Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yuliastuti
"Dalam rangka diversifikasi penggunaan energi, opsi energi nuklir telah masuk
dalam peta bauran energi tahun 2025. Penentuan dan persiapan lokasi (atau sering
disebut tapak) PLTN menjadi salah satu infrastruktur penting yang mempengaruhi
perkembangan implementasi program PLTN. Daerah yang akan dikaji dalam
penelitian ini terletak dalam wilayah Provinsi Banten. Daerah penelitian dapat
dikatakan merupakan daerah yang relatif aktif secara kegempaan baik yang
berhubungan dengan pensesaran maupun aktivitas vulkanik. Oleh karena itu,
analisis pensesaran permukaan yang mencakup identifikasi dan karakterisasi sesar
kapabel menjadi hal yang krusial untuk dikaji. Identifikasi sesar kapabel diperoleh
melalui analisis komprehensif dari data citra satelit SPOT-5, data observasi
geologi langsung dan data geofisika berupa data gravity, geolistrik dan
magnetotellurik. Berdasarkan hasil analisis morfostruktural citra satelit dan
observasi geologi langsung, di daerah penelitian terdapat sesar-sesar dengan
karakteristik dan kronologi dari tua ke muda yaitu sesar mendatar dekstral berarah
N1680E/860 dan mengindikasikan bahwa beberapa bidang sesarnya telah
teraktifkan kembali menjadi sesar normal berarah N1780E/680; sesar normal
berarah N3500 E/680; sesar normal berarah N2520E/700; dan sesar mendatar
sinistral berarah N130-1400 E/720-820. Keberadaan sesar-sesar tersebut secara
meyakinkan dikonfirmasi oleh hasil pemodelan dan inversi 2-dimensi gravity dan
geolistrik. Berdasarkan hasil inversi 2-dimensi data magnetotellurik, keberadaan
basement yang berumur Pre-Tersier berada pada kedalaman lebih dari 700 meter.
Sesar-sesar yang telah teridentifikasi, ditinjau dari umur batuan yang dipotongnya
yaitu lebih muda dari Middle Pliestocene, maka termasuk kategori sesar kapabel.

Abstract
In term of energy utilization diversification, nuclear energy has become an option
in energy mix of 2025. Nuclear power plant site preparation is one of the primary
issues in the development of nuclear energy program. The area of study is located
in Banten Province which is seismically active either related to faulting or
volcanic activity. Therefore, analysis of surface faulting which covered
identification and characterization of capable faults were crucial to investigate
further. Capable faults identification has been acquired through comprehensive
analysis of SPOT-5 satellite imagery, geological field observation data and
geophysical data which include gravity, geoelectric and magnetotelluric data.
Based on morfostructural analysis of satellite imagery and geological field
observation, it has been identified faults with characteristics and chronology
namely dextral strike-slip faults N1680E/860 indicating a reactivation into normal
faults N1780E/680; normal faults N3500 E/680; normal faults N2520E/700; and
sinistral strike-slip faults N130-1400 E/720-820. The existence of these faults has
been confirmed using 2-dimensional gravity and resistivity model and inversion.
Besides that, based on 2-dimensional magnetotelluric data inversion the presence
of Pre-Tertiary basement rock is indicated at depth of more than 700 meters. In
term of the rock ages, the identified faults were younger than Middle Pleistocene.
Accordingly, all the identified faults were categorized as capable faults."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
T30981
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Birohmatin Amalisana
"Wilayah Indonesia memiliki jajaran pegunungan berapi yang berpotensi besar menghasilkan sumber energi panas bumi. Salah satu wilayah yang memiliki sumber energi panas bumi yaitu terletak di Gunung Api Lawu. Energi panas bumi di Gunung Lawu hingga saat ini belum dilakukan eksplorasi dan ekploitasi secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persebaran wilayah potensi panas bumi di Gunung Lawu serta mengkaji hubungan antara wilayah potensi panas bumi dengan kondisi kelurusan dan satuan litologinya. Metode yang dipakai adalah metode deteksi suhu tanah dengan saluran termal serta hillshading. Eksplorasi wilayah potensi panas bumi pada tahap awal dapat ditentukan menggunakan teknologi penginderaan jauh dengan Citra Landsat 8 untuk mendeteksi panas radiasi yang ditimbulkan oleh energi panas bumi. Penelitian ini menghasilkan wilayah sebaran panas bumi di Gunung Lawu yang dominan terletak di sisi lereng sebelah selatan dan barat. Persebaran wilayah potensi panas bumi tersebut berasosiasi dengan keberadaan kelurusan yang rapat serta satuan litologi berupa lava aliran dan piroklastik

Indonesia has the ring of fire that potentially produce geothermal energy. Mount Lawu is one of the biggest geothermal resources area in Java. At this research, geothermal potential areas is carried out using remote sensing technology based on Landsat 8 to detect the heat radiation of geothermal resources. This research aims to know the distribution of geothermal potential area and also study about the correlation between geothermal potential area with lineament and lithology unit. The method was used in this researh is detection heat anomalies using thermal infrared band and hillshading methods to interpret lineament. The heat anomalies distribution had been overlayed with lineament density and lithology unit to understand the spatial correlation. The result showed that distribution of geothermal potential areas at Mount Lawu spread at south west side of the slope. The distribution of geothermal potential area is associated with the existence of lineament density and lithology units such as lava flow and pyroclastic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alief Farhan
"Wilayah panas bumi Muara Laboh merupakan wilayah dengan potensi panasbumi yang berada pada jalur Sesar Sumatera. Hal tersebut menyebabkan wilayah ini memiliki struktur geologi yang kompleks. Untuk memahami sistem panas bumi dan memanfaatkan potensi panas bumi di wilayah Muara Laboh, maka perlu dilakukan kegiatan eksplorasi yang salah satunya bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang mengontrol aliran fluida dan manifestasi di wilayah tersebut. Pada penelitian ini, metode gravitasi diaplikasikan untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan seperti patahan yang menjadi salah satu kontrol permeabilitas pada suatu sistem panas bumi. Pengolahan data gravitasi satelit dilakukan hingga mendapatkan peta kontur Anomali Bouguer Lengkap. Setelah itu, dilakukan pemisahan anomali regional dan residual menggunakan metode Trend Surface Analysis (TSA) dan Analisis Spektrum. Untuk mendeteksi keberadaan patahan dilakukan analisa dengan metode First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD). Pemodelan Forward 2D juga dilakukan untuk memodelkan struktur bawah permukaan menggunakan kontur anomali residual data gravitasi dikorelasikan dengan informasi geologi dan data penampang 3D Magnetotellurik. Selain itu, pengidentifikasian struktur yang terlihat di permukaan dilakukan dengan analisis data remote sensing. Analisis ini dilakukan terhadap data Digital Evaluation Model (DEM) dengan menggunakan metode Fault and Fracture Density (FFD). Analisis FFD diawali dengan penarikan kelurusan secara manual berdasarkan interpretasi visual. Hasil ekstraksi kelurusan tersebut dipetakan dalam bentuk peta FFD untuk menggambarkan densitas kelurusan di permukaan. Hasil dari pengolahan dan analisis data gravitasi satelit dan remote sensing ini diintegrasikan secara terpadu dengan data penunjang yaitu penampang 3D Magnetotellurik. Dari integrasi terpadu tersebut didapatkan hasil bahwa zona struktur pengontrol manifestasi pada 2 area di wilayah panas bumi Muara Laboh. Kedua area tersebut berada di sekitar beberapa manifestasi hot spring dan Fumarol Idung Mancung serta area lainnya merupakan area sekitar kawah Gunung Patah Sembilan dan Fumarol Patah Sembilan.

The Muara Laboh geothermal area is an area with geothermal potential located on the Sumatra Fault. It causes this area to have a complex geological structure. To understand the geothermal system and utilize geothermal potential in the Muara Laboh area, it is necessary to carry out exploration activities, one of which aims to identify the geological structures that control fluid flow and manifestations in the area. In this study, the gravity method is applied to identify subsurface geological structures such as faults which are one of the permeability controls in a geothermal system. Satellite gravity data processing is carried out to obtain a complete Bouguer Anomaly contour map. After that, the regional and residual anomalies were separated using the Trend Surface Analysis (TSA) and Spectrum Analysis methods. To detect the presence of faults, analysis was carried out using the First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD) methods. Forward 2D modeling was also carried out to model subsurface structures using residual anomalous contours of gravity data correlated with geological information and 3D Magnetotelluric cross-sectional data. In addition, the identification of structures visible on the surface is carried out by analysis of remote sensing data. This analysis was conducted on the Digital Evaluation Model (DEM) data using the Fault and Fracture Density (FFD) method. FFD analysis begins with manually drawing lineament based on visual interpretation. The lineament extraction results are mapped in the form of an FFD map to describe the lineament density on the surface. The results of the processing and analysis of satellite gravity data and remote sensing are integrated in an integrated manner with supporting data, namely the 3D Magnetotelluric cross section. From this integration, it is found that the zone of the manifestation control structure is in 2 areas in the Muara Laboh geothermal area. The two areas are located around several manifestations of hot springs and the Idung Mancung Fumarole and the other area is the area around the crater of Mount Patah Sembilan and Fumarole Patah Sembilan. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jordan Leonardo
"Metode FFD (fault and fracture density) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai daerah dengan kepadatan struktur tinggi yang terindikasi sebagai sesar dan zona rekahan, kepadatan stuktur tinggi memiliki indikasi zona permeabel. Zona permeabel merupakan zona tempat terjadinya sirkulasi fluida dicirikan dengan adanya manifestasi di permukaan seperti mata air panas yang dapat menandakan daerah potensi panas bumi. Begitu juga data gravitasi satelit yang akan di filter INH (Improved Normalized Horizontal) memberikan informasi sebaran sesar dan zona rekahan yang memperkuat indikasi keberadaan zona permeabel. Pada metode FFD kelurusan ditarik menggunakan ekstraksi kelurusan otomatis yaitu kelurusan yang dibuat menggunakan algoritma line, sedangkan untuk gravitasi satelit akan ditarik secara manual. Hasil integrasi metode FFD dan INH memberikan korelasi dengan data peta geologi menggunakan diagram rosset memiliki sebaran pola kelurusan yang sesuai. Setelah hasil pengolahan data tersebut memiliki kesesuaian pola kelurusan, selanjutnya dilakukan analisis korelasi dan interpretasi guna mengindikasi keberadaan zona permeabel. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat korelasi yang baik antara INH dan FFD dalam mengindikasi zona permeabel. Hal ini dibuktikan nilai INH dan FFD yang relatif tinggi disekitar titik mata air panas, memperkuat bahwa daerah tersebut merupakan zona permeabel.

FFD (fault and fracture density) method is a simple method use to evaluated areas with high structure density which is indicated as faults and fracture zones, high structure density having permeable zone indications. Permeable zone is a zone where fluid circulation occurs which is characterized by the presence of manifestations on the surface such as hot springs which are can indicate geothermal potential areas. Likewise, satellite gravity data that will be filtered by INH (Improved Normalized Horizontal) provides distribution of fault and fractures information that confirm the indication of the presence of a permeable zone. In the FFD method lineaments is pulled using automatic lineament extraction which are created using the line algorithm while for satellite gravity it will be pulled manually. The results of the integration of the FFD and INH methods provide a correlation with geological map data using a rosette diagram having suitable lineament pattern distribution. After the results of the data processing have suitability with lineaments pattern, then correlation analysis and interpretation are use to indicate the presence of a permeable zone. The results showed a good correlation between INH and FFD in indicating the permeable zone. This is proven by the relatively high INH and FFD values ​​around the hot springs, confirming that the area is a permeable zone.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Daffa Argawana
"Wilayah Panas Bumi “X” merupakan bagian dari Busur Banda bagian Vulkanik Dalam. Busur Banda ini merupakan hasil dari subduksi antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia sehingga menghasilkan zona vulkanik yang menguntungkan terbentuknya sistem panas bumi. Identifikasi struktur geologi penting untuk memetakan zona permeabilitas tinggi di Wilayah Panas Bumi “X”, Nusa Tenggara Timur. Identifikasi struktur geologi pada penelitian ini menggunakan metode gravitasi dan pemetaan kelurusan berdasarkan Digital Elevation Model (DEM). Data anomali Bouguer lengkap dipisahkan menjadi anomali residual dan anomali regionalnya menggunakan filter Moving Average (MVA). Berdasarkan analisis spektrum, kedalaman rata-rata dari zona anomali gravitasi regional adalah 49,44 km, sedangkan kedalaman zona anomali gravitasi residual rata-rata adalah 3,612 km. Berdasarkan pemetaan kelurusan berdasarkan DEM, teridentifikasi kelurusan struktur geologi yang sebagian besar menunjukkan orientasi timur laut-barat daya. Hal ini cocok dengan sesar yang teridentifikasi dari data anomali residual berdasarkan analisis derivatif yang sebagian besar menunjukkan orientasi yang hampir sama. Orientasi ini juga cocok dengan sesar yang dilaporkan pada peta geologi yang menunjukkan orientasi yang mirip. Selain itu, pemetaan kelurusan berdasarkan DEM mampu menunjukkan keterkaitan antara keberadaan mata air panas dengan zona yang memiliki nilai Fault and Fracture Density (FFD) tinggi serta keterkaitan antara zona FFD sedang hingga tinggi dengan keberadaan sesar yang dilaporkan oleh peta geologi. Penelitian ini juga menghasilkan informasi mengenai zona permeabilitas tinggi yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut.

The "X" Geothermal Area is part of the Inner Banda Volcanic Arc. This Banda Arc is the result of subduction between the Indo-Australian Plate and the Eurasian Plate, creating a favorable volcanic zone for the formation of geothermal systems. The identification of geological structures is crucial for mapping high-permeability zones in the "X" Geothermal Area, East Nusa Tenggara. In this study, the identification of geological structures was conducted using gravity methods and lineament mapping based on Digital Elevation Model (DEM). The complete Bouguer anomaly data was separated into residual and regional anomalies using a Moving Average (MVA) filter. Based on spectrum analysis, the average depth of the regional gravity anomaly zone was found to be 49.44 km, while the average depth of the residual gravity anomaly zone was 3.612 km. Based on lineament mapping from DEM, geological structures were identified predominantly showing a northeast-southwest orientation. This is consistent with the identified faults from the residual anomaly data through derivative analysis, which also exhibited a similar orientation. This orientation is also in agreement with reported faults on the geological map showing a similar orientation. Furthermore, lineament mapping from DEM was able to indicate the correlation between the presence of hot springs and zones characterized by high Fault and Fracture Density (FFD) values, as well as the correlation between moderate to high FFD zones and the reported faults on the geological map. This research also provides information regarding high-permeability zones that have the potential for further investigation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library