Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosmita Alisanti
Abstrak :
ABSTRAK
Kelangsungan hidup bayi direfleksikan oleh salah satu indikator dampak pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian Bayi (AKB). AKB di Indonesia tergolong tinggi di antara negara-negara ASEAN. Pemberian ASI segera merupakan intervensi paling efektif dan potensial terhadap dampak kematian dan kelangsungan hidup bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ASI segera terhadap kelangsungan hidup bayi di Indonesia menggunakan data SDKI 2012. Besar sampel 14.583 balita dengan analisis regresi cox ganda. Hasil penelitian menemukan pemberian ASI segera mempengaruhi kelangsungan hidup bayi dimana probabilitas kelangsungan hidup bayi di Indonesia adalah 985 per 1000 kelahiran hidup. Pemberian ASI segera 1-23 jam setelah lahir dan bayi yang tidak mendapatkan ASI mempunyai kelangsungan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan pemberian ASI segera kurang dari satu jam setelah lahir, masing-masing 0,72 dan 0,48, sedangkan pemberian ASI segera ≥24 jam memiliki kelangsungan hidup bayi 1,96 lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian ASI segera kurang dari satu jam setelah lahir setelah dikontrol oleh tingkat sosial ekonomi, pendidikan ibu, paritas, BBLR, dan pemeriksaan antenatal care. Oleh karena itu perlu penguatan dan pengawasan pelaksanaan pemberian ASI segera setelah lahir di layanan kesehatan seperti; rumah sakit, rumah bersalin dan klinik serta peningkatan promosi tentang pentingnya pemberian ASI segera setelah lahir di berbagai media.
ABSTRACT
Infant survival is reflected by one of the Health Development Indicators, Infant Mortality Rate (IMR). IMR in Indonesia is one of the highest numbers among ASEAN countries. Immediate breastfeeding is the most effective intervention to reduce IMR and increase infant survival. The objective of this research is to understand the effect of immediate breastfeeding on infants survival in Indonesia using IDHS data 2012. Sample are 14.583 under 5 years old children using Cox Multiple Regression Analysis. The result shows that immediate breastfeeding influence infants survival that the probability of infant survival in Indonesia is 985 per 1000 live births. Infants aren’t breastfed and first breastfed between 1 and 23 hours after birth have infant survival 0.48 and 0.72, lower than those breastfed in the 1st hour after birth, but infants first breastfed ≥24 hours after birth, have survival rate 1.96 higher than those breastfed within 1 hour after birth after controled by variables: socio economic status, mother’s education, parity, low birth weight, and antenatal care. It’s suggested to empower and control the implementation of immediate breastfeeding in the health service centers such as hospitals, maternity centers, and clinics. It’s also suggested to increase effective communication to promote the importance of immediate breastfeeding, using several cost-effective media.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Beladina
Abstrak :
Kematian neonatal memiliki rata-rata penurunan yang lebih lambat dibandingkan kematian bayi berusia 1-59 bulan dengan annual rate reduction sebesar 2.6% dari tahun 1990 hingga 2018. Salah satu faktor risiko kematian neonatal adalah anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Indonesia memiliki angka prevalensi anemia pada ibu hamil yang tinggi, yakni sebesar 41.98% pada 2016. Studi ini dilakukan untuk mengetahui efek suplementasi zat besi terhadap tingkat kelangsungan hidup neonatal di Indonesia. Analisis kelangsungan hidup neonatal menggunakan cox regression dilakukan terhadap data kelahiran hidup pada tahun 2012-2017 yang tercatat pada SDKI 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengonsumsi kurang dari 180 tablet besi selama masa kehamilan berisiko 1,54 lebih besar untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu yang mengonsumsi minimal 180 tablet zat besi selama masa kehamilan (95% CI 0,808-2,946; nilai-p 0,189). Analisis mneunjukkan bahwa 13,77% kematian neonatal dapat dicegah dengan melakukan suplementasi zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan pada seluruh populasi ibu hamil. Hasil penelitian dipengaruhi oleh banyaknya missing data, bias dalam mengingat, serta isu compliance pada konsumsi suplemen zat besi di Indonesia. Walaupun dipengaruhi bias yang kuat, hasil penelitian mengarah pada adanya efek suplementasi zat besi terhadap kelangsungan hidup neonatal. ......Compared to death of infants aged 1-59 months, neonatal death has slower rate reduction, with annual rate reduction only 2.6% during the last 18 years. One of risk factors causing neonatal death is iron deficiency anemia on pregnant women. Indonesia has high number of anemia among pregnant women, as much as 41,98% in 2016. This study was conducted to examine the effect of iron supplementation during pregnancy towards neonatal survival in Indonesia. Survival analysis using cox regression test was performed towards live birth data in the period of 2012-2017 recorded on Demographic and Health Survey 2017. Result showed that women consumed less than 180 tablets of iron supplements are having 1,542 times higher risk of neonatal death compared to those consumed 180 tablets of iron or more (95% CI 0,808-2,946; p-value 0,189). Subsequent analysis also showed that implementation of minimum 90 iron tablets consumption during pregnancy program could prevent 13,77% neonatal death in population. The result of this study is strongly affected by selection bias, recall bias, and compliance issue on iron supplementation in Indonesia. Despite of the strong bias, this study points to the present of iron supplementation effect towards neonatal survival.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Fauziah
Abstrak :
Latar belakang: Prosedur Fontan merupakan tindakan pembedahan bagi penyakit PJB dengan fungsi ventrikel tunggal. Angka mortalitas pasca operasi Fontan di negara maju cukup rendah, sementara di Indonesia berkisar antara 8.6-9.1 . Perbedaan struktur dan karakteristik VKa dan VKi berakibat pada perbedaan kesiapan memerankan fungsi pompa sistemik pada fisiologi PJB dengan ventrikel tunggal dan luaran klinis pascaoperasi Fontan. Pengaruh jenis morfologi ventrikel sistemik terhadap kelangsungan hidup jangka menengah ataupun panjang saat ini masih kontroversial.Tujuan: Mengetahui pengaruh jenis morfologi ventrikel sistemik dan faktor-faktor lain terhadap kelangsungan hidup 10 tahun pasien pascaoperasi Fontan.Metode: Penelusuran data registri, konferensi bedah, rekam medis, laporan bedah, ekokardiografi dan kateterisasi, serta follow up pasien per telepon dilakukan pada 162 pasien yang keluar hidup setelah perawatan pertama pascaoperasi Fontan pada periode 2008 - Februari 2018. Analisis waktu terjadinya event ditentukan berdasarkan titik awal dan titik akhir penelitian. Hasil: Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan morfologi ventrikel sistemik, yaitu 74 kasus dengan morfologi VKi dominan dan 88 pasien dengan morfologi VKa dominan. Jenis morfologi ventrikel sistemik tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup 10 tahun pasien pascaoperasi Fontan. Tromboemboli pascaoperasi berpengaruh terhadap kelangsungan hidup 10 tahun pascaoperasi Fontan HR 4.84, IK 95 1.26-18.55, p = 0.021 Kesimpulan: Jenis morfologi ventrikel sistemik tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup 10 tahun pasien pascaoperasi Fontan. Namun komplikasi tromboemboli pascaoperasi meningkatkan risiko kematian sebesar 4.84 kali lipat setelah prosedur Fontan.
Background Fontan procedure has been applied to many patients with single ventricle physiology with quite low mortality rate all over the world, with 8.6 9.1 rate in Indonesia. Structure and characteristic difference of morphologically left and right ventricle influence systemic ventricle role of functionally univentricular heart and impacts on postoperative outcomes. The question regarding mid and long term survival based on dominant ventricle morphology remains controversial. Objectives To investigate the impact of dominant ventricle morphology on ten year survival after Fontan procedure.Methods 162 patients who underwent Fontan operation at our institution between 2008 and February 2018 and survived after first hospital postoperative care were reviewed and followed up until March 2018. Data were extracted from registry and pediatric surgical conference, medical record, surgery report, echocardiography, catheterization report, and follow up call at the end of time cohort. Median follow up period was 816 340 1660 days.Results Subjects are divided into 2 groups based on dominant ventricle morphology. Seventy four patients are included in left morphology group and 88 patients in right morphology group. There were no difference on 10 year survival rate after Fontan between the two type of dominant ventricle morphology. Postoperative thromboembolic event influenced 10 year survival rate after Fontan procedure HR 4.84, CI 95 1.26 18.55, p 0.021 Conclusion Dominant ventricle morphology was not associated with 10 year survival rate after Fontan procedure. Postoperative thromboembolic event increase mortality risk 4.84 times higher after Fontan procedure.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffry Kencana Halim
Abstrak :
Ketidakpastian makro ekonomi sehubungan dengan terjadinya volatilitas nilai tukar mata uang asing, harga dan permintaan akibat pandemi COVID-19, serta terjadinya perubahan iklim. PT XYZ dinilai memiliki budaya yang tidak kondusif tercermin oleh tidak tepat waktu dalam menyelesaikan penutupan pembukuan dan menyampaikan laporan keuangan. Kondisi ini diperburuk karena PT XYZ mengalami nilai hutang lebih tinggi dari nilai asset yang di miliki (PT XYZ, 2022). Hal ini mengakibatkan nilai modal perusahaan menjadi negatif atau sering disebut dengan istilah “Capital Deficiency”. Diperlukan langkah strategis untuk dapat keluar dari masalah-masalah yang dialami PT XYZ, salah satu strategi perusahaan adalah melakukan transformasi budaya & tata kelola. Penelitian ini bertujuan menganalisa bagaimana transformasi budaya organisasi & tata kelola mendukung kelangsungan hidup usaha (going concern) yang lebih bersifat jangka eknik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian triangulasi melalui kuisioner dan wawancara dengan eknik analisis konten, tematik, dan konstan komparatif. Survei dilakukan terhadap karyawan PT XYZ sedangkan wawancara dilakukan dengan Kepala Bagian Perusahaan dari beberapa fungsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai “AKHLAK” & ketiga pilar komitmen organisasi mendorong terciptanya budaya yang kondusif. Keterikatan emosional (rasa memiliki terhadap organsiasi) dan kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi meningkatkan kinerja karyawan, produktifitas, efisiensi, & kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Rashid et al., 2003) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan positif antara budaya perusahaan, komitmen organisasi, dan kinerja keuangan. Kedua, terdapat peran budaya yang kondusif dan tata kelola perusahaan yang membaik, dalam memastikan kelangsungan hidup usaha PT XYZ. Tata kelola perusahaan menjadi faktor yang mencerminkan atribut kontrol, pengawasan, dan dukungan terhadap rencana serta tindakan manajemen yang dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan keuangan hasil ini sejalan dengan penelitian (Zureigat et al., 2014; Parker et al., 2005). Good corporate governance berimplikasi pada kinerja perusahaan namun dibutuhkan adanya budaya organisasi yang kondusif, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Manik, 2014).  ......Macroeconomic uncertainty related to volatility in foreign currency exchange rates, prices, and demand due to the COVID-19 pandemic, and climate change. PT XYZ is considered to have a culture that is not conducive to the wrong time in completing book closings and submitting financial reports. This condition is exacerbated because PT XYZ experiences a debt value that is higher than the value of its assets (PT XYZ, 2022). This causes the value of capital to be negative or often referred to as Capital Deficiency. Strategic steps are needed to get out of the problems experienced by PT XYZ, one of the company’s strategies is to carry out a cultural transformation & corporate governance. This study aims to analyze how the transformation of organizational culture & corporate governance supports the company's going concern which is more long-term in nature. This research was conducted using the triangulation research method through questionnaires and interviews with content, thematic, and constant comparative analysis techniques. The survey was conducted with employees of PT XYZ while interviews were conducted with the Heads of Company Sections from several functions. The results of this study indicate that “AKHLAK” values & third pillar of organizational commitment encourage the creation of a conducive culture. Emotional attachment (sense of belonging to the organization) and belief in organizational values improves employee performance, productivity, efficiency, & financial performance. The results of this study are by research (Rashid et al., 2003 who said that there is a positive relationship between corporate culture, organizational commitment, and financial performance). Second, there is the role of a conducive culture and improved corporate governance, in ensure the PT XYZ's going concern supported by organizational commitment. Corporate governance is a factor that reflects the attribute control, supervision, and support for management plans and actions intended to overcome financial difficulties this result is in line with the study conducted by (Zureigat et al., 2014 and Parker et al., 2005). Good corporate governance has implications for company performance but a conducive organizational culture is needed, which is in line with research conducted by (Manik, 2014).
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erfa Canisthya
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur Subbidang Jalan Kabupaten Tangerang Tahun Anggaran 2013 yang berorientasi kepada konteks Results Based Management (RBM) dan kriteria perancangan dana transfer terkait dengan pemanfaatannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desentralisasi Fiskal, dan Transfer Fiskal Antar Tingkat Pemerintahan, Results Based Management dan Project Cycle Management. Penelitian ini menggunakan pendekatan post postivist dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi literatur/dokumen dan survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan DAK bidang infastruktur subbidang jalan tahun anggaran 2013, dari sisi planning, implementing a project, monitoring, dan evaluating sesuai dengan konteks RBM dan PCM, namun yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pemanfaatan DAK terkait di wilayah Kabupaten Tangerang adalah regulasi, hubungan antar stakeholders, kapasitas internal kelembagaan dan sumber daya manusia. ......This research discusses about the effectiveness of specific purpose grant which is allocated by central government for regional government to fulfill national priority development on regional government, specific at road infrastructure sector in Kabupaten Tangerang fiscal year of 2013. Researcher uses Fiscal Decentralization Theory, Intergovernmental Fiscal Transfer, Results Based Management, and Project Cycle Management. Use post-positvist paradigm, in-depth interview, and field research methods are used by reasearcher to analyse main problem. This research also consider the RBM context (planning, monitoring, and evaluating) and PCM context (implementing a project) to determine the results of this research. Research has shown that management of specific purpose grant, sector of roads infrastructure in Kabupaten Tangerang, Fiscal Year of 2013 has supported RBM and PCM context, but there are some factors affecting the problem of budget management, such as regulations, stakeholders relations, internal institution capacities, and human resources.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Demsa
Abstrak :
Kelangsungan hidup bayi di Indonesia yang masih rendah terlihat pada angka kematian bayi (AKB) yang menempati posisi tertinggi di Asean, kondisi intermediate rock dan sangat bervariasi. Penelitian yang menggunakan sumber data sekunder SDKI 2002-2003 ini bertujuan mengetahui gambaran kelangsungan hidup bayi di wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia serta berbagai faktor yang berpengaruh. Besar sampel yang digunakan adalah 11.588 terdiri dari 4.769 bayi di perkotaan dan 6.819 bayi di pedesaan. Metoda analisis yang digunakan meliputi metode life table dan regresi cox. Hasil penelitian memperlihatkan probabilitas kelangsungan hidup bayi di perkotaan (98,59%) lebih tinggi daripada bayi di pedesaan (97,54%) dan proporsi kematian bayi di pedesaan dua kali lebih besar daripada di perkotaan. Pada masa neonatal, kurva kelangsungan hidup bayi memperlihatkan kecenderungan yang menurun tajam dan post neonatal terlihat lebih landai. Penurunan probabilitas kelangsungan hidup bayi di wilayah perkotaan terlihat lebih landai daripada di wilayah pedesaan. Terdapat perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan hidup bayi di perkotaan dan pedesaan. Di perkotaan, faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan hidup bayi meliputi berat badan lahir, waktu pemberian ASI dan penolong persalinan. Sedangkan di pedesaan, faktor tersebut adalah frekuensi pemeriksaan antenatal, berat badan lahir, penolong persalinan, nomor urut lahir, waktu pemberian ASI dan tempat persalinan. Keadaan saat lahir merupakan faktor penting yang berhubungan signifikan dengan kelangsungan hidup bayi, faktor waktu pemberian ASI pertama kali merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup bayi.
Infant`s survival in Indonesia is still low, as showed by the highest IMR level in ASEAN, intermediate rock condition and highly varied. This research?s aim is to describe infant?s survival in Indonesia?s urban and rural area, also various factors related. This research is using SDKI 2002-2003 data. Sample?s amount 11.588 infant, consist of 4.769 infant in urban and 6.819 infant in rural. Method of analysis used in this study is life table and cox regression. This research found probability infant?s survival in urban (98, 59%) higher than in rural (97, 54%) and infant?s mortality proportion in rural is twice higher than in urban. On first month age (neonatal mortality) infant?s survival time probability was decline, and for higher age infant?s survival time probability is still low, but not as low as the first month age. In urban area, infant?s survival time probability is even lower than in rural. There are determinant factors which are related to infant?s survival in rural and urban. In urban, factors which are related to infant?s survival are birth weight, breast feeding period and birth assistance. Meanwhile in rural area, the factors of are antenatal care, birth weight, birth assistance, birth queue number, breast feeding period and bearing place. Infant condition when the baby born is determinant factors which is related significantly with infant?s survival, first breast feeding period is dominant factor which is related with infant?s survival.
2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ruswandiani
Abstrak :
Transposition of Great Arteries (TGA) adalah kelainan penyakit jantung bawaan sianotik kedua yang paling sering ditemukan. Tatalaksana definitif saat ini adalah Arterial Switch Operation (ASO). Angka mortalitas pasca ASO di negara maju cukup rendah, sementara di negara berkembang sekitar 15%. Pada TGA Intact Ventricular Septum (TGA IVS), sebaiknya ASO dilakukan ≤ 3 minggu. Sedangkan, di negara berkembang, karena berbagai hal multifaktorial, ASO sering dilakukan saat usia > 3 minggu. Pengaruh usia saat operasi > 3 minggu terhadap kelangsungan hidup jangka panjang sampai saat ini masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh usia saat operasi > 3 minggu terhadap kelangsungan hidup 10 tahun pasien TGA yang menjalani operasi ASO. Penelitian ini merupakan studi kohort retrospekstif yang dilakukan pada pasien TGA IVS yang keluar hidup setelah operasi ASO selama periode Januari 2008-Desember 2018. Pasien kemudian dilakukan follow up untuk mengetahui kondisi hidup dan meninggal. Analisis waktu terjadinya event ditentukan berdasarkan titik awal dan titik akhir penelitian. 71,9 % pasien menjalani operasi ASO > 3 minggu. Angka kelangsungan hidup 10 tahun keseluruhan pasien pasca operasi Arterial Switch Operation sebesar 90%. Walaupun mean survival time kelompok usia operasi ≤ 3 minggu lebih panjang dibandingkan dengan kelompok usia operasi > 3 minggu (113 bulan vs 107 bulan), tetapi secara statistik tidak berbeda bermakna. Usia saat operasi > 3 minggu mempunyai risiko meningkatkan risiko kematian sebesar HR 0,49 (IK95% 0,11-2,27; p=0.86). ......Transposition of Great Arteries (TGA) is the second most common found cyanotic congenital heart disease. The current definitive management is Arterial Switch Operation (ASO). Early and long term mortality rates after ASO in developed countries are quite low, while in developing countries the number is around 15%. In TGA Intact Ventricular Septum (TGA IVS), ASO should be done in ≤ 3 weeks. However, in developing countries, due to various multifactorial causes, it is often being done at the age of > 3 weeks. The effect of age at surgery > 3 weeks on long-term survival is still controversial. This study aims to determine the effect of age at surgery and other factors on the 10-year survival of patients after ASO. A retrospective cohort study was done on TGA IVS patients that survived ASO surgery during the period of January 2008-December 2018. Patients were being followed up to find out if they are still alive. Analysis of the time to evaluate the event is determined based on the starting point and end point of the study. 71,9% patients underwent ASO surgery > 3 weeks. The overall 10-year survival rate of patients after Arterial Switch Operation is 90%. Even though the mean survival time of the operating age group ≤ 3 weeks is longer than the operation age group > 3 weeks (113 months vs 107 months), but it is not statistically significant. Age at surgery > 3 weeks had a risk of increasing the risk of death by HR 0,49 (IK95% 0,11-2,27; p=0.86).
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mona Lisa
Abstrak :
Kelangsungan hidup bayi didefinisikan sebagai kemampuan bayi untuk bertahan hidup menjalani kehidupan sampai berusia 1 tahun. Tahun 2012, AKB Indonesia sebesar 32 per-1000 kelahiran hidup. Status ekonomi akan mempengaruhi kekangsungan hidup bayi melalui faktor maternal, gizi, kondisi janin saat lahir, pengendalian penyakit dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berat lahir menurut usia kehamilan terhadap kelangsungan hidup bayi di Indonesia. Metode penelitiannya adalah kohort retrospektif dengan pemanfaatan 13.295 data anak yang terdapat pada data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelangsungan hidup bayi berat lahir kecil masa kehamilan memiliki probabilitas paling rendah sebesar 97. Hasil cox regresi diperoleh berat lahir kecil masa kehamilan pada status ekonomi kaya, HR=8,95, pada ekonomi menengah, HR=3,72, dan pada ekonomi miskin, HR=7,36. Kecil masa kehamilan memiliki kontribusi terhadap kematian bayi di populasi sebesar 42. Peningkatan kualitas antenatal care selama kehamilan dan sosialisasi metode perawatan kanguru pada bayi baru lahir merupakan salah satu alternatif untuk menurunkan kejadian kecil masa kehamilan.
Infant survival is defined as the ability of infants to survive through life until the age of 1 year. In 2012, Indonesia IMR reported as 32 per 1,000 live births. Sosio economic status will affect infant suvival through maternal factors, nutrition, fetal condition at birth, disease control and environment. This study aims to determine the effect of birth weight for gestational age on the infants survival in Indonesia. The Method of study is a retrospective cohort, utilize of data 13 295 child data contained in the Riskesdas data 2013. Result of the analysis showed that the survival of small for gestatioanal age had the lowest probability of 97. Results cox regression showed that small for gestational age on the high economic status , HR 8.95, the middle income status, HR 3.72, and the poor economic status, HR 7.36. Small for gestational age have contributed to infant mortality in the population by 42. Improving the quality of antenatal care for during pragnancy and socialization of kangaroo care method for birth weight small for gestational age is an alternative to decrease the incidence of small for gestational age.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eviati Adawiyah
Abstrak :
Masih tingginya angka kematian bayi dan rendahnya status gizi bayi di provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bayi. Status gizi merupakan salah satu proksi untuk mengukur kelangsungan hidup anak (Mosley & Chen, 1984; Pelletier & Frongillo, 2003). Tujuan penelitian untuk mengetahui pola hubungan faktor sosial-ekonomi terhadap kelangsungan hidup bayi melalui faktor proksi determinan di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur tahun 2007. Penelitian ini memanfaatkan data sekunder dari hasil Survey Perilaku Kesehatan Ibu dan Anak serta Pola Pencarian Pengobatan di Tingkat Masyarakat di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur tahun 2007. Sampel pada penelitian ini adalah bayi berumur 0-ll bulan dan mcmenuhi syarat kelengkapan data yang dibutuhkan oleh peneliti, sehingga total sampel adalah 1937 bayi. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel pengeluaran per kapita, status bekerja ibu dan tingkat pendidikan ibu (faktor sosial-ekonomi), variabel stunting, underweight dan wasling (kelangsungan hidup bayi), variabel umur ibu, paritas dan jarak kelahiran (faktor maternal), sumber air minum, jenis jamban, kepadatan rumah, jenis dinding, jenis atap, dan jenis lantai (faktor kontaminasi lingkungan), variabel pemberian kolostrum, ASI eksklusif dan kesesuaian pemberian makan mmbahan (faktor delisiensi nutrisi), dan kelengkapan imunisasi, kunjungan neonatal pertama dan kedua (faktor penoegahan dan perawatan kesehatan bayi). Metode analisis statistik yang digunakan adalah uii chi-square dan Structural Equation Modeling (SEM). Proporsi status gizi lcurang berkisar antara 13-16% pada kedua provinsi untuk ketiga jenis pengukuran status gizi (stzmting, wasting dan zmderweight). Terdapat perbedaan bermakna, propoisi bayi wasting antara bayi dengan rumah yang padat dibandingkan yang kurang padat (p<0,05). Terdapat perbedaan bermakna., proporsi bayi stunting, under-weight atau wasting, pada variabel asi eksklusif kesesuaian pemberian makanan tambahan, dan kelengkapan imunisasi (p<0,01). Underweight merupakan indikator yang paling dominan di antara smniing dan wasting dalam menjeiaskan kelangsungan hidup bayi sebemr 96% (Xte1standar20,70; VE20,50; ClL>:0,70). Pada faktor defisiensi nutrisi, variabel pemberian kolostrum dan air susu ibu merupakan indikator yang baik, sedaugkan variabel kunjungan neonatal kedua merupakan indikator yang balk dalam menjelaskan falctor pencegahan dan perawatan kesehatan bayi sebesar 98% (7(,terstandar20,70; VB20,50; CR20,70). Terdapat pola hubungan antara faktor sosial-ekonomi terhadap kelangsungan hidup bayi melalui faktor proksi (faktor matemal, kontaminasi lingkungan, dan defisiensi gizi) (GFI>0,90; CFI>0,92). ......The high rate of infant mortality and the low rate of nutritional status of infant in Nusa Tenggara Barat and Nusa Tenggara Timur province affect the survival of infant in the area. Nutritional status is one of the proxies in measuring infant survival (Mosley & Chen, 1984; Pelletier & Frongillo, 2003). The objective of the research is to find out the relationship pattern of socioeconomic to infant survival, through proxy determinant factors in West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara province in the year 2007. The research utilizes secondary data derived ii'om the “Health Behavior of Mother and Child” survey and the “Medication Outlook Pattern” survey in the society level _in Nusa Tenggara Barat and Nusa Tenggara Timur province year 2007. The samples taken are infant aging 0-ll months, and is inline with the researcher’s standard of data, therefore the total number- of samples are 1937 infants. The variables studied in the research are expenditure per capita., maternal working status, and maternal educational status (socioeconomic factors), stunting, tmderweight, and wasting (infant survival), matemal age, parity, birth distance (maternal factors), Source of drinking water, type of toiletry, house density, type of house wall, type of house floor (environmental contaminants factors), colostrums providing, exclusive breastfeeding and the proper supplementary food providing (nutritional deficiency factors), completeness of immunization, first and second neonatal visits (infant health prevention and treatment factors). The method of statistic analysis used is the chi-square test and the Structural Equation Modeling (SEM). The proportion of poor nutritional status is around 13-16% in the two provinces for the three types of nutritional status measurement (srunring, wasting, and underweighr). There is a significant difference in the proportion of infant wasting among infants living in high density housing compared to the infants living in the lower density housing (p<0.05). 'I`l1ere is a significant difference in the proportion of infant stunting, underweight, or wasting in the exclusive breastfeeding variable, proper supplementary food providence, and completeness of immunization (p<0.0l). Undenveighr is the most dominant indicator among stunting and wasting in explaining infant survival as much as 96% (x standardized;0.70; VE20.50; CIQO.70). In the nutritional deficiency factor, the colostnxms providing and breastfeeding variables are good indicators, second neonatal visit variable is the proper indicator in explaining the factors of health infant prevention and treatment, as much as 98% (x standardized20.70; VE?_0.50; CF20.70). There is a relationship pattern between the socioeconomic factors and the infant survival through proxy factor (matemal, environmental contamination, nutritional deficiency factors) (GF I>0.90; CF l>0.92).
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T33880
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erfa Canisthya
Abstrak :
Penelitian ini berusaha melihat implikasi kebijakan perluasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak sebagai bentuk upaya konservasi terhadap kelangsungan hidup masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini berfokus mengeksplorasi akses masyarakat dan kelangsungan hidup masyarakat. Terkait data kelangsungan hidup masyarakat, metode survei dilakukan untuk melengkapi deskripsi kepemilikan aset dan aktivitas masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat mekanisme akses melalui kesepakatan antara masyarakat dan pihak taman nasional dengan dibantu organisasi non pemerintah untuk pemanfaatan wilayah yang termasuk ke dalam kawasan, tetapi mekanisme akses tersebut belum cukup memberdayakan kelangsungan hidup masyarakat. Rekomendasi dari penelitian ini adalah adanya implementasi yang efektif dari kebijakan sistem zonasi dan model kolaborasi supaya dapat memberikan kepastian akses masyarakat dan meningkatkan kelangsungan hidup masyarakat. ......This study examines how the expansion of Gunung Halimun Salak National Park impact on the livelihood of communities who live in and around the parks. This study used qualitative approach and explored the livelihood assets and livelihood strategies of the people as they gained their access to use resources inside the park through households survey. The study unveils that communities gain their access through the negotiation of social relation between the communities and the national park authorities with limited help from non governmental organization, but the access mechanism is not yet to empower and to develop their livelihood assets and strategies. This study suggests that the effective implementation of zoning system and collaborative model management are needed to secure the access gained by communities and to improve the livelihood of communities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>