Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1973
S2128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Anggraheni
"Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan wilayah DKI Jakarta dengan angka deteksi kasus baru kusta dan kecacatan paling banyak di Jakarta pada tahun 2018. Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Penyakit kusta dapat menimbulkan kecacatan baik tingkat 1 maupun 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi spasial karakteristik kasus baru kusta dengan Sistem Informasi Geografi serta hubungan faktor-faktor yang memengaruhi kejadian kecacatan pada kasus baru kusta Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan total sampel sebanyak 85 orang. Data diperoleh dari kartu penderita kusta di sembilan Puskesmas di Jakarta Timur. Data kemudian dianalisis univariat, bivariat, dan spasial. Kasus baru kusta paling banyak terdapat di Kecamatan Cakung (21 kasus), Cipayung (16 kasus), dan Duren Sawit (16 kasus) pada laki-laki (67,1%), rentang umur 25-34 tahun (27,1%), tidak bekerja (47,1%), tidak memiliki riwayat kontak (65,9%), cara penemuan pasif (84,7%), lama gejala <1 tahun (44,7%), tipe kusta MB (85,9%), tidak mengalami reaksi (64,7%), kecacatan tingkat 1 sebesar 10,6% dan kecacatan tingkat 2 sebesar 74,1%. Dari seluruh faktor risiko, tidak ada hubungan faktor risiko yang diteliti dengan kecacatan pada kasus baru kusta.

East Jakarta Administrative City is the DKI Jakarta area with the highest number of leprosy and disability detection cases in Jakarta in 2018. Leprosy is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium Leprae. Leprosy can cause disability both at level 1 and 2. This study aims to describe the spatial distribution of characteristics of new cases of leprosy with the Geographic Information System and the relationship of factors that influence the occurrence of disability in new cases of leprosy in the East Jakarta City Administration in 2018. This study is a descriptive study with a cross-sectional approach with a sample of 85 people. Data was obtained from leprosy patients in nine health centers in East Jakarta. Data were then analyzed by univariate, bivariate, and spatial. The most recent cases of leprosy were in Regency of Cakung (21 cases), Cipayung (16 cases), and Duren Sawit (16 cases) cases in men (67.1%), age range 25-34 years (27.1%), no work (47.1)%), no contact history (65.9%), passive discovery method (84.7%), symptom duration <1 year (44.7%), MB leprosy type (85.9%) ), no reaction (64.7%), level 1 disability of 10.6% and level 2 disability of 74.1%. Of all risk factors, there is no correlation between the risk factors studied with disability in the new case of leprosy."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Aishia
"Kecacatan dapat mempengaruhi kualitas hidup yang merupakan persepsi kepuasan individu terhadap berbagai aspek dalam kehidupan yang dijalaninya seperti aktivitas sehari-hari, bekerja, sekolah, hubungan sosial, hingga pernikahan. Kualitas hidup terdiri dari domain kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat kecacatan dengan kualitas hidup. Penelitian dengan desain cross sectional melibatkan 89 orang yang pernah mengalami kusta di desa rehabilitasi kusta Donorojo, menunjukan hasil sebanyak 77,5 mengalami kecacatan tingkat 2 dan rata-rata total kualitas hidup 260,52 dari total nilai 400. Tidak terdapat hubungan antara tingkat kecacatan dengan kualitas hidup orang yang pernah mengalami kusta di desa rehabilitasi kusta Donorojo dengan hasil p value 0,553. Pemberian fasilitas dan bantuan dari Unit Rehabilitasi Kusta Donorojo RSUD Kelet diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas hidup orang yang pernah mengalami kusta.

Disability can affect quality of life which is the perception of individual satisfaction to various aspect of life like activities, work, school, social relationships, and marriage. Quality of life consists physical health, psychological, social relationships, and environment. This research was conducted to identify the correlation between disability grade with the quality of life. A cross sectional study involving 89 people affected by leprosy in Donorojo rehabilitation village, showed 77,5 had disability grade 2 and the average of quality of life is 260,52 from 400. The study showed there is no correlation between the grade of disability and quality of life in people affected by leprosy who lived in Donorojo leprosy rehabilitation village with p values 0,553. Provision of facilities and assistance from Donorojo Leprosy Rehabilitation Unit is expected to improve the quality of life in people affected by leprosy.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destiawan Eko Utomo
"Penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan penyakit terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia Beban akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan dan kualitas hidup yang diakibatkannya. Bertujuan untuk mengidentifikasi tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien kusta yang mengalami kecacatan di Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Kota Tangerang. Penelitian kuantitatif non eksperimen menggunakan desain crossectional. Dengan besar sampel yang digunakan adalah 96 responden.
Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan secara signifikan antara umur (p 0,253), jenis kelamin (p 1,000), pendidikan (1,000), penghasilan (p 1,000), tingkat kecacatan (p 0,397), proses penyakit (1,000), Pengetahuan (0,626), stigma (p 0,955) dengan kualitas hidup. Ada hubungan yang signifikan antara keterbatasan aktivitas fungsional (p 0,002), koping (p 0,006) dan dukungan sosial (0,002) terhadap kualitas hidup. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup adalah keterbatasan aktivitas fungsional. Penyusunan standar asuhan keperawatan pasien kusta yang mengalami kecacatan diharapkan mempertimbangkan keterbatasan fungsional, koping individu dan dukungan sosial.

Leprosy is one of the eight neglected tropical diseases (NTD) that still exist in Indonesia. Although the disability rate declines but the impact on quality of life remains. The purpose of this study was to explain the factors related to quality of life in leprosy patients with disabilities in Leprosy Hospital Dr Sitanala Kota Tangerang. The method of this research is non-experimental quantitative method and crossectional study design. The sample was 96 respondents of leprosy patients with disability.
The results showed no significant relation age (p 0.253), sex (p 1,000), education (1,000), income (p 1,000), disability rate (p 0.397), disease process (1,000), knowledge (p 0.626) , stigma (p 0.955) on quality of life. There are significant relationship among functional activity limitations (p 0.002), coping (p 0.006) and social support (0.002) on quality of life. Conclusion: There are relationship between the limitations of functional activity, individual coping and social support with quality of life. Implication standard care should involved disability, limited functional, coping and social support.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medita Ervianti
"Kecacatan merupakan salah satu indikator beban penyakit kusta. Risiko kecacatan akibat kusta tidak hanya terjadi pada kasus baru kusta, tetapi juga selama pengobatan dan setelah selesai pengobatan. Metode pengamatan berperan untuk mengendalikan tingkat cacat pada penderita yang telah selesai pengobatan. Metode pengamatan pasif diterapkan di Indonesia sejak tahun 1982. Pada tahun 2009, metode pengamatan semi aktif diterapkan di Kabupaten Pasuruan. Belum diketahui metode pengamatan yang lebih efektif biaya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya antara metode pengamatan pasif dan metode pengamatan semi aktif setelah selesai pengobatan kusta dalam pengendalian tingkat cacat. Efektivitas dan biaya pada masingmasing metode dihitung dan dilihat berapa rasio efektivitas biaya dalam pengendalian tingkat cacat. Hubungan faktor-faktor seperti umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, tingkat ekonomi, tipe kusta, riwayat reaksi, pencegahan cacat, perawatan diri dengan pengendalian tingkat cacat serta faktor apa yang paling dominan juga diteliti. Desain penelitian adalah cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan metode pengamatan semi aktif lebih efektif biaya dibandingkan dengan metode pengamatan pasif. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat hubungan antara pencegahan cacat dan perawatan diri dengan pengendalian tingkat cacat. Sedangkan hasil multivariat menyatakan perawatan diri sebagai faktor yang mempengaruhi.

Disability is one of indicator of the leprosy burden. The risk of disability due to leprosy, not only in new cases of leprosy, but also during treatment and after release from treatment. Surveillance is one of method to control level of disability in patients who had completed treatment. Passive surveillance implemented in Indonesia since 1982. In 2009, the semi-active surveillance applied in Pasuruan. Not yet known which surveillance is more cost-effective.
This study aims to analyze the cost-effectiveness of the passive and semiactive surveillance after release from leprosy treatment in controlling the level of disability. The effectiveness and cost of each method was calculated and seen the cost-effectiveness ratio to the control of the level of disability. Relationship of factors such as age, education level, knowledge level, economic level, type of leprosy, history of reactions, defect prevention, self-care by controlling the level of disability and what is the most dominant factor is also studied. The study design was cross-sectional.
The results showed semi active surveillance more cost-effective than passive surveillance. Based on the results of the bivariate analysis, there is a relationship between defect prevention and self-care by controlling the level of disability. While the results of the multivariate declared self-care as a affected factor.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Keanoubie
"Industri kemasan fleksibel yang kian berkembang menuntut produsen untuk selalu berusaha mengurangi biaya akibat produk cacat. Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma untuk mengkaji masalah kecacatan dan memberikan perbaikan pengendalian kualitas dengan cara mereduksi cost of poor quality (COPQ). Studi kasus dilakukan pada perusahaan kemasan fleksibel XYZ di Indonesia dengan adopsi pendekatan DMAIC. Setelah melakukan tahap define dan measure, dengan menggunakan prinsip 80/20, secara kumulatif insiden pada printing mewakili 79% total insiden kecacatan. Tahap analyze dilakukan untuk menemukan akar penyebab masalah yang berkontribusi pada peningkatan insiden kecacatan printing. Rekomendasi yang dibuat selama tahap improve adalah untuk merancang sistem pengendalian kualitas yang meningkatkan pemeliharaan yang baik pada lantai produksi. Penerapan rekomendasi diperkirakan dapat menghasilkan penghematan biaya hingga 48% selama periode yang dianalisis.

The growing flexible packaging industry requires producers to try to reduce costs due to defect. This research applies Six Sigma method to assess the problem of defect and provide quality control improvements by reducing the cost of poor quality (COPQ). A case study was conducted at XYZ flexible packaging companies in Indonesia with the adoption of the DMAIC approach. After carrying out the define and measure stages, using the 80/20 principle, the cumulative incidence of printing represents 79% of total disability incidents. The analyze phase is carried out to find the root causes of problems that contribute to the increased incidence of printing disabilities. The proposed recommendations during the improvement phase is to design a quality control system that improves good maintenance on the production floor. Implementation of the recommendations will result in potential cost saving of up to 48% over the analyzed period."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library