Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juandri Andhyka Putra
Abstrak :
Single Emissive Organic Light Emitting Diode (OLED) merupakan divais diodapenghasil cahaya yang terdiri dari emissive layer yang diapit oleh 2 konduktoryakni anoda dan katoda. OLED dibuat dengan proses fabrikasi yang direalisasikandengan berbagai tahapan, pada skripsi ini dilakukan tahapan fabrikasi. Ketikalaminasi dilakukan, temperatur laminasi menjadi masalah dalam proses fabrikasiyang menentukan berhasil atau tidaknya fabrikasi divais dioda. Pada skripsi inidilakukan fabrikasi OLED struktur ITO/PFO/Al dengan temperatur laminasi yangberbeda-beda. Setelah fabrikasi, dilakukan pengujian karakteristik I-V dari divaisOLED. Hasil pengujian karakteristik I-V menunjukkan bahwa laminasi optimalterjadi pada temperatur 160 C. ......Single Emissive Organic Light Emitting Diode OLED is a diode device composedof emissive layer sandwiched by 2 conductors that are anode and cathode. OLED ismade by fabrication process that is realized by many steps, in this paper laminationstep was performed. While lamination, the lamination temperature become one ofthe problems in fabrication process that decided the diode fabrication is success ornot. In this paper OLED with ITO PFO Al structure was fabricated with differentlamination temperature. Then, I V characteristic of OLED device was tested. TheI V characteristic test result show that the optimum lamination is at temperature160 C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipayung, Steven Egan Bennedict
Abstrak :
Organic Light Emitting Diode OLED merupakan dioda yang dapat memancarkan cahaya karena menggunakan lapisan emissive berbahan organik small molecules, dendrimer, polimer, dsb. . Penggunaan OLED sangat dipengaruhi oleh struktur material yang digunakan seperti anoda sehingga dicari perbedaan performa pada tiga jenis material anoda yang berbeda yaitu ITO, PEDOT:PSS, dan TC-07S. Proses fabrikasi menggunakan teknik laminasi dengan struktur single emissive OLED yang terdiri dari anoda yang berbeda-beda, lapisan emissive dan katoda yang dibuat sama pada setiap jenis anoda dengan material berturut-turut PFO Poly 9,9 dioctylfluorenyl dan aluminium. Berdasarkan karakteristik I-V, tegangan operasional struktur ITO/PFO/Al paling rendah pada 1 ndash; 2 Volt dibanding struktur PEDOT:PSS/PFO/Al dan struktur TC-07S/PFO/Al tetapi pengujian luminansi menyatakan TC-07S/PFO/Al paling optimal dengan tegangan operasional 9 Volt sudah mengemisikan cahaya dibanding struktur ITO/PFO/Al dan struktur PEDOT:PSS/PFO/Al berturut-turut sebesar 25 Volt dan 15 Volt dan TC07S/PFO/Al mengemisikan luminansi tertinggi diantara ketiganya. ......Organic Light Emitting Diode OLED is a diode capable of emitting light by using organic materials small molecules, dendrimers, polymers, etc. in it rsquo s emissive layer. The performance of OLED is determined by the structure of the material such as anodes thus it is varied by three different types ITO, PEDOT PSS, and TC 07S. Single emissive OLED structure with lamination method is used in fabrication process consisting different anodes, PFO Poly 9,9 dioctylfluorenyl and aluminium subsequently as an emissive layer and cathode in every anode material. Based on the IV characteristics, voltage threshold of ITO PFO Al structure yields better than PEDOT PSS PFO Al and TC 07S PFO Al structures at 1 ndash 2 Volts however TC 07S PFO Al yields lower operational voltage of 9 Volts compared to ITO PFO Al and PEDOT PSS PFO Al which yields 25 Volts and 15 Volts respectively and TC 07S PFO Al yield the highest luminance compared to the other structures.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muhammad Risqi
Abstrak :


ABSTRAK
Molekul DNA, sebagai devais elektronik molekular memiliki sifat yang sangat sensitif terhadap lingkungan baik itu lingkungan eksternal maupun internal. DNA dapat berada dalam kondisi tidak seimbang dan itu akan berpengaruh pada proses transpor muatan di DNA. Molekul DNA dapat berifat sebagai konduktor, semikonduktor atau isolator yang kemungkinan disebabkan dari lingkungannya. Oleh karena itu, pada studi ini penulis akan mempelajari pengaruh medan magnet dan konstanta hopping di pasangan Watson-Crick terhadap sifat transpor muatan di DNA Poly dA -Poly dT . Hamiltonian tight binding dan teori semi empirik Slater-Koster digunakan dalam memodelkan molekul. Dalam studi ini, semua jalur loncatan elektron dimungkinkan terjadi termasuk jalur loncatan antar-backbone. Transpor muatan di molekul DNA dipelajari dari menghitung density of state DOS , panjang lokalisasi, probabilitas transmisi, dan karaktristik I-V. DOS dihitung dengan menggunakan fungsi Green yang mempertimbangkan elektoda di kedua ujung molekul DNA. Panjang lokalisasi dihitung menggunakan metode transfer matriks dan ortonormalisasi Gram-Schmidt. Probabilitas transmisi dihitung menggunakan metode transfer matriks dan matriks hamburan, kemudian hasilnya digunakan untuk menghitung karakteristik I-V dengan menggunakan formula Landuer-Buttiker. Pengaruh medan magnet pada transpor muatan di molekul DNA dapat dilihat dari perubahan nilai panjang lokalisasi dan DOS elektron di DNA dengan perubahan nilai medan magnet. Konstanta hopping di pasangan Watson-Crick tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap transpor muatan di molekul DNA. Hal ini ditandai dengan tidak banyaknya perubahan yang terjadi pada probabilitas transmisi dan karakteristik I-V ketika nilai konstanta hopping divariasikan.
ABSTRAK
DNA molekul, an element of molecular electronic device is very sensitive to the environment both external and internal environment. DNA may be in unequilibrium condition and it will affect charge transport process in DNA. DNA molecule can behave as a conductor, semiconductor or insulator which is maybe caused by the environment. Therefore, in this study we will study the effect of magnetic field and hopping constant on the Watson Crick pairs in the charge transport of DNA poly dA poly dT . Tight binding Hamiltonian and the empirical Slater Koster theory are used in modeling the molecule. In this study, all electron hopping paths are considered, including backbone backbone hopping paths. Charge transport DNA is studied by calculating density of state DOS , localization length, transmission probability, and I V characteristic. DOS is calculated using Green function by considering the electodes at both ends of the DNA molecule. The localization length is calculated using the matrix transfer method along with Gram Schmidt orthonormalization. The transmission probability is calculated using matrix transfer and scattering matrix method, then it is used in calculating the I V characteristic by using Landuer Buttiker formula. The effect of the magnetic field on charges transport in DNA molecule can be seen from the decreasing and increasing of the value of localization length and electron rsquo s DOS in DNA as magnetic field is varied. Hopping constant on the Watson Crick pairs does not have a significant effect on the charge transport DNA molecule. This characteristic is indicated by the lack of changes in the transmission probability and the I V characteristic when the value of the hopping constants is varied.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refpo Rahman
Abstrak :
Pendekatan Hamiltonian tight binding digunakan untuk mempelajari sifat transport muatan di molekul DNA. Sifat transport muatan ini dipelajari dengan menggunakan dua model DNA yaitu model DNA Aperiodik dan model DNA G4. Model DNA Aperiodik terdiri dari 32 pasangan basa ATGC yang tersusun secara acak dengan sequence GCTAGTACGTGACGTAGCTAGGATATGCCTGA. Pada model ini dilakukan perhitungan menggunakan metode transfer matriks dan metode hamburan untuk mendapatkan probabilitas transmisi serta menghitung karakteristik I-V berdasarkan formula Landauer Büttiker dengan memvariasikan nilai kopling 𝛼 interstrand. Peningkatan nilai kopling 𝛼 interstrand memberikan dampak yang sangat baik terhadap transport muatan yaitu terjadinya peningkatan probabilitas transmisi dan karakteristik IV pada tegangan tinggi. Sedangkan, model DNA G4 terdiri dari 4 basa guanine yang tersusun membentuk struktur planar, g-quartet yang disusun secara bertumpuk. Pada model DNA ini dilakukan perhitungan panjang lokalisasi menggunakan metode transfer matriks dan perhitungan density of state (DOS) dan karakteristik I-V menggunakan pendekatan fungsi green di bawah pengaruh temperatur dan medan magnet. Temperatur menyebabkan terjadinya fluktuasi termal yang menurunkan panjang lokalisasi, density of state (DOS) dan karakteristik I-V di molekul DNA G4. Sedangkan, medan magnet menyebabkan terjadinya pergeseran fase keadaan elektron di jalur transport yang mempengaruhi panjang lokalisasi dan DOS yang berimbas pada peningkatan arus hingga di tegangan tinggi. ...... The tight binding Hamiltonian approach is used in studying charge transport properties DNA molecules. The charge transport properties are studied by using two DNA models, the Aperiodic DNA molecule and the G4 DNA molecule. The Aperiodic DNA model consist of 32 base pairs that ATGC arranged randomly with sequence GCTAGTACGTGACGT-AGCTAGGATATGCCTGA. In this model, transfer matrix method and scattering method are used in obtain transmission probability and calculating the I-V characteristic for various values of interstrand coupling α. The increase of α gives a very good impact on charge transport that is the increase of transmission probability and I-V characteristic at high voltages. G4 DNA model consists of planar structure of four guanine bases, g-quartet, which are stacked on top each other. In this DNA model, localization length is calculated using transfer matrix method and the density of state (DOS) as well as I-V characteristic are calculated using green function approach under the influence of temperature and magnetic field. The temperature causes thermal fluctuations that decreases the localization length, density of state (DOS) and I-V characteristics in G4 DNA molecule. Meanwhile, magnetic field causes a shift in electron wave phase along its travel path which is affecting the localization length and DOS which lead to current increament up to high voltage.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T49228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esri Nawati
Abstrak :
Sifat transpor muatan pada molekul DNA untai ganda dan DNA G4 telah dipelajari. Kami menggunakan dua model DNA yang direpresentasikan secara matematis dengan menggunakan model Hamiltonian tight binding. Model yang pertama adalah DNA untai ganda dengan panjang 32 pasangan basa yang disusun secara random. Transpor muatan untuk molekul DNA ini dipelajari dari probabilitas transmisi dan karakteristik I-V dengan memvariasikan hopping elektron inter-strand tegak lurus. Peningkatan hopping electron inter-strand tegak lurus menyebabkan probabilitas transmisi dan arus meningkat, tetapi saat temperaturnya dinaikkan probabilitas transmisi dan arus menurun. Model kedua adalah DNA G4, Sifat transpor muatan pada molekul ini dipelajari dari panjang lokalisasi dengan panjang 102 pasangan basa, density of states dan karakteristik I-V masing-masing dengan 32 tumpukan tetrad guanin, yang diberi pengaruh medan listrik dan temperatur, Probabilitas transmisi dan panjang lokalisasi dihitung menggunakan metode transfer matriks. Formula landauer Buttiker digunakan untuk menghitung karakteristik I-V. Metode fungsi green untuk menghitung probabilitas transmisi dan density of states. Hasil perhitungan medan listrik dan temperatur terhadap sifat transpor muatan yaitu menurunkan panjang lokalisasi, density of states, dan arus, saat meningkatnya medan listrik dan temperatur. ...... The charge transport property on double-stranded DNA and G4 DNA molecules has been studied. We use two DNA models that are mathematically represented using Hamiltonian tight binding models. The first model is double stranded DNA with length of 32 base pairs arranged randomly. The charge transport for this DNA molecule is studied from transmission probabilities and I-V characteristics by varying of electron hopping in perpendicular inter-strand. Increased of electron hopping in perpendicular inter-strand causes the transmission and current probabilities to increase, but when temperature is increased the transmission probabilities and current is decrease. The second model is DNA G4. The charge transport property in this molecule is studied from localization length with length of 102 base pairs, density of states and I-V characteristics with 32 stacks of guanine tetrads respectively that influenced of electric field and temperature. Transmission probability and localization length are calculated using matrix transfer method. The buttiker landauer formula is used to calculate the I-V characteristics. Green function method for calculating transmission probability and density of states. The result of electric field and temperature calculation on charge transport leads to decreasing localization length, density of states, and current, when increasing of electric field and temperature.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library