Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Waalderbos, Carry
Amsterdam: Uitgeverij Bert Bakker, 2001
BLD 839.313 WAA k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Budi Gunawan
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018
001.95 BUD k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rizqi Ghina Nafsi
Abstrak :
Memiliki kemampuan untuk mengatakan kebohongan prososial pada anak usia sekolah merupakan bagian dari perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ToM dan MoToM beserta komponennya dalam memprediksi kemampuan anak usia sekolah dalam mengatakan kebohongan prososial. Penelitian ini diikuti oleh 71 anak berusia 7-9 tahun, murid SD Negeri di Depok. Berdasarkan analisis binary logistic regression, didapatkan hasil bahwa terdapat peran ToM dan MoToM dalam memprediksi kebohongan prososial anak usia 7-9 tahun secara signifikan, yakni sebesar 30,1%. Pada komponen ToM, ditemukan adanya peran first-order hidden emotion yang signifikan negatif dalam memprediksi kebohongan prososial anak usia 7-9 tahun, tetapi first-order false belief ataupun second-order false belief tidak berperan terhadap kebohongan prososial. Penelitian ini juga membuktikan bahwa MoToM (termasuk MoToM false belief dan MoToM evaluasi moral) dapat memprediksi kebohongan prososial anak.
......Possessing the ability to tell prosocial lies to school-aged children is essential in children's developmental milestone. This study aims to determine the role of ToM and MoToM and their components in predicting the success of school-age children in telling prosocial lies. This study draws data from 71 children aged 7-9 years from public elementary schools in Depok. Based on the analysis conducted using binary logistic regression, a significant role of ToM and MoToM in predicting the probability of successful prosocial lying for children aged 7-9 years was found, which accounts for 30,1%. In the ToM component, there was a significant negative role of first-order hidden emotion in predicting prosocial lie-telling of children aged 7-9 years. On the other hand, first-order false beliefs or second-order false beliefs did not play a role in prosocial lies. This study also proves that MoToM (which includes MoToM false belief and MoToM moral evaluation) can predict prosocial lie-telling of children aged 7-9 years.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Koji Communications, 2011
338.17 GIA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Adinda Maharani Mudatsir
Abstrak :
Penelitian Williams dkk (2015) menemukan bahwa di antara 79 anak berusia 6-12 tahun, 59.5% di antaranya melakukan kebohongan. Kebohongan prososial adalah kebohongan yang dilakukan dengan memberikan pernyataan tidak benar dengan tujuan untuk memberikan keuntungan kepada orang lain. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa gender dan family expressiveness dapat berkontribusi terhadap kemunculan kebohongan prososial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gender dan family expressiveness dengan kecenderungan melakukan kebohongan prososial pada anak sekolah
di usia 7-11 tahun. Family Expressiveness adalah kecenderungan yang dominan dalam keluarga untuk menunjukkan emosi baik secara verbal maupun nonverbal. Penelitian dilakukan pada siswa berusia 7-11 tahun di SDN Beji 3 (N=96) yang terdiri dari siswa Laki-Laki (N=51) dan perempuan (N=45). Family Expressiveness diukur dengan menggunakan The Self Expressiveness in the Family Questionnaire, sedangkan kebohongan prososial diukur dengan menggunakan disappointing gift paradigm. Dalam pelaksanaannya, dari 96 siswa yang mengikuti penelitian, 59.5% di antaranya melakukan kebohongan prososial ketika diminta pendapat terkait hadiah yang diberikan. Meski begitu, hasil penelitian menunjukkan bahwa baik gender maupun family expressiveness tidak memiliki korelasi yang signifikan terhadap kecenderungan kebohongan prososial pada anak. Dengan kata lain, gender dan family expressiveness tidak terbukti berkontribusi sebagai prediktor perilaku kebohongan prososial.
......A related study from Williams, et al (2015) has found that 59.5% of 79 children at the age of 6-12 years old did prosocial lies. Prosocial lies is a lie conducted by giving an untrue statements with the intentions to benefit others. Previous studies have found that gender and family expressiveness could contribute to the tendency for prosocial lying. This study is conducted to examine the relationship between gender and family expressiveness and the tendency to do prosocial lying in children at the age of 7-11 years old. Family expressiveness is a dominant tendency in the family to show emotions, both verbally and non-verbally. The study was conducted on students at the age of 7-11 years old from Beji 3 Elementary School (N=96) which consist of male student (N=51) dan female students (N=45). Family expressiveness is measured using The Self Expressiveness in the Family
Questionnaire whereas prosocial lies is measured using the disappointing gift paradigm. This research shows that out of 96 children, 59.5% of them did prosocial lies when being given the questions about their feeling regarding the gifts. However, the result shows that both gender and family expressiveness have no correlations with the tendency to do prosocial lies. In other words, gender and family expressiveness is not one of the predictors of prosocial lying.
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library