Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yachya
"Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang pemikiran bahwa keberadaan pemuda dalam pembangunan bangsa dan negara adalah sebuah modal dasar untuk mendapatkan pembangunan yang berkualitas. Di antara unsur penting modaJ pembangunan adalah Ketahanan Nasional (Tannas) yang mantap, meskipun keberadaaa Tannas bersifat dinamis. Di sisi lain salah satu unsur dalam Tannas adalah kekuatan apa yang dimlliki sebuah bangsa. Negara Indonesa memiliki modal yang kuat akan keberadaan pemuda yang mencapai 20 persen dari total penduduk (Data BPS).
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menjadi sebuah lembaga terdepan dalam pembentukan pemuda yang berkualitas di dalam memahami 'Tamms. Di antara program yang dikembangkan Kemenpora adalab Tannasda (Ketahanan Nasional untuk Pemuda). Program yang dilaksanakan sejak Tabun 2007 dan dilaksanakan sotabun sekali ini perlu dikaji tingkat efektivitasnya. Penelitian ini menggnnakan pendekatan kualitatif (a qualitative approach). Dalam pengnmpulan data, peneliti menggunakan metode kaantitatif dan knalitatif."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farikhul Badi
"ABSTRAK
Kebijakan pembinaan sepak bola usia dini merupakan solusi bagi menurunnya prestasi sepak bola nasional di berbagai level kompetisi yang diikuti, hal disebabkan karena lemahnya pembinaan sepak bola usia dini di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan kebijakan Kemenpora dalam pembinaan sepak bola usia dini dari enam aspek implementasi kebijakan yaitu kepentingan kebijakan, jenis manfaat, sumber daya,pengambil kebijakan, pelaksana kebijakan, derajat perubahan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan teknik penyajian data analisis diskripftif, selanjutnya dalam penggalian data menggunakan instrumen wawancara mendalam serta studi dokumentasi. Hasil penelitian pada tataran implementasi kebijakan Kemenpora dalam pembinaan sepak usia dini sudah dilaksanakan sesuai dengan kewenangan dan kapasitas yang dimiliki Kemenpora yaitu dengan menyelenggarakan berbagai kompetisi berjenjang sesuai dengan kelompok usia. Sementara dalam hal ketersediaan pelatih sepak bola yang memiliki kapasitas serta sertifikasi licence untuk membina atlet-atlet muda sepak bola Kemenpora terus melakukan koordinasi dengan PSSI selaku federasi sepak bola di Indonesia untuk melaksanakan kursus kepelatihan secara masif.

ABSTRACT
Early soccer coaching policy is a solution to the decline of national football achievement in various levels of competition that followed, due to the weakness of early soccer coaching in Indonesia. The purpose of this research is to know the implementation of Kemenpora policy in early soccer coaching from six aspects of policy implementation, namely policy interest, benefit type, resources, policy maker, policy implementer, degree of change. This research uses qualitative research design with data presentation technique of descriptive analysis, then in extracting data using in depth interview instrument and documentation study. The results of research at the level of implementation of Kemenpora policy in early football coaching has been implemented in accordance with the authority and capacity of Kemenpora that is by holding various tiered competition according to age group. Meanwhile, in terms of availability of soccer coaches who have the capacity and certification license to build young athletes Kemenpora football continues to coordinate with PSSI as a soccer federation in Indonesia to carry out a massive coaching course."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Khairiyah
"Tesis ini membahas tentang proses kebijakan Kemenpora yang dilaksanakan oleh Asdep Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Kemenpora guna merekrut calon atlet berprestasi. Tujuan utama dalam penelitian diantaranya adalah untuk menganalisa kebijakan Kemenpora dalam proses rekutmen siswa baru SKO Ragunan tahun ajar 2017-2018. Kebijakan ini dilaksanakan di seluruh SKO se-Indonesia namun penulis fokuskan penelitian di SKO Ragunan. Diantara permasalahan perkembangan atlet Indonesia penulis menitik beratkan pada proses awal pencetakan atlet yaitu rekrutmen di lembaga pembinaan atlet yang dikelola oleh Kemenpora. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang mampu memberikan gambaran secara cermat mengenai proses rekrutmen. Hasil penelitian didapat bahwa dalam menjalankan proses rekrutmen ini sudah sesuai dengan teori yang digunakan untuk menguji permasalahan. Dari 58 kuota siswa yang diharapkan lulus hanya 32 siswa yang dianggap memenuhi kriteria. Untuk itu dilaksanakan rekrutmen non regular dengan meminta rekomendasi dari organisasi olahraga se-Indonesia.

Focus of this study is to analyst Policy by Ministry of Youth and Sport regarding recruitment best of the best athletes in Indonesia. The policy about recruitment has been done to all sports school but my focus research was only at SKO Ragunan Jakarta. Purpose for this research is to analyst how recruitment process been held in SKO Ragunan. Researcher rsquo s interested in searching facts about recruitment because recruitment itself give influence of creating good athletes. This research is qualitative descriptive that was able to describe clearly about how the policy been done. The datas were col lected by deep interview. This research found that the process of recruitment has been done correctly as same as theory that researcher used to research. And researcher suggest to maintain the policy sustainably."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamaludin
"Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa pemuda memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai bagian dari SDM, penduduk usia muda atau pemuda tidak bisa diabaikan., karena dalam struktur demografis, penduduk usia muda (16-30 tahun) merupakan segmen paling besar dan masih berada pada usia produktif. Salah satu program untuk meningkatkan karakter pemuda yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga RI adalah Program Pendidikan TANNASDA (Ketahanan Nasional untuk Pemuda). Prograrn yang telah dilaksanakan sejak Tahun 2007 dan dilaksanakan secara intensif setiap tahun.
Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma Post Positivist atau pendekatan kualitatif untuk mendapatkan faktor-faktor yang dapat dilakukan untuk mengernbangkan program tersebut, sehingga bisa ditemukan strategi- strategi baru dalam mengelola program. Untuk proses analisa data yang diperoleh maka digunakan analisisa SWOT dalam pengambilan faktor internal dan eksternal dari program TANNASDA. Masing-masing faktor ini ditentukan oleh dua variabel utama, yaitu kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal, serta kesempatan dan ancaman sebagai faktor eksternal.
Berdasarkan hasil penelitian dirumuskan dua strategi yang terdiri dari strategi prioritas 1 atau strategi makro dengan empat faktor utama yaitu : kepemimpinan, nasionalisme, ketahanan nasional dan daya saing. Sedangkan strategi prioritas 2 atau mikro terdiri dari perumusan strategi berdasarkan faktor- faktor : kepesertaan, kurikulum, kemitraan, pola pembinaan, alumni dan post program.

This study was conducted with a background that youth have a strategic role in the development of the nation and the state. As part of the HR, young people or youth can not be ignored., Because the demographic structure, young people (16-30 years) constitute the largest segment and is still in the productive age. One of the program to improve the character of youth organized by Kemenpora RI is Tannasda (National Defense for Youth). Prograrn conducted since 2007 and carried out intensively every year.
This study uses post positivist paradigm approach or qualitative approach to obtain the factors that can be done to mengernbangkan the program, so they can find new strategies in managing the program. For the analysis of the data obtained is used in the analysis of SWOT making internal and external factors of the program TANNASDA. Each of these factors is determined by two main variables, namely the strengths and weaknesses as internal factors, as well as the opportunities and threats are external factors.
Based on the results of the research are formulated 2 strategy consists of strategic priority 1 or macro strategy with four main factors, namely: leadership, nationalism, national security and competitiveness. While the priority 2 or micro strategy consists of formulating strategies based on these factors: participation, curriculum, partnerships, development patterns, alumni and post-program.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho Hafidh
"Artikel ini menelaah rangkaian peristiwa konflik yang terjadi pada organisasi Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Era Nurdin Halid hingga La Nyalla Mattalitti pada 2010-2016. Dimulai dari konflik dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Andi Mallarangeng di tahun 2010 terkait dualisme liga, hingga pembekuan PSSI oleh Kemenpora Imam Nahrawi pada 2015. Dalam setiap konflik yang terjadi, Fédération Internationale de Football Association (FIFA) sebagai badan sepak bola dunia juga membantu mengatasi masalah yang terjadi pada organisasi PSSI. Akan tetapi, saat PSSI dibekukan oleh Kemenpora yang berarti hal ini bertentangan dengan Statuta FIFA, membuat FIFA juga ikut membekukan PSSI di tingkat internasional sampai Kemenpora mencabut pembekuan PSSI. Hal ini mengakibatkan kompetisi maupun liga yang diadakan oleh PSSI menjadi terhenti termasuk Tim Nasional yang tidak bisa berkompetisi di ajang internasional. Artikel ini bertujuan sebagai pengingat bahwa sepak bola Indonesia pernah mengalami masa-masa kelam akibat adanya intervensi pemerintah yang memiliki kepentingan politik sehingga menimbulkan konflik yang berujung pada pembekuan PSSI. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah dengan sumber berupa dokumen SK Menpora Nomor 01307 Tahun 2015 dan SK Menpora Nomor 14 Tahun 2016, surat kabar sezaman, buku, artikel jurnal, dan artikel daring. Dari hasil penelitian ini dapat ditemukan bahwa terdapat unsur politik dalam setiap konflik yang terjadi pada PSSI Era Nurdin Halid hingga La Nyalla Mattalitti.

This article examines the series of conflict events that occurred in the Indonesian Football Association (PSSI) from the Nurdin Halid Era to La Nyalla Mattalitti in 2010-2016. Starting from the conflict with the Ministry of Youth and Sports (Kemenpora) Andi Mallarangeng in 2010 regarding the dualism of the league, to the freezing of PSSI by the Kemenpora Imam Nahrawi in 2015. In every conflict that occurs, the Fédération Internationale de Football Association (FIFA) as world football governing body also help overcome problems that occur in the PSSI organization. However, when PSSI was frozen by the Ministry of Youth and Sports, this meant that this was against the FIFA Statutes, making FIFA also freeze PSSI at the international level until the Ministry of Youth and Sports lifted the suspension of PSSI. This resulted in competitions and leagues held by PSSI being stopped including the National Team which could not compete in international events. This article aims to serve as a reminder that Indonesian football has experienced dark times due to government intervention that has political interests, causing conflict which led to the freezing of PSSI. This article was written using the historical method with sources in the form of Menpora Decree Number 01307 of 2015 and Menpora Decree Number 14 of 2016, contemporary newspapers, books, journal articles, and online media. From the results of this study it can be found that there is a political element in every conflict that occurred in the PSSI Era Nurdin Halid to La Nyalla Mattalitti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library