Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widjanarko Sunarjo
Abstrak :
Pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sistim pelayanan kesehatan gigi-mulut di Pertamina adalah komprehensif, dengan sarana pelayanan yang cukup lengkap. Sarana yang lengkap dan jarak fasilitas kesehatan belum menjamin pemanfaatan fasilitas oleh populasi. Pemanfaatan fasilitas Poliklinik gigi di kantor pusat Pertamina belum optimal, dilihat dari segi kebutuhan perawatan gigi-mulut dan kunjungan berobat populasi yang membutuhkan perawatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi utilisasi poliklinik gigi di kantor pusat Pertamina diduga disebabkan karena demand/ kesadaran karyawan terhadap kesehatan gigi-mulut kurang, sikap karyawan terhadap pelayanan petugas kesehatan, adanya prefererisi karyawan dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi karyawan untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan yang disediakan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dan analitik dengan pendekatan cross sectional. Dengan deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan utilisasi poliklinik gigi kantor pusat Pertamina dan analitik dimaksudkan mempelajari secara analitik pengaruh faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi poliklinik gigi kantor pusat Pertamina yang disediakan oleh perusahaan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah gambaran tentang hubungan dan informasi perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi populasi untuk memanfaatan fasilitas poliklinik gigi kantor pusat Pertamina yaitu faktor umur, jumlah keluarga, pendidikan, golongan, pengetahuan kesehatan gigi-mulut, preferensi, sikap karyawan dan kebutuhan akan fasilitas pelayanan poliklinik gigi. Uji statistik yang dilakukan, dari delapan variabel ternyata yang mempunyai hubungan pada penelitian ini hanya empat faktor yaitu pendidikan formal karyawan, golongan karyawan, preferensi dan sikap karyawan terhadap petugas kesehatan. Setelah dilanjutkan uji statistik untuk melihat pengaruh delapan faktor tersebut terhadap utilisasi ternyata faktor sikap karyawan terhadap petugas yang mempunyai pengaruh dominan terhadap utilisasi. Dan utilisasi sebagai dependent variable 36 persen dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa utilisasi poliklinik gigi kantor pusat Pertamina 22 persen tidak pernah memanfaatkan poliklinik gigi, 54,5 persen memanfaatkan poliklinik gigi dengan frekwensi jarang dan 23,5 persen memanfaatkan poliklinik gigi dengan frekwensi sering. Dari delapan faktor yang diduga ada hubungan dengan utilisasi hanya empat faktor yang secara statistik bermakna. Dan dari hasil uji statistik regress berganda hanya satu faktor yaitu sikap yang secara statistik dominan bermakna. Saran dari hasil penelitian ini antara lain adalah mengingat faktor sikap yang paling dominan mempengaruhi utilisasi maka disarankan selektivitas petugas kesehatan yang bertugas dipoliklinik gigi, peningkatan aktivitas poliklinik secara penuh dalam waktu kerja dengan 3 dental unit yang ada, pengkatan dan rnotivasi pemeriksaan berkala karyawan dan rangsangan dan ketenangan kerja bagi karyawan yang bekerja di poliklinik kantor pusat Pertamina dengan perencanaan pembinaan personil untuk menunjang pelaksanaan tugas di poliklinik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain diluar faktor yang telah diteliti.
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diannisa Nur Rahma
Abstrak :
Dalam arkeologi, adaptasi tidak hanya dapat terjadi pada organisme, namun juga pada budaya. Budaya menjadi sarana menyesuaikan diri yang cepat dan fleksibel bagi manusia. Salah satu contohnya adalah penyesuaian yang dilakukan oleh masyarakat kolonial Belanda dalam membuat bangunan kantor. Perbedaan lingkungan yang signifikan menurunkan kenyamanan bangunan yang dibuat semata-mata hanya berdasarkan pengetahuan rancang bangun gedung Eropa. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan yang menyesuaikan dengan lingkungan mereka yang baru. Masyarakat kolonial Belanda mewujudkannya melalui pembangunan material budaya berupa kantor dengan bentuk-bentuk yang menyesuaikan dengan iklim tropis. Salah satunya adalah kantor pusat Staatsspoor en Tramwegen di Bandung. Dengan demikian, penelitian ini bermaksud untuk menguraikan bentuk-bentuk bangunan kantor pusat SS en Tr di Bandung, serta bentuk-bentuk penyesuaian pada bangunan terhadap kebudayaan dan lingkungan. Untuk mencapai hal tersebut, digunakan analisis bentuk dan analisis komparatif dengan membandingkan bangunan kantor di Bandung dan di Utrecht, Belanda. Hasilnya, terdapat 11 karakteristik bentuk bangunan pada kantor pusat di Bandung dan lima bentuk penyesuaian tidak ditemukan pada bangunan kantor di Utrecht. ......In archaeology, adaptation not only can occur in an organism but also culture. Culture becomes a means of swift and flexible adaptation for humans. For instance, the adaptation that was made by the Dutch colonial society in making a building. It appears that constructing a building based on European knowledge of forms resulted in a certain discomfort. On that account, the depiction of their new environment is essential for building construction. The Dutch colonial society manifested it through material cultures such as offices building with formal adaptation to the culture and environment. The Headquarter Offices of Staatsspoor en Tramwegen is one of the exemplifications of the latter. This paper aims to describe the formal aspects of the buildings as well as identify the forms of adaptation from a cultural and environmental perspective. Such results were procured by certain methods of formal and comparative analysis by identifying and comparing the office buildings in Bandung with the one in Utrecht, Netherland. As a result, there are 11 formal characteristics of Headquarter Offices in Bandung, and five forms resulted from an adaptation process that is not found in Headquarter Offices in Utrecht.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Suprianto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses penyusunan anggaran pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam rangka penerapan penganggaran berbasis kinerja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan soft systems methodology untuk mencapai rekomendasi yang disepakati oleh semua pihak terkait. Rekomendasi yang dihasilkan oleh penelitian ini berupa penajaman perumusan output melalui pelibatan SMKO sebagai koordinator penyusunan output dan target volumenya, pembentukan tim penyusun standar struktur biaya output, dan meningkatkan kualitas evaluasi anggaran. ...... This research aims to optimize the budget planning process at Head Office of Directorate General of Treasury in order to implement performance based budgeting. This research is a qualitative research using soft system methodology approach to give recommendations that are agreed by all involved parties. Recommendations of this research are sharpening the formulation of output through the involvement of SMKO as a coordinator of formulation output and its volume targets, the establishment of drafting team standard cost structure of output, and improve the quality of budget evaluation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maulida Shifa
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai perkembangan Bangunan Pendopo dari bangunan Villa Maria menjadi Kantor Pusat PT KAI. Pada Bangunan Pendopo hingga saat ini masih dipergunakan sebagai kantor administrasi perkeretaapian dan telah mengalami adaptasi setelah ditetapkan menjadi cagar budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam adaptasi Bangunan Pendopo Kantor Pusat PT KAI serta menganalisis kesesuaian penerapan adaptasi yang sudah dilakukan dengan prinsip dan regulasi hukum yang berlaku. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, interpretasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis didapatkan bahwa adaptasi mempengaruhi adanya perubahan fungsi ruang pada Bangunan Pendopo dan terdapat 3 bentuk adaptasi yang dilakukan, yaitu adaptasi dalam perubahan material, adaptasi dalam penambahan, dan adaptasi dalam pengurangan. Adaptasi dalam bentuk perubahan material dan penambahan pada Bangunan Pendopo telah sesuai dengan prinsip-prinsip adaptasi. Sedangkan bentuk pengurangan mengakibatkan merosotnya nilai penting yang terkandung dalam bangunan. ......This paper discusses about the transformations of the Pendopo Building from Villa Maria building into the Central Office of PT KAI. The Pendopo building is still used as a railway administration office and has undergone adaptations after being a cultural heritage. This study aims to determine the changes that have occurred in the adaptation of the Pendopo building and to analyze whether the implementation of the adaptation that has been carried out in the cultural heritage building is in accordance with the adaptation principles and legal regulations. The method used is descriptive analysis starting from data collection, data analysis, interpretations, and conclusions. The results of the analysis found that adaptation affects changes in the function of space in the Pendopo Building and there were 3 forms of adaptation carried out in the Pendopo buildings, that is adaptation in material changes, adaptation in additions, and adaptation in reductions. Adaptation in the form of material changes and additions to the Pendopo building is in accordance with the adaptation principles. While the form of reduction results in a decline in the important value contained in the building.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samiyah Salim
Abstrak :
Sektor perkantoran yang berada pada bangunan bertingkat tinggi memiliki potensi bahaya dan risiko kebakaran yang signifikan. Penelitian ini memiliki fokus pada analisis sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana penyelamatan jiwa, dan manajemen keselamatan kebakaran di Kantor Pusat PT XYZ. Desain penelitian menggunakan studi observasional dengan pendekatan semi kuantitatif. Pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara, telaah dokumen, serta menggunakan instrumen lembar checklist. Analisis data dilakukan dengan membandingkan kondisi aktual terhadap Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008, Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2016, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2009, dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Berdasarkan hasil penelitian, sistem proteksi kebakaran aktif memperoleh persentase tingkat kesesuaian sebesar 85,2% dengan kriteria baik, sistem proteksi kebakaran pasif memperoleh persentase tingkat kesesuaian sebesar 66,6% dengan kriteria cukup, sarana penyelamatan jiwa memperoleh persentase tingkat kesesuaian sebesar 91,5% dengan kriteria baik, serta manajemen keselamatan kebakaran memperoleh persentase tingkat kesesuaian sebesar 91,8% dengan kriteria baik. Secara umum, elemen sistem proteksi kebakaran dan manajemen keselamatan kebakaran di Kantor Pusat PT XYZ telah memenuhi peraturan dan standar dengan persentase rata-rata yaitu 83,7%. ......The office sector located in high-rise buildings has the potential for significant fire hazards and risks. This study focuses on the analysis of active protection systems, passive protection systems, means of escape, and fire safety management at PT XYZ Head Office. The research design uses an observational study with a semi-quantitative approach. Data collecting is gathered through direct observation, interviews, document review, and using the checklist sheet instrument. Data analysis is performed by comparing the actual conditions with Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008, Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2016, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2009, and Standar Nasional Indonesia (SNI). According to the results of the study, the active fire protection system obtained a percentage level of conformity of 85,2% with good criteria, the passive fire protection system obtained a percentage level of conformity of 66,6% with sufficient criteria, means of escape obtained a percentage level of conformity of 91,5% with good criteria, and fire safety management obtained the percentage of conformity level of 91,8% with good criteria. In general, the elements of fire protection systems and fire safety management at PT XYZ Head Office have complied with regulations and standards with an average percentage of 83,7%.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library