Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Sintya Nur Muftiana
"Lagu diciptakan oleh seseorang yang tergabung di dalam suatu kelompok masyarakat yang bertujuan untuk menyampaikan makna tertentu. Unsur lagu yang menjadi media penyampaian makna tersebut adalah lirik lagu. Oleh sebab itu, lirik lagu dapat disebut sebagai penyimpan makna lagu yang merupakan salah satu bentuk budaya suatu masyarakat. Masyarakat yang diteliti lagunya pada penelitian ini adalah masyarakat Jawa Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alat kohesi pembangun makna keislaman dalam teks lirik lagu bahasa Jawa dialek Banten. Alat kohesi yang akan diidentifikasi adalah repetisi, sinonimi dan hiponimi. Alat kohesi berupa sinonimi dan hiponimi akan dianalisis menggunakan analisis komponen makna (Nida, 1975). Metode yang digunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung makna keislaman yang ada di dalam teks lirik lagu bahasa Jawa dialek Banten. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kosakata keislaman yang mengalami repetisi, sinonimi dan hiponimi terbukti membangun makna keislaman di dalam teks lirik lagu bahasa Jawa dialek Banten.
A song was created by someone who belongs to a community that aims to convey a certain meaning. An element of the song that becomes the medium of conveying the meaning is the song lyrics. Therefore, song lyrics can be referred to the meaning of the song which is one form of culture of a society. A society that was researched in this study is the society of Java Banten. This study aims to identify a cohesion tool that builds Islamic meaning in the lyric text of Javanese songs in the Bantenese dialect. The cohesion tools to be identified are reps, synonym, and hyponymy. Cohesion tools in the form of synonym and hyponymy will be analyzed using analysis of meaning components (Nida, 1975). The method used qualitative descriptive analysis. The data used in this study are words that contain Islamic meanings that exist in the lyric text of Javanese songs in the Bantenese dialect. Based on the analysis that has been done, it can be concluded that the vocabulary of Islam that undergoes reps, synonyms, and hyponymy is proven to build Islamic meaning in the lyric text of Javanese songs of Banten dialect."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
"On Islamic literature for young people in Indonesia; collection of articles"
Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Press, 2018
297.095 98 LIT
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Muhamad Rayhan Rasyidin
"Serangkaian perubahan kini telah terjadi di Rawa Belong yang sejatinya merupakan wilayah berlabel Betawi, juga identik dengan profesi pedagang tanaman hias dan pekerja taman. Perubahan kondisi ekonomi dan datangnya pemodal besar di Rawa Belong memaksa masyarakatnya untuk meninggalkan profesi lama mereka demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, realitas ibu kota yang dibanjiri oleh pendatang menghadirkan permintaan besar akan kebutuhan tempat tinggal. Realitas ini kemudian memunculkan praktik bisnis baru bagi orang Betawi Rawa Belong, yaitu menjual lahan dan membangun kontrakan – yang mengubah Rawa Belong secara spasial. Praktik ini kemudian menyebabkan semakin sedikit orang Betawi yang mendiami Rawa Belong dan semakin banyak pendatang yang turut menghidupi Rawa Belong. Perubahan ini mengakibatkan pergeseran praktik dan nilai sehingga berujung kepada Rawa Belong yang kini dihidupi secara berbeda. Dengan menggunakan metode observasi partisipatoris, wawancara mendalam, dan analisis deskriptif, saya berusaha mengungkap bagaimana aktor, faktor, dan proses saling berartikulasi pada perubahan ruang di Rawa Belong juga konsekuensinya terhadap bagaimana Rawa Belong dikonstruksikan oleh para penduduk aslinya – orang Betawi Rawa Belong.
A series of changes have taken place in Rawa Belong, which is originally a Betawi-labeled area, and is also associated with the profession of ornamental plant traders and landscape workers. The changes in the economic conditions and the influx of large investors in Rawa Belong have forced its community to abandon their old professions in order to meet their daily needs. Meanwhile, the reality of the capital city being flooded by migrants has created a high demand for housing. This reality has led to the emergence of new business practices for the Betawi people of Rawa Belong, namely selling land and building rental properties, which have spatially transformed Rawa Belong. As a result, fewer Betawi people inhabit Rawa Belong, while more migrants contribute to its livelihood. These changes have caused a shift in practices and values, ultimately leading to a different way of life in Rawa Belong. By using participatory observation methods, in-depth interviews, and descriptive analysis, I aim to uncover how actors, factors, and processes interact in the spatial changes in Rawa Belong, as well as the consequences for how Rawa Belong is constructed by its original inhabitants—the Betawi people of Rawa Belong."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aris Satya Nugraha
"Perbankan Syariah di Indonesia hari ini berkembang di banyak tempat. Kita bisa lihat banyak bank yang tadinya konvensional berbondong-bondong membentuk bank yang syar?i. Sekilas terlihat jika syariah Islam seakan masuk kedalam tubuh perbankan-perbankan yang tadinya tidak bersyar?i. Kajian-kajian sebelumnya mengatakan jika hal ini merupakan Islamisasi yang berhasil tumbuh dan juga mengatakan ini merupakan gerakan kapitalisme Islam. Selain itu pandangan lain juga melihat jika ini merupakan akibat adanya keinginan manifestasi diri sebagai Muslim. Tetapi penelitian ini melihat jika kemunculan ekonomi syariah yang subur merupakan keberhasilan komdifikasi kapitalis terhadap Islam. Dengan pendekatan kualitatif dalam kajian ini, Penulis akan menggambarkan bagaimana nasabah dan pihak bank membangun realitas mereka. Hasil temuan penelitian ini melihat jika tumbuh suburnya bank syariah akibat Islamisasi yang berkaitan dengan manifesatsi diri seorang Muslim.
Syariah banking in Indonesia today is very happening. As we can see many conventional bank in Indonesia today started to establish their own syariah bank. This phenomenon shown us if looks like Islam is started to getting inside many conventional bank. The studies before tell us if this is an Islamic capitalism movement. Other study tell us if this is an Islamic expresion as a muslim in banking system. In other hand in this study researcher have a different perspection. In this study researcher defining this phenomenom as a capitalist movement who commodification-ing syariah Islam in banking system. This commodfification can be happened is because the Islamization. With qualitative approach in this study, researcher wants to tell the more about this emergence of syariah bank from conventional bank. In this study researcher want to tell reader if there is a corelation between Islamization and commodification that makes Islamic symbol becoming commodified."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60605
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Faris Abdul Hafizh
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen, yaitu fasilitas ibadah, kehalalan, dan moralitas Islam, pada keputusan untuk mengunjungi Bioskop bagi pengunjung muslim pada wilayah Jakarta, Depok, Bekasi. Data penelitian ini didasarkan pada 120 responden yang telah mengisi kuesioner secara daring yang penyebaran nya melalui media seperti Whatsapp, Instagram, dan Facebook. Metode analisis yang digunakan adalah SEM melalui perangkat lunak SMART PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh atribut Islam (fasilitas ibadah, kehalalan halal, moralitas Islam) pada keputusan mengunjungi Bioskop bagi pengunjung muslim pada wilayah Jakarta, Depok, Bekasi, meskipun ada variabel yang hasilnya tidak signifikan. Penelitian ini tentunya memiliki beberapa keterbatasan, sehingga penelitian lebih lanjut sangat dianjurkan untuk melakukan survei atau penelitian di kota-kota lain, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Selanjutnya, penelitian kualitatif dan dengan pendekatan longitudinal juga dapat dilakukan untuk peneliti masa depan untuk melihat perbedaan hasil.
This study aims to analyze the influence of independent variables, namely prayer facilities, halalness, and Islamic morality, on the decision to visit cinemas for Muslim visitors in the Jakarta, Depok, Bekasi areas. The research data is based on 120 respondents who have filled out online questionnaires which are distributed through media such as WhatsApp, Instagram and Facebook. The analytical method used is SEM through SMART PLS software. The results showed that there was an influence of Islamic attributes (worship facilities, halal halal, Islamic morality) on the decision to visit cinemas for Muslim visitors in the Jakarta, Depok, Bekasi areas, although there were variables whose results were not significant. This research certainly has some limitations, so further research is highly recommended to conduct surveys or research in other cities, both in Indonesia and outside Indonesia. Furthermore, qualitative research and with a longitudinal approach can also be carried out for future researchers to see the difference in results."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Istiqamah
"Paska konflik dan tsunami Kota Banda Aceh mengalami pembangunan masif dalam upaya merepresentasikan keislaman. Pemerintah kota Banda Aceh telah melakukan renovasi Masjid Raya Baiturrahman dengan memasang 12 unit payung elektrik. Kota Banda Aceh mencoba meniru rancangan kota lain yang dianggap lebih sukses dalam merepresentasikan keislaman, dalam hal ini adalah Masjid Nabawi di Madinah. Fenomena ini merupakan fenomena Inter-referencing. Persoalan dari praktek inter-referencing dalam merepresentasikan keislaman adalah pembangunan akan bersifat diskursif, mengabaikan aktivitas masyarakat setempat sebagai pengguna ruang publik perkotaan.Tujuan dari penelitian perancangan ini adalah memberikan alternatif rancangan perkotaan Banda Aceh dalam upaya merepresentasikan keislaman yang tidak beranjak dari pembangunan fisik, namun dengan melibatkan aktivitas masyarakat. Membentuk dan menemukan kembali hubungan antara Islam dengan kehidupan perkotaan di Banda Aceh. Penelitian perancangan ini menggunakan peta mental 50 warga kota Banda Aceh dari berbagai usia yang tinggal di 10 desa sekeliling pusat kota. Peta mental saya gunakan sebagai alat untuk membaca aktivitas keseharian masyarakat dan menentukan teritori perkotaan yang akrab dengan masyarakat. Hasil kajian peta mental masyarakat digunakan untuk menghubungkan kehidupan perkotaan dengan Masjid Raya Baiturrahman. Menjadikan kawasan Masjid Raya Baiturrahman sebagai generator untuk membentuk komunitas muslim dan menghadirkan aktivitas masyarakat dalam upaya merepresentasikan keislaman di ruang perkotaan. Kata Kunci: Kota Banda Aceh, Representasi Keislaman, Inter-referencing, Diskursif, Peta Mental.
In post of conflict and tsunami Banda Aceh has done a massive development in the effort of islamic representation. The government of Banda Aceh renovated Baiturrahman Grand Mosque by installing 12 units of electric umbrellas. Banda Aceh tries to imitate design of another city that is considered more successful in islamic representation, in this case is the Nabawi Mosque in Medina. This phenomenon is called inter referencing. The problem of inter referencing in the practice of representation is that development is often discursive, ignoring community activities in the public spaces.The aim of this research design is to provide an urban design alternative of Banda Aceh in the effort of islamic representation which is not only come from physical development, but also sustain from non physical development. Involving community activities and rediscovering the relationship between Islam and urban life in Banda Aceh. This research design collected mental maps from 50 inhabitants of Banda Aceh from various ages living in 10 villages around the center of Banda Aceh City. Mental maps used to read and identify some places that become the center of everyday community activities. These centers will be used to connecting urban life with the Baiturrahman Grand Mosque. Keywords Banda Aceh City, Islamic Representation, Inter referencing, Discursive, Mental Maps."
2017
T48406
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library