Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emmernesia Siti Nurul Ayu Septi
Abstrak :
ABSTRAK ZSM-5 merupakan zeolit yang sangat penting untuk industri karena memiliki struktur pori dan susunan kristal yang memungkinkan dapat digunakan sebagai katalis, adsorben, penukar ion, dan penyaring molekul. ZSM-5 disintesis dari larutan hidrogel dengan komposisi mol 33 Na2O : 44 R : Al2O3 : 100 SiO2 : 4000 H2O : 25 H2SO4, dengan membandingkan efektivitas 2 macam zat pengarah, yaitu tetrapropilamonium bromida (TPA-Br) dan 1,2-etanadiamina (ED). Sintesis dilakukan dengan sistem hidrotermal pada suhu 1800C selama 120 jam untuk zat pengarah ED, dan 240 jam untuk zat pengarah TPA-Br. Zeolit yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan difraktometer sinar-X dan spektrofotometer FT-IR. Zeolit ZSM-5 digunakan sebagai katalis, dengan mengubah Na-ZSM-5 menjadi H-ZSM-5, pada reaksi konversi metanol menjadi hidrokarbon cair yang dilakukan dengan variasi suhu 2000, 2250, 2500, 2750, dan 3000C, dengan menggunakan 2 gram katalis. Hasil analisis kromatografi gas menunjukkan hasil konversi yang diperoleh menggunakan zeolit dengan zat pengarah TPA-Br adalah senyawa sikloheksan dan xilena; sedangkan dengan pengarah ED hanya diperoleh senyawa sikloheksan. Suhu optimum konversi dicapai pada suhu 250oC dengan persen konversi 20,18% untuk H-ZSM-5 dengan TPA-Br dan 0,69% untuk H-ZSM-5 dengan ED. Kata kunci : Sintesis zeolit, ZSM-5, katalis heterogen, konversi metanol. ix + 74 hlm ; gbr. ; tab.; lamp. Bibliografi : 25 (1981-2004)
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizaldi Hadzami
Abstrak :
Tanaman dari genus ferula merupakan bahan alam yang mengandung senyawa gercumin. Gercumin merupakan derivat kurkumin yang mengalami prenilasi pada gugus –OH dari cincin aromatis kurkumin. Mengisolasi kurkumin dilanjutkan dengan reaksi prenilasi salah satu cara untuk mensintesis senyawa gercumin. Kurkumin yang digunakan dalam prenilasi adalah kurkumin hasil isolasi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol dan pemisahannya digunakan kromatografi kolom. Hasil analisis LC-MS kurkumin menunjukan nilai m/e=369 (M+H). Kurkumin hasil isolasi diprenilasi dengan dua katalis heterogen, yaitu SiO2-H2SO4 dan K2CO3. Kedua produk prenil memiliki hasil yang serupa dari karakterisasi spektrofotometer FT-IR dengan munculnya peak pada daerah 1400 cm-1. Hasil analisis dengan LC-MS menunjukan nilai m/e = 505. Dimana, pada nilai tersebut diduga 2 gugus prenil yang masuk ke dalam kurkumin. Kurkumin terprenilasi dilakukan uji aktivitas antioksidan dan dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 517 nm lalu dibandingkan. Adanya persentase kenaikan aktivitas antioksidan sebesar 39,4% membuktikan bahwa kurkumin terprenilasi memiliki aktivitas antioksidan lebih baik dibandingkan dengan kurkumin hasil isolasi. ...... Plant from genus ferula is natural product containing gercumin compounds. Gercumin is a prenylated curcumin at the –OH position from the aromatic ring of curcumin. Isolate of curcumin followed by the reaction with dimethyl allyl bromide is a way to synthesize compounds gercumin. Curcumin used in prenylation is isolated by maceration with ethanol solvent and separated by column chromatography . Result from analysis LC-MS showed curcumin value m/e = 369 (M+H). Prenylation of curcumin was conducted using two heterogeneous catalysts, namely SiO2-H2SO4 and K2CO3. Both products prenylation have similar results of FT-IR spectrophotometer characterization with the advent of the peak at 1400 cm-1 region, results with LC-MS analysis showed the value of m / e = 505. So, on the value m/e has possibility that there are two prenyl groups get into curcumin. Prenylated curcumin was tested antioxidant activity and characterized by UV-Vis spectrophotometer with a wavelength of 517 nm and compared. The existence of the percentage increase in the antioxidant activity of 39,4% prenylated curcumin proved that it has better antioxidant activity than isolated curcumin without prenylation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Ashila Kusmawan
Abstrak :
Studi perbandingan katalis Cu/CeO2/Al2O3 dan Cu/ZnO/Al2O3 menjadi topik menarik untuk diteliti karena memiliki perbedaan konversi dan selektifitas terhadap produk alkohol. Katalis Cu/CeO2/Al2O3 dan Cu/ZnO/Al2O3 berhasil disintesis dan diuji kinerja katalisisnya dalam reaktor dengan perbandingan laju alir CO2:H2 sebesar 1:3 dengan suhu 250oC, 300oC dan 350oC. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas dari kedua katalis dalam menghasilkan metanol dan ingin diketahui pengaruh pemberian beberapa variasi suhu. Hasil sintesis katalis dikarakterisasi menggunakan instrument SEM, XRD dan BET. Hasil reaksi hidrogenasi juga dikarakterisasi menggunakan VOC meter, IRGA dan GC-MS. Produk hasil hidrogenasi CO2 menggunakan katalis Cu-CeO2 menunjukkan konsentrasi senyawa organik secara beturut sebesar 4,7 ppm, 8,6 ppm dan 10,1 ppm dengan CO2 terkonversi sebesar 81,68%, 87,35% dan 90,14%, serta kromatogram GC-MS mengindikasikan senyawa metanol. Sedangkan dengan penggunaan katalis Cu-ZnO, didapatkan konsentrasi senyawa organik berturut sebesar 0,5 ppm, 1,0 ppm dan 2,4 ppm dengan CO2 terkonversi sebesar 81,46%, 81,58% dan 84,16%. Hasil tersebut menunjukan bahwa katalis Cu/CeO2/Al2O3 lebih efektif dalam menghidrogenasi CO2 menjadi metanol. ......Comparative studies of Cu/CeO2/Al2O3 and Cu/ZnO/Al2O3 catalysts is an interesting topic to research because of the differences of their conversion rates and selectivity to produce alcohol. Cu/CeO2/Al2O3 and Cu/ZnO/Al2O3 catalysts were successfully synthesized and the performances has been tested in a reactor with the ratio flow rate of CO2:H2 which is 1:3 temperatures of 250oC, 300oC dan 350oC. This study aimed to determine the abilities of both catalyst in producing metanol and to find the effect of several temperature variations. The characterizations of the synthesized catalysts were performed using SEM, XRD and BET instruments. The results of the hydrogenation reaction were also characterized using a VOC meter, IRGA and GC-MS. Products resulting from hydrogenation of CO2 using a Cu-CeO2 catalyst showed concentrations of organic compounds of 4.7 ppm, 8.6 ppm and 10.1 ppm with converted CO2 of 81.68%, 87.35% and 90.14% and GC-MS chromatograms indicates a methanol compound. Meanwhile, with the use of Cu-ZnO catalyst, the concentration of organic compounds was obtained, respectively, 0.5 ppm, 1.0 ppm and 2.4 ppm with converted CO2 of 81.46%, 81.58% and 84.16%. These results indicate that the Cu/CeO2/Al2O3 catalyst is more effective in hydrogenating CO2 into methanol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Junia Mulyadi
Abstrak :
Glukosa merupakan monosakarida yang paling melimpah keberadaannya di alam. Melalui reaksi katalitik, glukosa dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan senyawa asam 2,5-furandikarboksilat (FDCA). FDCA yang bernilai guna tinggi karena potensinya sebagai material substitusi pembuatan plastik berbahan dasar fosil. Pada penelitian ini, konversi glukosa menjadi FDCA dilakukan menggunakan katalis NiO dengan support zeolit ZSM-5. ZSM-5 sebagai support disintesis terlebih dahulu menggunakan metode double template dan diimpregnasi dengan NiO dengan metode spray. Katalis NiO/ZSM-5 hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan berbagai metode karakterisasi seperti FTIR, XRD, SEM, dan SAA-BET. NiO/ZSM-5 yang diperoleh kemudian diuji aktivitas katalitiknya dalam reaksi konversi glukosa menjadi FDCA. Pelarut yang digunakan dalam reaksi ini adalah gamma-valerolakton (GVL) dan air. GVL merupakan pelarut ramah lingkungan dengan titik didih tinggi, yaitu 207 °C sehingga dipilih pada penelitian ini. Variasi kondisi reaksi yang dilakukan berupa suhu dan rasio pelarut GVL : air. Hasil uji katalitik menunjukkan kondisi optimum reaksi pada suhu 150 °C dan rasio pelarut GVL : air 1 : 1, dimana hasil yang diperoleh berupa persentase yield FDCA sebesar 2,27%. ......Glucose is the most abundant monosaccharide in nature. Through catalytic reaction, glucose can be utilized as a raw material to produce a high-use-value compounds, Furandicarboxyluc acid (FDCA) as a subtitute of fossil-based plastics. In this study, the conversion of glucose to FDCA was carried out using double template method and was impregnated with NiO using spray method.  The as-synthesized NiO/ZSM-5 catalyst were then characterized using a various variation of characterization methods such as FTIR, XRD, SEM, and BET. The NiO/ZSM-5 were then tested for catalytic activity in the conversion reaction of glucose to FDCA. The solvents used in this reaction were gamma-valerolactone (GVL) and water. GVL is an environmentally friendly solvent with a high boiling point, which is 207 °C so it was chosen in this study.The factors tests in this study were temperature and the ratio of GVL : water. The catalytic reaction showed the optimum condition at 150 °C and ratio of GVL : water was 3 : 1, in which the yield of FDCA were 2,27%. 
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charis Achmad Tajuddin
Abstrak :
PT. X mengembangkan sistem powderisasi timah (timah putih, Sn) melalui metode atomisasi gas. Sisa output yang off-spec masih memiliki kandungan timah sekitar 98%. Terdapat peluang yang cukup besar dalam pengolahan limbah powderisasi timah ini menjadi senyawa turunan timah bernilai tambah tinggi, salah satunya katalis. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah powderisasi timah menjadi prekursor katalis sulfated tin oxide. Limbah powderisasi timah berupa powder timah yang off-spec dilakukan pretreatment leaching untuk mendapatkan senyawa SnCl2. SnCl2 yang dihasilkan diproses lebih lanjut menjadi SnSO4. Katalis sulfated tin oxide disintesis dari SnSO4 menggunakan metode kalsinasi. Uji aplikasi katalis dilakukan pada reaksi esterifikasi asam asetat. Senyawa turunan timah yang dihasilkan dianalisis menggunakan X-Ray Diffraction, Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray, dan Optical Microscopy untuk mendapatkan struktur morfologi kristal dan komposisi senyawanya. Analisis gugus fungsi dilakukan pada uji Fourier Transform InfraRed Spectroscopy sementara sifat termal dianalisis menggunakan Differential Thermal Analysis. Hasilnya diperoleh SnCl2 dengan yield 95%, SnSO4 berbentuk kristal dengan penambahan plasticizer PEG 6000 dengan ukuran 187-329 μm, serta katalis sulfated tin oxide dengan ukuran 27-72 nm. Aplikasi katalis pada reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol menghasilkan konversi sebesar 35,7 % dan 41,5%. ......X company developed a tin powderization system through the gas atomization method. The remaining off-spec output still has a tin content of around 98%. There is considerable opportunity in processing this tin powder waste into a high value-added tin derivative, one of which is a catalyst. Therefore, this research carried out the processing of tin powder waste into precursor sulfated tin oxide catalysts. The tin powder waste in the form of off-spec tin powder was carried out pretreatment leaching to obtain SnCl2 compounds. The SnCl2 produced is further processed into SnSO4. The sulfated tin oxide catalyst was synthesized from SnSO4 using a calcination method. The catalyst application test is carried out on the reaction of esterification of acetic acid. The resulting tin derivative was analyzed using X-Ray Diffraction, Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray, and Optical Microscopy to obtain the crystal morphological structure and composition of its compounds. Functional group analysis was performed in the Fourier Transform InfraRed Spectroscopy test while thermal properties were analyzed using Differential Thermal Analysis. The results obtained are SnCl2 with a yield of 95%, SnSO4 is crystalline with the addition of PEG 6000 plasticizer with a size of 187-329 μm, and sulfated tin oxide catalyst with a size of 27-72 nm. The application of the catalyst in the esterification reaction of acetic acid with ethanol resulted in conversions of 35.7% and 41.5%, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhif Maulana Dasuki
Abstrak :
Senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol diketahui memiliki bioaktivitas yang luas sebagai agen antibakteri, antikanker, dan antioksidan. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol dari prekursor senyawa limonen dan variasi aldehida aromatik (benzaldehida, sinamaldehida, 2-hidroksibenzaldehida, dan vanilin). Reaksi sintesis ini melalui  beberapa intermediet, yaitu isotiosianolimonen, limonen tiosemikarbazid, dan tiosemikarbazon. Reaksi sintesis ini menggunakan katalis heterogen FeCl3/SiO2 yang disintesis dari silika dan FeCl3.6H2O serta dikarakterisasi menggunakan SEM. Yield katalis FeCl3/SiO2 yang diperoleh sebesar 268,49% karena proses pengeringan yang belum sempurna dan memiliki morfologi irregular. Sintesis senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol di tahap akhir menggunakan katalis FeCl3/SiO2 sebanyak 5 mol%. Produk senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol yang terbentuk diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dan dikarakterisasi menggunakan spektroskopi FTIR, spektrofotometer UV-Vis, dan LC-MS/MS. Senyawa produk 1 (benzaldehida tiadiazol) memiliki yield sebesar 51,61%; produk 2 (sinamaldehida tiadiazol) sebesar 64,7%; produk 3 (2-hidroksibenzaldehida tiadiazol) sebesar 9,21%; dan produk 4 (vanilin tiadiazol) sebesar 44,21%. Produk akhir yang terbentuk diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan diperoleh aktivitas antioksidan yang bervariasi berdasarkan nilai IC50. Senyawa produk 1 (benzaldehida tiadiazol) memiliki nilai IC50 sebesar 179,17 ppm (lemah); produk 2 (sinamaldehida tiadiazol) sebesar 193,84 ppm (lemah); produk 3 (2-hidroksibenzaldehida tiadiazol) sebesar 16,5 ppm (sangat kuat); dan produk 4 (vanilin tiadiazol) sebesar 77,04 ppm (kuat). ......1,3,4-thiadiazole derivatives are known to have a wide range of bioactivities such as antibacterial, anticancer, and antioxidant. This research focused on the synthesis of 1,3,4-thiadiazole derivatives from limonene precursor and various aromatic aldehydes using FeCl3/SiO2 as a heterogeneous catalyst. The reaction involves several intermediates such as isothiocyanolimonene, limonene thiosemicarbazide, and thiosemicarbazone. The FeCl3/SiO2 catalyst was synthesized from silica and FeCl3.6H2O and was characterized using SEM. The yield obtained was 268.49% due to the imperfect drying process with an irregular morphology. An amount of 5 mol% catalyst was used at the final step of the synthesis. The products formed were identified by thin layer chromatography (TLC) and characterized using FTIR spectroscopy, UV-Vis spectrophotometer, and LC-MS/MS. Product 1 (benzaldehyde thiadiazole) has a yield of 51.61%; product 2 (cinnamaldehyde thiadiazole) of 64.7%; product 3 (2-hydroxybenzaldehyde thiadiazole) of 9.21%; and product 4 (vanillin thiadiazole) of 44.21%. The final products formed were also tested for their antioxidant activity using the DPPH method and various antioxidant activities were obtained based on the IC50 value. Product 1 (benzaldehyde thiadiazole) has an IC50 value of 179.17 ppm (weak); product 2 (cinnamaldehyde thiadiazole) of 193.84 ppm (weak); product 3 (2-hydroxybenzaldehyde thiadiazole) of 16.5 ppm (very strong); and product 4 (vanillin thiadiazole) of 77.04 ppm (strong).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrina Auliya
Abstrak :
ABSTRAK
Dampak dari krisis energi dengan semakin menipisnya persediaan bahan bakar minyak, merangsang masyarakat untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi baru. Salah satu sumber energi alternatif tersebut adalah biodiesel yang berasal dari minyak nabati, lemak binatang atau minyak bekas melalui transesterifikasi dengan alkohol.

Biodiesel merupakan bahan bakar motor diesel yang berupa ester alkil/alkil asam-asam lemak (biasanya metil ester). Pada penelitian ini senyawa metil ester dihasilkan dari reaksi transesterifikasi minyak jarak dan metanol menggunakan katalis padatan basa ã-Al2O3 yang ditambah Poli Etilen Glikol 6000 kemudian ditingkatkan kebasaannya dengan penambahan K2CO3 yang divariasikan sebesar 10%, 15% dan 20% berat ã-alumina. Reaksi transesterifikasi dilakukan dengan variasi waktu 1 jam dan 2 jam, variasi suhu 70°C, 80°C dan 90°C sedangkan variasi untuk perbandingan mol minyak jarak dengan metanol adalah 1:4,5 dan 1:6.

Katalis hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan X-Ray Difraction (XRD). Hasil konversi maksimum dengan bantuan katalis 10% K2CO3/ã-Al2O3 sebesar 57,67% pada 1 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi, suhu reaksi 80°C dan perbandingan mol minyak dan metanol 1:4,5, dengan katalis 15% K2CO3/ ã-Al2O3 sebesar 51,75% pada 2 jam reaksi ditambah 1 jam reaksi suhu reaksi 70°C dan perbandingan mol minyak dan metanol 1:4,5 sedangkan dengan katalis 20% K2CO3/ã-Al2O3 sebesar 57,76% pada 2 jam reaksi, suhu reaksi 70°C dan perbandingan mol minyak dan metanol 1:6.
2008
S30528
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widajanti Wibowo
Abstrak :
Katalis heterogen telah diketahui memiliki beberapa kelebihan, apabila dibandingkan dengan katalis homogen. Penelitian ini mencoba memanfaatkan katalis heterogen untuk reaksi altematif sintesis vanili dari eugenol minyak gagang cengkeh. Sintesis vanili dari eugenol membutuhkan dua tahap reaksi, yaitu isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol, dan kemudian dilanjutkan dengan oksidasi isoeugenol menjadi vanili. Katalis heterogen yang digunakan adalah (1) padatan superbasa, yang digunakan untuk studi katalisis heterogen pada reaksi isomerisasi eugenol dan (2) katalis transfer fase, yang digunakan untuk reaksi oksidasi isoeugenol. Katalis transfer fase yang digunakan adalah 18-crown ether-6. Padatan superbasa dibuat dari γ- dan η-alumina yang diberi perlakuan NaOH dan logam Na. Alumina yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dari bahan baku kaolin dari pulau Belitung dengan proses asam dan hasil yang diperoleh adalah 9% γ -A1203 dan 10,28% η -A1203. Studi katalisis heterogen pada reaksi isomerisasi eugenol menunjukkan bahwa reaksi dapat berlangsung pada suhu rendah. Kondisi reaksi isomerisasi eugenol yang digunakan adalah : suhu 10°C, waktu 9 jam, minyak gagang cengkeh 25 mmol dan katalis padatan superbasa γ -AI2O3/NaOH/Na sebanyak 2 g. Persentase konversi produk trans-isoeugenol adalah 64,42% dan cis-isoeugenol adalah 6,11%. Studi katalis juga dilakukan dengan membandingkan aktivitas dari 3 jenis katalis padatan superbasa : γ -Al203/NaOH/Na, η -A12O3/NaOH/Na dan γ - Al203 (E.Merck)/NaOH/Na. Hasil penelitian menunjukkan bahwa γ -Al2O3/NaOH/Na memperlihatkan aktivitas katalisis yang lebih baik dibandingkan dengan dua padatan superbasa lainnya. Studi katalisis reaksi oksidasi isoeugenol dengan oksidalor KMnO4 menggunakan katalis transfer fase, 18-crown ether-6, memberikan indikasi bahwa senyawa vanili yang terbentuk masih bercampur dengan senyawa-senyawa lain. Rendemen vanili hasil oksidasi isoeugenol dalam suasana asarn (pH 2) adalah 0,021%, dalam suasana netral (pH 7) adalah 0,028% dan dalam suasana basa (pH 9) adalah 0,015%. ...... It has been already known, that heterogeneous catalysts have more advantages compared to homogeneous catalysts. This research tried to utilize heterogeneous catalysts for an alternative reaction on synthesis of vanillin from eugenol of clove stem oil. This synthesis needs two steps reactions, isomerization reaction of eugenol to produce isoeugenol and oxidation reaction of isoeugenol to produce vanillin. Two types catalysts were used : (1) solid superbase, which was used on eugenol isomerization, and (2) phase transfer catalyst, 18-crown ether-6, which was used on isoeugenol oxidation. Solid superbase catalyst was prepared using - γ and η -alumina, treated with sodium hydroxide and sodium metal. Alumina was extracted from kaolin from Pulau Belitung by acid process, and the yield of aluminas were 9.0% y-A12O3 and 10.28% -Al2O3. η Heterogeneous catalysis study on eugenol isomerization showed that the reaction could proceed at low temperature. The eugenol isomerization reaction conditions were : temperature 10°C, reaction time 9 hours, clove stem oil 25 mmol, and solid catalyst superbase γ -A12O3/NaOH/Na 2 g. The result of products conversion were 64.42% trans-isoeugenol and 6.11% cis-isoeugenol. This study included the comparisson activities study of three solid superbase catalysts : γ -A12O3/NaOH/Na, η -Al2O3/Na0H/Na, and γ -Al2O3 (E.Merck)/NaOH/Na, which showed that γ -Al2O3 /NaOH/Na had better activity than those two latter solid superbase catalysts. Study on isoeugenol oxidation reaction using KMnO4 as an oxidazing agent and phase transfer catalyst, 18-crown ether-6, gave the indication that vanillin was produced mixed with other compounds. The yields of vanillin in acid medium (pH 2) was 0.021%, in neutral medium (pH 7) was 0.028% and in base medium (pH 9) was 0.015%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Hartono
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari Penelitian ini adalah menentukan kondisi operasi optimum untuk sintesi biodiesel dari minyak jelantah dengan menggunakan katalis resin penukar ion zeolit Bayah Banten yang telah dilakukan perlakuan basa. Perlakuan basa diawali dengan pemanasan pada 100 0C selama 24 jam; dilanjutkan dengan impegnasi pada suhu 60 0C selam 2 jam dengan variasi persen berat KOH 20 hingga 50%(b/b); serta kalsinasi pada suhu 450 0C selama 4 jam.
ABSTARCT
The research was aimed to determined the optimum operating conditions for biodiesel synthesis of waste cooking oil by using Bayah zeolit Banten ion exchange resin catalyst which has been carried out the base treatment. The base treatment was initiated by heating at 100 0Cfor 24  hours; followed by impregnation at 60 0C for 2 hours with variations in weight percen KOH 20-50% (b/B); and Calcination.

[, ]: 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Waffa
Abstrak :
Pelumas nabati yang berbasis minyak sawit memiliki komposisi trigliserida yang merupakan gabungan dari gugus esters ( polyhydroxy alcohol glycerol ) dengan asam karboksilat (asam lemak) jenuh dan tidak jenuh. Kandungan asam lemak oleic monounsaturated yang sangat tinggi akan meningkatkan sifat pelumas. Sintesis minyak sawit trigliserida dengan alkohol dilakukan dengan menggunakan zeolit alam malang yang di-loading larutan basa KOH sebagai katalis heterogen diharapkan dapat melalui tahapan reaksi trans-esterifikasi sebagai tahapan awal reaksi sintesis pelumas nabati. Katalis heterogen cenderung lebih banyak digunakan pada industri-industri karena pada proses pemisahannya lebih mudah dilakukan dan juga zeolit sebagai support dapat berfungsi sebagai adsorben untuk pemurnian. Secara komersial proses dengan menggunakan katalis basa lebih sering digunakan karena aktivitas katalis dari basa lebih tinggi dari asam dan katalis asam lebih korosif. Hasil sintesis ester base-oil terbaik didapatkan dengan zeolit yang dengan 10 % (%wt) KOH, dengan waktu reaksi 5 jam dan perbandingan molar ratio dari metanol dan minyak nabati adalah 6:1. Terjadi perubahan sifat fisis dari trigliserida menjadi ester seperti turunnya densitas dari 0,91 ke 0,8668 dan viskositas dari 43,4656 ke 7,3060. Konversi trigliserida menjadi metil ester dengan analisa GCMS adalah 87,81%.
Bio-base-oil based on palm oil has composition triglyceride that be federation of cluster ester (polyhydroxy alcohol glycerol) with saturated and unsaturated carboksilate acid (fatty acid). The high ingredient of monosaturated oleic fatty acid will increase lubricant character. Synthesis palm oil triglycride with alcohol using natural zeolite malang is loaded by alkali solution KOH as a heterogenous catalayst supposed can pass stage reaction transesterification as the first of the reaction stage synthesis bio-base-oil. Heterogenous catalyst inclined more used in industrial because the separation process is easier and also zeolite as a support can functioned as adsorben for purifier. Commercially, process using base as a catalyst is more often because the catalyst activity from base catalyzed is higher than acid and acid catalyst is more corrosive. The highest result from producing ester base-oil obtained with zeolite loaded by 10% (%wt) KOH, ,reaction time 5 hour, and then ratio molar from methanol and palm oil is 6:1. The alteration is occur on physical behavior from tricglyceride to ester with decreased of density from 0,91 to 0,8668 and viscosity from 43,4656 to 7,3060. Conversion triglyceride become ester is 87,81%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>