Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yuliastuti
Abstrak :
Dalam rangka diversifikasi penggunaan energi, opsi energi nuklir telah masuk dalam peta bauran energi tahun 2025. Penentuan dan persiapan lokasi (atau sering disebut tapak) PLTN menjadi salah satu infrastruktur penting yang mempengaruhi perkembangan implementasi program PLTN. Daerah yang akan dikaji dalam penelitian ini terletak dalam wilayah Provinsi Banten. Daerah penelitian dapat dikatakan merupakan daerah yang relatif aktif secara kegempaan baik yang berhubungan dengan pensesaran maupun aktivitas vulkanik. Oleh karena itu, analisis pensesaran permukaan yang mencakup identifikasi dan karakterisasi sesar kapabel menjadi hal yang krusial untuk dikaji. Identifikasi sesar kapabel diperoleh melalui analisis komprehensif dari data citra satelit SPOT-5, data observasi geologi langsung dan data geofisika berupa data gravity, geolistrik dan magnetotellurik. Berdasarkan hasil analisis morfostruktural citra satelit dan observasi geologi langsung, di daerah penelitian terdapat sesar-sesar dengan karakteristik dan kronologi dari tua ke muda yaitu sesar mendatar dekstral berarah N1680E/860 dan mengindikasikan bahwa beberapa bidang sesarnya telah teraktifkan kembali menjadi sesar normal berarah N1780E/680; sesar normal berarah N3500 E/680; sesar normal berarah N2520E/700; dan sesar mendatar sinistral berarah N130-1400 E/720-820. Keberadaan sesar-sesar tersebut secara meyakinkan dikonfirmasi oleh hasil pemodelan dan inversi 2-dimensi gravity dan geolistrik. Berdasarkan hasil inversi 2-dimensi data magnetotellurik, keberadaan basement yang berumur Pre-Tersier berada pada kedalaman lebih dari 700 meter. Sesar-sesar yang telah teridentifikasi, ditinjau dari umur batuan yang dipotongnya yaitu lebih muda dari Middle Pliestocene, maka termasuk kategori sesar kapabel.
Abstract
In term of energy utilization diversification, nuclear energy has become an option in energy mix of 2025. Nuclear power plant site preparation is one of the primary issues in the development of nuclear energy program. The area of study is located in Banten Province which is seismically active either related to faulting or volcanic activity. Therefore, analysis of surface faulting which covered identification and characterization of capable faults were crucial to investigate further. Capable faults identification has been acquired through comprehensive analysis of SPOT-5 satellite imagery, geological field observation data and geophysical data which include gravity, geoelectric and magnetotelluric data. Based on morfostructural analysis of satellite imagery and geological field observation, it has been identified faults with characteristics and chronology namely dextral strike-slip faults N1680E/860 indicating a reactivation into normal faults N1780E/680; normal faults N3500 E/680; normal faults N2520E/700; and sinistral strike-slip faults N130-1400 E/720-820. The existence of these faults has been confirmed using 2-dimensional gravity and resistivity model and inversion. Besides that, based on 2-dimensional magnetotelluric data inversion the presence of Pre-Tertiary basement rock is indicated at depth of more than 700 meters. In term of the rock ages, the identified faults were younger than Middle Pleistocene. Accordingly, all the identified faults were categorized as capable faults.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
T30981
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Birohmatin Amalisana
Abstrak :
Wilayah Indonesia memiliki jajaran pegunungan berapi yang berpotensi besar menghasilkan sumber energi panas bumi. Salah satu wilayah yang memiliki sumber energi panas bumi yaitu terletak di Gunung Api Lawu. Energi panas bumi di Gunung Lawu hingga saat ini belum dilakukan eksplorasi dan ekploitasi secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persebaran wilayah potensi panas bumi di Gunung Lawu serta mengkaji hubungan antara wilayah potensi panas bumi dengan kondisi kelurusan dan satuan litologinya. Metode yang dipakai adalah metode deteksi suhu tanah dengan saluran termal serta hillshading. Eksplorasi wilayah potensi panas bumi pada tahap awal dapat ditentukan menggunakan teknologi penginderaan jauh dengan Citra Landsat 8 untuk mendeteksi panas radiasi yang ditimbulkan oleh energi panas bumi. Penelitian ini menghasilkan wilayah sebaran panas bumi di Gunung Lawu yang dominan terletak di sisi lereng sebelah selatan dan barat. Persebaran wilayah potensi panas bumi tersebut berasosiasi dengan keberadaan kelurusan yang rapat serta satuan litologi berupa lava aliran dan piroklastik ...... Indonesia has the ring of fire that potentially produce geothermal energy. Mount Lawu is one of the biggest geothermal resources area in Java. At this research, geothermal potential areas is carried out using remote sensing technology based on Landsat 8 to detect the heat radiation of geothermal resources. This research aims to know the distribution of geothermal potential area and also study about the correlation between geothermal potential area with lineament and lithology unit. The method was used in this researh is detection heat anomalies using thermal infrared band and hillshading methods to interpret lineament. The heat anomalies distribution had been overlayed with lineament density and lithology unit to understand the spatial correlation. The result showed that distribution of geothermal potential areas at Mount Lawu spread at south west side of the slope. The distribution of geothermal potential area is associated with the existence of lineament density and lithology units such as lava flow and pyroclastic.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Daffa Argawana
Abstrak :
Wilayah Panas Bumi “X” merupakan bagian dari Busur Banda bagian Vulkanik Dalam. Busur Banda ini merupakan hasil dari subduksi antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia sehingga menghasilkan zona vulkanik yang menguntungkan terbentuknya sistem panas bumi. Identifikasi struktur geologi penting untuk memetakan zona permeabilitas tinggi di Wilayah Panas Bumi “X”, Nusa Tenggara Timur. Identifikasi struktur geologi pada penelitian ini menggunakan metode gravitasi dan pemetaan kelurusan berdasarkan Digital Elevation Model (DEM). Data anomali Bouguer lengkap dipisahkan menjadi anomali residual dan anomali regionalnya menggunakan filter Moving Average (MVA). Berdasarkan analisis spektrum, kedalaman rata-rata dari zona anomali gravitasi regional adalah 49,44 km, sedangkan kedalaman zona anomali gravitasi residual rata-rata adalah 3,612 km. Berdasarkan pemetaan kelurusan berdasarkan DEM, teridentifikasi kelurusan struktur geologi yang sebagian besar menunjukkan orientasi timur laut-barat daya. Hal ini cocok dengan sesar yang teridentifikasi dari data anomali residual berdasarkan analisis derivatif yang sebagian besar menunjukkan orientasi yang hampir sama. Orientasi ini juga cocok dengan sesar yang dilaporkan pada peta geologi yang menunjukkan orientasi yang mirip. Selain itu, pemetaan kelurusan berdasarkan DEM mampu menunjukkan keterkaitan antara keberadaan mata air panas dengan zona yang memiliki nilai Fault and Fracture Density (FFD) tinggi serta keterkaitan antara zona FFD sedang hingga tinggi dengan keberadaan sesar yang dilaporkan oleh peta geologi. Penelitian ini juga menghasilkan informasi mengenai zona permeabilitas tinggi yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut. ......The "X" Geothermal Area is part of the Inner Banda Volcanic Arc. This Banda Arc is the result of subduction between the Indo-Australian Plate and the Eurasian Plate, creating a favorable volcanic zone for the formation of geothermal systems. The identification of geological structures is crucial for mapping high-permeability zones in the "X" Geothermal Area, East Nusa Tenggara. In this study, the identification of geological structures was conducted using gravity methods and lineament mapping based on Digital Elevation Model (DEM). The complete Bouguer anomaly data was separated into residual and regional anomalies using a Moving Average (MVA) filter. Based on spectrum analysis, the average depth of the regional gravity anomaly zone was found to be 49.44 km, while the average depth of the residual gravity anomaly zone was 3.612 km. Based on lineament mapping from DEM, geological structures were identified predominantly showing a northeast-southwest orientation. This is consistent with the identified faults from the residual anomaly data through derivative analysis, which also exhibited a similar orientation. This orientation is also in agreement with reported faults on the geological map showing a similar orientation. Furthermore, lineament mapping from DEM was able to indicate the correlation between the presence of hot springs and zones characterized by high Fault and Fracture Density (FFD) values, as well as the correlation between moderate to high FFD zones and the reported faults on the geological map. This research also provides information regarding high-permeability zones that have the potential for further investigation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library