Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Fauziyah
"Kehamilan tidak diinginkan memiliki dampak pada kesehatan ibu dan anak. Kehamilan tidak diinginkan meningkatkan risiko konsumsi asam folat tidak adekuat sebelum kehamilan, merokok selama dan setelah kehamilan, terlambat memulai perawatan prenagtal, bayi berat lahir rendah, depresi pascapersalinan, dan kematian neonatal.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Penelitian ini menggunakan analisis multivariat regresi logistik model faktor risiko yang bertujuan mengetahui pengaruh paritas terhadap kehamilan tidak diinginkan pada wanita usia 15-49 tahun yang menikah atau hidup bersama dengan di kontrol oleh karakteristik individu (usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, tempat tinggal).
Hasil penelitian menunjukkan wanita yang memiliki paritas 2 anak berisiko 6 kali lebih besar (AOR; 5,4, 95% CI 4,2 - 6,8), paritas 3 anak berisiko 16 kali lebih besar (AOR; 15,7, 95% CI 12,2 - 20,3), wanita yang memiliki paritas >= 4 anak berisiko 27 kali lebih besar (AOR; 27,2, 95% CI 20,7 - 35,9) mengalami kehamilan tidak diinginkan dibandingkan dengan wanita yang memiliki paritas 1 anak, setelah dikontrol oleh usia dan pendidikan.

Unintended pregnancy have both impact on maternal and child health. Unintended pregnancy increase the risk of inadequate consumption of folic acid before pregnancy, smoking during and after pregnancy, late prenatal care, low birth weight, postpartum depression, and neonatal death.
This study used a cross-sectional study design using secondary data Indonesia Health and Demographic Survey (IDHS) in 2017. Multivariate logistic regression using model of risk factors aims to determine the effect of parity on unintended pregnancy in women aged 15-49 who married or live together controlled by individual characteristics (age, education, employment, economic status, place of residence).
The result showed women who had parity of 2 children at a risk 6 times higher (AOR; 5,4, 95% CI 4,2 - 6,8), parity of 3 children at risk 16 times higher (AOR; 15,7, 95% CI 12,2 - 20,3), women who have parity >= 4 children at risk 27 times higher (AOR; 27,2, 95% CI 20,7 - 35,9) experience an unintended pregnancy compared to women who have parity 1 child, after being controlled by age and education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Solihat
"ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk merupakan peristiwa terjadinya perubahan jumlah penduduk pada suatu wilayah, baik bertambah maupun berkurang. Indonesia merupakan negara yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi.BKKBN menyebutkan bahwa rata-rata Wanita Usia Subur melahirkan 2,6 anak dan laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan jika rata-rata Wanita Usia Suburmelahirkan 2,1 anak. Kelompok usia remaja merupakan komponen yang beradapada usia produktif. Kelompok usia muda adalah paling dominan di antara kelompok usia lainnya. SDKI tahun 2002/2003 menunjukkan penurunan menjadi10,4 remaja yang sudah pernah melahirkan atau sedang mengandung anakpertama, pada tahun 2007, terdapat 8,5 remaja sudah pernah melahirkan dan sedang mengandung anak pertama yaitu sebesar 6,6 remaja sudah pernah melahirkan dan 1,9 remaja sedang mengandung anak pertama BKKBN, 2008 .Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah yang kompleks terkait dengan pendidikan, kemiskinan, norma sosial budaya, dan geografis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas remaja kawin di Indonesia, analisis lanjut data SDKI tahun 2012 dengan pedoman kuesioner WUS Wanita Usia Subur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi crossectional. Pengolahan data dilakukan pada bulan Februari-Juni 2017 dengan sampel yang diambil berjumlah 2176 responden memenuhi kriteria inklusi. Hasil yang didapat adalah usia kawin pertama, usia pertama melakukan hubungan seksual, dan usia pertama melahirkan memiliki nilai estimasi resiko terbesar dibandingkan dengan variabel lain. Remaja yang berumur2anak dibandingkan dengan remaja yang berumur ge;20 tahun saat kawin pertama. Terdapat beberapa responden yang berusia kurang dari 20 tahun saat kawin pertama, melakukan hubungan seksual pertama kali, dan saat melahirkan pertama kali. Oleh karena itu, penguatan sosialisasi pendewasaan kehamilan, penguatan program PKPR, dan sosialisasi serta penguatan program KB dalam penjarangan kehamilan yang dapat disampaikan melalui KUA kepada para calon pengantin sangat diperlukan untuk menekan permasalahan yang terjadi pada usia remaja.

ABSTRACT
Population growth is the occurrence of changes in the number of people in a region, either increased or decreased. Indonesia is a country that has a high population growth rate. BKKBN mentioned that the average Fertile Women gave birth to 2.6 children and the rate of population growth can be suppressed if the average of Women Aged Fertile gave birth to 2.1 children. The adolescent age group is a component that resides in the productive age. The younger age group is the most dominant among other age groups. IDHS in 2002/2003 showed a decrease to 10.4% of teenagers who had given birth or being pregnant with the first child, in 2007, there were 8.5% of teenagers had given birth and were pregnant with the first child that is 6.6% Childbirth and 1.9% of teenagers being pregnant with the first child (BKKBN, 2008). This can lead to complex problems related to education, poverty,
socio-cultural norms, and geography. This study aims to determine the factors affecting the fertility of adolescents mating in Indonesia, further analysis of data SDKI 2012 with guidelines questionnaire WUS (Female Age Fertile). This research uses a quantitative approach with cross sectional study. Data processing conducted in February-June 2017 with the sample taken amounted to 2176 respondents with inclusion criteria. The results obtained are the first marriage age, the first age of sexual intercourse, and the first age of birth has the greatest risk estimation value compared with other variables. Teenagers <20 years old at first marriage had a 4- fold higher risk of having > 2 children compared with ≥20 years of age at first
marriage.
"
2017
S69754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library