Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunawan Prabowo
Abstrak :
Serat kelapa yang berasal dari buah kelapa mengandung sejumlah selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai reinforcement pada pembuatan komposit. Namun dalam penggunaannya sebagai reinforcement perlu dilakukan perlakuan permukaan guna meluruhkan lignin yang ada. Komposit hasil dari perpaduan antara serat kelapa dengan resin polyster diharapkan mampu menggantikan peran kayu sebagai bahan baku pembuatan kapal dalam dunia perkapalan dengan didasari peraturan Badan Klasifikasi Indonesia tahun 1996. Komposit diuji dan dicari karakteristiknya berdasarkan variasi arah serat (0⁰, 45⁰, 90⁰, acak) dan fraksi volume (10%, 20%, 30%, 40%). Untuk kekuatan tarik terbesar yang didapat yaitu 23.643 MPa pada komposit arah serat 0⁰ dan serat 30%. Regangan maksimum yang didapat 1.8% pada komposit dengan fraksi volume 30% arah serat 90⁰. Berdasarkan nilai yang didapat pada penelitian komposit serat kelapa belum mampu memenuhi syarat minimal yang ditetapkan BKI untuk menggantikan kayu pada kapal kayu. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurang maksimalnya angka yang didapat seperti terdapat void, terdapat kadar air dan minyak pada serat, tidak sempurna interface dan interphase
Coconut fiber derived from coconuts contains a number of cellulose which can be used as reinforcement in making composites. However in its use as reinforcement it is necessary to do surface treatment to shed existing lignin. Composite results from the combination of coconut fiber and polyester resin are expected to replace the role of wood as raw material for shipbuilding in the shipping world based on the 1996 BKI standard. Composites are tested and searched for characteristics based on fiber direction variations (0⁰, 45⁰, 90⁰, random) and volume fraction (10%, 20%, 30%, 40%). For the biggest tensile strength obtained is 23,643 MPa in 0⁰ fiber direction composite and 30% fiber. The maximum strain obtained is 1.8% in composites with a volume fraction of 30% in the direction of fiber 90⁰. Based on the values obtained in the study of coconut fiber composites have not been able to meet the minimum requirements set by BKI to replace wood on wooden vessels. There are several factors that influence the less than maximum numbers obtained such as there are voids, water and oil levels in the fiber, imperfect of interfaces and interphase
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriaty Paraminta Putri
Abstrak :
Pada umumnya, pembuatan kapal Phinisi dilakukan berdasarkan alur proses yang telah ada dan secara tradisional. Dengan berdasar kepada pembuatan secara tradisional tersebut, maka dilakukan suatu penelitian dengan melakukan pengelolaan risiko pembuatan kapal Phinisi yang akan mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian berdasarkan analisa deskriptif dan pendekatan risiko melalui survey, observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini juga dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan penelitian yang digunakan sebagai acuan. Dengan melakukan analisa risiko pembuatan kapal Phinisi maka akan didapatkan suatu response risiko yang digunakan sebagai acuan untuk mengantisipasi risiko-risiko yang berpotensi terjadi yang akan mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek. ......Phinisi is one of Indonesian traditional boat that mostly used as cruising boat. For that reason, a research for traditional boat building base of risk management which will influence the time of project implementation will be held. Some research method will be used such as risk descriptive analysis and risk approach analysis and also literature study as a reference. With doing the research, so that will be obtained the risk response which can be used to anticipating the most potential risk which will be arise from the research which will influence the time of project implementation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40759
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hubert
Abstrak :
Keterbatasan kayu sebagai material utama dalam pembuatan kapal kayu tradisional di Indonesia mendorong keinginan untuk mencari material yang memiliki karakteristik mekanikal yang serupa. Salah satu material yang mungkin menjadi solusi adalah bambu yang dilaminasi karena kekuatan sebilah bambu masih belum bisa mennyaingi ketangguhan dari kayu. Spesies bambu yang memiliki tingkat ketangguhan hampir menyerupai kayu setelah dilaminasi adalah bambu Betung (Dendrocalamus Asper). Laminasi bambu Betung dapat dijadikan bahan alternatif untuk keperluan maritim menggantikan kapal kayu tradisional karena waktu panen yang lebih cepat, pembuatan komponen kapal lebih mudah, dan ketika dilaminasi dengan 4 lapisan dengan serat yang searah memiliki nilai MOR=740.48272 kg/cm2 dan MOE=49391 kg/cm2 yang sudah memenuhi standar BKI untuk kapal kayu tahun 1996 untuk penggunaannya sebagai material bottom shell dan side shell untuk kapal kayu dengan dimensi 5 GT.
The shortage of wood as the main material in traditional boat building in Indonesia means that it is necessary to find a material with similar mechanical characteristic. One solution is the use of laminated bamboo material since a single bamboo is still inferior to wood in terms of its mechanical properties. One species of the bamboo used is a laminated Betung Bamboo (Dendrocalamus Asper) which strength is on par with wood. Laminated Betung Bamboo can be used as a wood alternative to the boat building because of faster harvest time, easier component manufacturing, and when is laminated by 4 layers with unidirectional fiber will have a MOR=740.48272 kg/cm2 and MOE=49391 kg/cm2 which comply with the 1996 BKI Standard for the use of bottom shell and side shell material in a wooden ship with a dimension of 5 GT.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S66493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library