Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Esra Devi Tarida
Abstrak :
ABSTRAK
Anak jalanan usia remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap perilaku berisiko. Akan tetapi jika mereka matang secara emosional, mereka akan mampu mengendalikan emosi dan perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kematangan emosional anak jalanan usia remaja. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kategorik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling dari beberapa rumah singgah di Jakarta Timur, berjumlah 97 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kematangan emosi yang dibuat oleh Rizki (2011). Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar anak jalanan memiliki kematangan emosional sedang (67%). Rekomendasi bagi perawat komunitas yaitu memperhatikan aspek kematangan emosional anak jalanan saat pemberian asuhan promosi perilaku hidup sehat.
ABSTRAK
Street adolescents are vulnerable to risky behavior. But if they are emotionally mature, they will be able to control their emotions and behavior.This study used a descriptive categorical design with cross sectional approach. Samples were taken with consecutive sampling technique from several shelters in East Jakarta, totaling 97 people. This instruments used in this study is emotional maturity scale constructed by Rizki (2011). The results showed the majority of street children have emotional maturity moderate (67%). Recommendation for community nurses is considering aspects of emotional maturity street children in the promotion of healthy behaviors.
2016
S63149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ayu Pramesty
Abstrak :
Masa remaja disebut masa terberat bagi anak karena pada masa ini seorang anak mengalami banyak perubahan yang mengakibatkan gejolak emosi, menjauhkan diri dari keluarga, dan mengalami banyak masalah baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat, yang tidak jarang terjadi di masyarakat menyebut remaja sebagai individu yang pintar dan pemberontak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan pengendalian diri dengan kenakalan pada remaja SMA di wilayah Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional pada 108 remaja SMA di Jakarta Selatan. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket Emotional Maturity yang diadaptasi oleh Rizqi (2011), Brief Self Control Scale (BSCS) yang dikembangkan oleh Tangney, Baumeister and Boone (2004), dan The Self-Report Delinquency Scale (SRD) yang dikembangkan oleh Elliot dan Ageton (1980). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji komparasi Mann Whitney. Hasil uji analisis menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel kematangan emosi rendah dan tinggi kelompok dengan skor kenakalan remaja (p value = 0,000) dan antara kelompok variabel kontrol diri rendah dan tinggi dengan skor kenakalan remaja (p value = 0,000). Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencegah faktor-faktor penyebab kenakalan remaja, salah satunya dengan memenuhi perkembangan sosial emosional remaja. ...... Adolescence is called the toughest period for children because at this time a child undergoes many changes that cause emotional turmoil, distance himself from family, and experiences many problems both at home, school, and in society, which are not uncommon in society. . call teenagers as smart and rebellious individuals. This study aims to determine the relationship between emotional maturity and self-control with delinquency in high school adolescents in the South Jakarta area. The research method used was a comparative analytical research design with a cross sectional approach to 108 high school adolescents in South Jakarta. The instruments in this study were the Emotional Maturity questionnaire adapted by Rizqi (2011), the Brief Self Control Scale (BSCS) developed by Tangney, Baumeister and Boone (2004), and The Self-Report Delinquency Scale (SRD) developed by Elliot and Ageton (1980). The data analysis used was univariate analysis and bivariate analysis with the Mann Whitney comparison test. The results of the analysis test found that there was a significant difference between the variable low and high emotional maturity of the group with juvenile delinquency scores (p value = 0,000) and between the low and high self-control variable groups and the juvenile delinquency score (p value = 0,000). Therefore, efforts are needed to prevent the factors that cause juvenile delinquency, one of which is by fulfilling adolescent social emotional development.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library