Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirta Nuril Maghfiroh
"ABSTRAK
Kata Emosi Positif dalam Buku Cerita Anak Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash;5oleh, Mirta Nuril MaghfirohProgram studi Sastra Indonesia, 1406613290Makalah yang berjudul ldquo;Kata Emosi Positif dalam Buku Cerita Anak Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash;5 rdquo; mendeskripsikan kemunculan kosakata emosi asyik, gembira, senang, tenang, lega, dan puas yang masuk ke dalam medan makna senang dan kata emosi suka yang masuk ke dalam medan makna suka. Kata emosi positif yang masuk ke dalam medan makna senang dan suka merupakan kata emosi yang paling sederhana dan paling banyak frekuensi kemunculannya dalam buku cerita anak Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash;5.Penelitian pada makalah ini termasuk dalam penelitian bidang Semantik yang bertujuan untuk menjelaskan kolokasi makna kata emosi asyik, gembira, senang, tenang, lega, puas, dan suka. Data yang dihimpun merupakan kosakata emosi dari buku cerita anak Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash;5 yang dijadikan sebuah korpus dengan menggunakan software antconc. Kemudian, data tersebut dianalisis untuk menemukan kolokasi semantik kata emosi asyik, gembira, senang, tenang, lega, puas, dan suka.Kata kunci: cerita anak; kata emosi; kolokasi semantik; korpus.
ABSTRACT

Positive Emotions in Children 39 s Story Book Bermain Bersama Tini Series 1 mdash 5by, Mirta Nuril MaghfirohProgram studi Sastra Indonesia, 1406613290This paper entitled Positive Emotions in Children 39 s Story Book Bermain Bersama Tini Seri 1 mdash 5 describes the emergence of asyik, gembira, senang, tenang, lega, and puas as positive emotional words that goes into the field of meaning of senang and followed by suka that goes into the field of meaning of suka. This group of positive emotion words that conclude into the field of meaning of senang and suka are most frequently used in children 39 s story books Bermain Bersama Tini Series 1 mdash 5.This research is included as semantic field in linguistics studies specifically to explain the collocation of the meaning of emotion words asyik, gembira, senang, tenang, lega, puas, and suka. The data collected from children 39 s story book Bermain Bersama Tini Series 1 mdash 5 which is made into a corpus using antconc software. After that, the corpus were analyzed to find the semantic collocation of emotion words asyik, gembira, senang, tenang, lega, puas, and suka.Keywords children rsquo s literature corpus emotion words semantics collocation."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ricka Putri Suteja
"Penelitian ini menggunakan salah satu fitur semantik dari konsep emosi yang memengaruhi emosi, yaitu valensi. Penelitian ini berfokus pada dua kata emosi yang paling banyak digunakan oleh remaja, yaitu kata senang dan takut dalam bahasa Indonesia, dan terjemahannya dalam bahasa Inggris, yakni pleased dan scared. Penelitian ini melibatkan siswa-siswi SMA-sederajat bilingual di Jabodetabek yang berumur 14–19 tahun (N=433).  Instrumen utama penelitian ini adalah  kuesioner daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  para responden hampir seluruhnya mengetahui keempat kata yang diuji, namun menunjukkan perbedaan persepsi valensi. Kata-kata emosi dalam bahasa Indonesia mendapatkan nilai valensi lebih tinggi daripada bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan kesan yang lebih kuat terhadap kosakata emosi bahasa Indonesia akibat adanya keakraban dan kedekatan dengan mayoritas bahasa yang digunakan. 

This study used one of the semantic features of the emotion concept that affects emotions, namely valence. This study assessed two emotional words that usually address by adolescents, namely senang and takut in Indonesian/Bahasa Indonesia as well as pleased and scared in English. This study involved bilingual participants from senior high school students aged 14-19 years old (N=433). The main instrument of this research is an online questionnaire. The results showed that bilinguals students who entirely knew these four words showed different results. The results of this study show that an equivalent meaning of several emotions vocabulary word in Indonesian got higher scores than English, which means there was a tendency to have a stronger impression towards the emotional words in Indonesian due to the proximity and familiarity to the majority of languages."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Raissa Andamary
"Ingatan seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, tidak terkecuali sikap politik yang dimiliki seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi Right-Wing Authoritarianism terhadap hubungan antara Religious Fundamentalism dan memori rekognisi kata moral-emosional positif. Sebanyak 121 mahasiswa berusia 18-25 tahun yang beragama Islam berpartisipasi (M = 20 tahun 8 bulan). Sikap politik diukur menggunakan alat ukur Islamic Fundamentalism Scale (Putra & Sukabdi, 2014) dan Right-Wing Authoritarianism Scale (Passini, 2017), sedangkan memori rekognisi diukur dari hasil pengurangan hit rates dengan false alarm sesuai dengan signal detection theory (Baddeley, dkk., 2015). Hasil analisis moderasi menggunakan PROCESS yang dikembangkan oleh Hayes (2018) menunjukkan bahwa Right-Wing Authoritarianism memoderasi hubungan antara Religious Fundamentalism dan akurasi memori untuk kata moral-emosional positif. Efek ini ditemukan signifikan pada kelompok Right-Wing Authoritarianism sedang dan tinggi. Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana sikap politik yang terlalu ekstrem dapat memengaruhi memori mengenai konten moral-emosional secara negatif.

A person's memory can be influenced by various factors, including one's political attitude. This study was aimed to examine the moderating role of Right-Wing Authoritarianism on the relationship between Religious Fundamentalism and recognition memory for positive moral-emotional words. A total of 121 Muslim undergraduate students aged 18-25 years old participated in this research. Political attitude was measured using Islamic Fundamentalism Scale (Putra & Sukabdi, 2014) and Right-Wing Authoritarianism Scale (Passini, 2017), while recognition memory was measured by subtracting hit rates with false alarm rates in accordance to Signal Detection Theory (Baddeley, et al., 2015). Moderation analysis using PROCESS (Hayes, 2018) showed that Right-Wing Authoritarianism moderates the relationship between Religious Fundamentalism and memory accuracy for positive moral-emotional words. This effect was found to be significant in the moderate and high Right-Wing Authoritarianism groups. The results of this study provide an understanding of how an extreme political attitude can affect memory for moral-emotional contents negatively."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library