Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Commons, John R.
Madison : University of Madison Press , 1959
330.1 COM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Robertson, Sir Denni
Cambridge, UK: Cambridge University , 1960
338.9 ROB c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Berger, Peter L.
Jakarta: LP3ES, 1990
330.122 BER r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farkas, Beata
London : Palgrave Macmillan, 2016
330.122 094 FAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zaim Saidi
Yogyakarta: Delokomotif, 2012
297.28 ZAI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ganda Upaja
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Satya Nugraha
Abstrak :
Perbankan Syariah di Indonesia hari ini berkembang di banyak tempat. Kita bisa lihat banyak bank yang tadinya konvensional berbondong-bondong membentuk bank yang syar?i. Sekilas terlihat jika syariah Islam seakan masuk kedalam tubuh perbankan-perbankan yang tadinya tidak bersyar?i. Kajian-kajian sebelumnya mengatakan jika hal ini merupakan Islamisasi yang berhasil tumbuh dan juga mengatakan ini merupakan gerakan kapitalisme Islam. Selain itu pandangan lain juga melihat jika ini merupakan akibat adanya keinginan manifestasi diri sebagai Muslim. Tetapi penelitian ini melihat jika kemunculan ekonomi syariah yang subur merupakan keberhasilan komdifikasi kapitalis terhadap Islam. Dengan pendekatan kualitatif dalam kajian ini, Penulis akan menggambarkan bagaimana nasabah dan pihak bank membangun realitas mereka. Hasil temuan penelitian ini melihat jika tumbuh suburnya bank syariah akibat Islamisasi yang berkaitan dengan manifesatsi diri seorang Muslim. ......Syariah banking in Indonesia today is very happening. As we can see many conventional bank in Indonesia today started to establish their own syariah bank. This phenomenon shown us if looks like Islam is started to getting inside many conventional bank. The studies before tell us if this is an Islamic capitalism movement. Other study tell us if this is an Islamic expresion as a muslim in banking system. In other hand in this study researcher have a different perspection. In this study researcher defining this phenomenom as a capitalist movement who commodification-ing syariah Islam in banking system. This commodfification can be happened is because the Islamization. With qualitative approach in this study, researcher wants to tell the more about this emergence of syariah bank from conventional bank. In this study researcher want to tell reader if there is a corelation between Islamization and commodification that makes Islamic symbol becoming commodified.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerung, Rocky
Abstrak :
Teori kritis Jurgen Habermas merupakan suatub proyek teori yang memadukan analisis sosiologi dan kritik filosofi untuk menjelaskan susunan masyarakat kapitalis kontemporer, dan merancang sutau disain teori yang bertujuan mengemansipasikan susunan masyarakat yang dominatif itu. Tesis yang ingin dipertahankan Habermas adalah bahwa emansipasi dimungkinkan karena di dalam wilayah praxis manusia, terdapat sutau jenis rasionalitas dalam tindakan komunikasi. Komunikasi selalu bertujuan mencapai pemahaman intersubyektif atas dasar konsensus rasional. Di dalam perspektif studi Marxis. Teori kritis Habermas meneruskan tradisi penelitian Marxisme kultural (Cultural Marxism), yang mengarahkan perhatiannya pada problem bangunan atas (Superstructure). Perspektif ini merupakan kritik atas Maexisme Ortodoks yang bersifat mekanistik deterministik dan dogmatik.
Jurgen Habermas's critical theory is a theoretical project that combines sociological analysis and philosophical criticism to explain the structure of contemporary capitalist society, and design a theoretical design that aims to emancipate the dominative structure of society. The thesis that Habermas wants to maintain is that emancipation is possible because in the area of human praxis, there is a type of rationality in the act of communication. Communication always aims to achieve an intersubjective understanding on the basis of rational consensus. In the perspective of Marxist studies. Habermas's critical theory continues the tradition of cultural Marxism research (Cultural Marxism), which directs its attention to the problem of the superstructure. This perspective is a critique of Orthodox Maexism which is deterministic and dogmatic in nature.
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S69956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Ristinawati
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai manusia kontemporer yang sangat gemar bergaya hidup konsumtif. Dewasa ini jika kita memandang disekeliling kita penuh dengan beragam barang yang disuguhkan oleh para produsen yang membuat manusia menjadi tergiur untuk membeli produk tersebut. Ternyata kebiasaan mengkonsumsi pada masyarakat bukan lagi sekedar kebutuhan semata, tapi konsumsi saat ini menjadi suatu bentuk ?tanda?. Baudrillard mengatakan bahwa manusia kontemporer adalah manusia yang haus mengkonsumsi bermacam tanda dan simbol. Pergeseran pola konsumsi ini ternyata berhubungan dengan Kapitalis. Kapitalis ada pada masa manusia mengkonsumsi berdasarkan kebutuhan dan juga saat manusia menjadi pengkonsumsi tanda. Kapitalis bisa dikatakan sebagai produsen penghasil barang-barang konsumsi. Ada dua masa yang dikenal dalam pembentukan pola konsumsi tadi, yaitu kapitalisme klasik dan kapitalisme lanjut atau yang lenih dikenal dengan nama globalisasi. Berbicara mengenai globalisasi tentu tidak bisa dilepaskan dari media massa. Media massa menjadi bagian penting dalam promosi dan penjualan barang produksi. Manusia kontemporer adalah manusia yang konsumtif dan haus akan kekinian. Identitas manusia kontemporer adalah identitas yang diskursif, terfragmen, terpecah, dan tidak ada identitas yang otonom, identitas manusia kontemporer adalah identitas yang terkonstruksi oleh lingkungan sosialnya. Semuanya menjadi bias dan tidak teratur, inilah gambaran identitas kontemporer oleh padangan Postmodern.
This final paper discuss about the contemporary human who is very fond of consumptive lifestyle. Lately, if we look around us, it is full of various items provided by the producer that seduces human to buy their products. As a matter of fact, the consumptive habit on human is not just based on needs anymore, yet it has become a ?sign?. Baudrillard said that contemporary human is the human who thirst for various signs and symbols. Shifting of this consumption pattern is, in fact, connected with the capitalist. Capitalist exist in time when human consume based on needs and also at time when they also consume signs. The capitalist can be said as the producer of consumption goods. There are two eras that was known in shaping this consumption pattern, classic capitalism and advanced capitalism, which also known as globalization. Speaking about globalization, of course we cannot forget about the mass media. Mass media has become an important part in promotion and selling of production goods. Contemporary human is a consumptive and thirst of modernity type of human. Identity of a contemporary human is their discursive, fragmented, separated identity, and no identity is autonomous. The identity of a contemporary human is an identity constructed by its social environment. All becomes bias and irregular. This is the image from postmodern view of a contemporary identity.
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16116
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Sadewi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah Gerakan Pendidikan Sosialis yang dicetuskan oleh Mao Zedong tahun 1962 berhasil mencapai sasarannya. Pembahasan ditekankan pada konsep-konsep yang dikeluarkan sehubungan dengan pelaksanaan gerakan dan realisasi konsep-konsep tersebut. Gerakan Pendidikan Sosialis dilancarkan untuk memperbaiki pendirian ideologis rakyat serta mencegah matinya semangat revolusioner di kalangan rakyat. Sehubungan dengan pelaksanaannya, maka dikeluarkan konsep-konsep Sepuluh Butir Awal, Sepuluh Butir Kedua, Sepuluh Butir Perbaikan dan Konsep Duapuluh Tiga Butir. Tujuan Konsep Sepuluh Butir Awal yang dikeluarkan atas prakarsa Mao bulan Mei 1963 adalah untuk memulihkan semangat kolektifisme di pedesaan dan membersihkan korupsi di kalangan kader Partai. Realisasi dari konsep ini adalah gerakan Empat Pembersihan dengan menitikberatkan pada organisasi rakyat biasa dan inisiatif massa petani. Sementara itu Liu Shaoqi dan Deng Xiaobing tidak menghendaki organisasi petani memegang kendali untuk melakukan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yagn diperbuat para kader Partai. Pada bulan September 1963 dikeluarkanlah konsep Sepuluh Butir Kedua dan Sepuluh Butir Perbaikan pada bulan September 1964. Pada kedua periode ini pelaksanaan gerakan diambil alih oleh kelompok kerja dan secara keseluruhan berada di bawah pimpinan aparat Partai. Bulan Januari 1965, Mao mengeluarkan instruksi Dua puluh Tiga Butir. Penekanan konsep ini adalah merubah sasaran gerakan yang semula ditujukan pada kader-kader pedesaan beralih kepada pejabat-pejabat Partai yang mengambil jalan kapitalis. Mao juga menarik Tentara Pembebas Rakyat melalui Lin Biao dalam upaya meluruskan kecenderungan profesionalisme dan menghancurkan birokrasi Partai. Pada akhir pelaksanaan, Gerakan Pendidikan Sosialis yang bertujuan memurnikan garis ideologi Maoisme tidak banyak merubah atau meluruskan kecenderungan yang disebut sebagai revisionis dan kapitalis. Lebih jauh lagi gerakan ini makin memperlihatkan perbedaan pandangan antara Mao dan Liu mengenai garis-garis kebijakan pemerintahan.
1986
S12834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>