Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Kusumawati Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang beresiko tinggi terhadap bencana gempabumi mengingat secara tektonik merupakan daerah aktif dengan kegempaan yang tinggi serta tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Data BMKG selama 2008- awal 2015 menunjukkan banyak kejadian gempabumi yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, namun banyak gempabumi dangkal memiliki kedalaman yang kurang akurat. Analisis kegempaan membutuhkan data lokasi hiposenter yang akurat. Oleh karena itu relokasi gempabumi diperlukan untuk menunjang analisis kegempaan. Metode Double Difference diterapkan untuk merelokasi data gempabumi. Metode tersebut meminimalkan residual waktu tempuh kalkulasi dan observasi dari sepasang gempabumi berdekatan yang terekam pada stasiun yang sama dengan asumsi raypath kedua gempabumi sama, sehingga kesalahan waktu tempuh akibat model kecepatan yang tidak termodelkan dapat diminimalkan tanpa koreksi stasiun. Hasil dari penelitian untuk zona subduksi menunjukkan pola stress tektonik zona subduksi pada gempabumi dangkal terelokasi dan adanya zona seismik ganda yang menguatkan penelitian terdahulu. Hasil relokasi gempabumi di zona patahan menunjukkan kedalaman Patahan Opak terdangkal mulai dari 3 km hingga terdalam mencapai 17 km. Berdasarkan analisis kegempaan, zona subduksi mengalami aktivitas gempa bumi yang tinggi pada tahun 2014 sampai 2015 dan zona patahan mengalami aktivitas gempabumi yang lebih tinggi di awal periode penelitian dibanding diakhir periode penelitian.
ABSTRACT
Special Region Yogyakarta has potential seismic hazard for the location is tectonically active with high seismicity and dense population. BMKG data for period 2008 until pre-2015 shows many events occurring in Yogyakarta and surrounding areas, but many shallow earthquakes have depth which is less accurate. Seismic analysis requires accurate hypocenter location data. Therefore relocation is needed to provide seismic analysis. Double Difference method is applied. The method minimizes residuals between calculated and observed travel time of pairs of nearby earthquakes which is recorded on the same station with the assumptions that the raypath is similar, so the travel time errors due to unmodeled velocity structure can be minimized without station correction. The results shows relocated shallow earthquakes followed the tectonic stress trend in subduction zone and double seismic zone which confirmed previous research has appeared. Relocation results in the earthquake fault zone shows the depth of the shallowest Opak Fault ranging from 3 km to the deepest reaches 17 km. Based on the analysis of seismicity, subduction zones experienced high seismic activity in 2014 to 2015 and the fault zone experienced a higher activity at the beginning of the study period compared to the end of the study period.
2015
S59877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Syadrina
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua untuk mengidentifikasi patahan sebagai pemicu peristiwa gempa bumi. Hal ini dilakukan sebab wilayah penelitian berfungsi sebagai kawasan infrastruktur pembangunan jalan tol Trans Papua jalur Jayapura - Illiem - Wamena. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur geologi berupa sesar dan patahan adalah metode gravitasi dengan memanfaatkan data gravitasi satelit GGMPlus. Proses identifikasi sesar yang dilakukan dengan metode analisa FHD dan SVD dapat memetakan sebaran patahan di suatu daerah serta karakteristiknya berupa patahan naik atau turun. Dalam penelitian ini, dilakukan juga metode forward modelling 2D untuk mengetahui gambaran lapisan bawah permukaan di daerah penelitian beserta sesar yang berhasil diidentifikasi dari suatu lintasan. Pengolahan dilakukan dengan membuat peta Anomali Bouguer Lengkap (CBA), kemudian dilakukan pemisahan anomali dengan filter polinomial TSA orde 1 dan 2 serta Bandpass Filter, dan dibuat peta FHD serta SVD. Pemisahan anomali gravitasi dilakukan menggunakan filter TSA dan Bandpass untuk melihat keselarasan pola anomali antara satu sama lain sehingga tingkat keakuratannya dapat diketahui. Slicing data diambil pada peta FHD dan SVD yang dikorelasikan dalam bentuk grafik sehingga patahan dan jenisnya mampu diidentifikasi. Ditemukan ada 3 sesar naik dari hasil slicing pada 2 (dua) lintasan berarah barat daya-tenggara di daerah penelitian. Sesar atau patahan ini yang berhasil diidentifikasi kemudian dikorelasikan dengan peta seismisitas gempa di sekitar daerah penelitian, ditemukan bahwa sesar tersebut tidak mengakibatkan gempa bumi yang bersifat destruktif, sehingga proyek jalan tol Trans Papua di sekitar daerah penelitian hanya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana gempa bumi. ......This research was conducted in Jayapura Regency, Papua Province to identify faults as triggers for earthquakes. This was done because the research area functions as an infrastructure area for the construction of the Trans Papua toll road route Jayapura - Illiem - Wamena. One of the geophysical methods that can be used to identify geological structures in the form of faults and faults is the gravity method by utilizing the GGMPlus satellite gravity data. The fault identification process carried out using the FHD and SVD analysis methods can map the distribution of faults in an area and their characteristics in the form of up or down faults. In this study, the 2D forward modeling method was also used to describe the subsurface layer in the study area and the faults identified from a trajectory. Processing is done by making a Complete Bouguer Anomaly (CBA) map, then separating the anomalies with 1st and 2nd order TSA polynomial filters and Bandpass Filters, and FHD and SVD maps are made. Gravity anomaly separation is carried out using TSA and Bandpass filters to see the alignment of anomaly patterns with each other so that the level of accuracy can be known. Slicing data is taken on FHD and SVD maps which are correlated in graphical form so that faults and their types can be identified. It was found that there were 3 upward faults resulting from slicing on 2 (two) tracks trending southwest-southeast in the study area. These faults or faults which were identified were then correlated with the earthquake seismicity map around the study area, it was found that these faults did not cause destructive earthquakes, so the Trans Papua toll road project around the research area only needs to increase awareness of earthquake disasters.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Aulia Zen
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Serang, Provinsi Banten untuk mengidentifikasi patahan sebagai pemicu peristiwa gempa bumi. Hal ini dilakukan sebab wilayah penelitian berfungsi sebagai kawasan industri, pelabuhan, dan wilayah padat penduduk. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi patahan adalah metode gravitasi menggunakan data gravitasi satelit TOPEX. Proses identifikasi sesar yang dilakukan dengan metode analisa FHD dan SVD dapat memetakan sebaran patahan di suatu daerah serta karakteristiknya berupa patahan naik atau turun. Dalam penelitian ini, dilakukan juga metode forward modelling 2D untuk mengetahui gambaran lapisan bawah permukaan di daerah penelitian beserta sesar yang berhasil diidentifikasi dari suatu lintasan. Pengolahan dilakukan dengan membuat peta CBA, kemudian dilakukan pemisahan anomali dan dibuat peta FHD serta SVD. Pemisahan anomali gravitasi dilakukan menggunakan filter TSA dan Bandpass untuk melihat pola anomali yang serupa satu sama lain sehingga tingkat keakuratannya dapat diketahui. Slicing data diambil pada peta FHD dan SVD yang dikorelasikan dalam bentuk grafik sehingga patahan dan jenisnya berhasil diidentifikasi. Terdapat 10 patahan naik dan turun yang berhasil diidentifikasi dari 4 (empat) lintasan berarah baratdaya-tenggara di daerah penelitian. Patahan yang berhasil diidentifikasi dan dikorelasikan dengan sebaran gempa di sekitar daerah penelitian tidak mengakibatkan gempa bumi sehingga masyarakat di sekitar daerah penelitian hanya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana gempa bumi. ......This research was conducted in Serang Regency, Banten Province, to identify fault as a trigger for earthquake events. The writer did this research because the research area works for industrial sites, ports, and densely populated areas. One of the geophysical methods that can be used to identify faults is the gravity method using TOPEX satellite gravity data. The fault identification process using FHD and SVD analysis methods can map the distribution of faults in an area and their characteristics in the form of reverse or normal faults. In this study, a 2D forward modelling method was also carried out to describe the description of the subsurface layer in the study area along with the identified faults. Processing is done by making CBA maps, separating anomalies, and making FHD and SVD maps. Separation of gravity anomalies was carried out using TSA and Bandpass filters to see anomalous patterns that are similar to each other so the level of accuracy can be known. Slicing data is taken on FHD and SVD maps which are correlated in graphical form, so the faults and their types are identified. There are ten reverse and normal faults that have been identified from 4 (four) southwest-southeast trending paths in the study area. The distribution of earthquakes around the study area will be correlated with the identified faults. Based on the results of this research, the identified faults do not cause earthquakes, so people around the study area only need to increase their awareness of earthquake disasters.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library