Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lyana Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker paru berkaitan dengan prognosis yang buruk. Oleh karenanya, diperlukan penanda sirkulasi untuk memprediksi respons terapi dan prognosis. Ekspresi mikroRNA 10b miR-10b dan aktivitas fibrinolitik, sebagaimana dicerminkan oleh soluble urokinase-type plasminogen activator receptor suPAR dan plasminogen activator inhibitor 1 PAI-1 , merupakan kandidat biomarker yang menjanjikan.Penelitian ini bertujuan mengevaluasi peran ekspresi miR-21, miR-10b, kadar suPAR dan PAI-1 plasma sebagai prediktor progresi dan respons terapi pada pasien kanker paru stadium lanjut.Penelitian ini merupakan studi kohort dan kesintasan di RS Kanker Dharmais RSKD , Jakarta. Subjek penelitian adalah pasien kanker paru karsinoma bukan sel kecil KPBBSK yang didiagnosis antara bulan Maret 2015 dan September 2016. Ekspresi miR-21 dan miR-10b dikuantifikasi dengan metode real-time polymerase chain reaction RT-PCR . Kadar suPAR dan PAI-1 diperiksa dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay ELISA . Respons terapi dievaluasi berdasarkan kriteria RECIST 1.1. Pasien ditindaklanjuti sampai meninggal atau satu tahun setelah terapi.Terdapat 40 pasien yang dilibatkan dalam studi; 25 orang menyelesaikan sedikitnya4 siklus kemoterapi dan 15 lainnya meninggal selama terapi. Ekspresi miR-21 tidak berhubungan dengan progresi atau respons terapi. Kadar absolut miR-10b >592,145 copies/mL atau FC miR-10b > 0.066 bersifat protektif terhadap progresi dan respons buruk, sedangkan kadar suPAR > 4,237 pg/mL merupakan faktor risiko progresi dan respons buruk. Oleh karena dianggap penting, FC miR-10b juga dimasukkan dalam model prediksi progresi. Kadar PAI-1 > 4,6 ng/mL merupakan faktor protektif untuk respons buruk. Kadar suPAR merupakan faktor risiko independen untuk progresi dan respons buruk, sedangkan kadar PAI-1 merupakan faktor protektif independen untuk respons buruk.Simpulan: Model prediksi untuk progresi dapat dibuat dari ekspresi relatif miR-10b dan kadar suPAR, sedangkan respons terapi dapat diprediksi dari kadar suPARdan PAI-1. Dibutuhkan studi lebih lanjut untuk validiasi model-model prediksi ini.Kata kunci: kanker paru karsinoma bukan sel kecil KPKBSK , miR-10b, miR-21, overall survival, plasminogen activator inhibitor 1 PAI-1 , respons terapi, soluble urokinase-type plasminogen activator receptor suPAR
ABSTRACT
Lung cancer is associated with poor prognosis. Circulating markers to predict treatment response and prognosis is needed. Expression of microRNA10b miR 10b and fibrinolytic activity, as reflected by soluble urokinase type plasminogen activator receptor suPAR and the plasminogen activator inhibitor 1 PAI 1 , were promising as biomarker candidates.This study aimed to evaluate the role of miR 21, miR 10b expression, suPAR and PAI 1 levels as predictors of progression during treatment and treatment response in advanced lung cancer patients.This was cohort and survival study in Dharmais Cancer Hospital DCH . The subjects were non small cell lung cancer NSCLC patients diagnosed between March 2015 and September 2016. Expression of miRNAs were quantified using real time polymerase chain reaction RT PCR method. Levels of suPAR and PAI 1 were assayed using the enzyme linked immunosorbent assay ELISA method. Treatment response was evaluated based on RECIST 1.1. Patients were followed up until death or one year after treatment.Forty patients were enrolled 25 completed at least 4 cycles of chemotherapy and15 patients died during treatment. Absolute and FC miR 21 were not associated with progression or treatment response. Absolute MiR 10b expression 592,145 copies mL or FC miR 10b 0.066 were protective for progressive disease and poor treatment response, while suPAR levels 4,237 pg mL was a risk factor for progressive disease and poor responders. Since FC miR 10b was an important predictive factor, it was included in the prediction model of progression. PAI 1 levels 4.6 ng mL was a protective factor for poor response group of patients. suPAR level was an independent risk factors for progression and poor response, while PAI 1 level was an independent protective factor of poor response.Conclusion A model to predict progression can be developed using miR 10b expression and suPAR levels, while treatment response can be predicted by suPAR and PAI 1 levels. Further studies are needed to validate this model.Key words miR 10b, miR 21, non small cell lung cancer NSCLC , overall survival, plasminogen activator inhibitor 1 PAI 1 , soluble urokinase type plasminogen activator receptor suPAR , treatment response
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cok Ratih Kusumawardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil KPKBSK memiliki prevalensi yang terus meningkat dibandingkan dengan Kanker Paru Karsinoma Sel Kecil KPKSK . Klien dengan KPKBSK kebanyakan memiliki tingkat kecemasan sedang sampai berat dan penurunan pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pada klien KPKBSK. Penelitian ini menggunakan metode dan desain deskriptif korelatif pada 103 klien KPKBSK di RSUP Persahabatan Jakarta timur. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Tingkat kecemasan di ukur dengan menggunakan instrument Zung self rating anxiety scale dan kualitas hidup di ukur dengan menggunakan instrumen EORTC QLQ C-30 Versi 3.0. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pada klien KPKBSK di RSUP Persahabatan Jakarta timur p value < 0.05. Rekomendasi dari penelitian ini adalah diperlukan pelayanan kesehatan jiwa yang terintegrasi dalam pelayanan keperawatan pada klien KPKBSK yang mengalami masalah psikososial khusunya kecemasan, dengan memberikan pendidikan kesehatan dan konseling mengontrol kecemasan.
ABSTRACT
Lung cancer type Non Small Cell Lung Cancer NSCLC has an significant incidence rate compared with Small Cell Lung Cancer SCLC. Clients with NSCLC have a moderate to severe anxiety levels and decreased Quality of life. This is study aims to analyses the relationship between anxiety level with quality of life in NSCLC rsquo S clients. This study used correlative descriptive method and design on 103 NSCLC clients in Persahabatan Hospital East Jakarta. Samples recruited using consecutive sampling. The levels of anxiety was measured with zung self rating anxiety scale and the quality of life was measured using EORTC QLQ C 30 Versi 3.0. The result of this study shows that there is relationship between anxiety levels with quality of life on NSCLCs clients in Persahabatan Hospital p value 0,05 . The recommendation of this study is, NSCLC clients need an integrated mental health services, especially to clients who have a psychosocial problems such as anxiety, by giving health education and counseling to control anxiety.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marscha Iradyta Ais
Abstrak :
Latar Belakang: Jumlah kasus KPKBSK diperkirakan 85% dari seluruh kasus kanker paru dan 40% diantaranya adalah jenis adenokarsinoma. Sebanyak 10%-30% pasien adenokarsinoma mengalami mutasi EGFR dan mendapatkan terapi EGFR-TKI. Mayoritas pasien KPKBSK memiliki respons dan toleransi baik terhadap terapi EGFR- TKI tetapi sebagian kecil pasien mengalami penyakit paru interstisial akibat EGFR- TKI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi gambaran penyakit paru interstisial pada pasien KPKBSK dengan terapi EGFR-TKI di RSUP Persahabatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendeketan kohort retrospektif yang dilakukan bulan Januari 2021 hingga Juni 2022. Subjek penelitian adalah pasien KPKBSK yang mendapatkan terapi EGFR-TKI. Subjek penelitian dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data melalu data sekunder berupa rekam medis dan hasil CT scan toraks pasien yang kontrol di poliklinik onkologi RSUP Persahabatan. Hasil: Pada penelitian ini diperoleh 73 subjek penelitian, pasien KPKBSK dengan mutasi EGFR yang mendapatkan terapi EGFR-TKI di RSUP Persahabatan. Sebanyak 12 dari 73 subjek penelitian mengalami gambaran ILD yang dievaluasi berdasarkan CT scan toraks RECIST I dan II dengan karakteristik jenis kelamin laki-laki (22,2%), kelompok usia 40-59 tahun (19,4%), perokok (24,1%), indeks brinkman berat (42,9%) dan mendapatkan terapi afatinib (26,1%). Proporsi gambaran ILD pada pasien KBPKBSK dengan terapi EGFR-TKI adalah opasitas retikular (58,3%), parenchymal band (33,3%), ground-glass opacities (25%), traction bronchiectasis (25%) dan crazy paving pattern (8,3%). Hasil analisis bivariat dan multivariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, jenis EGFR-TKI, riwayat merokok, indeks brinkman, riwayat penyakit paru dan tampilan status terhadap gambaran ILD. Kesimpulan: Gambaran ILD pada pasien KPKBSK dengan terapi EGFR-TKI meliputi opasitas retikular, parenchymal band, ground-glass opacities, traction bronchiectasis dan crazy paving pattern. Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara faktor-faktor yang memengaruhi terhadap gambaran ILD. ......Background: The number of cases of NSCLC is estimated around 85% of all lung cancer cases and 40% among them are adenocarcinoma. Approximately 10%-30% of adenocarcinoma patients have EGFR mutations and receive EGFR-TKI therapy. The majority of NSCLC patients have a good response and tolerance to EGFR-TKI therapy, but a small group of patients experience EGFR-TKI induced interstitial lung disease. This study aims to determine the proportion of features of interstitial lung disease ini NSCLC patients treated with EGFR-TKI at Persahabatan Hospital. Methods: This study was an analytic observational with a retrospective cohort approach that was conducted from January 2021 until June 2022. The subject were NSCLC patients who received EGFR-TKI treatment. The inclusion and exclusion criteria were used to determine which subjects will be included in the study. Data collection through secondary data from medical record and chest CT scan results of patients controlled at oncology polyclinic at Persahabatan Hospital. Result : In this study, there were 73 subjects of NSCLC with EGFR mutations and received EGFR-TKI therapy at Persahabatan Hospital. There were 12 out of 73 subjects had ILD features which were evaluated based on RECIST I and II chest CT scan with predominant of male (22.2%), age group 40-59 years old (19.4%), smokers (24.1%), severe Brinkman index (42.9%) and received afatinib (26.1%). The proportion of ILD features in NSCLC patients with EGFR-TKI therapy are reticular opacities (58.3%), parenchymal bands (33.3%), ground-glass opacities (25%), traction bronchiectasis (25%) and crazy paving pattern (8.3%). The results of bivariate and multivariate analyzes showed that there was no differences between factors such as sex, age, type of GEFR-TKI, smoking history, Brinkman index, history of lung disease and performance status with features of ILD. Conclusion: Features of ILD in NSCLC patients with EGFR-TKI therapy include reticular opacities, parenchymal bands, ground-glass opacities, traction bronchiectasis and crazy paving pattern. There is no statistically significa
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Nurhayati
Abstrak :
Pendahuluan Kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) merupakan jenis kanker paru yang paling sering ditemukan pada pasien lanjut usia. Penuaan dan inflamasi kronis berkaitan dengan patogenesis KPKBSK. Status fungsional, rasio limfosit monosit dan rasio trombosit limfosit diketahui mencerminkan inflamasi kronis dan berkaitan dengan kesintasan lansia dengan KPKBSK stadium IIIB-IV. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan status fungsional, rasio limfosit monosit dan rasio trombosit limfosit sebagai faktor prognosis kesintasan satu tahun pasien lansia dengan KPKBSK stadium IIIB-IV. Metode Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan subjek pasien lansia KPKBSK stadium IIIB-IV di RS Kanker Dharmais pada periode Januari 2020 – Juni 2022. Hasil hematologi lengkap, status fungsional yang dievaluasi dengan activity daily living (ADL) Barthel-index didapatkan dari rekam medis. Kesintasan dihitung sejak 1 tahun diagnosis ditegakkan. Faktor perancu, antara lain: diabetes mellitus, anemia, penyakit paru obstruktif kronis dan penyakit ginjal kronis. Data diolah dengan SPSS 20.0 menggunakan uji log rank untuk analisis bivariat dan uji regresi Cox untuk analisis multivariat. Hasil Dari 108 pasien, mayoritas subjek usia 60-69 tahun 74,1%, laki-laki 66,7%, stadium IVB 80,5% dengan histologi adenocarsinoma 75,0%. Hubungan status fungsional dengan kesintasan tidak bermakna secara statistik p 0,540, tetapi hasil hubungan antara rasio limfosit monosit dan rasio trombosit limfosit dengan kesintasan satu tahun pada pasien lansia dengan KPKBSK stadium IIIB-IV (p 0,015 dan p 0,001) bermakna. Pada subanalisis, didapatkan status fungsional pada kelompok dengan kemoterapi dan radioterapi berhubungan dengan kesintasan 1 tahun (p 0,044 dan p 0,009) Kesimpulan Rasio limfosit monosit dan rasio trombosit limfosit preterapi sebagai faktor prognosis kesintasan 1 tahun pasien lansia KPKBSK stadium IIIB-IV, sedangkan status fungsional preterapi tidak bisa digunakan sebagai faktor prognosis kesintasan 1 tahun. ......Introduction Non-small cell lung cancer (NSCLC) is the most common lung cancer found in elderly patients. Aging and chronic inflammation related to its pathogenesis. Functional status, lymphocyte to monocyte ratio and platelet to lymphocyte ratio are known describe chronic inflammatory and have correlation to survival in NSCLC older adult stage IIIB - IV. Objective: This study aims to determine functional status, lymphocyte to monocyte ratio and platelet to lymphocyte ratio as prognostic factor to 1-year survival in elderly patients with NSCLC stage IIIB-IV. Method A survival analysis with cohort retrospective study is used on elderly patients with NSCLC stage IIIB-IV in Dharmais Cancer Hospital between January 2020 – June 2022. Medical record data was obtained, including complete blood count dan functional status that evaluated with activity daily living (ADL) Barthel-index. 1-year survival rate since diagnosis NSCLC. Confounding factors such as diabetes mellitus, anemia, chronic obstructive pulmonary disease and chronic kidney disease. Data processing is done with SPSS 20.0 using log rank method for bivariate analysis and Cox regression method for multivariate analysis. Results In 108 patients, the majority subjects are 60-69 years old 74.1%, male 66.7%, stage IV 80.5% and adenocarcinoma 75.0%. A significant correlation is found between lymphocyte to monocyte ratio and platelet to lymphocyte ratio with 1-year survival rate in elderly with NSCLC stage IIIB-IV (p 0,015 and p 0,001). Functional status doesn’t have significant correlation with 1 year survival p 0.540 but it has correlation at chemotherapy and radiotherapy group (p 0.044 and p 0.009). Conclusion Lymphocyte to monocyte ratio and platelet to lymphocyte ratio pretherapy can be used as prognostic factor for 1-year survival in elderly with NSCLC stage IIIB-IV, but functional status can’t be used as a prognostic factor for 1-year survival in elderly
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library