Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Dalam kajian perlindungan pengungsi, istilah “Global Utara” digunakan untuk merujuk pada pemenang Perang Dunia 2 – kini telah bermetamorfosis menjadi negara demokrasi kaya – yang secara tradisional merupakan negara penerima pengungsi. Dengan power dominan secara historis dalam sistem internasional juga produk domestik bruto (PDB) yang relatif lebih tinggi, fokus terhadap Global Utara umum ditemui dalam kajian pengungsi seiring dengan fenomena meningkatnya jumlah pencari suaka yang secara langsung mencari perlindungan ke negara-negara di dalamnya. Namun, tendensi resktriktif terhadap pengungsi Selatan pasca Perang Dingin justru ditemui baik pada level legal maupun diskursus umum. Oleh karena itu, pendekatan Critical Refugee Studies (CRS) digunakan untuk memahami peran Global Utara dalam perlindungan pengungsi internasional. Tugas karya akhir ini meninjau 33 literatur yang merefleksikan pemikiran CRS, yaitu peka terhadap kondisi historis yang melahirkan marjinalisasi pengungsi, melakukan politisasi terhadap pengalaman pengungsi sebagai aktor di dalam sistem internasional, dan berpihak pada perubahan transformatif secara legal dan politik. Dengan menggunakan metode tipologi, keseluruhan literatur tersebut dikategorisasikan ke dalam dua tema besar: 1) CRS dalam aspek formal/legal dan 2) CRS dalam aspek nonformal. Penulis menemukan bahwa relasi kuasa akibat kolonialisme mengarahkan konseptualisasi legal pengungsi yang eksklusioner terhadap pengungsi Selatan, sementara ketetapan legal kontemporer dan kehadiran institusi internasional tidak mampu melampaui kepentingan nasional negara-negara Utara. Adapun Othering terhadap pengungsi Selatan yang termanifestasi dalam representasi stereotip sempit lebih jauh lagi menjustifikasi dan memelihara pendekatan restriktif Global Utara dalam perlindungan pengungsi. Kesenjangan pembahasan terkait fenomena displacement Global Selatan dan kontribusi kajian keamanan internasional dalam ilmu Hubungan Internasional perlu ditelaah lebih dalam untuk tinjauan literatur selanjutnya.

---

In the study of refugee protection, the term “Global North” is used to refer to the post-World War II winners, which have transformed into wealthy democratic nations. Traditionally, these nations have been refugee-receiving countries. With a historically dominant position in the international system and relatively higher gross domestic product (GDP), the focus on the Global North is commonly found in refugee studies, given the phenomenon of an increasing number of asylum seekers directly seeking protection in these countries. However, there is a restrictive tendency towards Southern refugees in the post-Cold War era, both at the legal and general discourse levels. Therefore, the Critical Refugee Studies (CRS) approach is employed to understand the role of the Global North in international refugee protection. This final project reviews 33 pieces of literature reflecting CRS thinking, which is sensitive to the historical conditions that give rise to the marginalization of refugees, politicizes the refugee experience as actors in the international system, and advocates for transformative legal and political changes. Using a typology method, the entire literature is categorized into two major themes: 1) CRS in formal/legal aspects, and 2) CRS in nonformal aspects. The author finds that power relations resulting from colonialism shape an exclusionary legal conceptualization of Southern refugees, while contemporary legal determinations and the presence of international institutions fail to surpass the national interests of Northern countries. The Othering of Southern refugees, manifested in narrow stereotypical representations, further justifies and perpetuates the restrictive approach of the Global North in refugee protection. The gap in discussion regarding the Global South displacement phenomenon and the contribution of international security studies in International Relations needs to be further explored for the subsequent literature reviews."