Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Aji Sofanudin
"Penelitian ini bertujuan melakukan kajian terhadap hasil penelitian Tim Peneliti bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang tahun 2016 dan 2017. Topik yang dikaji adalah layanan pendidikan agama kelompok minoritas pada SMA/SMK. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun regulasi layanan pendidikan agama bagi kelompok minoritas memiliki landasan yang kuat tetapi dalam implementasinya tidak semua sekolah dapat melayani pendidikan agama kelompok minoritas. Berdasarkan kajian ditemukan bahwa: (1) ada sekolah yang dapat memberikan layanan full pendidikan agama sesuai agama yang dianut peserta didik; (2) ada sekolah yang hanya memberikan satu layanan pendidikan agama, dan (3) ada pula sekolah yang memberikan sebagian layanan pendidikan agama kelompok minoritas. Dilihat dari ketersesuaian layanan pendidikan agama dengan regulasi ditemukan masih ada yang tidak sesuai dengan regulasi pemerintah"
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2019
297 JPAM 32:1 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6910
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Endra Wijaya
"
ABSTRACTJaminan terhadap hak untuk memeluk agama dan keyakinan sudah dijamin melalui konstitusi Indonesia, tapi jaminan konstitusional itu belumlah cukup. Penegakan hak untuk memeluk agama dan keyakinan masih perlu didukung dengan instrumen hukum lainnya, dan salah satunya ialah putusan pengadilan. Dalam konteks seperti itu, maka keberadaan Putusan Nomor 69/PID.B/2012/PN.SPG menarik untuk dicermati. Putusan tersebut berkaitan erat dengan isu penegakan hak untuk memeluk agama dan keyakinan di Indonesia, terutama bagi kelompok minoritas. Fokus permasalahan dalam tulisan ini akan diarahkan kepada persoalan bagaimanakah substansi Putusan Nomor 69/PID.B/2012/PN.SPG dilihat dari perspektif penegakan hak asasi manusia, khususnya hak asasi manusia untuk secara bebas (tanpa tekanan) memilih dan memeluk suatu agama dan keyakinan. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan metode kajian kepustakaan dengan bersandar pada data sekunder. Analisis akan dilakukan secara kualitatif dengan metode pendekatan peraturan perundang-undangan dan metode pendekatan konseptual. Kesimpulan yang didapat dari analisis ialah bahwa Putusan Nomor 69/PID.B/2012/PN.SPG cenderung masih berupaya mencapai aspek keadilan prosedural. Semangat untuk mengedepankan penegakan hak asasi manusia, khususnya hak beragama dan berkeyakinan bagi kelompok minoritas, tidak tampak dalam putusan tersebut."
Jakarta: Komisi Yudisial Republik Indonesia, 2017
353 JY 10:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sakinatuzzahra
"Tesis ini membahas representasi media bagi kelompok minoritas Amerika Serikat dengan menganalisis fenomena kemunculan gerakan LGBT Fans Deserve Better pasca kematian tokoh Lexa dalam serial televisi The 100. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten berbasis resepsi untuk melihat faktor yang menyebabkan tokoh Lexa sangat berpengaruh bagi kelompok LGBT dan pentingnya representasi media bagi kelompok minoritas Amerika Serikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Lexa merupakan hasil dari keberhasilan serial televisi The 100 merepresentasikan kelompok LGBT melalui penokohan Lexa. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh kemampuan Lexa menunjukkan visibilitas kelompok LGBT yang membantu upaya mencari pengakuan dan membenarkan misrecognition seperti yang terlihat dari pemaknaan Lexa oleh kelompok LGBT melalui lsquo;bahasa rsquo; yang beredar. Gerakan LGBT Fans Deserve Better merupakan imbas dari kekecewaan dan kemarahaan akan terenggutnya representasi yang dianggap terbaik dan ekspektasi besar yang digantungkan kepada tokoh Lexa.
This study examines the importance of media representation for minority groups in The United States of America based on a character in the TV series, The 100. The death of the character, Lexa, initated a movement called LGBT Fans Deserve Better, which demands for positive LGBT representations on television. This study uses qualitative approach and a reception based content analysis method to examine the reasons why the LGBT community is strongly affected by the character and her death. The data collected include tweets, tumblr posts, and website content.The findings show that Lexa rsquo s powerful influence is the result of The 100 rsquo s success in representing LGBT community through her character. This success is demonstrated by her ability to show LGBT community visibility, which in turns helps them find a recognition and rectify the misrepresentaion of their community. LGBT Fans Deserve Better movement is a result of the disappointment and the outrage of the community brought by Lexa rsquo s death, for Lexa is perceived as the best representation for the community."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rizqi Akbar Ramadhan
"Kondisi niscaya multikultural masyarakat mendorong usaha rekonseptualisasi kewarganegaraan berbasis negara-bangsa. Kewarganegaraan berbasis negara-bangsa memiliki ketidaksesuaian dengan gerakan multikulturalisme. Penelitian ini bertujuan untuk mendorong usaha rekonseptualisasi kewarganegaraan dalam rangka menyinkronkan kondisi masyarakat multikultural dan tantangan multikulturalisme dengan negara-bangsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Dengan pendekatan tersebut, digunakan beberapa sumber pustaka yang dianggap relevan. Informasi yang terkumpul kemudian diolah kembali melalui interpretasi yang berfokus pada pembuktian urgensi rekonseptualisasi kewarganegaraan baru sebagai usaha penyesuaian ulang dengan kondisi masyarakat multikultural dalam rangka pencapaian kompromi sosial di masyarakat. Melalui interpretasi terhadap pemikiran konsep multikulturalisme Kymlicka serta adopsi semangat gerakan kosmopolitanisme, peneliti melakukan pembuktian urgensi rekonseptualisasi kewarganegaraan baru sebagai usaha penyesuaian ulang dengan kondisi masyarakat multikultural dalam rangka pencapaian kompromi sosial di masyarakat. Kehidupan bersama masyarakat yang setara hanya dapat dicapai apabila terjadi rekognisi keanekaragaman kebudayaan masyarakat secara setara serta konstruksi solidaritas masyarakat yang bersifat inklusif melalui sebuah usaha penyesuaian ulang secara konseptual.
The multicultural conditions of societies encourage efforts to reconceptualize nation-based citizenship, which is incompatible with the movement of multiculturalism. This research aims to encourage efforts to reconceptualize citizenship in order to synchronize the conditions of multicultural societies and the challenges of multiculturalism with nations. The method used in this research is the qualitative method. With this approach, it uses several library sources that it considers relevant. The information collected is then re-processed through an interpretation that focuses on proof of the urgency of reconceptualization of new citizenship as an attempt to re-adjust to the conditions of a multicultural society in order to a social compromise in society. Through interpretation of the thinking of the concept of multiculturalism Kymlicka as well as the adoption of the spirit of the movement of cosmopolitanism, the researchers carry out proofs of the urgence of reconception of a new citizenry as a attempt of re-adaption to the circumstances of a multicultural society with a view to achieving social compromises in the society. An equal coexistence can only be achieved by recognizing the cultural diversity of equal communities and building a social solidarity of an inclusive nature through an attempt to reconcile conceptually."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Alfiannor
"Penelitian ini mengkaji norma sosial seperti norma deskriptif dan injungtif yang mempengaruhi cara individu melihat serta memberi bantuan terhadap kelompok minoritas seksual. Selain itu, penelitian ini juga menginvestigasi faktor psikologis seperti dorongan untuk menghindari patogen yang memoderasi pengaruh norma sosial terhadap perilaku prososial terhadap kaum homoseksual. Sebelumnya, belum ada penelitian yang secara spesifik membahas hubungan antara norma sosial dan perilaku prososial terhadap kelompok luar serta mempertimbangkan efek dari penghindaran patogen. Penelitian ini terdiri dari dua studi: yang pertama adalah studi kuantitatif korelasional dengan 254 partisipan menggunakan formulir daring, yang meneliti bagaimana norma deskriptif dan injungtif membentuk perilaku prososial terhadap kelompok homoseksual, mengungkapkan efek utama dan efek interaksi melalui analisis regresi hierarkis. Studi kedua adalah studi eksperimental dengan 98 partisipan menggunakan ANOVA campuran, yang mengeksplorasi peran moderasi faktor psikologis seperti kejijikan terhadap patogen dalam hubungan antara norma sosial dan perilaku prososial terhadap individu berorientasi homoseksual, yang menemukan tidak adanya efek signifikan dari norma kelompok atau efek interaksi. Temuan ini memberikan wawasan lebih mendalam tentang bagaimana persepsi dan penerimaan sosial terhadap kaum homoseksual memengaruhi perilaku sosial dan respons masyarakat secara umum.
This research examined social norms such as descriptive and injunctive norms that influenced how individuals viewed and provided support to sexual minority groups. Additionally, the research investigated psychological factors such as the drive to avoid pathogens that moderated the influence of social norms on prosocial behavior towards homosexuals. Previously, no studies had specifically addressed the relationship between social norms and prosocial behavior towards out-groups while considering the effects of pathogen avoidance. The research consisted of two studies: the first was a quantitative correlational study with 254 participants using online forms, which investigated how descriptive and injunctive norms shaped prosocial behavior towards homosexual groups. We found both main effects and interaction effects through hierarchical regression analysis. The second study was an experimental study with 98 participants using mixed ANOVA, which explored the moderating role of psychological factors such as pathogen disgust in the relationship between social norms and prosocial behavior towards individuals with homosexual orientations. We found neither significant main effects of group norms nor interaction effects. These findings provided deeper insights into how social perceptions and acceptance of homosexuals influenced social behavior and general societal responses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library