Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Dewa Ayu Savitra
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai dasar pemikiran kebijakan perubahan tarif kelas jalan Pajak Reklame di DKI Jakarta. Kebijakan tersebut tertuang dalam Perda Nomor 12 Tahun 2004 tentang Pajak Reklame dimana tarif kelas jalan mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kelas jalan merupakan salah satu komponen yang terdapat pada Nilai Sewa Reklame. Kenaikan pada tarif kelas jalan akan membawa dampak meningkatnya Nilai Sewa Reklame yang akan berakibat pada meningkatnya penerimaan, dari sisi budgetair. Namun tidak semata-mata soal meningkatkan penerimaan, dari sisi regulerend, reklame pun harus dibatasi agar DKI Jakarta nantinya tidak akan menjadi hutan reklame. Oleh karena itu, dalam skripsi ini juga akan membahas mengenai dampak kebijakan perubahan tarif kelas jalan dilihat dari sisi budgetair dan regulerendnya.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini melakukan analisis dari data yang ada dan juga dengan melakukan wawancara mendalam dengan para informan yang terlibat dalam pemungutan pajak reklame baik itu dari para pembuat kebijakan sampai kepada Wajib Pajak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang dibuatnya kebijakan perubahan tarif kelas jalan adalah karena meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta setiap tahunnya. Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang luar biasa akan menyebabkan kemacetan parah dan mengakibatkan terganggunya aktifitas masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat cenderung melewati jalan-jalan alternatif untuk menghindari kemacetan yang terjadi di jalan-jalan utama. Hal ini akan mengakibatkan sisi komersil suatu reklame akan meningkat karena jalan yang dulu tidak ramai sekarang menjadi ramai sehingga perlu dilakukan penyesuaian nilai kelas jalan yang baru. Dampak kebijakan tarif kelas jalan ini lebih berpengaruh kepada sisi budgetair ketimbang regulerend. Dari sisi budgetair, penerimaan pajak reklame telah mencapai target per tri wulan. Sementara dari sisi regulerend, tidak terlalu signifikan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah reklame baru pada tahun 2012.
......
This paper is discussed a premise of street class tariff alteration of commercial tax in DKI Jakarta. This policy is written in a regional regulations number 12 year of 2004 of Commercial Tax where the street class tariff were having a high ascent. Street class is one of component which consisted in Commercial Contract Value. Street Class Tariff Ascent will have an impact to increase a Commercial Contract Value in which result in to rise more acceptances, if looked at from budgetary side. Nevertheless, in addition to increase more acceptance, commercial sign shall be restricted in order to avoid a massive emergence of commercial sign in DKI Jakarta if looked at from regular side.
This research is a qualitative research by analysis descriptive method. This research will also conduct an analysis from available data and by held an in depth interview as well with informants that involves in commercial tax collection either it derived from policy maker or tax payer.
Result of this research shows that The background of street class tariff alteration policy were constructed since regarding with number of vehicles are keep growing each year in DKI Jakarta. Vastly growing will induce a severe gridlock and obstructing people activity. Therefore, people are tend to pass through an alternative way in order to avoid the gridlock in the main road. Commercial side of commercial sign will enhance an income regarding to the street were then crowded so as need to be more adjusted with new street class value. The impact of Street class tariff policy had given more influence to budgetary side than regulerend. Commercial tax acceptance had reached its target per third months if looked at from budgetary. Whereas from regular side it is not too significant to be seen from new commercial sign in the year 2012 that increased.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Heru Gustiawan Budiman
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan Kota Tangerang Selatan yang cepat merupakan salah satu penyebab kota tersebut dimekarkan dari wilayah induknya yaitu Kabupatenb Tangerang. Gedung bertingkat tinggi mulai bermunculan dalam tiga dekade terakhir di Kota Tangerang Selatan. Dimana secara tidak langsung keberadaan gedung bertingkat tinggi berpengaruh terhadap jaringan jalan yang ada. Keberadaan gedung bertingkat tinggi di Kota Tangerang Selatan ternyata hanya terdapat di kelas jalan arteri dan kolektor. Variasi ketinggian gedung bertingkat tinggi di daerah ini pun cukup beragam. Loasi keberadaan gedung-gedung tersebut terdapat dalam tiga kawasan pengelompokan. Di kawasan Serpong gedung bertingkat tinggi yang ada sebagian besar merupakan gedung dengan peruntukan untuk komersial atau pusat-pusat perbelanjaan. Gedung-gedung dengan peruntukkan perkantoran mendominasi di kawasan Bintaro, sedangkan di kawasan Ciputat-Pamulang lebih banyak gedung dengan peruntukkan untuk fasilitas publik.
ABSTRACT
The rapid development of South Tangerang City is one of the factor that causing the city being divide from Kabupaten Tangerang, it?s former mother region. High rise building is start to appear in between last three decades at South Tangerang City. Where the existing of high rise buildings unintentionally influenced to the exist road network. The existing of high rise buildings in South Tangerang City as a fact just can be found in main class road and collectors class road. The height variation of high rise building in this area is also quite various.
The location of where this high rise buildings exist divide in three grouping area. In Serpong area high rise buildings that exist mostly are the buildings with purpose of commercial or shopping centres. Buildings with purpose of office dominate in Bintaro area, meanwhile in Ciputat-Pamulang most building with purpose of public facilities.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S1376
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Choiruddin Sahputra
Abstrak :
Industri kerajinan perak Kotagede merupakan ciri khas (landmark) dari Kotagede karena telah dilakukan oleh masyarakat setempat sejak zaman Kerajaan Mataram Islam 1532 M. Seiring perkembangan waktu, tidak semua pengrajin memiliki modal untuk memenuhi kebutuhan produksinya serta memasarkan produknya dengan baik,sehingga pengrajin membutuhkan kemitraan untuk eksistensi usahanya. Penelitian ini mengkaji pola keruangan kemitraan industri kerajinan perak antara perusahaan mitra dan pengrajin mitra berdasarkan kelas jalan yang terbentuk dengan menggunakan variabel, jumlah dan asal tenaga kerja, asal bahan baku, modal usaha serta variasi produk.
Hasil penelitian menunjukan, secara umum sebaran lokasi pengrajin perak di Kecamatan Kotagede menunjukkan pola linier di sepanjang jalan utama yang menjadi ciri khas (landmark) dari Kotagede yakni Jalan Mandorakan dan Jalan Kemasan. Di dalam pola yang mengelompok ini terdapat perbedaan yang dilihat dari faktor produksi dan pasca produksi pengrajin perak. Lokasi usaha dari perusahaan mitra berdasarkan dari aksesbilitas mempengaruhi pemilihan kelompok mitra dengan tipe kemitraan serta pola distribusi produk.
......
Kotagede silver industry is the landmark of Kotagede because it has been done by the local people since ancient Islamic kingdom of Mataram 1532 M. Over the years, not all of the producers have the capital for the needs of production and marketing their products properly, so that the craftsmen need business partnerships for their business existence. This study examines the spatial pattern of the silver industry partnership between partner companies and partner craftsmen by the type of partnership that is formed by using variable, the number and origins of the labors, the origins of raw materials, capital and product variety, which is related to the business location and the accessibility.
The result shows that in general the silver craftsmen location distribution in Kotagede shows clumped patterns concentrated along the main road which is the landmark of Kotagede, they are Jalan Mandorakan and Jalan Kemasan. In this clumped pattern there are differences in the views of the craftsmen production and post production factors. The business location of the company?s partners on the basis of accessibility greatly influences the choice of group partners and types of partnerships as well as the distribution pattern of the product.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43581
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library