Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Murti Puspitaningtyas
Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya, 1999
580 DWI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya, 1998
584.5 KOL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2006
580 TUM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya, 2000
580 TAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Muhammad Arief Kurniawan
Abstrak :
Pemakaman adalah lahan yang difungsikan sebagai tempat penguburan jenazah. Akan tetapi di samping fungsinya yang sudah jelas, dalam kebudayaan Kristen Eropa yang berlangsung selama berabad-abad, pandangan terhadap pemakaman sejatinya selalu mengalami perubahan, sehingga fungsi pemakaman seringkali dicampurkan dengan fungsi ruang lain yang sama sekali tidak berkaitan. Fenomena tersebutlah yang disoroti oleh Foucault dalam teorinya mengenai ruang heterotopia (1967). Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini bermaksud untuk melihat ruang-ruang lain berdasarkan fenomena yang terdapat pada Pemakaman Belanda di Kebun Raya Bogor. Pemakaman tersebut menarik untuk dikaji menggunakan teori heterotopia Foucault karena letaknya yang relatif berbeda dari Pemakaman Belanda di Hindia-Belanda pada zamannya, yang umumnya terletak di lingkungan gereja atau di lahan terbuka. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa di Pemakaman Kebun Raya Bogor terdapat ruang-ruang lain pada pemakaman tersebut yang terwujud dalam tiga prinsip heteropologi, yaitu: adanya konsep ruang heterotopia krisis dan deviasi, perubahan fungsi pemakaman, dan penggabungan ruang-ruang lain yang tidak berkaitan. ......Cemetery is an area that designated as a place for burial of the dead body. However, despite its obvious function, in European Christian culture that lasted for centuries, the view of the cemetery was actually always changing, so that the function of the cemetery was often mixed with other completely unrelated functions of space. This phenomenon is highlighted by Foucault in his theory of heterotopia (1967). In this regard, this study intends to look at other spaces of phenomena found in the Dutch Cemetery in the Bogor Botanical Gardens. The cemetery is interesting to study using Foucault's heterotopia theory because of its relatively different location from the Dutch cemeteries in the Dutch East Indies at that time, which were generally located in churches or in open fields. Based on the results of the study, it was concluded that at the Bogor Botanical Gardens Cemetery there are other spaces in the cemetery which are manifested in three heteropological principles: the concept of space of heterotopia crisis and deviation, changes in the function of the cemetery, and the incorporation of other unrelated spaces.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarsyah
Abstrak :
Analisis isi paket informasi perkebunrayaan bertujuan untuk mengetahui topik berita yang paling banyak diliput dan media massa apa saja yang paling banyak meliput. Data diolah dalam program microsoft exceldan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data tersebut dianalisis secara deskriptif. Data yang dianalisis adalah paket informasi perkebunrayaan tahun 2010. Hasil analisis menunjukkan ada sejumlah 116 judul pemberitaan yang dimuat. Berita yang paling banyak diliput tumbuhnya rafflesia patma sebanyak 23 pemberitaan atau 11,4%, urutan ketiga berita tentang Kebun Raya Bogor sebagai tempat tujuan wisata sebanyak 10 liputan atau 8,8% dan urutan keempat berita tentang peresmian perpustakaan digital Kebun Raya Bogor sebanyak 7% atau 8 liputan. Media massa cetak yang paling banyak meliput urutan pertama kompas sebanyak 37,1% atau 10 liputan, urutan kedua Jurnal Bogor sebanyak 7 liputan atau 25,9% dan urutan ketiga Radar Bogor sebanyak 5 liputan atau 18,5%. Media massa online/elektronik yang paling banyak meliput adalah kompas.com sebanyak 20,1% atau 18 liputan, diurutan kedua tempointeractive.com sebanyak 7,9% atau 7%. Dan urutan ketiga yaitu okezone.com sebanyak 5,5% atau 5 liputan.
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2013
020 VIS 15:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuzammi
Abstrak :
ABSTRAK
Sauromatum and Typhonium are two genera belonging to the Araceae family. The genera have similarities in morphology. Since the genera were erected by Schott in 1832, they have often been reduced to one genus, i.e. Typhonium, by many taxonomists, only to be separated again by others. This dispute has now been resolved after research on chlorophast and DNA molecular sequences, conducted in 2010 by Cusimano et al. This research demonstrated that the two genera do differ significantly. Therefore, they should be separated taxonomically, as Typhonium and Sauromatum. Soon after the publication of this research, the name Sauromatum horsfieldii was restored, replacing Typhonium horsfieldii which now is reduced to status of a synonym.
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2017
580 WKR 15:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Agustinah
Abstrak :
Laju perombaken materi organik, misalnya pohon yang tumbang di lantai hutan. merupakan "Faktor panting dalam panyediaan unsur hara bagi vegataai seta;.pat. Kecspatan proses itu tergantung pada jenis kayu yang dirombak, kerapatan populasi serangga tanah terutama rayap tanah, jamur, serta lingkungan luar seperti iklim, suhu^ kelembaban, dan pH tanah. Untuk mengetahui laju perombakan kayu mati yang jatuh di lantai hutan, telah dilakukan percobaan dengan menggunakan kayu mati albisia bagian batang utama, cabang, dan ranting, baik yang dikuliti dan tidak dikuliti, serta yang diletakkan secara vertikal dan horisontal di atas permukaan tanah. Kayu tersebuu diumpankan pada tiga lokasi yang berbeda di areal Kebun Raya Bogor (Petak Ukur I di bawah rumpun bambu, Petak Ukur II di deka-fc pemukiman karyawan Kebun Raya Bogor,"dan Petak Ukur III di tempat pembakaran sampah). Dari tiga lokaisi Petak Ukur yang dicoba, yang paling banyak mengandung rayap tanah baik jenis maupun populasinya adalah di Petak Ukur II, Uaktu pengaroatan dan perlakuan kayu berpengaruh nyata terhadap jumlah rayap tanah yang merombak kayu mati, Diketahui pula bahua dari tiga kategori faktor perlakuan bagian—bagian kayu, pengaxuh yang terbaik terhadap laju perombakan adalah pada bagian batang utama, Ada tidaknya kulit dan cara peletakan Uayu juga mempengaruhi laju perombakan, wslaupun secara statistik tidak berpengaruh nyata. Hubungan linear antara jutnlah populasi rayap tanah . dengan laju perombakan kayu mati, dapat digunakan untuk menarnbah inf!ormasi ±en-tang peranan organisme "tersebul: dalam keseimbangan ekosistem hu"tan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nosi Shavira
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai implementasi pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan implementasi alokasi belanja hasil PNBP untuk meningkatkan pelayanan di Kebun Raya Bogor. Implementasi pemungutan terdiri dari tiga proses, yaitu penetapan, pemungutan, serta penyetoran, pelaporan, dan pengawasan. Implementasi alokasi belanja hasil PNBP untuk meningkatkan pelayanan terdiri dari tiga proses, yaitu perencanaan, realisasi belanja, dan pertanggungjawaban. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada implementasi pemungutan PNBP di Kebun Raya Bogor masih terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh wajib bayar yang lalai karena kurangnya pemberian sanksi dan pengawasan. Dalam implementasi alokasi belanja untuk meningkatkan pelayanan, masih terdapat beberapa kendala yang disebabkan oleh kebijakan alokasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Kebun Raya Bogor diharapkan untuk meningkatkan pengawasan dan pemberian sanksi, serta kebijakan alokasi belanja diharapkan dapat dikaji ulang mengingat bahwa PNBP seharusnya dikembalikan lagi ke dalam bentuk pelayanan.
This research explains the implementation of non-tax state revenue collection in Bogor Botanical Garden and spending allocation for services improvement in Bogor Botanical Garden. Implementation of non-tax state revenue collection consists of assessment, collection, and remittance, reporting, and control. Implementation of spending allocation for services improvement consists of planning, actual spending, and reporting. This study uses a qualitative approach, In which data collection techniques through field studies and literature. The result of this research indicated that there were violations in the implementation of non-tax state revenue collection in the Bogor Botanical Gardens committed by the negligent payer because of the lack of sanctions and supervision. Within the spending allocation for services improvement, there were some constraints caused by the spending allocation policy established by the government. Bogor Botanical Gardens are expected to improve supervision and sanctions, when the spending allocation policy is expected to be reviewed considering that non-tax revenues should be returned in the provision of services.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Sari Ayuningtyas
Abstrak :
Penelitian ini berangkat dari teori struktur kota inti berganda multiple nuclei oleh Harris dan Ullman 1945 dan Edge City oleh Garreau 1991 yang meyakini bahwa sebuah kota modern memiliki lebih dari satu pusat sebagai akibat dari perkembangan wilayah dan semakin meluasnya pemukiman ke pinggiran kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri dan sebaran pusat, menganalisis karakteristik pusat, dan melakukan sintesis pusat di Kota Bogor berdasarkan sudut pandang ahli keilmuan, masyarakat Kota Bogor, dan kebijakan publik. Metode teknik Delphi dengan wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai definisi, ciri-ciri, fungsi, dan sebaran pusat kota menurut sudut pandang tiga ahli keilmuan planologi, sosiologi, dan ekonomi. Metode kuesioner digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai definisi dan sebaran pusat kota menurut sudut pandang masyarakat Kota Bogor. Sementara itu, informasi mengenai definisi dan sebaran pusat kota menurut sudut pandang kebijakan publik, ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Bogor Tahun 2011-2031. Analisis spasial dilakukan dengan metode overlay peta sebaran pusat kota dari masing-masing sudut pandang untuk memadukan wilayah pusat kota secara utuh. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan kriteria pusat menurut pendapat ahli keilmuan, masyarakat Kota Bogor, dan kebijakan publik, ditemukan empat belas tempat di Kota Bogor yang sesuai sebagai pusat. Dari sekian banyak tempat yang dinyatakan sebagai pusat, hanya dua tempat yang paling memenuhi kriteria dan dapat dikategorikan sebagai pusat kota. Kedua tempat tersebut yaitu Kebun Raya Bogor dan sekitarnya sebagai titik awal lahirnya Kota Bogor dan sepanjang Jalan Raya Pajajaran yang berfungsi sebagai pusat aktivitas ekonomi dan pusat pelayanan, yang kemudian membentuk wilayah pusat kota di Kota Bogor. ......This study departs from the urban structure theory of multiple nuclei by Harris and Ullman 1945 and Edge City by Garreau 1991 who believe that a modern city has more than one centre as an impact of the regional development and the highly expansion of residential to the suburbs. The aims of this research are to identify the traits and distribution of the centre, to analyse the characteristics of the centre, and to synthesis the centre in Bogor City based on the perspective of the scientific experts, the citizens of Bogor City, and the public policy. The Delphi technique with in depth interview method is used to obtain information about the definition, characteristics, functions, and distribution of the city centre according to the viewpoint of three scientific experts city planner, sociologist, and economist. A questionnaire method is used to obtain information about the definition and distribution of the city centre according to the viewpoint of the citizens of Bogor City. Meanwhile, the information of the definition and distribution of the city centre by public policy is obtained from the Spatial Plan of Bogor City in 2011 ndash 2031. Spatial analysis is done by overlaying the distribution of the city centre's maps from each point of view to combine a whole city centre region. The result of this research shows that based on the criteria of the city centre according to the scientific experts, the citizens of Bogor City, and the public policy, there are fourteen places that appropriate as the centre of Bogor City. Based on fourteen places mentioned as the centre, there are only two places that fit the criteria and would be categorized as the city centre of Bogor City. Both are Kebun Raya Bogor and the surrounding area as centre of origin point and Jalan Raya Pajajaran as an economic and social engagement centre, which later form a city centre region of Bogor City.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>