Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Commons, John R.
Madison : University of Madison Press, 1959
330.1 COM l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Robertson, Sir Denni
Cambridge, UK: Cambridge University , 1960
338.9 ROB c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Berger, Peter L.
Jakarta: LP3ES, 1990
330.122 BER r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Farkas, Beata
London : Palgrave Macmillan, 2016
330.122 094 FAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zaim Saidi
Yogyakarta: Delokomotif, 2012
297.28 ZAI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Ristinawati
"Skripsi ini membahas mengenai manusia kontemporer yang sangat gemar bergaya hidup konsumtif. Dewasa ini jika kita memandang disekeliling kita penuh dengan beragam barang yang disuguhkan oleh para produsen yang membuat manusia menjadi tergiur untuk membeli produk tersebut. Ternyata kebiasaan mengkonsumsi pada masyarakat bukan lagi sekedar kebutuhan semata, tapi konsumsi saat ini menjadi suatu bentuk ?tanda?. Baudrillard mengatakan bahwa manusia kontemporer adalah manusia yang haus mengkonsumsi bermacam tanda dan simbol. Pergeseran pola konsumsi ini ternyata berhubungan dengan Kapitalis. Kapitalis ada pada masa manusia mengkonsumsi berdasarkan kebutuhan dan juga saat manusia menjadi pengkonsumsi tanda. Kapitalis bisa dikatakan sebagai produsen penghasil barang-barang konsumsi. Ada dua masa yang dikenal dalam pembentukan pola konsumsi tadi, yaitu kapitalisme klasik dan kapitalisme lanjut atau yang lenih dikenal dengan nama globalisasi. Berbicara mengenai globalisasi tentu tidak bisa dilepaskan dari media massa. Media massa menjadi bagian penting dalam promosi dan penjualan barang produksi. Manusia kontemporer adalah manusia yang konsumtif dan haus akan kekinian. Identitas manusia kontemporer adalah identitas yang diskursif, terfragmen, terpecah, dan tidak ada identitas yang otonom, identitas manusia kontemporer adalah identitas yang terkonstruksi oleh lingkungan sosialnya. Semuanya menjadi bias dan tidak teratur, inilah gambaran identitas kontemporer oleh padangan Postmodern.

This final paper discuss about the contemporary human who is very fond of consumptive lifestyle. Lately, if we look around us, it is full of various items provided by the producer that seduces human to buy their products. As a matter of fact, the consumptive habit on human is not just based on needs anymore, yet it has become a ?sign?. Baudrillard said that contemporary human is the human who thirst for various signs and symbols. Shifting of this consumption pattern is, in fact, connected with the capitalist. Capitalist exist in time when human consume based on needs and also at time when they also consume signs. The capitalist can be said as the producer of consumption goods. There are two eras that was known in shaping this consumption pattern, classic capitalism and advanced capitalism, which also known as globalization. Speaking about globalization, of course we cannot forget about the mass media. Mass media has become an important part in promotion and selling of production goods. Contemporary human is a consumptive and thirst of modernity type of human. Identity of a contemporary human is their discursive, fragmented, separated identity, and no identity is autonomous. The identity of a contemporary human is an identity constructed by its social environment. All becomes bias and irregular. This is the image from postmodern view of a contemporary identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16116
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ganda Upaja
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Satya Nugraha
"Perbankan Syariah di Indonesia hari ini berkembang di banyak tempat. Kita bisa lihat banyak bank yang tadinya konvensional berbondong-bondong membentuk bank yang syar?i. Sekilas terlihat jika syariah Islam seakan masuk kedalam tubuh perbankan-perbankan yang tadinya tidak bersyar?i. Kajian-kajian sebelumnya mengatakan jika hal ini merupakan Islamisasi yang berhasil tumbuh dan juga mengatakan ini merupakan gerakan kapitalisme Islam. Selain itu pandangan lain juga melihat jika ini merupakan akibat adanya keinginan manifestasi diri sebagai Muslim. Tetapi penelitian ini melihat jika kemunculan ekonomi syariah yang subur merupakan keberhasilan komdifikasi kapitalis terhadap Islam. Dengan pendekatan kualitatif dalam kajian ini, Penulis akan menggambarkan bagaimana nasabah dan pihak bank membangun realitas mereka. Hasil temuan penelitian ini melihat jika tumbuh suburnya bank syariah akibat Islamisasi yang berkaitan dengan manifesatsi diri seorang Muslim.

Syariah banking in Indonesia today is very happening. As we can see many conventional bank in Indonesia today started to establish their own syariah bank. This phenomenon shown us if looks like Islam is started to getting inside many conventional bank. The studies before tell us if this is an Islamic capitalism movement. Other study tell us if this is an Islamic expresion as a muslim in banking system. In other hand in this study researcher have a different perspection. In this study researcher defining this phenomenom as a capitalist movement who commodification-ing syariah Islam in banking system. This commodfification can be happened is because the Islamization. With qualitative approach in this study, researcher wants to tell the more about this emergence of syariah bank from conventional bank. In this study researcher want to tell reader if there is a corelation between Islamization and commodification that makes Islamic symbol becoming commodified."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerung, Rocky
"Teori kritis Jurgen Habermas merupakan suatub proyek teori yang memadukan analisis sosiologi dan kritik filosofi untuk menjelaskan susunan masyarakat kapitalis kontemporer, dan merancang sutau disain teori yang bertujuan mengemansipasikan susunan masyarakat yang dominatif itu.
Tesis yang ingin dipertahankan Habermas adalah bahwa emansipasi dimungkinkan karena di dalam wilayah praxis manusia, terdapat sutau jenis rasionalitas dalam tindakan komunikasi. Komunikasi selalu bertujuan mencapai pemahaman intersubyektif atas dasar konsensus rasional.
Di dalam perspektif studi Marxis. Teori kritis Habermas meneruskan tradisi penelitian Marxisme kultural (Cultural Marxism), yang mengarahkan perhatiannya pada problem bangunan atas (Superstructure). Perspektif ini merupakan kritik atas Maexisme Ortodoks yang bersifat mekanistik deterministik dan dogmatik.

Jurgen Habermas's critical theory is a theoretical project that combines sociological analysis and philosophical criticism to explain the structure of contemporary capitalist society, and design a theoretical design that aims to emancipate the dominative structure of society.
The thesis that Habermas wants to maintain is that emancipation is possible because in the area of human praxis, there is a type of rationality in the act of communication. Communication always aims to achieve an intersubjective understanding on the basis of rational consensus.
In the perspective of Marxist studies. Habermas's critical theory continues the tradition of cultural Marxism research (Cultural Marxism), which directs its attention to the problem of the superstructure. This perspective is a critique of Orthodox Maexism which is deterministic and dogmatic in nature."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S69956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Putut Pradhopo Wening
"Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan kondisi makroekonomi yang stabil selalu dijadikan tolok ukur keberhasilan ekonomi suatu negara. Di satu sisi, strategi ekonomi Indonesia dianggap berhasil dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan kondisi makroekonomi yang stabil. Di sisi lain, strategi pembangunan yang ditempuh Indonesia justru menyebabkan permukiman kumuh di Indonesia semakin luas dan semakin padat sejak akhir dekade 90-an hingga tahun 2019. Tesis ini menjelaskan penyebab kegagalan pembangunan dalam menyelesaikan persoalan permukiman kumuh di Indonesia yang akan dibedah dengan kerangka konsep Globalisasi Modal di Kapitalis Pinggiran dan konsep kutub marjinal. Adapun metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif advokatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, studi literatur, dan Focus Group Discussion (FGD). Tesis ini menemukan pembangunan Post-Washington Consensus tidak menghilangkan imperialisme global dan karakter ketergantungan dari kapitalis pinggiran, tetapi melanggengkan kedua relasi tersebut yang menyebabkan pendalaman eksploitasi masyarakat di negara pinggiran dalam berbagai bentuk seperti fleksibilisasi relasi kerja, neoliberalisasi ruang kota, dan ekspansi relasi kapitalisme ke wilayah rural. Kondisi tersebut menyebabkan kemunculan kutub marjinal dengan kerentanan tinggi yang akan menyebabkan meningkatnya permukiman kumuh. Tesis ini berargumen bahwa pembentukan permukiman kumuh yang masif di Indonesia disebabkan oleh terjadinya transformasi imperialisme menjadi globalisasi yang menyebabkan marginalisasi masyarakat Indonesia yang memunculkan kutub marjinal dengan kerentanan tinggi. 

High economic growth and stable macroeconomic conditions are considered as benchmarks of a country's economic success. Indonesia’s economic strategy was considered as a success strategy in the terms of creating high economic growth and  macroeconomic stability. However, Indonesia’s economic strategy causes slum settlement in Indonesia to get denser and larger from the last decade of 90s until 2019. This thesis explains the cause of Indonesia's economic development strategy failure to resolve slum area issues in Indonesia. This thesis uses two concept frameworks. First, globalization of capital in the peripheries. Second, marginal poles. This thesis uses advocacy qualitative methods with some collecting data methods such as: interviews, literature study, and Focus Group Discussion (FGD). This thesis finds that Post-Washington Consensus development model does not eliminate global imperialism and dependency character of the peripheries, but perpetuating those relations which cause the deepening of people exploitation in the peripheries in various forms such as flexibility of works, neoliberalization of city space, and capitalism relation expansion to the rural area which produce marginal pole with high vulnerability, then cause the increasing of slum area. This thesis argues that rapid slum area formation in Indonesia was caused by  Imperialism's transformation to globalization which caused marginalization of Indonesian people which produced high vulnerability marginal poles."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>