Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Syamsuddin
Abstrak :
Pungutan merupakan salah satu masalah sosiolinguis_tik yang telah banyak dikaji orang. Itu karena masalah pungutan erat kaitannya dengan komunikasi manusia. Pu_ngutan atau sera-pan bisa berupa kata, kelompok kata (kalimat) , istilah atau unsur-unsur bahasa asing lain_nya.Suatu bahasa dikatakan memungut atau menyerap unsur_-unsur dari bahasa lain, apabila bahasa tersebut secara sengaja atau tidak telah menggunakan unsur-unsur asing asing itu di dalam kegiatan berbahasanya. Orang-orang yang memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu inilah yang disebut sebagai dwibahasawan (Samsuri, 1987:55). Gejala pungutan bagi Para ahli bahasa sudah dianggap sebagai gejala yang wajar terjadi pada. semua bahasa yang masih hidup, artinya bahasa itu masih dipergunakan oleh para penuturnya. Begitu pula halnya dengan bahasa Jawa, sebagai salah satu bahasa di Indonesia yang mempunyai jumlah penutur mayoritas. Oleh sebab itu, anabila penelitian mengenai pungutan dalam bahasa Indonesia telah banyak dilakukan orang, lain halnya dengan pungutan dalam bahasa Jawa. Jadi, dalam konteks inilah skripsi ini dibu_at. Tujuan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana proses penyesuaian unsur-unsur bahasa asing tersebut. Se_hingga nantinya dihasilkan suatu kesimpulan mengenai bunyi_-bunyi apa saja yang mengalami perubahan. Untuk mengumpulkan kata-kata pungutan tersebut, penu_lis menggunakan beberapa kamus Jawa, di antaranya kamus Baoesastra Djawa karya W.J.S. Poerwadarminta. Alasan pe_milihan kamus ini yakni karena. Dari sekian banyak kamus bahasa Jawa yang ada, kamus inilah yang memuat paling ba_nyak kata pungutan. Selain itu, kamus ini pun langsung me_nyebutkan sumber kata pungutan tersebut. Untuk meneliti gejala penyesuaian kata pungutan itu, digunakan metode penelitian deskriptif struktural, yaitu dengan membandingkan struktur fonem bahasa Belanda dengan bahasa Jawa, dan kemudian dicari fonem-fonem tertentu yang mengalami penyesuaian. Ternyata dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, kata-kata pungutan yang berasal dari bahasa Belanda ini paling tidak telah mengalami tiga (3) proses penyesuaian fonem, yakni penggantian fonem, penambahan fonem dan penghilangan atau pelesapan fonem.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kawira, Lita Pamela
Abstrak :
Setelah meninjau pemungutan unsur-unsur dari bahasa Belanda, baik dari segi fonologi maupun morfologi, dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dari segi fonologi ternyata bahwa: a. Dengan adanya pengaruh bahasa asing pada umumnya dan bahasa Belanda pada khususnya, bahasa Indone_sia mengenal beberapa fonem baru. Penyerapannya disesuaikan dengan sistem fonologi bahasa Indone_sia. Di samping itu dikenal pula grafem yang di_serap sebagai alograf suatu fonem. b. Selain beberapa fonem baru, bahasa Indonesia juga mengenal adanya gugus konsonan, baik gugus konso_nan pravokal maupun gugus konsonan pascavokal. Sehubungan dengan yang sudah disebut dalam sub a di atas, dengan dikenalnya sejumlah fonem dan grafem baru melalui pengaruh bahasa Belanda bahasa Indonesia mudah menyerap sejumlah istilah ilmiah dan istilah internasional. Dari segi morfologi dapat disimpulkan bahwa: a. Kosa kata bahasa Indonesia diperkaya penyerap_annya disesuaikan dengan sistem morfologi bahasa_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S10998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pragita Riyani
Abstrak :
In meiner Arbeit geht es um die Entlehnungen der Worter und ich beschrankte das Problem nur uber die Fremdwroter and Lehnworter aus dem Lateinischen. In folgenden Sprachperioden ist der lateinische Einflul_ auf den germanischen Wortschatz besonders gro_ (1) die Romerzeit 1-4 Jh. die erste lateinische Welle (2) die Zeit der Christianisierung 4 - 8 Jh. die zweite lateinische Welle (3) das zeitalter des Humanismus, Ende des 15 - 16 Jh. die dritte lateinische Welle (4) 19 - 20 Jh. Internationalismen aus lateinischen und griechischen Wortstammen. Jede Periode hat verschiedene Merkmale, die in Romerzeit entlehnt wurden, vor allem die Ausdrucke des praktischen alltaglichen Lebens. Die Worter, die aus der Zeit der Christianisierung entlehnt wurden, sind die Worter des christlichen Lebens. Die Lehnworter, die aus Humanistenzeit stammten, sind Worter, die in der katholischen Kirche benutzt wurden und aus der Bereichen,die fur die Humanisten sehr interessant waren. Die aus 19 - 20 Jh. stammenden Lehnworter werden in deutsche Sprache ibernommen, well es Bedurfnisse gibt, um neue Fachvokabular fur Wissenschaft and Technik zu bilden. Diese Lehnworter verbreiteten sich international (Internationalismen). In dieser Arbeit mochte ich analysieren, wie die Lateinischen Lehnworter in die deutsche Sprache verandern. Die lateinishen Lehnworter, die aus Ramerzeit und die Zeit der Christianisierung stammten, Lautveranderungen haben and ins Deutsch angepa_t sind. Die lateinische Lehnworter, die aus dem zeitalter des Humanismus and 19 - 20 Jh stammten, haben keine Lautveranderungen, aber die Endung der Worter ins Deutsch angepa_t sind.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S16205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Muryanto
Abstrak :
Skripsi ini mengangkat masalah pembentukan kata pungut bidang ekonomi bahasa Rusia yang terbentuk pada masa pasta perestroika dan glasnost. Teori yang dipakai dalam proses pemungutan kata pungut berdasarkan teori Bynon, Bloomfield, dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Sedangkan dari segi pembentukan kata dalam bahasa Rusia berdasarkan teori Popov, Svedova, dan Sazonova. Tujuan penulisan adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai cara pembentukan kata pungut bahasa Rusia dari bahasa asing, khususnya dalam bidang ekonomi, yang dipungut pada masa pasca perestroika dan glasnost. Sumber data yang dipakai sebagai bahan analisis diambil dari kamus Onepamuexbiu Cnoeapa / Operativnyj Slovar'/ `Kamus Operati f yang disusun oleh N.G. Komlev, yang berjumlah 145 kata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan kata pungut bidang ekonomi bahasa Rusia berlaku pula proses pemungutan kata secara adaptasi fonologis dan morfologis_ Dalam pemungutan kata secara adaptasi morfologis, digunakan analogi pembentukan kata bahasa Rusia dan munculnya bentuk leksiko-semantis. Di samping itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa kata yang dipungut sebagai bentuk campuran antara kata pungut dan pungut terjemah. Hasil lain yang diperoleh yaitu munculnya bentuk singkatan yang dipungut secara utuh dari bahasa asing, dan bentuk ini tidak dikategorikan sebagai nomina, melainkan dianggap sebagai bentuk singkatan saja.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munif Yusuf
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan sebab perubahan makna yang terjadi dalam kata pungutan Belanda dalam bahasa Melayu-Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan makna kata pungutan yang berjumlah lima puluh butir, dengan makna dalam bahasa Belanda. Adanya kata pungutan Belanda dalam bahasa Indonesia disebabkan oleh kontak bahasa. Di samping itu ada faktor lain, yaitu faktor sosial, ekonomi, psikologis dan kesejarahan. Kata pungutan secara sederhana terbagi dua, yaitu kata pungutan yang lama sekali tidak berubah, dan kata pungutan yang berubah pada tataran fonologi, raorfologi, sintaksis dan semantik. Perubahan makna kata pungutan disebabkan oleh faktor kebahasaan dan faktor luar kebahasaan. Faktor kebahasaan mencakup faktor morfologis, sintaktis dan pragratis. Faktor luar kebahasaan mencakup faktor social, ekonomi, psikologis dan kesejarahan. Akibat dari perubahan makna adalah pergeseran konotasi, pergeseran makna, penyempitan makna dan perluasan makna. Saya dapat menyimpulkan bahwa pemajasan adalah bagian dari perluasan dan penyempitan makna. Hal itu terjadi karena akibat perubahan makna, yaitu perluasan dan penyempitan makna bersilangan dengan pemajasan. Dengan metonimi makna kata odol dan oplet selain merek barang, bertambah maknanya menjadi 'pasta gigi' dan 'nama salah satu kendaraan umum di Jakarta'. Demikian pula dengan sinekdoke. Kata Be1anda maknanya meluas jika diartikan sebagai 'orang kulit putih', namun di sisi lain, jika diartikan sebagai 'tim sepak bola Belanda maka kata Belanda mengalami penyempitan makna. Dengan metafora makna kata pun bisa bertambah, seperti pada kata korsletitig dan katrol. Selain mempunyai arti harfiah, kedua kata itu juga mempunyai arti kiasan. Sebuah kata bisa mengalami beberapa perubahan makna, misalnya kata kompeni yang mengalami pergeseran konotasi dan perluasan makna. Kata -etor di satu pihak adalah contoh eufemisme dan di pihak lain metafora. Hal itu terjadi karena perubahan makna kata pungutan tidak hanya dapat disebabkan oleh satu faktor, tetapi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S15785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library