Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yayat Ruhiyat
Abstrak :
Kayu merupakan salah satu basil hutan yang terpenting, dimana teknologi pemanfaatannya banyak menghasilkan limbah seperti dari eksploitasi hutan menghasilkan cabang, ranting dan daun, serta dari industri pengolahannya (penggergajian, pembuatan kajoi lapis, alat-alat rumah tangga dan konstruksi) berupa serpihan kayu dan serbuk gergaji. Limbah tersebut merupakan sumber karbohidrat yang murah. I Sel tanaman umumnya terdiri dari tiga komponen utama yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dari ketiga komponen tersebut kanduhgan selulosa merupakan yang terbesar. Selulosa adalah polimer dari glukosa yang berikatan 1,4-Pglukosida, yang dapat dihidrolisis dengan enzim selulase yang dihasilkan oleh kapang Aspergillus niger menjadi monosakaridanya. Tetapi dalam prosesnya selulosa yang berasal dari kayu (serbuk gergaji) relatif sukar dihidrolisis karena memiliki struktur kokoh yang dilindungi jaringan yang terdiri dari lignin dan hemiselulosa sehingga enzim tidak bekerja secara optimal sebagaimana diharapkan. Pada penelitian ini dicari kondisi hidrolisis yang optimal dengan menyiapkan I substrat selulosa (serbuk' kayu) dalam bentuk yang mudah difermentasikan (delignifikasi), yaitu dengan melarutkan serbuk kayu dalam NaOH untuk menghilangkan hemiselulosa kemudian dilakukan isolasi selulosa dengan larutan Kadoksen. Selanjutnya dilakukan hidrolisis dengan mengatur kondisi pertumbuhan kapang Aspergillus niger yang meliputi berat substrat dan pH. Untuk mengetahui basil hidrolisis dilakukan penentuan kadar gula pereduksi dengan metode Somogyi- Nelson dan hasilnya dibandingkan terhadap kontrol yaitu serbuk kayu yang tidak didelignifikasi. Hasil penehtian ini menunjukkan bahwa kandungan gula pereduksi tertinggi didapatkan pada hari ke-6 sebesar 38,23 ppm pada serbuk kayu yang didelignifikasi dan 26,47 ppm pada serbuk kayu yang tidak didelignifikasi, dengan berat substrat 2 gram. Untuk variasi pH, diperoleh konsentrasi gula pereduksi tertinggi pada hari ke-6 dengan pH 5,5 yaitu 48,81 ppm untuk serbuk kayu yang didelignifikasi dan 24,68 ppm pada serbuk kayu yang tidak didelignifikasi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Love, George
jakarta: Erlangga, 1981
624.184 LOV t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Weston, Christine
New York, NY: Charles Scribner's Sons, 1946
823.9 WES d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Bethel
John Wiley & Sons, 1958
674.22 BRO l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 1985
694.6 FRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 1987
694.6 FRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 1989
694.6 FRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardjono
Malang: Institut Teknologi Nasional (ITN Press), 1994
694.1 SUH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Martawijaya; Rudi Maksetio
Abstrak :
ABSTRAK
Amerika Serikat merupakan pasar potensial untuk produk produk hasil industri kayu sekunder dunia. Beberapa negara produsen industri kayu sekunder di dunia berusaha bersaing memperoleh pangsa pasar untuk setiap produk yang dihasilkan. Pada saat sekarang, Indonesia merupakan penghasil kedua terbesar kayu hutan tropis di dunia. Beberapa negara produsen industri kayu sekunder sangat membutuhkan bahan baku, kayu gelondongan, yang berasal dari hutan tropis Indonesia. Namun sejak adanya larangan ekspor kayu gelondongan yang diberlaku kan oleh pemenintah Indonesia, banyak negara produsen industri kayu sekunder yang bahan bakunya berasal dan hutan tropis Indonesia mengalami kesulitan dalam pemenuhan bahan baku industrinya.

Untuk Indonesia dengan adanya kebijaksanaan pemerintah yang diberlakukan tersebut dan ketersedian sumber bahan baku yang dimiliki, maka seharusnya para produsen industri kayu sekunder Indonesia mampu memanfaatkan peluang ini, sehingga dapat memberikan keunggulan bersaing terhadap produsen kayu sekunder dari negera-negara lain. Namun kenyatannya, produsen industri kayu sekunder Indonesia belum mampu berbuat banyak di pasar kayu Internasional, khususnya di pasar industri kayu sekunder Amerika Serikat.

Oleh karena itu, untuk memperoleh pangsa pasar dan mampu meningkatkan niai ekspor industri kayu sekunder Indonesia di pasar Amerika Serikat, para produsen industri kayu sekunder Indonesia hendaknya dapat mengkombinasikan strateji masuk ke pasar industri kayu sekunder Amerika dengan cara melakukan ekspor langsung dan atau membuka perwakilan perusahaan. Pertimbangan ini dapat dipergunakan oleh para produsen kayu sekunder Indonesia mengingat faktor eksternal dan internal dalam memproduksl kayu sekunder di Indonesia masih tetap memiliki kesempatan, peluang dan keunggulan bersaing dibandingkan dengan memproduksi kayu sekunder di Amerika Serikat serta didukung dengan infrastruktur marketing dalam memasarkan hasil industri kayu sekunder di Amerika Serikat.
1990
T4143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyanti Sarlono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1978
S16423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>