Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Hidayat
Abstrak :
Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah penting di Indonesia, terutama dalam mencapai tujuan Indonesia Bebas Malaria tahun 2030 melalui program gerakan berantas kembali malaria. Prevalensi malaria di Indonesia masih cukup tinggi, 2,9% dari total penduduk Indonesia. Sedangkan di Provinsi Kepulauan Riau, prevalensinya 1,4% dan di Kota Batam 1,1%. Adanya tempat perindukan berupa kubangan air bekas galian pasir, danau, selokan yang tidak mengalir, kolam yang tidak terawat, yang banyak terdapat di Batam merupakan pendukung terjadinya malaria. Kebiasaan penduduk beraktifitas di luar rumah pada malam hari dan proteksi diri dengan penggunaan kelambu tutur mempengaruhi angka kejadian malaria di Kota Batam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktifitas keluar rumah pada waktu malam hari terhadap kejadian malaria dan hubungan penggunaan kelambu terhadap kejadian malaria yang terjadi di Kecamatan Nongsa dan Galang Kota Batam beserta dampak yang ditimbulkannya di masyarakat. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol, dimana kasus merupakan penderita malaria yang didapati pada saat dilakukan survey darah massal, dan kontrol diambil dari kegiatan yang sama. Data faktor resiko menggunakan data primer yang didapat dari hasil wawancara terhadap responden kasus dan kontrol. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang beraktifitas keluar rumah pada waktu malam hari beresiko menderita malaria sebesar 2,6 kali (ORcrude = 1,623; ORadjusted = 2,578) dibanding responden yang tidak beraktifitas keluar rumah pada waktu malam hari setelah dikontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, penggunaan kelambu dan penggunaan obat anti nyamuk. Dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas keluar rumah pada malam hari di populasi sebesar 29%. Sedangkan responden yang tidak menggunakan kelambu pada waktu tidur malam beresiko menderita malaria sebesar 2,3 kali dibanding yang menggunakan kelambu (ORcrude = 1,629; ORadjusted = 2,313) setelah dikontrol oleh variabel lama bermukim, aktifitas keluar rumah pada malam hari dan penggunaan obat anti nyamuk. Dampak yang ditimbulkan di populasi sebesar 47%. Untuk menurunkan angka kejadian malaria, perlu dilakukan upaya peningkatan cakupan penggunaan kelambu dengan pembagian kelambu berinsektisida, penyuluhan tentang penggunaan baju lengan panjang dan obat anti nyamuk oles pada saat beraktifitas di luar rumah.
Malaria is an infectious disease remains a significant problem in Indonesia, particularly in achieving the objectives Indonesia in 2030 through the Malaria Free movement with roll back malaria program. Prevalence of malaria in Indonesia is still quite high, 2.9% of the total population of Indonesia. While in the Riau Islands Province, prevalence 1.4% and 1.1% in Batam. The pit brood form puddles former sand quarry, lake, ditch that does not flow, untreated pond, which is widely available in Batam is a supporter of the occurrence of malaria. Habits of the population activity outside the home at night and protect themselves by using mosquito nets recalled affect the incidence of malaria in Batam. This study aims to determine the relationship outdoor activities at night on the incidence of malaria and related use of bed nets against malaria incident that occurred in District Nongsa and Galang, Batam City and its impact on population. This study uses a case control design, in which case the malaria patients who were found during a mass blood survey, and controls were taken from the same activity. Risk factor data using primary data obtained from interviews of case and control respondents. The result showed that respondents who indulge outdoor activities at night at risk of suffering from malaria by 2.6 times (ORcrude = 1.623; ORadjusted = 2.578) than respondents who do not indulge outdoor activities at night after being controlled by the variables of age, gender, use of mosquito nets and the use of anti mosquito. The impact caused by outdoor activities at night in a population of 29%. While respondents who did not use mosquito nets when sleeping the night at risk of suffering from malaria by 2.3 times compared to that using bed nets (ORcrude = 1.629; ORadjusted = 2.313) after being controlled by a variable long settled, outdoor activities at night and the use of anti mosquito. Impacts on the population of 47%. To reduce the incidence of malaria, need to be done to increase the scope of the use of mosquito nets with the distribution of insecticide treated bed nets, education about the use of long sleeves and anti mosquito topical at the time of their activities outdoors.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28941
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Hudaira
Abstrak :
Malaria is an infectious disease caused by a malaria parasite spread by female Anopheles mosquitoes, and is currently a public health problem. Besides causing death, it also affects work productivity and income. Puskesmas Hanura, wich is included ah High Incidence Area with AMI of l59,8 per 1000 persons, has done many efforts to deal with malaria, one of those is encouraging the use of bednets by distributing them to the community. The community there uses bednets while sleeping to help prevent malaria incidence. This study used case control design, to elicit whether there is any significant relationship between exposure to mosquitoes and malaria by comparing case group and control group. Data were collected from Puskesmas I-Ianura, whit case group being patients who have been diagnosed with malaria (based on clinical symptoms and laboratory result) and control group are those who are not diagnosed with malaria, Primary data were also collected using stmctured questionnaires. The result of bivariate analysis with a confidence of 95% showed that variabels correlating with malaria incidence the use of badnets with p value = 0,000 and OR = 4,177 (95%: 2,537-6,879), the use of mosquito coil with p value = 0,038 and OR = 1,962 (95% Cl: 1,078-3,57l) and being outside the housing during night time with p value = 0,016 and OR = 1,926 (95% CI: 1,159-3,20l). The result of multivariate analiysis showed that using bednets when sleeping has a correlation with malaria incidence. Those who do not use bednets have 4,177 times begger risk to catch malaria than those who do. g. It is suggested that the community be given thorough infomation on the importance of preventing the spread of malaria. The distribution of badnets should be continued and information should be given also regarding how to use bednets properly and their benefits. It is also suggested that people should stay inside the house night.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frengklin Pasik
Abstrak :
Propinsi papua secara khusus kota Jayapura masih bermasalah dan malaria dikota jayapura sekitar 19.504 kasus. Distribusi kelambu secara rutin setiap tahun dilakukan, di tahun 2018 kota jayapura mendapat 163.161 unit. Peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa efektif jalannya program tersebut dari berbagai sisi di wilayah dinas kesehatan kota Jayapura untuk eveluasi program Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan telaah dokumen, wawancara dan untuk memperjelas capaian program kelambu dilakukan survey atau pengukuran (Spot chek) pada 130 orang terpilih. Hasil penelitian ditemukan efektivitas kelambu untuk distrbusi 100%, kememilikan kelambu 66,15%, penggunaan kelambu 60,8%, kelambu tersisa di 6 puskesmas, sedangkan hubungan dengan kejadian malaria di kota meningkat 11,05% dengan yang tertinggi pada puskesmas koya barat 45%, sedangkan puskesmas kotaraja sukses menurunkan hingga 18 %. Faktor penyebab malaria adalah sering keluar dengan tidak menggunakan baju dan atau berbaju lengan pendek di malam hari. Faktor lain yang mempengaruhi efektivitas seperti sumber daya manusia cukup , dana terbatas, dukungan kurang, keterlambatan waktu dan aksebilitas terpenuhi. Diharapkan pemerintah daerah dapat lebih berkontrbusi agar distribusi dan monitoring evaluasi dapat teratasi terutama untuk masalah pendanaan, ketepatan waktu program dan dukungan lintas sektor. ......Papua Province specifically, Jayapura city still has problems and malaria in the city of Jayapura, around 19,504 cases. Routine distribution of mosquito nets every year is carried out, in 2018 the city of Jayapura gets 163,161 units. The researcher was interested to find out how effective the program was from various sides in the Jayapura city health service area for program evaluation in 2018. This study used a qualitative approach by reviewing documents, interviews and clarifying the achievements of the survey program (Spot check) on 130 chosen person. The results of the study found the effectiveness of bed nets for distribution of 100%, mosquito net ownership of 66.15%, use of mosquito nets 60.8%, mosquito nets remaining in 6 health centers, while the relationship with malaria incidence in the city increased 11.05% with the highest in west koya 45 health centers %, while the Kotaraja health center has successfully reduced it to 18%. The causative factor of malaria is often going out without wearing clothes and or wearing short-sleeved clothes at night. Other factors that affect effectiveness such as sufficient human resources, limited funds, lack of support, delay in time and accessibility are fulfilled. It is expected that the regional government can contribute more so that the distribution and monitoring of evaluations can be overcome especially for funding issues, program timeliness and cross-sector support.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rienna Diansari
Abstrak :
Keberhasilan pemberantasan penyakit malaria berhubungan dengan tingkat perilaku masyarakat dalam mencegahnya. Salah satu pencegahan malaria yang paling murah dan efektif adalah menggunakan kelambu berinsektisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku murid Madrasah Tsanawiyah Negeri Bayah mengenai penggunaan kelambu. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan mewawancarai 106 murid yang dipilih secara Simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan murid yang memiliki tingkat perilaku baik mengenai penggunaan kelambu adalah 0 orang (0%), cukup 25 orang (23,6%), dan kurang 81 orang (76,4%). Jumlah siswa laki-laki (54,7%) lebih banyak dari siswa perempuan. Sebagian besar murid memperoleh kurang dari 3 sumber informasi yaitu sebanyak 65,1%. Sumber informasi yang paling berkesan adalah nonmedia (58,5%). Sebagian responden tidak memiliki kelambu (67,9%). Kelambu yang dimiliki kebanyakan adalah kelambu biasa. Pada uji Fisher, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat perilaku dalam penggunaan kelambu dengan usia (p=0,571), jenis kelamin (p=0,097), tingkat pendidikan (0,164), jumlah sumber informasi (p=0,493), dan sumber informasi paling berkesan (0,525). Disimpulkan tingkat perilaku murid mengenai penggunaan kelambu tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan karakteristik mereka. The success of malaria control is associated with the behaviour level of the people to prevent it. One ofthe most cheapest and ejfective method is using an insecticide-treated net. The objective of this study is to identify the behaviour level of Islamic Junior High School students of Bayah about the use of bed net This cross sectional study was carried out on Augfst 12?-14th, 2009 and involving 106 students who were chosen using random sampling technique. The results showed that the number of students with good, fair and poor behaviour level about the use of bed net was 0 (0%), 25 (23, 6%%) and Sl (70 4%), respectively. The number of male students (54, 7%) are more than the jemale students. Most ofthe students got less than 3 sources of information (65,l %). The most impressive source according to the students came from non media (58,5%). Most of the students don ?t have any kind of bed net (67,9%). Those who has it mostly has the ordinary type. Based on the Fisher test, there were no signwcant d#rences between the behaviour level ofthe use of bed net with age (p= 0,5 71), sex (p=0,097), education level (p= 0,1 64) the number of information sources (p= 0,493), and the most impressive source of information (p= 0,525). It was concluded that the behaviour level ofthe students about the use of bed net was poor and had no association with students? characteristics.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febyan Vitra
Abstrak :
Malaria merupakan penyakit menular berbahaya yang perlu diperhatikan karena masih mendiami beberapa daerah di Indonesia, bahkan sejak masa kolonial Belanda hingga kini. Oleh sebab itu, dibangunlah sebuah model deterministik penyebaran penyakit malaria untuk menganalisa lebih lanjut masalah ini. Pada model disertakan pula intervensi yaitu berupa pelaksanaan fumigasi dan penggunaan kelambu sebagai kiat melawan malaria. Model yang diajukan mengacu pada model yang dibangun oleh Xiunan W. dan Xiao Q. 2017 yaitu terdapat intervensi berupa kelamu namun bukan kelambu berinsektisida dan menambahkan intervensi berupa fumigasi pada model. Selanjutnya, dianalisa titik keseimbangan dan R0 dari model. Didapat bahwa, intervensi fumigasi yang diberikan pada model memberikan pengaruh terhadap R0 model. Beberapa simulasi numerik akan dipaparkan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil kajian analitik. ......Malaria is a dangerous infectious disease that should be taken care of as it is still persist in some areas in Indonesia, ever since the Dutch colonized the country. For this reason, a deterministic model for the spreading of malaria is constructed to further analyze the problem. In this model, fumigation and the use of bed nets were used as the interventions against the malaria. The proposed model refers to the model constructed by Xiunan and Xiao 2017 which involved bed nets intervention but only a regular bed nets with no insecticide and also added other intervention which is fumigation in the model. Furthermore, the equilibrium point and R0 of the model were examined. The result shows that fumigation intervention in the model showed effects toward the R0 model. Several numeric simulations were further elucidated to interpret the analytic result.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inge Sutanto
Abstrak :
Dalam penelitian ini, prevalensi dan titer IgG total dan IgG subkelas (IgGI, IgG2, IgG3 & IgG4) terhadap peptida RESA dinilai pada 108 penduduk yang terdiri dari 24 anak-anak di bawah usia 10 tahun dan 84 penduduk di atas usia 10 tahun yang menggunakan kelambu celup insektisida. Pengambilan serum dilakukan setiap tahun, selain daripada itu juga dilakukan pemeriksaan darah yang diwarna Giemsa untuk melihat angka parasit. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada kelompok di bawah 10 tahun, prevalensi IgG total meningkat secara perlahan-lahan selama 2 tahun (1993: 20,8%; 1994: 25%; 1995: 41,7%) walaupun prevalensi infeksi P. falciparum menurun (1993: 33,3%; 1994: 8,3%; 1995: 0%). Sedangkan pada kelompok umur di atas 10 tahun, prevalensi IgG total ini stabil selama penelitian (1993: 77,4%; 1994: 77,4%; 1995: 79,8%), walaupun prevalensi parasitemia juga menurun (1993: 11,9%; 1994: 1,2%; 1995: 1,2%), Analisa secara kuantitatif, memperlihatkan penurunan titer IgG total pada 68 individu yang IgG total terhadap RESA positif, baik sebelum maupun setelah intervensi (744,9 ± 4,3 menjadi 543 ± 4,3 ; nilai p= 0,046). Pada kelompok individu yang mengandung IgG subkelas terhadap RESA (> 10 tahun) sebelum dan sesudah intervensi, ditemukan juga penurunan titer rata-rata geometrik secara bermakna pada IgG3 (72 ± 2,6 menjadi 36,7 ± 2,6) (p=0,4045) dan IgG4 (28,1 ± 1,7 menjadi 15,5 ± 2,7) (p=0,0208). Sebagai kesimpulan penggunaan kelambu celup insektisida dapat menurunkan respons imun humoral sekelompok penduduk desa secara kuantitatif, sedangkan pada kelompok di bawah 10 tahun terlihat peningkatan prevalensi pengandung IgG total RESA. 1. Latar belakang Sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Setiap tahun dilaporkan lebih kurang 120 kasus klinis malaria dengan 300 juta pengandung parasit dan 2,5 juta penderita meninggal karena malaria (WHO, 1994). Di Indonesia, penyakit ini banyak dijumpai di luar Jawa-Bali, terutama di Indonesia Bagian Timur. Menurut laporan Departemen Kesehatan prevalensi malaria di daerah tersebut dapat mencapai 5%, sedangkan di Pulau Jawa-Bali annual parasite incidence (API) biasanya kurang dari 5% (Arbani, 1991). Di daerah endemis tinggi, biasanya gejala klinis tidak begitu menonjol, karena penduduknya sudah kebal secara alami. Di daerah ini biasanya yang menderita adalah anak di bawah 5 tahun, sedangkan di daerah dengan tingkat endemisitas rendah, baik anak maupun orang dewasa bila terinfeksi mudah menderita malaria berat karena kedua kelompok itu belum mempunyai kekebalan. Kekebalan alami terbentuk setelah penduduk terpapar parasit malaria selama bertahun-tahun, dan memerlukan pemaparan berulang-ulang; untuk mempertahankannya diperlukan kontak terhadap parasit yang berkesinambungan. Pada tahun 1983, WHO mencanangkan program penanggulangan malaria dengan menggunakan kelambu yang dicelup insektisida. Hal ini dapat mengurangi paparan terhadap parasit. Sehingga timbul pertanyaan : apakah penurunan paparan parasit di daerah tersebut akan mempengaruhi respons imun penduduk daerah penelitian?
Depok: Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadori
Abstrak :
Malaria masih menjadi masalah yang serius, baik secara nasional maupun global WHO dengan Global Malaria Program telah menetapkan strategi untuk mengurangi kesakitan malaria sampai dengan separuhnya pada tahun 2010 dan membebaskan dunia dari Malaria pada tahun 2025 dengan program pemakaian kelambu insektisida (ITNs dan I INs). mencanangkan gerakan brantas malaria (GEBRAK Malaria) sejak tahun 1998. Studi ini merupakan Review Literature dengan Sistematic Review dan Meta-analisis terhadap studi yang dilakukan oleb mabasiswa FKM Ul yang tersimpan dalam arsip perpustakaan, sejak tahun 1988 sampai tahun 2007. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara penggunaan Kelambu dengan kasus malaria yang dihasilkan dari studi yang terpilih, agar dapat dijadikan masukan bagi upaya pemberantasan malaria secar nasional. Dua puluh satu studi diikutkan dalam meta-analisis, dengan hasil perhitungan OR mh yang menunjukkan bertambah kuatnya OR yang dihasilkan dengan 95% CI yang sempit. 18 studi kasus control memberikan nilai OR yang lebih besar dan sempit dibandingkan dengan OR studi kroseksional. Tidak ada perbedaan yang mencolok, diantara kelompok studi dengan power kuat (>80) dengan kelompok studi yang powernya <80%. Studi di daerah Sumatera bagian Selatan (Sumatera Selatan, Bangka Beiitung, Bengkuiu. Lampung, Jambi) dan Riau membedklan nilai OR yang paling besar dibandingkan dengan nilai OR darl studi dl wilayab lain, bahkan dibandingkan dengan studi di wilayah Timur yang merupakan daerah endemis tinggi (AMI> 100 o/oo). Perlu upaya Scale up pemakaian kelambu, minimal dengan kelambu biasa, kalau bisa kelambu yang telah ditreatmen/ditambahkan dengan insektisida, karena jika tidak menggunakan kelambu akan lebih berpeluang 3 x tertular malaria, dibandingkan jika menggunakan kelambu sewaktu tidur. Perlu penelitian meta-analisis sejenis di seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia, agar hasilnya lebih dapat digeneralisasikan untuk kebijakan penanggulangan malaria secara nasional. ......Malaria still becoming problem which is serious, either nationally globaland also. WHO with Global Malaria Program has specified strategy to lessen painfulness of malaria up to half (its half In the year 2010 and trees world from Malaria In the year 2025, with usage program of insecticide mosquito net ( ITNS and LLINs). Indonesia has targeted movement Roll Back Malaria Program slnce the year 1998. This study is Review Literature with Sistematic Review and Meta-analisis to study done by student FKM Ulwhich is on file in library archive, since the year 1981until the year 2007. Its the purpose is to know how big relation between usage of bed net with malaria case yielded from chosen study, to can be made input to eradication effort of malaria nationally. Twenty one studies joifled in meta-analisls, wfth result of calculation ORmh showing Increases strong of OR yielded with 95 % Cl which narrow; tight. 18 studies kasus-kontrol gives value OR larger ones and narrow; tlght compared to OR study krosekslonat there are stnK:lng difference, betw'een group of study with strong power >=80 with group of study which its(the power< SO %. Study in Sumatra area (South Sumatra, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jambi and Riau) given value OR which is biggest compared to value OR from study in other region, even is compared to study in. East region of Indonesia which is high endemics area (AMI> 100 0/00). Need to strive up mosquito net usage,minimum with ordinary mosquito net, if mosquito net possible to which had been treated by insecticide, because otherwise applies bed net would more having opportunity 3 x is infected by malaria, compared to if using mosquito net at the time sleep. Need to scale up mosquito?
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20900
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dermala Sari
Abstrak :
Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kabupaten Aceh Tengah memiliki IR yang lebih tinggi dari pada IR nasional, yaitu sebesar 72,9/100.000 penduduk sedangkan IR nasional tahun 2010 hanya sebesar 55/100.000 penduduk. Dari 14 kecamatan, Kecamatan Bebesen termasuk daerah dengan kasus paling tinggi di wilayah kerja Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang paling beresiko dengan kejadian demam berdarah dengue di wilayah tersebut. Jenis penelitian ini adalah diskriptip Kuantitatif dengan menggunakan metode survei dan wawancara dengan pendekatan case control. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 112 KK yang terdiri dari 56 kelompok kasus dan 56 kelompok control. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling pada kelompok kasus dan Simple Random Sampling pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan variable yang paling beresiko adalah penggunaan kelambu (OR=150,124) dan pelaksanaan PSN (OR=144,706). Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dan lebih aktif agar bisa menurunkan angka kejadian DBD. ...... Till now disease Dengue Hemorhagic Fever ( DHF) still be one of health problem of public in Indonesia. Middle Acheh Sub-Province has higher level IR from at national IR, that is 72,9/100000 residents while national IR of the year 2010 only 55/100000 residents. Out of 14 districts, District of Bebesen is including area with highest case in job (activity region District Aceh Tengah). This research aim to know factor what which most ices with case of Dengue Hemorragic Fever in the region. This research type is diskriptip Kuantitatif by using survey method and interview with approach of case control. Sample in this research 112 KK. consisted of 56 Group of case and 56 group of control. Sampling technique applies Total Sampling at group of case and Simple Random Sampling at group of control. Result of research shows variable which most ice is mosqu ito net usage ( OR=150,124) and execution PSN ( OR=144,706). The Government and public must cooperate and more actively that can reduce case number DHF.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Aisyah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemakaian kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria pada anak usia 0-4 tahun di wilayah Puskesmas Galang Kecamatan Galang Kota Batam tahun 2013. Desain penelitian adalah potong lintang pada 132 responden. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada tingkat signifikansi 5% terdapat hubungan bermakna antara jenis kelambu (OR = 4,6), lama pemakaian kelambu (OR = 2,9), cara pencucian kelambu (OR = 3,6), cara menjemur kelambu (OR = 2,8), dan pencelupan ulang kelambu (OR = 3,6) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria. Pendidikan (OR = 2,9), pekerjaan (OR = 2,8), dan lama bermukim (OR = 3,1) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria. Analisis regresi logistik menemukan bahwa odds ratio tertinggi dan terendah berturut- turut adalah jenis kelambu yang tidak berinsektisida, lama bermukim ² 2 tahun dan cara mencuci dengan dikucek, disikat dan direndam.

This research aimed to know the relation of the use of ITNs (Insecticide Treated Nets) with incidence of malaria in children aged 0-4 years in Primary Heatlh Care Galang Galang Sub District Batam City 2013. Design research was a cross-sectional in 132 respondents. The research has proves that there were meaningful relationship between types of nets (OR = 4.6), while the use of Insecticide Treated Nets (OR = 2.9), the way in washing nets (OR = 3.6), job (OR = 2.8), and retreated insecticide (OR = 3.6) have a meaningful relationship with incidence of malaria. So are education (OR = 2.9), employment (OR = 2.8), and length of stay (OR = 3.1) had a significant association with the incidence of malaria. Logistic regression analysis found that the odds ratio is the highest and the lowest row is not the type of insecticide-treated bed nets, long settled ² 2 years and by washing with rubbed, brushed and soaked
UPT Puskesmas Sekupang Dinas Kesehatan Kota Batam, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rawina Winita
Abstrak :
Latar Belakang Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang yang beriklim tropis. Lebih dari 40 % ( 2 milyar) penduduk dunia mempunyai risiko menderita penyakit malaria dan tiap tahun terdapat 1-2 juta orang meninggal karena penyakit malaria (Who,1993). Di Indonesia, sampai saat ini penyakit malaria juga masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih tinggi, terutama di daerah luar Jawa dan Bali. Di Indonesia Bagian Timur, prevalensinya masih cukup tinggi yaitu lebih dari 5% pada tahun 1984-1989 (Arbani, 1991). Berbagai usaha telah dilakukan untuk menanggulangi penyakit malaria di Indonesia, antara lain dengan pengendalian vektor malaria, pengobatan penderita dan perbaikan lingkungan (DepKes, 1991a). Dalam program pengendalian vektor malaria, Cara yang umum dilakukan adalah penyemprotan rumah dengan insektisida (racun serangga) efek residu. Penyemprotan rumah dilakukan pada waktu-waktu tertentu oleh petugas penyemprot yang dikoordinasikan oleh pemerintah pusat (DepEes, 1991a). Di dalam aplikasinya di lapangan Cara ini membutuhkan peran berita yang aktif dari masyarakat karena penduduk harus mengizinkan petugas penyemprot rumah masuk ke dalam rumah mereka. Adanya keengganan penduduk untuk mengizinkan petugas penyemprot masuk ke dalam rumah mereka dapat merupakan penghambat bagi program ini. Hal lain yang dapat menjadi penghambat program penyemprotan rumah adalah adanya konstruksi rumah yang tidak cukup melindungi penghuninya dart gigitan nyamuk (DepKes,1991b). Oleh karena itu, diperlukan cara alternatif untuk penanggulangan vektor malaria, yang merupakan cara yang sederhana, mudah, efektif dan dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat. Penggunaan kelambu (mosquito bed nets) sebagai usaha perlindungan terhadap gigitan nyamuk dan serangga lainnya telah lama dilakukan oleh masyarakat karena kelambu dapat berperan sebagai sawar antara nyamuk atau serangga lainnya dengan manusia (Lindsay & Gibson,1988). Penelitian di Gambia (Forth & Boreham,1982) dan Papua New Guinea (Charlwood, 1986) menunjukkan bahwa penggunaan kelambu dapat menurunkan jumlah blood fed mosquitoes di dalam suatu ruangan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>