Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dody Kristianto
"Artikel hasil penelitian ini berisi pembahasan tentang eksistensialisme tokoh utama dalam cerita pendek Di Joyoboyo Penyair Berteman Sunyi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural terutama tentang tokoh utama dalam fiksi. Sementara perilaku tokoh utama di baca dengan sudut pandang filsafat eksistensialisme Jean Paul Sarte. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kajian pustaka. Hasil penelitian adalah eksistensialisme tokoh utama dapat dirasakan pada kecemasan tokoh utama. Kecemasan yang dirasakan oleh tokoh utama meliputi kecemasan karena kondisi ekonomi, kecemasan hasrat, hingga kecemasan pada dirinya sendiri. Kecemasan bermula karena pilihan tokoh penyair untuk memilih profesi penyair. Eksistensialisme juga terlihat saat tokoh utama mengalami bunuh diri filosofis dan kematian fisik."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2018
400 BEBASAN 5:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Agias Fitri
"Teori need to belong dan gap informasi kurang tepat digunakan untuk menjelaskan terjadinya keingintahuan sosial sehingga diperlukan teori lain yang lebih tepat, yaitu Terror Management Theory (TMT). Dalam TMT, keingintahuan sosial berperan sebagai mekanisme penahan kecemasan kematian karena memberikan proteksi berupa dimilikinya rasa keabadian simbolik biososial. Dilakukan dua studi dengan partisipan berusia 18 sampai 59 tahun untuk membuktikan peran keingintahuan sosial ini. Studi 1 merupakan penelitian korelasional, yang didasari gap penelitian tentang arah hubungan kecemasan dengan keingintahuan. Hasil studi 1 menunjukkan kecemasan interaksi sosial, fobia sosial, dan kecemasan kematian dapat memprediksi keingintahuan sosial dengan arah positif. Studi 2 merupakan penelitian eksperimental, yang didasari oleh hipotesis saliensi mortalitas dalam TMT. Hasil studi 2 menunjukkan bahwa saliensi mortalitas dapat meningkatkan keingintahuan sosial yang bertujuan mewujudkan keabadian simbolik biososial. Penelitian ini berhasil mengatasi gap teoretis dalam menjelaskan mekanisme terjadinya keingintahuan sosial. Keingintahuan sosial berkontribusi terhadap kesehatan mental karena menjadi sarana coping terhadap kecemasan.

The need to belong and the information gap theory are not sufficient to explain the occurrence of social curiosity. Hence, we need another theory which is more suitable, namely the Terror Management Theory (TMT). In TMT, social curiosity acts as a coping mechanism against death anxiety because social curiosity creates a sense of biological symbolic immortality for those who can fulfill it. Two studies were conducted with participants aged 18 to 59 years to prove the role of social curiosity. Study 1 was a correlational study, which was based on a gap in our knowledge about the direction of the relationship between anxiety and curiosity. The results of study 1 showed that social interaction anxiety, social phobia, and death anxiety can predict social curiosity in a positive direction. Study 2 was an experimental study, which was based on the mortality salience hypothesis in TMT. The results of study 2 showed that mortality salience can increase social curiosity which aims to realize biosocial symbolic immortality. This study succeeded in overcoming the theoretical gap in explaining the mechanism of social curiosity. Social curiosity contributes to mental health by being a means of coping with anxiety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Candrawati
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara makna hidup dan kecemasan kematian pada orang dengan kanker. Pengukuran makna hidup pada orang dengan kanker dilakukan dengan menggunakan Meaning in Life Scale (MiLS) yang dikembangkan oleh Jim et al. (2006). Di samping itu, pengukuran kecemasan kematian menggunakan Death Anxiety Scale (DAS) yang dikembangkan oleh Templer (1970). Secara keseluruhan, terdapat 54 orang orang dengan kanker (20 ? 65 tahun) dengan jenis penyakit kanker yang berbeda yang diikutsertakan sebagai partisipan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara makna hidup (M= 12.58, SD = 2.06) dan kecemasan kematian (M = 46.65, SD = 9.24) pada orang dengan kanker dengan r = -0.268, p=0.05, signifikan pada L.o.S 0.05.

ABSTRACT
, This research was conducted to examine the correlation between meaning in life and death anxiety among cancer survivors. Meaning in life in person with cancer was measured by using Meaning in Life Scale (MiLS), developed by Jim et al. (2006). Beside, death anxiety was measure by using the Death Anxiety Scale (DAS) developed by Templer (1970). Overall, there are 54 person with cancer (20 – 65 years) with different types of cancer that include in this research. The results showed a significant negative correlation between meaning in life (M = 12.58, SD = 2.06) and death anxiety (M = 46.65, SD = 9.24) in person with cancer with r = -0.268, p = 0.05 , significant at L.o.S 0.05.]
"
2015
S58930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Najma Fathia Sutanto
"Masa pandemi COVID-19 membuat kematian terasa lebih dekat dari sebelumnya dan membuat kecemasan kematian lebih prevalen. Regulasi emosi dan religious coping hadir sebagai pilihan yang dapat digunakan individu untuk menangani kecemasan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kemampuan regulasi emosi dan penggunaan religious coping dalam memprediksi tingkat kecemasan kematian pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Kecemasan kematian diukur menggunakan Death Anxiety Scale (DAS) (Templer, 1970), kemampuan regulasi emosi diukur menggunakan Perth Emotion Regulation Competency Theory (PERCI) (Preece, Becerra, Robinson, dan Dandy, 2018), dan religious coping diukur menggunakan Brief RCOPE (Pargament, Feuille, dan Burdzy, 2011). Partisipan penelitian (n = 384) merupakan orang berusia 18-25 tahun dan sedang tinggal di Indonesia saat pandemi COVID- 19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi emosi dan religious coping dapat memprediksi tingkat kecemasan kematian, baik secara independen maupun secara bersama-sama.

COVID-19 pandemic is making death feel closer and death anxiety more prevalent than ever. Emotion regulation and religious coping are present as choices that can be used to deal with death anxiety. This research aimed to see the role of emotion regulation ability and the use of religious coping in predicting death anxiety level during the COVID-19 pandemic in Indonesia. Death anxiety was measured using Death Anxiety Scale (DAS) (Templer, 1970), emotion regulation ability was measured using Perth Emotion Regulation Competency Theory (PERCI) (Preece, Becerra, Robinson, and Dandy, 2018), and religious coping was measured using Brief RCOPE (Pargament, Feuille, dan Burdzy, 2011). The participants of this study (n = 384) are aged 18-25 years old and lived in Indonesia during the COVID-19 pandemic. The results of this study showed that both emotion regulation and religious coping can predict death anxiety level, both independently and simultaneously."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library