Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulan Ferdayanti
"Stres merupakan kondisi yang timbul karena adanya tuntutan situasi di luar kemampuan seseorang. Waria termasuk dalam kategori transeksual, dimana transeksual termasuk dalam gender identity disorder (Nevid, Rathus, Greene, 2000). Penyimpangan identitas gender adalah persepsi individu yanmg tidak konsisten terhadap anatomi biologisnya sebagai wanita atau pria (Kelly,2001). Jadi waria termasuk kondisi abnormal, sehingga orang disekitamya menuntut agar dia menjadi normal. Hal tersebut menyebabkan timbulnya stres pada waria. Pada penelitian meneliti sumber-sumber stres pada waria. Menurut Sarafino (2002) sumber stres ada tiga macam, yaitu sumber stres yang berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas serta masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan menggunakan teknik incidental-purposive sampling. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur, yang berupa skala sumber stres, kuesioner tersebut dibuat oleh peneliti sebab belum ada alat ukur sumber stres, berdasarkan teori sumber stres Sarafino (2002). Subyek dalam penelitian ini adalah waria yang tinggal di Jabotabek, usia antara 22-40 tahun, dan lama menjadi waria minimal 2 tahun. Untuk menjawab hasil penelitian, pengolahan data menggunakan perhitungan mean item dan f-test dengan program SPSS 11.5 dan urutan/ranking. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa urutan pertama adalah sumber stres yang berasal dari komunitas dan masyarakat, urutan kedua sumber stres yang berasal dari keluarga, dan urutan terakhir adalah sumber stres yang berasal dari diri sendiri. Secara keseluruhan sumber stres tertinggi adalah dikejar atau ditangkap kamtib atau polisi. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Ayu Fauzia
"Limbah plastik memiliki potensi besar dalam menciptakan masalah lingkungan di perairan karena tingkat degradabilitasnya yang rendah, memicu pembentukan mikroplastik di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi emisi mikroplastik yang dihasilkan dari kegiatan antropogenik atau dari greywater di DAS Ciliwung segmen tengah hingga hilir sungai, yang representatif terhadap lebih dari 1,6 juta jiwa penduduk. Item penelitian meliputi pengambilan data klasifikasi kelas ekonomi melalui kuesioner, sekaligus untuk meninjau pola pemakaian produk PCP yang dipilih, kemudian pengambilan sampel greywater menggunakan plankton net, kuantifikasi mikroplastik di laboratorium, dan pengujian FTIR. Empat jenis produk PCP yang dipakai oleh masyarakat dan terkonfirmasi mengandung komposisi mikroplastik, yaitu sabun mandi, sampo, pastag gigi, dan sabun cuci muka. Untuk sabun mandi, merek yang paling banyak digunakan adalah Lifebuoy, untuk sampo yaitu merek Pantene untuk kelas ekonomi menengah ke atas, dan Clear untuk kelas ekonomi menengah ke bawah. Untuk pasta gigi yaitu merek Pepsodent untuk 2 lapisan kelas ekonomi. Untuk sabun cuci muka, merek yang paling banyak digunakan adalah Garnier, namun pada jenis ini, pemakaian merek sangat bervariasi karena ragam merek di pasaran tersedia sangat banyak. Rata-rata konsentrasi mikroplastik yang diperoleh adalah sebesar 16.404 partikel/liter greywater. Apabila ditinjau berdasarkan emisi per kapita, maka setiap orang mengemisikan sebesar 4.100 partikel/liter greywater. Konsentrasi mikroplastik meliputi mikroplastik dengan jenis fragmen, fiber, film, foam, dan microbeads, dengan jumlah terbanyak pada jenis fragmen yang merupakan serpihan plastik hasil degradasi plastik di perairan. Partikel mikroplastik terbanyak ditemukan berwarna hitam, merah/coklat, dan bening. Hal tersebut berkaitan dengan durasi degradasi plastik akibat paparan sinar UV. Material plastik yang terkonfirmasi pada sampel mikroplastik adalah tencel, polyacetylen, polyacrylamide, PVFM, PEI, PES, PP, PE, dan HDPE.

Plastic waste has a great potential to create environmental problems in water due to its low degradability, leading to the formation of microplastics in water. This study aims to identify the emissions of microplastics generated from anthropogenic activities or greywater in the Ciliwung River Basin, from the middle to the downstream segment, which represents a population of over 1.6 million people. The research items include collecting data on economic class classification through questionnaires, as well as reviewing the patterns of selected PCP product usage, followed by greywater sampling using a plankton net, quantifying microplastics in the laboratory, and conducting FTIR testing. Four types of PCP products commonly used by the community and confirmed to contain microplastic compositions are bath soap, shampoo, toothpaste, and facial cleanser. For bath soap, the most widely used brand is Lifebuoy, for shampoo it is Pantene for the upper middle class, and Clear for the lower middle class. For toothpaste, it is Pepsodent for both economic classes. For facial cleansers, the most widely used brand is Garnier, but the usage of different brands varies greatly due to the wide availability of brands in the market. The average concentration of microplastics obtained is 16,404 particles per liter of greywater. When viewed based on per capita emissions, each person emits 4,100 particles per liter of greywater. The concentration of microplastics includes fragments, fibers, films, foams, and microbeads, with the highest number found in fragments, which are plastic debris resulting from plastic degradation in water. The most common colors of microplastic particles found are black, red/brown, and transparent. This is related to the duration of plastic degradation due to exposure to UV light. The confirmed plastic materials found in the microplastic samples include tencel, polyacetylene, polyacrylamide, PVFM, PEI, PES, PP, PE, and HDPE."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Hendrawan
"ABSTRAK
Permasalahan seputar pengoperasian KRL Jabotabek kelas ekonomi, khususnya tujuan Jakarta-Bogor begitu kompleks, baik masalah ketidaknyamanan yang dirasakan penumpang ketika melakukan peijalanan maupun hambatan yang dialami PT Perumka dalam mengatasi permasalahan yang ada. Pada skripsi ini, penulis ingin menggali lebih jauh masaiahmasalah yang ada dan mencoba untuk menemukakan altematif pemecahan masalah melalui penerapan prinsip ergonomi dan pengembangan strategi coping.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dimana teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan Focused Group Discussion. Sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan model interpretative yang dikembangkan oleh Krueger (1988). Dari penelitian yang dilakukan tergambar berbagai masalah yang dialami oleh penumpang dan PT Perumka, dimana permasalahan yang muncul berkaitan dengan seting fisik kereta, mekanisme alur penumpang, serta masalah-masalah sosial lainnya. Selain itu tergali pula berbagai kebiasaan yang dilakukan penumpang selama melakukan perjalanan dengan KRL.
Dari hasil yang didapat, diberikan saran untuk melakukan intervensi terhadap penataan ruang dalam kereta serta identifikasi coping yang sesuai. Selain itu dikemukakan pula saran untuk penelitian lanjutan.

"
2000
S2957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Tegar Adi
"Dalam memberikan pelayanan public yang baik dan berkualitas kepada para pengguna jasa kereta api, PT. Kereta Api Indonesia Persero memiliki telah melakukan berbagai upaya peningkatan pelayanan yang telah dilterapkan guna meningkatkan pelayanan pada kereta api kelas ekonomi Non-Public Service Obligation (Non-PSO). Dari sisi pelayanan intangibleyang diberikan PT. KAI Persero kepada para pengguna jasa kereta api sudah berupaya memberikan pelayanan dengan baik. Namun dari sisi dimensi pelayanan tangibles yang dilakukan pada kereta ekonomi Non-PSO new image terdapat kendala pada layout kursi yang kurang sesuai dengan ekspetasi para penggguna jasa kereta api yang menjadi faktor penghambat untuk menerapkan upaya peningkatan pelayanan yang dilakukan PT. KAI. Beberapa langkah konkret sudah dilakukan guna mengatasi hal ini dengan menarik kembali armada kereta api ekonomi Non-PSO new image yang bermasalah dan melakukan koordinasi dengan PT. INKA untuk dilakukan perbaikan terhadap layout kursi agar sesuai dengan kebutuhan para pengguna jasa kereta api.

In providing good and quality public services to rail service users, PT. Kereta Api Indonesia Persero has undertaken various efforts to improve the services that have been implemented to improve service on the economy class train Non-Public Service Obligation (Non-PSO). In terms of intangibles service provided by PT. KAI Persero to the railway service users have been trying to provide good service. However, in terms of service dimension tangibles conducted on non-PSO new economy train there are obstacles in the seat layout that is less in line with the expectations of railway service users who become the obstacle factor to implement efforts to improve services conducted by PT. KAI. Several concrete steps have been taken to overcome this by withdrawing the non-PSO new economy's problematic railway fleet and coordinating with PT. INKA for improvements to the turret layout to suit the needs of train users.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library