Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eni Hidayati
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terapi kelompok suportif terhadap kemampuan mengatasi perilaku kkerasan pada klien skizoprenia. Desai penelitian quasi exsperimental, pre-post test without control group. Sampel penelitian adalah 42 klien perilaku kekerasan yang sesuai dengan criteria inklusi, klien yang mengalami tingkat kemarahan sedang berdasarkan hasil screening emosi marah dank lien yang sudah mendapatkan TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan kemampuan klien mengatasi perilaku kekerasan sebelum dan sesudah diberikan terapi kelompok suportif. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya dilakukan terapi kelompok suportif yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa dengan spesialis keperawatan jiwa.
The purpose of this study to determine the supportive group therapy on the ability to cope with violent behavior on the client skizoprenia. Desain quasi exsperimental research, pre-post test control group without. Study sample was 42 clients that violent behavior in accordance with inclusion criteria, clients who experienced the level of anger was based on results of screening emotion of anger and clients who have gotten no stimulation of the perception of violent behavior. The results showed no significant difference between the client's ability to cope with violent behavior before and after are given supportive therapy group. Recommendations of this study is the need for supportive group therapy conducted at the Mental hospital with specialist nursing soul.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Komarudin
Abstrak :
Gangguan jiwa, khususnya psikosis (skizofrenia) biasanya didapatkan pada kondisi kronis yang menimbulkan konsekuensi kemunduran kemampuan dari aktivitas harian dan hubungan sosial (isolasi sosial). Isolasi sosial merupakan percobaan untuk menghindari interaksi atau hubungan dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan keluarga dalam merawat klien isolasi sosial dengan kemampuan klien bersosialisasi. Desain yang digunakan adalah descriptive correlational dengan rancangan cross sectional. Cara pengambilan sampel adalah Total sampling dengan sampel sebanyak 78 keluarga, dengan kriteria inklusi warga desa di wilayah kerja Puskesmas Nangkaan Bondowoso dan bersedia menjadi responden, mempunyai anggota keluarga gangguan jiwa dengan isolasi sosial, dan umur antara 18-60 tahun, dan pendidikan minimal SD. Hasil uji statistik didapatkan rata-rata umur responden usia produktif, laki-laki, pendidikan SD, bekerja, keluarga inti, dan status hubungan keluarga responden dengan klien adalah ipar/keponakan. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan klien bersosialisasi dengan pengetahuan keluarga, umur, pendidikan, dan hubungan keluarga dengan nilai p < 0,05, kecuali jenis kelamin, pekerjaan, dan jenis keluarga tidak ada hubungan dengan kemampuan klien bersosialisasi yang dipersepsikan oleh keluarga (p > 0,05). Pendidikan dan hubungan keluarga merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kemampuan klien bersosialisasi. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan peningkatan pengetahuan perawat tentang gangguan jiwa dan psikoedukasi pada keluarga klien melalui pelatihan atau diskusi kasus mengenai penanganan klien isolasi sosial di tempat kerjanya.
Mental disorder, especially a psychotic (schizophrenia) is chronic condition that the clients have deterioration on their daily activity and social relationship (social isolation). The clients try to keep away from other interaction. This research aim was to identify the relationship between family knowledge and the client socialization ability. The design was a descriptive correlation with cross sectional. The samples were 78 families determined by total sampling. The nclusion criteria were the citizen of Nangkaan sub distric, and accord as a respondent, having mental health disorders family member with social isolation, age between 18 ? 60 years, and educational background at least Elementary School. The result shown that mean old age productive age respondent, men, elementary school, worker, nuclear family, and family relationship as ipar/keponakan. There was a significant relationship between family knowledge, age, education, and family relationship with the client socialization ability (value p < 0,05). On the hand, family gender, family type, and job were no correlation with the client socialization ability(value p > 0,05). Education and family relationship represent most variable related to with the client socialization ability. Based on the result, it is recommended that the community nurse knowledge about social isolation client and family psychoeducation should be improved.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library