional Energy Poverty Index (MEPI) yang didasarkan pada data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional di tahun 2014, 2019, 2021 dan 2022. Tujuan lain penelitian ini ialah melihat dan membandingkan kondisi kemiskinan energi antar rezim pemerintahan, berdasarkan kelompok pengeluaran dan wilayah tempat tinggal. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memperburuk kondisi kemiskinan energi multidimensi. Semua kelompok pengeluaran dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan tempat tinggal dan jenis kelamin memiliki pengaruf positif dan signifikan.