Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hari Sandi Sumardi Wiranegara
"Kanker ovarium masih menempati urutan kedua terbanyak dalam keganasan ginekologi dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan. Banyak bukti menunjukkan bahwa kanker ovarium umunya dalam pengaruh stress oksidatif. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas stress oksidatif melalui pengukuran enzim Superoxide Dismutase (SOD) dan kadar Malondialdehyde (MDA) pada penderita keganasan ovarium dibandingkan dengan penderita tumor jinak ovarium. Penelitian dilakukan dengan uji potong-lintang yang dilaksanalan di Ruang Rawat Kebidanan Ginekologi RSCM Jakarta, RS Persahabatan Jakarta dan RS Fatmawati Jakarta pada Juli hingga Desember 2018. Seluruh penderita keganasan ovarium dan penderita tumor jinak ovarium yang memenuhi kriteria diikutsertakan dalam penelitian ini. Darah penderita tumor ovarium diambil sebelum dilakukan operasi, lalu sampel dilakukan pengukuran kadar SOD dan MDA. Terdapat 35 penderita keganasan ovarium dan 43 penderita tumor jinak ovarium yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Rerata atau median kadar SOD dan MDA pada penderita keganasan ovarium adalah 1,23 (0,24-5,709) dan 0,803 ± 0,316 , sementara rerata atau median kadar SOD dan MDA pada penderita tumor jinak ovarium adalah 0,488 (0,101-1,86) dan 0,634 ± 0,266. Terdapat perbedaan kadar SOD dan MDA yang bermakna antara kedua kelompok. Terdapat perbedaan kadar SOD yang bermakna antara penderita keganasan ovarium stadium awal dengan penderita keganasan ovarium stadium lanjut. Sementara pada pemeriksaan MDA tidak terdapat perbedaan bermakna antara penderita stadium awal dengan stadium lanjut. Kesimpullan pada penelitian ini terdapat perbedaan kadar SOD dan MDA yang bermakna antara penderita keganasan ovarium dengan penderita tumor jinak ovarium.

Ovarian cancer is the leading cause of death due to gynecological malignancies among women. A lot of evidence shows that ovarian cancer is generally influenced by oxidative stress. In this study aims to determine the activity of SOD enzymes and MDA levels in patients with ovarian malignancies and patients with benign ovarian tumors. The study was conducted by cross-sectional tests carried out in the RSCM Jakarta Gynecology Obstetric Room and Persahabatan Hospital Jakarta and Fatmawati Hospital Jakarta in July to December 2018. All patients with ovarian malignancies and patients with benign ovarian tumors who met the criteria were included in this study. Blood from ovarian tumor patients taken before surgery, then the samples were measured for SOD and MDA levels. There were 35 ovarian malignancies and 43 patients with benign ovarian tumors included in the study. The mean or median level of SOD and MDA in patients with ovarian malignancy is 1.23 (0.24 - 5.709) and 0.803 ± 0.316, while the mean or median level of SOD and MDA in patients with benign ovarian tumors is 0.488 (0.101-1.86) and 0.634 ± 0.266. There were significant differences in SOD and MDA levels between the two groups. There were significant differences in SOD levels between patients with early-stage ovarian malignancies and those with advanced ovarian malignancies. While on MDA examination there were no significant differences between patients with early stages with advanced stages. Conclusion in this study were significant differences in SOD and MDA levels between ovarian malignancies and patients with benign ovarian tumors"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfikha Handayani
"Latar belakang: Angka ketahanan hidup 5 tahun pasien keganasan ovarium rendah, karena >70% kasus terlambat didiagnosis. Skor Gatot Purwoto merupakan metode prediksi keganasan ovarium pra-bedah. Terdapat rentang yang berbeda cukup jauh antara nilai diagnostik Gatot Purnomo dari beberapa penelitian. Pada aplikasinya penderita tumor ovarium curiga ganas dengan skor prediksi Gatot Purwoto (GP) < 4 (rendah) masih terdapat kecurigaan adanya keganasan ovarium sehingga masih dilakukan prosedur potong beku sebagai alat diagnostik intrabedah.
Tujuan: Untuk mengetahui sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif prosedur potong beku yang dilakukan pada penderita tumor ovarium curiga ganas dengan skor prediksi Gatot Purwoto ≤ 4 dan untuk mengetahui peningkatan nilai diagnostik antara prosedur potong beku dibandingkan dengan skor gatot purwoto pada penderita tumor ovarium curiga ganas dengan skor prediksi Gatot Purwoto ≤ 4
Metode: Uji ini adalah uji diagnostik dengan desain potong lintang. Pasien tumor ovarium curiga ganas dengan skor prediksi Gatot Purwoto (GP) < 4 yang dilakukan prosedur potong beku di RSCM selama periode Juli 2008 – Juli 2013 diikutsertakan dalam penelitian ini. Data diambil secara konsekutif dari rekam medik, kemudian dianalisis secara manual dengan menggunakan tabel 2x2 dan rumus parameter diagnostik. Kami menganalisis nilai diagnostik potong beku dibandingkan dengan baku emas yaitu blok parafin. Kemudian kami melihat adakah peningkatan nilai diagnostik prediksi keganasan ovarium jika hanya dilakukan skor GP saja dan jika dilakukan skor GP disertai dengan potong beku
Hasil: Dari 160 orang subyek penelitian didapatkan prosedur potong beku memiliki akurasi yang cukup baik dalam mendiagnosis keganasan ovarium yaitu 78,5%. Sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif dan akurasi prosedur potong beku pada penelitian ini berturut turut adalah 84,3%, 92,9%, 75%, 95,9% dan 85,5%. Selain itu prosedur potong beku pada penderita tumor ovarium curiga ganas dengan skor prediksi GP ≤4 secara bermakna memberikan manfaat dalam mendiagnosis keganasan ovarium yaitu meningkatkan nilai diagnostik sebesar 15,9% dibandingkan hanya menggunakan skor GP saja tanpa potong beku.
Kesimpulan: Prosedur potong beku memiliki nilai diagnostik yang baik dan masih memberikan manfaat dalam mendiagnosis tumor ovarium curiga ganas dengan skor prediksi GP < 4. Skor prediksi GP memberikan nilai diagnostik yang cukup rendah untuk memprediksi keganasan ovarium, sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem penilaian prediksi keganasan ovarium.

Background: The 5-year survival rate of patients with ovarian cancer is low, because over 70% of cases are diagnosed in a late stage. Gatot Purwoto score is a method to predict ovarian malignancy prior to surgery. There is a variabel range on the diagnostic values of Gatot Purwoto (GP) score from several studies. In its application, patients with GP prediction score < 4 (low) still has a suspicion for ovarian malignancy, therefore frozen section is still performed as an intraoperative diagnostik tool.
Aim: To obtain the sensitivity, specificity, positive predictive value, and negative predictive value of frozen section performed in patients with suspected malignant ovarian tumors with GP score ≤ 4 and to discover the increase of diagnotic value of frozen section compared to GP score in patients with suspected malignant ovarian tumors with GP score ≤ 4.
Methods: This is a diagnostic study with cross sectional design. Patients with suspected malignant ovarian tumors with GP score ≤ 4 who underwent frozen section in RSCM from July 2008 – July 2013 were included in this study. Data were obtained consecutively from medical records, then analyzed manually with 2x2 tables and diagnostik parameter formula. We analyzed frozen section compared to the gold standard (paraffin block). Then we observed if there was an increase of diagnostic value of predicting ovarian malignancy with GP score alone or GP score combined with frozen section.
Result: We obtained 160 subjects. Frozen section had an overall good accuracy in predicting ovarian malignancy (78.5). The sensitivity, specificity, positive predictive value, and negative predictive value of frozen section are 84,3%, 92,9%, 75%, 95,9% and 85,5%, respectively. Frozen section also increased the diagnostic value as much as 15,9% compared to GP score alone without frozen section.
Conclusion: Frozen section had a good diagnostic value and is still useful in diagnosing suspected malignant ovarian tumors with GP score ≤ 4. GP prediction score has a quite low diagnostic value in predicting ovarian malignancy, therefore an improved system to predict ovarian malignancy is needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library