Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Efitri Yuliana
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Munir Salham
Abstrak :
Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah proses di mana pesan-pesan disampaikan dari sumber kepada penerima. Dengan kata lain komunikasi adalah pemindahan ide-ide dari sumber dengan harapan akan mengubah perilaku penerima. Sedangkan saluran komunikasi adalah alat dengan mana pesan-pesan dari sumber dapat sampai kepada penerima (Rogers dan Shoemaker 1971:11). Proses komunikasi ini bila disederhanakan terdiri atas empat unsur, yaitu sumber (source), pesan (message), saluran (channel) tertentu, dan penerima (receiver). Untuk itu, seseorang dengan mudah dapat melihat bagaimana faktor-faktor komunikasi itu terlihat dalam aspek-aspek proses pengambilan keputusan yang nantinya menghasilkan perubahan perilaku. Misalnya, keputusan sepasang suami isteri untuk ikut dalam program keluarga berencana (KB) menunjukkan bahwa keputusan tersebut disebabkan adanya suatu pesan yang diberikan oleh seseorang (pemberi pesan atau sumber pesan) melalui saluran komunikasi penyuluhan kepada mereka. Penerimaan pesan itu mengakibatkan berubahnya pola tingkah laku berhubungan dengan keinginan memperoleh anak dalam jumlah yang terbatas.

Whiting (dalam Rogers 1985:8) yang membahas kaitan antara komunikasi dan perubahan mengatakan bahwa perubahan sosial mempunyai arti yang agak lebih luas, apabila dikaitkan dengan perilaku manusia. Whiting menunjukkan suatu contoh bahwa perubahan sosial bisa terjadi tanpa komunikasi, dan komunikasi bisa terjadi tanpa perubahan. Namun demikian, dikatakan bahwa komunikasi bisa dan bahkan sering benar-benar memainkan peranan kunci dalam perubahan sosial. Walaupun komunikasi itu tidak sama dengan perubahan sosial, karena itu komunikasi merupakan unsur yang penting dalam proses perubahan sosial (Rogers dan Shoemaker 1971:12). Oleh karena itu, penelitian mengenai komunikasi selayaknya ditujukan pada perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial, sedangkan proses terjadinya perubahan itu merupakan peranan komunikasi. Ini berarti komunikasi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan.

Penelitian komunikasi sering diarahkan pada upaya-upaya untuk mengubah pengetahuan atau sikap dengan mengubah bentuk sumber, pesan, saluran atau penerima dalam proses komunikasi (Susanto 1977:2). Misalnya, agar suatu pesan yang dikomunikasikan dapat dipercaya oleh penerima, maka komunikasi persuasif lebih efektif daripada komunikasi melalui media lainnya. Namun, hal ini tergantung pada kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan--pesan tersebut.

Sehubungan dengan itu, setiap gagasan atau praktek baru yang akan dikomunikasikan kepada sasaran penerima pelayanan (resipien), misalnya inovasi kesehatan, memerlukan penyesuaian kondisional sosial budaya masyarakat penerima. Kalau hal seperti ini tidak mendapat perhatian oleh pemberi pelayanan (provider), jelas akan menimbulkan reaksi negatif dari penerima sesuai dengan persepsinya yang tidak menunjukkan pemahaman terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari inovasi tersebut. Konsekuensi dari reaksi ini, bisa saja berupa penolakan atau sikap acuh tak acuh terhadap apa yang disampaikan oleh pemberi pelayanan. Sebaliknya, bila pesan dapat disesuaikan dengan persepsi resipien, maka gagasan baru itu dapat diyakini dan dirasakan manfaatnya, menyebabkan pesan tersebut dapat diterima oleh masyarakat resipien (Susanto 1977:65). Dengan demikian, kemungkinan diterima atau ditolak suatu inovasi tergantung dari keputusan yang diambil oleh individu atau kelompok berdasarkan pada terjadinya atau tidak pemahaman terhadap makna pesan. Kalau pemahaman terjadi, maka kemungkinan pesan akan dipraktekkan. Kalau tindakan praktek terjadi, maka ini menunjukkan terjadinya perubahan perilaku.

1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Indra Erianto
Abstrak :
ABSTRAK
Penjualan barang-barang cindera mata, sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat desa Tenganan Pegringsingan yang merupakan suatu mata pencaharian yang baru. Penjualan cindera mata di Indonesia merupakan suatu usaha yang sangat berperan sekali wisata yang datang ke Indonesia. dalam menerima arus Bali, Indonesia. adalah salah satu tujuan utama wisata di Dengan besarnya arus wisata ke Bali ini, maka secara garis besar dapat dikatakan mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Bali pada umumnya. Dengan besarnya tingkat pariwisata di Bali ini secara tak langsung juga mempengaruhi kehidupan masyarakat desa Tenganan Pegringsingan yang merupakan suatu masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat-istiadat. Masyarakat desa Tenganan Pegringsingan dalam hidupnya sehari-hari diatur oleh awig-awig desa atau aturan-aturan adat yang mengikat merek sebagai warga masyarakat desa yang bersangkutan. Dengan besarnya arus wisata ke desa Tenganan Pegringsingan, maka hal ini membawa pengaruh kepada masyarakat desa tersebut untuk membuka usaha yang baru yang tak terdapat dalam awig-awig. Usaha yang baru dilakukan ini dapat menambah pendapatan mereka sehari-hari di samping mereka sebagai petani pemilik. Kehidupan ekonomi masyarakat desa Tenganan Pegringsingan telah diatur dalam awig-awig desa, namun penjualan cindera mata ini tidak terdapat dalam awig-awig desa sehingga menimbulkan pemikiran bagi krama desa atau dewan adat desa. Dewan adat desa berusaha mempertahankan bentuk fisik dari desa tersebut agar tetap dijaga, sementara warga yang membuka usaha cindera mata ini merombak bentuk rumah yang telah ditentukan oleh desa adat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Tjaturini
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai situasi di Karesidenan Banyumas dilakukan di Jakarta, Purwokerto dan Banyumas sejak bulan April 1988 sampai November 1988. Tujuannya untuk mengetahui situasi di Karesidenan Banyumas sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai dilancarkannya Aksi militer I Belanda pada tanggal 21 Juli 1947.

Pengumpulan data dilakukan melalui kepustakaan, berupa buku-buku, manuskrip, surat kabar dan surat pribadi. juga melalui wawancara serta peninjauan ke lokasi.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Karesidenan Banyumas merupakan daerah yang aman dan tenang, serta tidak pernah dilanda pertempuran namun merupakan pusat kekuatan untuk dikirim ke daerah pertempuran. Dengan situasi yang berbeda dengan daerah lain, maka Karesidenan Banyumas dapat memusatkan perhatian pada kehidupan dan kesejahteraan rakyatnya. Keadaan yang semula tenang dan aman berubah setelah dilancarkan Aksi Militer I Belanda, yang menyebabkan seluruh daerah di karesidenan ini jatuh dalam kekuasaan tentara NICA, sehingga kerap terjadi pertempuran antara pasukan Republik Indonesia dengan tentara NICA.
1989
S12167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library